BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Sarana pelayanan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan upaya bangsa Indonesia untuk

BAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki peran sangat strategis dalam upaya mempercepat. peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia (Hatta, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai sebuah pelayanan yang baik bagi pasien. sesuai dengan klasifikasi yang diberlakukan di Indonesia (ICD-10) tentang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Dalam KEPMENKES RI No. 377/MENKES/SK/ III/2007 tentang. Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. satu faktor pendukung terpenting. Di dalam Permenkes RI Nomor

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan. rawat darurat. Rustiyanto (2010), mengatakan bahwa pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

Ketepatan Penentuan Kode Penyebab Dasar Kematian Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga Triwulan IV Tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN. Nasional) yang diselenggarakan oleh BPJS (Badan Pelaksanan Jaminan

dalam pelayanan kesehatan yang lebih bermutu. Adapun salah satu upaya dilakukan melalui suatu sistem jaminan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Klasifikasi dan kodefikasi penyakit, Aspek hukum dan etika profesi, Manajemen rekam medis & informasi kesehatan, Menjaga mutu rekam

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sebuah pelayanan yang baik bagi pasien. 1. standar profesi rekam medis dan informasi kesehatan. Standar profesi rekam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, puskesmas adalah unit pelaksana. teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung-jawab

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

HUBUNGAN ANTARA CODER (DOKTER DAN PERAWAT) DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN ICD-10 DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SAMBUNGMACAN II. No.../.../.../SK/... TENTANG STANDARISASI KODE KLASIFIKASI DIAGNOSA DAN TERMINOLOGI

PERAN PENTING PENULISAN DIAGNOSIS UTAMA DAN KETEPATAN KODE ICD-10 SEBAGAI DATA BASE SURVEILANS MORBIDITAS STUDI KASUS DI RS KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa rumah. sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

Dwi Setyorini, Sri Sugiarsi, Bambang Widjokongko APIKES Mitra Husada Karanganyar

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang berkembang di Indonesia sangat. beragam macamnya, di antaranya ada rumah sakit, puskesmas, dokter

Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi

DAFTAR PUSTAKA. Abdelhak, M., Grostik, S., Hanken, M. A. (2001). Health Information Management of a Strategic Resource. Sydney: W B Saunders Company.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap rumah sakit diwajibkan menyelenggarakan rekaman atau. rekam medis. Menurut Huffman (1994), rekam medis adalah rekaman atau

BAB I PENDAHULUAN. rangka pemberian pelayanan kesehatan. Dokumen berisi catatan dokter,

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN) yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan. dapat dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kesehatan (health system) adalah tatanan yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. medis maupun non medis. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan. Republik Indonesia No. 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Salah satu fungsi dari Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. di dunia untuk sepakat mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pelayanan rujukan medis spesialistik yang mempunyai fungsi utama

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Untuk memenuhi hak masyarakat miskin dalam. agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Puskesmas. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

Kata Kunci : Pengodean, Rekam Medis, JKN, Kejelasan dan Kelengkapan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan adalah sesuai dengan standar pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Kesehatan RI,Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis,Jakarta: 2008

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. 1. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. mengutamakan kepentingan pasien. Rumah sakit sebagai institusi. pelayanan kesehatan harus memberikan pelayanan yang bermutu kepada

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 377/Menkes/SK/III/2007

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk sistem informasi manajemen. mendapatkan pelayanan gawat darurat. 2

LATAR BELAKANG. 72 Jurnal Kesehatan, ISSN , VOL. V. NO.1, MARET 2011, Hal 72-78

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan dalam. kemampuan manajemen menggunakan informasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan. fasilitas kesehatan padat teknologi dan padat pakar.

BAB I PENDAHULUAN. yang bermutu dan memperoleh penghasilan yang cukup untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat dan jenis pelayanan

Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik dibidang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

: DIKA BAYU SETIANTO NIM D

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan bisa menjalani aktifitas kehidupannya dengan baik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. 1. maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan umum di bidang kesehatan yang

HUBUNGAN KETEPATAN PENULISAN DIAGNOSIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS KASUS OBSTETRI GYNECOLOGY PASIEN RAWAT INAP DI RSUD. Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN CODER DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS PASIEN RAWAT INAP JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT BERDASARKAN ICD-10 DI RSUD SIMO BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan tentang pelaksanaan pengkodean

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. kepada pasien termasuk kualitas pendokumentasian rekam medis. memelihara rekam medis pasiennya. Menurut Hatta (2012), rekam medis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, masyarakat kini sudah mengerti

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan antar komponen yang ketat (complex and tightly coupled), khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan usahanya tidak semata-mata mencari keuntungan. Rumah

TINJAUAN HUBUNGAN ANTARA SPESIFISITAS DIAGNOSIS UTAMA DENGAN AKURASI KODE KASUS PENYAKIT BEDAH PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang mendasar bagi setiap individu. Kesehatan juga merupakan topik yang tidak pernah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting untuk diperhatikan. Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan secara maksimal, sarana pelayanan kesehatan harus memperhatikan pelayanan medis maupun non medis. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis pasal 1 ayat 3, sarana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Sarana pelayanan kesehatan yang menjadi tujuan utama masyarakat adalah rumah sakit. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 1, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Sebuah rumah sakit wajib untuk menyelenggarakan rekam medis. Rekam medis yang baik merupakan cerminan pelayanan kesehatan yang bermutu. Mutu pelayanan rumah sakit dapat dilihat dari rekam medis yang bermutu pula. Guna memberikan pelayanan yang bermutu rekam medis harus diisi dengan lengkap setelah pasien mendapatkan pelayanan kesehatan. 1

2 Penyelenggaraan rekam medis di suatu rumah sakit dapat menjadi bukti bahwa rekam medis sangat dibutuhkan dalam pelayanan pasien. Unit rekam medis adalah suatu unit yang memiliki beberapa sub fungsi, di antaranya fungsi yang mengurusi perakitan dan pengendalian (assembling, coding dan indeksing) serta fungsi yang berperan sebagai penganalisis data pelaporan (analising dan reporting). Salah satu fungsi pelayanan di rekam medis yang mendukung meningkatnya kualitas data dan pelayanan di rumah sakit adalah klasifikasi atau kodefikasi. Kodefikasi adalah fungsi bagian dari rekam medis yang bertugas dalam pengodean jenis penyakit, diagnosa pasien, serta sebab kematian pada pasien. (Dwi, 2013) Kodefikasi penyakit merupakan satu diantara hal penting dalam penyediaan informasi kesehatan. Kodefikasi digunakan untuk memberi kode penyakit sesuai aturan WHO tentang koding diagnosa yang terdiri dari huruf dan angka sehingga memudahkan proses pelaporan penyakit. Tingkat ketepatan dalam proses kodefikasi sangat dibutuhkan guna menyediakan informasi yang berkualitas. Ketidaktepatan kode yang diberikan pada proses kodefikasi akan berpengaruh terhadap kegiatan pembuatan pelaporan dan pengambilan keputusan rumah sakit. Selain untuk kepentingan pembuatan laporan dan pengambilan keputusan, ketepatan kode penyakit yang diberikan juga digunakan oleh pihak asuransi sebagai dasar untuk mengklaim biaya asuransi yang sudah disepakati bersama oleh pihak penyedia asuransi dan pengguna asuransi tersebut.

3 Pengkodean penyakit yang tidak tepat dapat berdampak pada kualitas informasi yang dihasilkan, terkait dengan aspek rekam medis ALFRED yang mempunyai nilai untuk kepentingan administratif, hukum (legal), finansial, riset, edukasi, dan dokumentasi (Hatta, 2008). Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, oleh Retno (2013), dari 93 (100%) rekam medis, hanya terdapat 78 (83,87%) rekam medis yang pengodean diagnosa utamanya tepat, dan kode diagnosa utama yang tidak tepat sebesar 15 rekam medis atau 16,13%. Adapun oleh Andreas (2014), dari 85 (100%) rekam medis, terdapat 38 (48%) rekam medis dengan diagnosa utama yang spesifik dan akurat, 41 (52%) rekam medis dengan diagnosa utama yang spesifik dengan kode tidak akurat, 0 (0%) rekam medis dengan diagnosa utama tidak spesifik dengan kode yang akurat, dan 6 (100%) rekam medis dengan diagnosa utama tidak spesifik dengan kode yang tidak akurat. Faktor - faktor penyebab ketidaktepatan pengodean penyakit yaitu tulisan diagnosa dokter yang sulit terbaca, ketidaklengkapan informasi dari pemeriksaan penunjang, terdapat penggunaan singkatan yang baru dan tidak biasa digunakan (Mandels, 2013), penulisan diagnosa utama yang tidak spesifik (Dwi, 2013), kurangnya waktu dokter untuk menulis diagnosa, penulisan diagnosa utama yang tidak spesifik, ketelitian petugas koding dalam menganalisis lembar-lembar rekam medis rawat inap seperti anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, resume dan lembar-lembar rekam medis (Saka, 2012), diagnosa utama yang tidak

4 spesifik, kurangnya komunikasi antara petugas koding dan dokter, petugas koding yang kurang teliti dalam member kode penyakit (Andreas, 2014). Satu diantara faktor penyebab ketidaklengkapan penulisan diagnosa utama adalah karena kurangnya pemahaman dokter mengenai penulisan diagnosa sesuai yang diisyaratkan ICD-10 yang berdampak pada penetapan kode diagnosa tidak akurat dan tepat dan akan mempengaruhi biaya pelayanan kesehatan, data dan informasi laporan RS menjadi tidak benar. Untuk mendukung pengodean penyakit, Badan kesehatan sedunia (WHO) dalam sidang World Health Assembly ke-43 telah menetapkan buku International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems Tenth Revision. (ICD-10) sebagai buku klasifikasi internasional mengenai penyakit edisi terbaru yang harus dipakai oleh seluruh Negara anggota dari Badan Kesehatan Sedunia. Di Indonesia telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI, No 50/MENKES/SK/I/1998, dimana Rumah Sakit dan Puskesmas diwajibkan melaksanakan pengodean penyakit sebagai pendataan rekam medis (Aggraini, 2013). Berdasarkan survey awal peneliti di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih, dari 10 rekam medis rawat inap pada kasus persalinan yang dipilih secara acak, peneliti menemukan 6 rekam medis yang memiliki kode diagnosa tidak tepat dimana penulisan diagnosa yang tidak spesifik dan penulisan diagnosa tidak jelas atau sulit dibaca.

5 Mengingat pentingnya hubungan antara kelengkapan penulisan diagnosa dengan ketepatan kode terhadap kode diagnosa yang akan dihasilkan, dan sebagai salah satu tolak ukur untuk kontrol kualitas di bagian koding unit Rekam Medis maka dalam penulisan tugas akhir ini, peneliti ingin membahas tentang HUBUNGAN KELENGKAPAN PENULISAN DIAGNOSA DENGAN KETEPATAN PENGODEAN DIAGNOSA PADA KASUS PERSALINAN DI RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah Hubungan Kelengkapan Penulisan Diagnosa Dengan Ketepatan Pengodean Diagnosa Pada Kasus Persalinan di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih 1.3. Pertanyaan Peneliti 1.3.1. Bagaimana kelengkapan penulisan diagnosa pada kasus persalinan di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. 1.3.2. Bagaimana kelemgkapan ketepatan pengodean diagnosa berdasarkan ICD- 10 di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. 1.3.3. Apakah ada hubungan antara kelengkapan penulisan diagnosa dengan ketepatan pengkodean diagnosa pada kasus persalinan di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.

6 1.4. Tujuan Penelitian 1.4.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara kelengkapan penulisan diagnosa dengan ketepatan pengodean diagnosa pada kasus persalinan di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. 1.4.2. Tujuan Khusus 1.4.2.1. Mengidentifikasi kelengkapan penulisan diagnosa pada kasus persalinan di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. 1.4.2.2. Mengidentifikasi kelengkapan ketepatan pengodean diagnosa berdasarkan ICD-10 di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. 1.4.2.3. Mengidentifikasi hubungan antara kelengkapan penulisan diagnosa ketepatan pengodean diagnosa pada kasus persalinan di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih 1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Manfaat bagi Rumah Sakit Sebagai masukan untuk staff koding dalam menentukan kode diagnosa secara tepat sesuai dengan ICD-10. 1.5.2. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

7 Dapat dijadikan salah satu indikator kualitas metode pembelajaran bagi mahasiswa sebagai penerus generasi rekam medis di Indonesia yang handal 1.5.3. Manfaat Bagi Penulis Menambah pengalaman dan pengetahuan di bidang rekam medis khususnya dalam menentukan kode diagnosa serta menerapkan teori yang didapat selama masa perkuliahan. 1.6. Ruang Lingkup Masalah Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kelengkapan penulisan diagnosa dengan ketepatan pengodean diagnosa di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih bulan Januari Desember tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan melakukan observasi secara cross sectional pada setiap lembaran pada rekam medis untuk melihat kelengkapan penulisan diagnosa, dan observasi terhadap lembar ringkasan masuk dan keluar pada rekam medis untuk melihat ketepatan koding diagnosa. Alat ukur yang digunakan adalah daftar tilik. Variabel yang diteliti adalah variable kelengkapan penulisan diagnosa dan variabel ketepatan koding. Sampel dalam penelitian ini adalah rekam medis pasien rawat inap kasus persalinan sebanyak 60 rekam medis.

8 Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat digunakan untuk peningkatan mutu unit rekam medis dan meningkatkan mutu pelayanan administrasi rumah sakit.