BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan global akan mutu lulusan pendidikan dan sistem Pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
INTEGRASI METODE DEMONSTRASI DAN AUDIOVISUAL TERHADAP PENINGKATAN PSIKOMOTOR PADA PEMBELAJARAN SKILLS LABORATORY

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasy eksperimental design

INTEGRASI METODE DEMONSTRASI DAN AUDIOVISUAL TERHADAP PENINGKATAN PSIKOMOTOR PADA PEMBELAJARAN SKILLS LABORATORY. Naskah Publikasi

DAFTAR PUSTAKA. Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.

BAB V PEMBAHASAN. untuk menjawab beberapa masalah yang telah dibahas pada bab sebelumnya

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa ilmu keperawatan. Lulus dari ujian merupakan keharusan dan

BAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu tidak hanya dari dosen. Metode Pembelajaran SCL

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menjadikan perawat sebagai satu-satunya profesi dengan intensitas

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pendidikan keterampilan klinik di Laboratorium. Keterampilan Klinik (Skills laboratory atau disingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan penilaian pada aspek pengetahuan (Khalidatunnur dkk, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan tanggung jawab utama pendidikan tinggi adalah menyiapkan

BAB IV. Penelitian ini menggunakan design penelitian quasi. experiment pre dan post test with control group. Penelitian ini ingin

BAB I PENDAHULUAN. zaman dan kecanggihan ilmu pengetahuan serta teknologi. Perubahan-perubahan

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. terselenggaranya pelayanan kesehatan yang berkualitas juga (Depkes, 2007).

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan membaca yang tinggi agar dapat mengikuti laju perkembangan ilmu. dapat membuka pintu gerbang ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan tenaga kesehatan yang bermutu, yang mampu bersaing baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan zaman sudah semakin modern terutama pada

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dan dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN

2). Fokus pada kesadaran pada proses pembelajaran dan tanggung jawab. 3). Peran dosen tidak mengajari tetapi menstimulasi proses yang aktif.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan SK Mendiknas No. 323/U/2002 tentang kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) juga. persaingan global yang dihadapi oleh setiap negara, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Jenjang Diploma III keperawatan berperan sebagai perawat. terampil dalam menyelesaikan masalah keperawatan secara mandiri dan

Automotive Science and Education Journal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan perawat terbagi menjadi dua tahap yaitu tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pada era global

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi pada penampilan yang bisa digunakan untuk menilai kompetensi klinik

ARTIKEL SKRIPSI OLEH: NUR AZIZAH SAFITRI NPM:

Jurnal Titian Ilmu Vol. IX, No. 1, 2015

Komentar dan Rekomendasi

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 2 Juni 2012

Ketuntasan Belajar Mahasiswa Kelas Pendidikan Kimia Internasional 2010 Jurusan Kimia FMIPA Unesa pada Mata Kuliah English

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat diperlukan bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. membuat lubang ke dalam trakea dan memasukkan selang indwelling ke

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Metode pembelajaran PiTBL berdampak positif terhadap nilai student

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mata kuliah Anatomi dan Fisiologi merupakan ilmu utama yang penting dan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK PADA METODE DEMONSTRASI DAN AUDIOVISUAL-FLOWCHART DALAM PEMASANGAN IUD KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang

PENINGKATAN KREATIFITAS MAHASISWA DALAM MERANCANG MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA IPA BERBASIS ANIMASI MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. 1. Karakteristik Responden. a. Jenis Kelamin dan Usia. Berdasarkan rekapitulasi data, sebagian besar responden

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. 1. Nilai mahasiswa yang mengikuti PAL lebih tinggi dari yang tidak mengikuti

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengertian pertolongan pertama bukan hanya terkait dengan masalah

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK PADA STANDAR KOMPETENSI MERAWAT BATERAI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SELF DESIGN PROJECT LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMK PADA KOMPETENSI PEMESINAN FRAIS KOMPLEKS

Abstrak. Kata kunci :Eksperimen Inkuiri, Eksperimen Verifikasi, Tingkat Keaktifan, Hasil Belajar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY)

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah menengah kejuruan atau disingkat SMK merupakan salah satu upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. aman dan etis (College of Nurses of Ontario, 2014). Salah satu kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan kemampuan professional yang optimal. Untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,

JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 2 Juli 2017

PENGEMBANGAN VIDEO ANIMASI TUTORIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA DIKLAT AUTOCAD DASAR

BAB I PENDAHULUAN. dan peserta didik melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (5E) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS BIOLOGI SISWA KELAS X SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

INOVASI PEMBELAJARAN DENGAN PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan serta sesuai kebutuhan masyarakat (Febriyani, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. afektif. Kompetensi kognitif, keterampilan, dan afektif harus diuji dengan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA MEDIA AUDIO-VISUAL DENGAN MEDIA GRAFIS (JURNAL) Oleh LUSIANA SIMAMORA

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DEMONSTRASI PHANTOM DIBANDING KOMBINASI VIDEO COMPACT DISC TERHADAP KETRAMPILAN INJEKSI MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI SISWA DI SMPN 1 BATU BERSURAT

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan

Patria Asda STIKES Wira Husada Yogyakarta ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Raden Indra Firmansyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MATERI GEOGRAFI POLITIK MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DAN SMALL GROUP DISCUSSION DI KELAS A/B STKIP PGRI PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pendidikan suatu negara adalah terbentuknya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. widya husada. Penelitian ini dilakaukan diakper widya husada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Keywords: Audiovisual media, writing skills, folklore

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi.

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan global akan mutu lulusan pendidikan dan sistem Pendidikan Tinggi (PT) saat ini membawa konsekuensi untuk memperkuat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tuntutan kompetensi tersebut dapat diwujudkan apabila peserta didik dapat mengikuti serangkaian proses pembelajaran yang efektif, inovatif dan berorientasi pada peserta didik (Murphy et al, 2011). Hal ini sejalan dengan pendapat Sardiman (2011) yang menyatakan bahwa, tantangan dan kebijakan tersebut tidak hanya menjadi tantangan bagi peserta didik untuk lebih aktif dan mandiri dalam belajar, tetapi juga menjadi tantangan institusi pendidikan untuk terus meningkatkan perannya dalam menyediakan lingkungan belajar yang nyaman dan metode pembelajaran yang tepat sehingga dapat menfasilitasi dan memotivasi peserta didik dalam proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang ditentukan. Proses pembelajaran dapat berjalan baik jika didukung oleh berbagai komponen pembelajaran yang berjalan sinergis untuk mencapai tujuan pembelajaran (Trianto, 2011). Salah satu komponen pembelajaran tersebut adalah metode pembelajaran. Sudjana & Rivai (2009) menyatakan bahwa, metode pembelajaran adalah setiap orang, bahan, alat atau peristiwa yang 1

2 dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pembelajar menerima pengetahuan, keterampilan dan sikap. Target kompetensi bagi lulusan Program Studi (Prodi) Diploma III Keperawatan sebagai pendidikan vokasional lebih terfokus pada kemampuan teknikal. Dalam memberikan intervensi keperawatan tersebut, tidak hanya dicapai mahasiswa melalui pembelajaran teori dan konsep, tetapi lebih melalui pembelajaran praktik laboratorium maupun praktik klinik dengan menekankan aspek kompetensi psikomotor (Trianto, 2011). Untuk memenuhi target kompetensi tersebut Prodi Diploma III Keperawatan sejak dini telah melakukan pembelajaran praktik skills laboratory yang bertujuan untuk menyiapkan mahasiswa yang kompeten dalam bidang ilmu keperawatan. Claramita (2007) berpendapat bahwa, skills laboratory merupakan suatu kegiatan pelatihan keterampilan bagi mahasiswa di laboratorium yang bertujuan untuk menyiapkan mahasiswa agar siap dengan keterampilan klinik. Pengelolaan pembelajaran skills laboratory antar institusi pendidikan keperawatan berbeda-beda. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran praktik laboratorium dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan prasarana yang lebih banyak dari pada pembelajaran di kelas. Claramita (2007) menjelaskan bahwa, masalah yang dihadapi dalam pembelajaran skills laboratory saat ini diantaranya adalah keterbatasan jumlah instruktur yang

3 kompeten dalam menyampaikan keterampilan yang diajarkan, belum ada buku Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam melakukan tindakan, jumlah alat bantu praktik, jumlah ruangan, metode dan media pembelajaran yang masih terbatas. Penggunaan metode pembelajaran sangat dibutuhkan karena berinteraksi dengan sumber belajar dan dapat mengarah pada tercapainya hasil belajar yang optimal, hal ini berkenaan dengan taraf berpikir mahasiswa (Sudjana & Rivai, 2009). Salah satu metode pembelajaran skills laboratory yang sering digunakan adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang dinilai sangat efektif untuk menolong peserta didik dalam mencari jawaban dan bagaimana cara mengerjakannya, sehingga peserta didik memperoleh persepsi yang jelas dari hasil pengamatannya, memperoleh pengalaman praktik, kecakapan dan keterampilan (Hamdani, 2010). Penelitian Hastuti (2010) menyatakan bahwa, metode demonstrasi merupakan salah satu metode pembelajaran skills laboratory yang paling sering menjadi pilihan oleh sejumlah dosen/fasilitator di sejumlah institusi keperawatan. Salah satunya adalah pelaksanaan pembelajaran skills laboratory di Akper Insan Husada Surakarta. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi silabus mata kuliah praktik keperawatan bahwa metode demonstrasi masih menjadi metode pembelajaran yang digunakan.

4 Data hasil skills laboratory mata kuliah Keperawatan Dasar di Akper Insan Husada Surakarta yaitu belum dilaksanakannya persamaan persepsi antar dosen/fasilitator mengenai metode pembelajaran yang digunakan sehingga dalam penyampaian materi antar satu kelompok dengan kelompok yang lain mengalami perbedaan. Terkait hal tersebut Westwood (2008) mengungkapkan bahwa tingkat keefektifan dosen/fasilitator tidak hanya berfokus pada salah satu metode pembelajaran saja. Ini artinya seorang dosen/fasilitator idealnya tidak boleh terpaku hanya pada satu metode karena dalam kegiatan belajar mengajar seorang dosen/fasilitator harus dapat menyesuaikan situasi dan kondisi agar tercipta pembelajaran yang berkualitas. Dalam kegiatan pembelajaran idealnya seorang dosen/fasiliator memerlukan bantuan dari alat bantu mengajar seperti media pembelajaran yang dapat menunjang keberhasilannya dalam pembelajaran. Sardiman (2011) menyatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat sehingga proses belajar terjadi. Penggunaan media dalam pembelajaran tidak terbatas pada penggunaannya dalam proses belajar namun juga memiliki tujuan spesifik yaitu tercapainya belajar yang efektif. Penggunaan media dalam pembelajaran merupakan sarana penunjang yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas keberhasilan pembelajaran

5 seperti yang diungkapkan Smaldino (2012) yang menyatakan bahwa teknologi dan media yang disesuaikan dan dirancang secara khusus dapat memberikan kontribusi bagi pembelajaran yang efektif dari seluruh peserta didik dan bisa membantu meraih potensi tertinggi. Ini artinya media dan teknologi memiliki andil yang kontributif untuk dapat meningkatkan kualitas dalam pembelajaran. Data studi pendahuluan di Akper Insan Husada Surakarta pada mahasiswa semester II tahun 2015, menunjukkan bahwa tindakan pemasangan infus dan perawatan luka bersih termasuk dalam jenis keterampilan yang rata-rata nilai praktiknya rendah. Dengan memperhatikan tuntutan masyarakat terhadap kompetensi lulusan Prodi Diploma III Keperawatan, maka dosen/fasilitator perlu menyediakan strategi pembelajaran yang lebih efektif, inovatif dan beorientasi pada peserta didik yang dapat mengatasi hambatan yang ditemui selama menerapkan metode demonstrasi, yaitu penggunaan kemajuan teknologi dengan menggunakan media audiovisual. Media audiovisual dapat mempertinggi proses belajar mahasiswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Dinata (2013) menyatakan bahwa ada beberapa alasan mengapa media audiovisual dapat mempertinggi proses belajar mahasiswa antara lain: 1) pengajaran akan lebih menarik perhatian mahasiswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, 2) bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para mahasiswa dan

6 memungkinkan mahasiswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik, 3) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh pembimbing laboratorium, sehingga mahasiswa tidak bosan, 4) mahasiswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian pembimbing laboratorium. Melihat bahwa mahasiswa masih belum mampu meningkatkan kemampuan keterampilan Keperawatan Dasar dalam pembelajaran skills laboratory dan salah satu hal yang paling mendasar dari permasalahan diatas adalah bagaimana usaha untuk mengintegrasi proses pembelajaran sehingga memperoleh hasil yang maksimal. Maka akan dilakukan perbaikan dengan mengintegrasikan penggunaan metode pembelajaran dan media pembelajaran yang diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkrit sehingga penyerapan mahasiswa terhadap materi pelajaran lebih mudah serta mampu memperbaiki kemampuan psikomotor. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti merasa tertarik melakukan penelitian tentang Integrasi Metode Demonstrasi dan Audiovisual terhadap Peningkatan Psikomotor pada Pembelajaran Skills Laboratory. B. Rumusan Masalah Perbaikan melalui integrasi penggunaan metode pembelajaran dan media pembelajaran diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih

7 kongkrit sehingga penyerapan mahasiswa terhadap materi pelajaran lebih mudah serta mampu memperbaiki kemampuan psikomotor pada pembelajaran skills laboratory. Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah Apakah Integrasi Metode Demonstrasi dan Audiovisual dapat Meningkatkan Kemampuan Psikomotor pada Pembelajaran Skills Laboratory?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kemampuan psikomotor melalui integrasi metode demonstrasi dan audiovisual pada pembelajaran skills laboratory. 2. Tujuan Khusus Penelitian a. Menganalisis kemampuan psikomotor melalui metode demonstrasi pada pembelajaran skills laboratory. b. Menganalisis kemampuan psikomotor melalui integrasi metode demonstrasi dan audiovisual pada pembelajaran skills laboratory. c. Membandingkan hasil analisis kemampuan psikomotor melalui metode demonstrasi dan integrasi metode demonstrasi dan audiovisual pada pembelajaran skills laboratory.

8 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh profesi keperawatan sebagai sumber informasi tentang kegunaan dan fungsi metode pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan belajar praktikum mahasiswa khususnya pada pembelajaran skills laboratory. 2. Manfaat Aplikatif a. Bagi Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai acuan dalam memperbaiki sarana metode pembelajaran skills laboratory sehingga tujuan institusi untuk meningkatkan kemampuan praktikum mahasiswa terpenuhi. b. Bagi Mahasiswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam menguasai dan meningkatkan kemampuan kompetensi pada pembelajaran skills laboratory dengan metode yang tepat. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pengaruh integrasi metode demonstrasi dan audiovisual dalam pembelajaran skills laboratory. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan metode pembelajaran yang lain, yang dapat

9 digunakan dalam pembelajaran laboratorium untuk meningkatkan kemampuan psikomotor mahasiswa. E. Penelitian Terkait Berdasarkan penelusuran pustaka, peneliti menemukan beberapa penelitian tentang metode pembelajaran dan media pembelajaran, adapun penelitian terdahulu antara lain: 1. Gupta, Kaur and Charania (2016) dengan judul Valuation of the Impact of Different Health Education Methods in Undergraduate Students of Dental College, Mathura City. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai dampak dari metode pembelajaran ceramah, power point dan audiovisual pada mahasiswa sarjana kedokteran gigi di College, Mathura. Sample pada penelitian ini sebanyak 150 mahasiswa dengan pembagian 50 mahasiswa untuk setiap kelas dan kemudian dibagi menjadi tiga kelompok yang berbeda. Kemudian mahasiswa diminta untuk mengisi kuesioner dan memberikan saran sebagai bahan masukan tentang perkuliah yang dilakukan. Desain penelitian menggunakan quasi-eksperimental dengan menggunakan t-test, Anova dan Fisher. Kesimpulan dari penelitian didapat bahwa 100 mahasiswa lebih menyukai metode audiovisual dibandingkan dengan kedua metode yang lain dengan alasan metode

10 audiovisual lebih menarik karena adanya penggabungan gambar dan animasi. Kesamaan penelitian adalah desain penelitian menggunakan quasieksperimental. Perbedaan penelitian adalah perbandingan penggunaan 3 kelompok intervensi dimana diterapkan metode pembelajaran ceramah, power point dan audiovisual tanpa membandingkan dengan kelompok kontrol. Sementara dalam penelitian ini hanya membandingkan hasil penilaian psikomotor pada kelompok intervensi dimana diterapkan metode pembelajaran demonstrasi dan media audiovisual sementara kelompok kontrol diterapkan metode pembelajaran demonstrasi saja. 2. Hastuti (2010) dengan judul Analisis Pembelajaran Laboratorium Keperawatan Jiwa Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk: mengetahui gambaran mengenai perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi pembelajaran laboratorium keperawatan jiwa di Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Strategi penelitian yang digunakan adalah studi kasus terpancang (embedded case study research). Analisa data dilakukan melalui analisis kualitatif. Sumber data penelitian terdiri dari mahasiswa yang masih mengikuti pendidikan dan telah mendapatkan materi mata kuliah keperawatan jiwa, dosen

11 pengampu/instruktur mata kuliah keperawatan jiwa dan pengelola yaitu kepala bagian laboratorium. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, Focus Group Discussion (FGD), observasi partisipasif dan studi dokumen. Hasil penelitian membawa implikasi bahwa Akper PKU Muhammadiyah Surakarta sebagai lembaga pendidikan keperawatan perlu meningkatkan kualitas pembelajaran untuk pelaksanaan kurikulum selanjutnya dan kualitas dosen pengampu/instruktur khususnya keperawatan jiwa. Tidak ada kesamaan penelitian dengan penelitian ini. Perbedaan penelitian adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan embedded case study research sementara pada penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan desain penelitian menggunakan quasi-eksperimental. 3. Mehrpour et all (2013) dengan judul A Supplemental Video Teaching Tool Enhances Splinting Skill. Responden penelitian ini adalah 474 mahasiswa kedokteran dan dibagi menjadi dua kelompok. Semua responden menerima pembelajaran selama 90 menit tentang bagaimana pemasangan gips dan splints, kemudian untuk kelompok intervensi ditambahkan dengan media audiovisual (video). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa kedokteran yang menonton video memiliki skor rata-rata 7,6

12 sedangkan kelompok kontrol memiliki rata-rata 2,0 pada pelaksanaan Objective Structured Clinical Examinaion (OSCE). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa dengan penambahan media video dalam pembelajaran dapat meningkatkan kinerja keterampilan klinis pemasangan pemasangan gips dan splints pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol yang hanya menggunakan metode tradisional. Kesamaan penelitian adalah penggunaan kelompok intervensi dimana diterapkan metode pembelajaran dengan menambahkan media audiovisual. Perbedaan penelitian adalah menilai proses pembelajaran pada peningkatan kemampuan kognitif dan psikomotor dalam evaluasi hasil pembelajaran dengan sistem OSCE. Sementara dalam penelitian ini hanya menilai peningkatan kemampuan psikomotor pada saat pembelajaran berlangsung. 4. Shaw et all (2015) dengan judul An Evaluation of Videos used to Support Clinical Skills Teaching for Pre-registration Student Nurses. Penelitian ini menggunakan desain terkontrol secara acak. Sebuah kelompok intervensi yang mengajarkan tatap muka di laboratorium keterampilan klinis dengan dilengkapi akses video e-learning sedangkan kelompok kontrol menerima pengajaran di kelas yang sama yaitu tatap muka tetapi tidak menggunakan akses video e-learning. Sampel penelitian

13 ini adalah mahasiswa keperawatan tanpa melihat jenis kelamin dan usia (n = 229). Mahasiswa dibagi sama rata dengan alokasi acak yaitu kelompok intervensi (n = 44) dan kelompok kontrol (n = 44). Hasil dari penelitian ini adalah rata-rata untuk semua keterampilan klinis dalam metode OSCE pada kelompok intervensi yang melihat video e-learning lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol, dengan signifikasi secara statistik >0,05. Kesamaan penelitian adalah penggunaan kelompok intervensi dimana diterapkan metode pembelajaran demonstrasi dan audiovisual sementara kelompok kontrol diterapkan metode pembelajaran demonstrasi saja. Perbedaan penelitian adalah menilai proses pembelajaran pada peningkatan kemampuan kognitif dan psikomotor dalam evaluasi hasil pembelajaran dengan sistem OSCE. Sementara dalam penelitian ini hanya menilai peningkatan kemampuan psikomotor pada saat pembelajaran berlangsung. 5. Sever, Oguz-Unver and Yurumezoglu (2013) dengan judul The Effective Presentation of Inquiry-Based Classroom Experiments Using Teaching Strategies that Employ Video and Demonstration Methods. Responden dari penelitian ini adalah guru (N = 149) yang melakukan pengajaran di kelas. Dengan menggunakan desain quasi-eksperimental dan penggunaan pretest, post-test dan uji kelayakan pada kelompok

14 kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua aspek yaitu aspek kuat dan lemah dari kedua strategi pengajaran. Sehingga dari penelitian diatas dapat ditarik kesimpulan dengan menggunakan dua metode pembelajaran akan lebih efektif dalam proses belajar mengajar dan juga merupakan alternatif untuk bahan pengajaran serta sebagai strategi yang dapat digunakan di sekolah-sekolah apabila masih menggunakan metode tradisional. Kesamaan penelitian adalah desain penelitian menggunakan quasieksperimental. Perbedaan penelitian adalah penggunaan uji kelayakan pada kelompok kontrol. Sementara dalam penelitian ini hanya membandingkan hasil penilaian psikomotor pada kelompok intervensi dimana diterapkan metode pembelajaran demonstrasi dan media audiovisual sementara kelompok kontrol diterapkan metode pembelajaran demonstrasi saja. 6. Wahyuni (2016) dengan judul The Effectiveness of Demonstration Method Through Audio Visual Media to the Students Speaking Ability. Metode demonstrasi dan media audiovisual adalah metode dan media yang digunakan oleh banyak peneliti sebagai satu bagian dalam prosedur belajar mengajar. Media audiovisual digunakan untuk mempresentasikan bahan ajar dan metode demonstrasi digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran. Metode dan media ini sangat efektif untuk

15 meningkatkan kemampuan berbicara mahasiswa jurusan Bahasa Inggris karena mampu menciptakan perasaan, perhatian, kemampuan dan keterampilan mahasiswa. Selain itu metode pembelajaran ini, juga dapat digunakan pada kelompok besar ataupun kecil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan berbicara mahasiswa jurusan Bahasa Inggris. Adapun desain dalam penelitian ini adalah quasi-eksperimental. Dalam melakukan penelitian, peneliti membagi dua kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata dari kelompok intervensi (43,3%) lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol (34,5%). Ini berarti bahwa penggunaan metode demonstrasi dan media audiovisual dapat meningkatkan kebiasaan berbicara mahasiswa jurusan Bahasa Inggris. Oleh karena itu, direkomendasikan untuk semua pengajar Bahasa Inggris mengaplikasikan metode tersebut dalam proses belajar mengajar. Kesamaan penelitian adalah penggunaan kelompok intervensi dimana diterapkan metode pembelajaran demonstrasi dan audiovisual sementara kelompok kontrol diterapkan metode pembelajaran demonstrasi saja. Perbedaan penelitian adalah penelitian kualitatif sementara pada penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan desain penelitian menggunakan quasi-eksperimental.