BAB I PENDAHULUAN. membuat bahasa tersebut menjadi sarana komunikasi, karena fungsi bahasa adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa sangat penting, karena belajar bahasa berarti belajar

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh lebih dari separuh penduduk dunia. Bahasa tersebut berperan

BAB I PENDAHULUAN. dari segala penjuru dunia, tidak hanya informasi dalam negeri tapi juga

BAB III METODE PENELITIAN. yang memfokuskan pada proses belajar di kelas. Peserta didik menjadi subjek

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga

BAB I PENDAHULUAN. asing lainnya seperti bahasa Jerman. Dengan diajarkannya bahasa Jerman peserta

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

BAB I PENDAHULUAN. oleh siswa kelas X. Hal ini sesuai dengan kurikulum yang saat ini berlaku di

BAB I PENDAHULUAN. khususnya para pelajar untuk mampu menguasai bahasa asing sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia bukan tentang ilmu bahasa atau ilmu sastra, melainkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kehidupan manusia. Dengan

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam dunia pendidikan, diajarkan mulai dari sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat. Bahasa asing sangat

96. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran bahasa terdapat empat kompetensi dasar, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa proses belajar mengajar merupakan upaya yang dilakukan. aspek yang lain yang digunakan untuk mencapai tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. penting karena melalui bahasa manusia dapat berinteraksi. Oleh karena itu,

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan keterampilan berbahasa siswa. Keterampilan berbahasa tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

95. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

PENERAPAN PERSPECTIVE ACTIONNELLE UNTUK

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ketrampilan reseptif dan ketrampilan produktif. Ketrampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. keterampilan hidup (life skills) yang harus dikuasai. Bahasa sebagai alat untuk dapat berinteraksi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu (1) keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan menulis seseorang akan mampu mengungkapkan segala pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salahsatu kewenangan otonomi daerah yaitu memiliki kewenangan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa yang terdiri dari mendengarkan, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Ia memiliki dunia dan karakteristik sendiri yang jauh berbeda dari orang dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk berargumentasi atau mengemukakan ide-ide.pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari

BAB I PENDAHULUAN. memahami bahasa masing-masing pun semakin tinggi. Oleh karena itu, wajar jika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

100. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

99. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. cukup meningkat. Hal ini, didasarkan akan kebutuhan masyarakat akan. pentingnya bahasa asing itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya. Menurut Oemarjati dalam Milawati (2011: 1) tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Alat komunikasi yang sangat penting bagi kehidupan manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan. Kurikulum terus berganti dari kurikulum 1975 hingga kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk berkomunikasi antar manusia. Bahasa sebagai alat. mempunyai kemampuan berbahasa yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu: keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bunyi sedangkan bentuk tulisan memakai symbol berupa huruf.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. antar bangsa, sebagai anggota masyarakat bahasa. Selain bahasa ibu, bahasa asing

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB III METODE PENELITIAN. atau Classroom Action Research (CAR). Pendekatan PTK dipilih karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Di dalam kurikulum ini terdapat pergeseran model pembelajaran dari

I. PENDAHULUAN. pengupayaan ini akan mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan ide, gagasan, serta perasaan secara lisan sebagai proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan itu sendiri merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja dan

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini sistem pendidikan masih cenderung mengarah pada dua

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di

PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan pendidikan. Bahasa Inggris memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa. Menulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah tonggak keberhasilan suatu bangsa. Suatu bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menyunting memiliki berbagai macam bentuk, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya penguasaan yang menggunakan bahasa lisan, sementara

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri, alat untuk berintegrasi dan beradaptasi sosial,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Shindy Grafina Callista, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan utama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mempelajari bahasa terutama bahasa asing seseorang harus membuat bahasa tersebut menjadi sarana komunikasi, karena fungsi bahasa adalah untuk berkomunikasi. Tujuan mempelajari bahasa asing adalah untuk menambah pengetahuan serta mampu berkomunikasi dengan bahasa yang dipelajari. Saat ini pembelajaran bahasa asing selain bahasa Inggris semakin mendesak, sebab banyak informasi dan ilmu pengetahuan bersumber dari buku, web, majalah, koran, dan sebagainya yang berbahasa asing. Salah satu bahasa asing yang dipelajari dalam hal ini adalah bahasa Prancis. Bahasa Prancis merupakan bahasa yang digunakan dalam suatu organisasi dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) selain bahasa Inggris, Mandarin, Spanyol, Arab dan Rusia. Hal ini menyebabkan bahasa Prancis dipelajari di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Oleh sebab itu, bahasa Prancis mempunyai penanan penting dalam perkembangan bahasa. Peran bahasa Prancis tidak hanya sebagai alat atau media untuk berkomunikasi antar bangsa tetapi semakin luas, yaitu sebagai bahasa ilmu pengetahuan, teknologi, sosial-ekonomi, budaya, bahkan seni. Dalam bidang ilmu pengetahuan, di Indonesia bahasa Prancis diajarkan di kalangan SMA, SMK dan MA. Salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) yang mengajarkan bahasa Prancis mulai dari kelas X, XI dan XII adalah SMA Negeri 1 Mertoyudan Magelang. Bahasa Prancis di SMA Negeri 1 Mertoyudan Magelang 1

2 masuk dalam muatan lokal dengan pertemuan 2x45 menit per minggu dan memiliki 1 (satu) ruang kelas bahasa Prancis. SMA Negeri 1 Mertoyudan Magelang terletak di Jalan Pramuka no 46 Panca Arga I, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Kurikulum pembelajaran di SMA N 1 Mertoyudan Magelang menerapkan Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dilaksanakan mulai 2006/2007, merupakan penyempurnaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau kurikulum 2004, yaitu seperangkat rencana pendidikan yang berorientasikan pada kompetensi dan hasil belajar siswa. Hal ini berarti guru harus mempunyai wawasan yang cukup tentang strategi untuk pembelajaran yang diampunya (Muslich, 2009:10). Sesuai kurikulum yang ada, keterampilan bahasa dibagi menjadi 4 (empat) keterampilan berbahasa meliputi mendengarkan (compréhension orale), berbicara (expression orale), membaca (compréhension écrite) dan menulis (expression écrite). Setiap keterampilan mempunyai hubungan yang erat dengan prosesproses berpikir yang mendasari bahasa. Keterampilan tersebut dapat dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan. Salah satu keterampilan yang akan diteliti dalam pembelajaran ini yaitu keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara merupakan salah satu kegiatan berbahasa yang penting dalam kehidupan sehari-hari, karena dengan menguasai keterampilan berbicara, peserta didik akan mampu mengekspresikan pikiran, ide dan perasaan. Keterampilan berbicara dalam hal ini adalah keterampilan berbicara bahasa Prancis. Peserta didik diharapkan

3 mampu berbicara dengan guru, teman atau orang lain yang dapat berbahasa Prancis dengan lancar. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada tanggal 3 Oktober 2014 di SMA Negeri 1 Mertoyudan Magelang, pelajaran bahasa Prancis masih belum dapat memberikan hasil maksimal dari pembelajarannya. Dilihat dari aktivitas dan proses belajar di kelas masih ditemukan beberapa permasalahan yang perlu diatasi khususnya kelas XII IPS 5. Permasalahan yang ditemui di SMA N 1 Mertoyudan berhubungan dengan masalah keterampilan berbicara dalam pembelajaran bahasa Prancis, antara lain ketika peneliti melaksanakan Praktik Penelitian Lapangan (PPL) pada tahun 2012 di kelas X dan XI selama sepuluh kali pertemuan, selanjutnya peneliti melakukan observasi kembali untuk melihat kemajuan peserta didik dalam berbicara bahasa Prancis pada tahun 2014 di kelas XII, hasil observasi menunjukkan bahwa kemampuan berbicara bahasa Prancis peserta didik tidak menunjukkan perubahan yang signifikan, salah satu contohnya yaitu masih banyak pengucapan yang salah walaupun sudah dibahas di kelas X atau XI. Contoh lainnya adalah ketika guru berupaya berkomunikasi dalam bahasa Prancis, peserta didik belum banyak merespon secara alami karena merasa bahasa Prancis sulit untuk dipelajari, malu, takut salah, kurang percaya diri, kurangnya waktu untuk melatih kemampuan berbicara, juga karena minimnya kosakata dan pengetahuan peserta didik tentang penggunaan bahasa Prancis pada saat yang tepat. Permasalahan-permasalahan tersebut menyebabkan peserta didik merasa kurang tertarik, tidak berminat dan kurang termotivasi untuk mengikuti

4 pembelajaran yang selanjutnya merupakan kendala bagi peserta didik untuk mampu berkomunikasi dalam bahasa Prancis. Sejalan dengan hasil angket per individu yang telah diambil oleh peneliti menunjukkan bahwa peserta didik yang menyukai bahasa Prancis sebanyak 10 orang peserta didik dari 27 orang peserta didik, 17 orang peserta didik lainnya menyatakan tidak terlalu menyukai bahasa Prancis bahkan tidak menyukai bahasa Prancis. Sebagian besar peserta didik mengungkapkan bahwa bahasa Prancis adalah pembelajaran yang membosankan, kosakata bahasa Prancis yang sulit untuk diingat, cara pengucapan bahasa Prancis yang sulit dan berbeda dengan tulisan dan guru yang mengajarkan bahasa Prancis terlalu cepat dalam menjelaskan. Hal tersebut menunjukkan bahwa belum optimalnya guru pengampu bahasa Prancis dalam mengelola proses pembelajaran, juga disebabkan peserta didik yang belum mengikuti proses pembelajaran di kelas secara optimal. Sangat diperlukan media yang menarik dan dapat memotivasi peserta didik dalam berkomunikasi secara aktif untuk mendukung teknik-teknik pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Berdasarkan masalah-masalah yang telah disebutkan, maka media pembelajaran merupakan solusi yang dipandang sebagai pendukung alternatif yang membantu guru dalam meningkatkan proses pembelajaran keterampilan berbicara, dan diharapkan dapat mengiringi peserta didik untuk mampu berkomunikasi dengan bahasa Prancis dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.

5 Media diharapkan dapat menarik perhatian peserta didik dan menciptakan suasana lebih segar, serta mengurangi kejenuhan dalam kelas. Media yang dipandang dapat membantu meningkatkan keterampilan berbicara adalah media Sock Puppet. Kelebihan penerapan media Sock Puppet selama proses pembelajaran bahasa telah diamati oleh peneliti lain sebelumnya. Berdasarkan wawancara tanggal 15 September 2014 antara peneliti dan guru bahasa Prancis ibu Rahmawati Durotul Janah, S.S. media boneka kaus kaki (Sock Puppet) belum pernah diterapkan untuk meningkatkan keterampilan berbicara peserta didik. Media Sock Puppet merupakan media yang ditampilkan secara prolog atau dialog antar peserta didik. Media ini memberikan pendidikan dan hiburan yang menarik bagi peserta didik sehingga menjadi lebih komunikatif. Seperti pendapat dari Daryanto (2013:33) media boneka merupakan salah satu model perbandingan berupa benda tiruan dari bentuk manusia dan atau binatang. Media tiruan sering disebut sebagai model. Belajar melalui model dilakukan untuk pokok bahasan tertentu yang tidak mungkin dilakukan melalui pengalaman langsung atau melalui benda sebenarnya. Media Sock Puppet dapat membantu peserta didik yang mempunyai rasa takut atau malu berbicara didepan umum, karena media ini mempunyai fungsi sebagai peran pengganti peserta didik untuk melakukan pembelajaran khususnya dalam keterampilan berbicara. Peserta didik tetap dapat mengungkapkan pikiran, ide atau gagasan mereka secara lisan, dibantu dengan peran pengganti boneka kaus kaki (Sock Puppet) yang ditampilkan dengan bermain secara berkelompok atau individu. Dilihat dari kebutuhan peserta didik dan kelebihan media Sock Puppet di atas, penerapan media Sock Puppet dapat menjadi alternatif sekaligus inovasi bagi guru dalam pembelajaran keterampilan berbicara agar semakin meningkat. Oleh karena itu,

6 untuk mengatasi permasalahan yang ada di SMA N 1 Mertoyudan Magelang yang berkaitan dengan keterampilan berbicara, maka peneliti menggunakan media Sock Puppet sebagai media pembelajaran. Peneliti dan guru kolaborator mengadakan penelitian pada peserta didik kelas XII IPS 5 SMA N 1 Mertoyudan Magelang yang berbentuk penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Prancis dengan Menggunakan Media Sock Puppet Kelas XII IPS SMA N 1 Mertoyudan Magelang. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Kurangnya minat dan motivasi peserta didik belajar bahasa Prancis, karena rasa takut salah, malu dan tidak percaya diri. 2. Rendahnya keterampilan berbicara peserta didik kelas XII IPS 5 SMA N 1 Mertoyudan Magelang. 3. Peran guru dalam proses pembelajaran bahasa Prancis cenderung lebih dominan sedangkan peserta didik lebih banyak pasif. 4. Dua tahun lebih mempelajari bahasa Prancis, akan tetapi tidak ada perubahan yang signifikan dalam keterampilan berbicara bahasa Prancis. 5. Guru belum memilih berbagai media pembelajaran yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, muncul permasalahan yang harus diselesaikan. Agar penelitian ini terfokus dan mendalam kajiannya, perlu ada

7 batasan masalah penelitian. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi pada permasalahan bagaimana meningkatkan keterampilan berbicara peserta didik kelas XII IPS 5 SMA N 1 Mertoyudan Magelang dengan menggunakan media Sock Puppet. Pembatasan masalah tersebut dipilih terkait dengan adanya masalah, yaitu masih rendahnya keterampilan berbicara peserta didik kelas XII IPS 5 SMA N 1 Mertoyudan Magelang. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang diajukan peneliti adalah Bagaimanakah penerapan media Sock Puppet dalam meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Prancis pada peserta didi kelas XII IPS 5 SMA N 1 Mertoyudan?. E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan media Sock Puppet dapat meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Prancis peserta didik kelas kelas XII IPS 5 SMA N 1 Mertoyudan. F. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai media Sock Puppet dan penggunaannya dalam meningkatkan keterampilan berbicara dalam pembelajaran bahasa Prancis.

8 2. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi : a. Guru 1) Membantu guru mengatasi permasalahan pembelajaran yang diampu sehingga lebih mampu membantu peserta didik mencapai keberhasilan belajar. 2) Meningkatkan kemampuan meneliti guru, khususnya penelitian yang berorientasi pada peningkatan kualitas pembelajaran. 3) Meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran yang diampu. b. Sekolah Diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan pada umumnya dan khususnya dalam pembelajaran bahasa Prancis. c. Calon Pendidik Memberikan masukan agar termotivasi untuk menggunakan media yang lebih bervariasi khususnya bagi pembelajar bahasa Prancis. G. Batasan Istilah 1. Peningkatan, suatu cara atau proses yang dilakukan secara sengaja untuk meningkatkan kemampuan tertentu, dalam hal ini adalah keterampilan berbicara. 2. Keterampilan Berbicara, adalah kemampuan menggunakan bahasa Prancis lisan sesuai konteks dalam interaksi sosial untuk menyampaikan gagasan atau pesan sederhana dalam kebutuhan sehari-hari.

9 3. Media Pembelajaran, merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima, dan dapat memotivasi pikiran, perasaan, perhatian dan minat peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar dapat terjadi. 4. Media Sock Puppet, merupakan alat pembelajaran berupa boneka terbuat dari kaus kaki. Boneka tersebut dimainkan oleh seorang dalang, yang memakai kaus kaki di tangan dan lengannya, dengan mulut boneka yang dibentuk dari daerah antara tumit kaus kaki dan jari kaki, selanjutnya mulut boneka diberi lidah yang menempel di dalamnya. Ibu jari dalang bertindak sebagai rahang. Sock Puppet mempunyai fungsi untuk memberikan pengalaman yang konkret karena terlibat langsung dalam pembelajaran menggunakan media Sock Puppet dan membangkitkan motivasi serta semangat peserta didik untuk mengkuti pembelajaran bahasa Prancis karena merasa tertarik dengan media Sock Puppet.