BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurul Faqih

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Friska Dwi Nur Styani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

BAB 1 PENDAHULUAN. air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources), seperti: limbah industri,

PENURUNAN TURBIDITY, TSS, DAN COD MENGGUNAKAN KACANG BABI (Vicia faba) SEBAGAI NANO BIOKOAGULAN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK (GREYWATER)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERBAIKAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI FARMASI MENGGUNAKAN KOAGULAN BIJI KELOR (Moringa oleifera Lam) DAN PAC (Poly Alumunium Chloride)

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan dan domestik (Asmadi dan Suharno, 2012). limbah cair yang tidak ditangani dengan semestinya. Di berbagai tempat

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Serbuk Biji Kelor Sebagai Koagulan Harimbi Mawan Dinda Rakhmawati

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu air berperan penting dalam berlangsungnya sebuah kehidupan. Air

EFEKTIVITAS BIOKOAGULAN Vicia faba DALAM MEMPERBAIKI LIMBAH CAIR PULP DAN KERTAS

DAFTAR ISI ABSTRAK...

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. serius. Penyebabnya tidak hanya berasal dari buangan industri pabrikpabrik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ratna Agustiningsih, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALAMI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI FARMASI

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan 178 juta ton pulp, 278 juta ton kertas dan karton, dan menghabiskan

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

EFECTIVITY OF BROADBEAN (Vicia faba) AS A BIOCOAGULANT TO REHABILITATE PHYSIC AND CHEMICAL CHARACTER OF PULP AND PAPER MILL WASTE WATER

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai flokulan alami yang ramah lingkungan dalam pengolahan

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

PENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan

BAB I PENDAHULUAN. dari proses soaking, liming, deliming, bating, pickling, tanning, dyeing,

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

adanya gangguan oleh zat-zat beracun atau muatan bahan organik yang berlebih.

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran tadi tidak hanya berasal dari buangan industri pabrik-pabrik yang

PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA IPAL INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT BTIK LIK MAGETAN

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

PENENTUAN DOSIS OPTIMUM KOAGULAN BIJI ASAM JAWA (Tamarindus Indica L) DALAM PENURUNAN TSS DAN COD LIMBAH CAIR INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT DI KOTA MALANG

Pengaruh Massa dan Ukuran Biji Kelor pada Proses Penjernihan Air

EFEKTIFITAS ELEKTROFLOKULATOR DALAM MENURUNKAN TSS DAN BOD PADA LIMBAH CAIR TAPIOKA

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

Makalah Pendamping: Kimia Paralel B IDENTIFIKASI KARAKTER FISIK DAN KIMIA SEBAGAI KARAKTERISTIK LIMBAH INDUSTRI DI SUNGAI PENGO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Klorin merupakan unsur halogen yang sangat reaktif sehingga mudah bereaksi dengan senyawa organik maupun senyawa lainnya. Xu dkk (2005) melaporkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

Bab IV Hasil Dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu pusat industri batik yang dikenal sejak

KOAGULAN PADA PENURUNAN TURBIDITAS LIMBAH CAIR INDUSTRI TEKSTIL PT. LSI DAN PENURUNAN KADAR

BAB III LANDASAN TEORI

SUMMARY. Oleh: Herdyanto Ismail Lapasau Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II.TINJAUAN PUSTAKA. water basin, hal ini disebabkan karena partikel-partikel halus tersebut memiliki berat jenis yang

PEMANFAATAN BIJI KELOR (MORINGA OLEIFERA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENJERNIHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEKSTIL KULIT

BAB I PENDAHULUAN. industri tapioka, yaitu : BOD : 150 mg/l; COD : 300 mg/l; TSS : 100 mg/l; CN - :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sehari hari, air merupakan sesuatu yang sangat penting dan berharga. Banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

STUDI PENDAHULUAN : PENGOLAHAN LIMBAH CAIR HASIL PRODUKSI PATI BENGKUANG DI GUNUNGKIDUL

BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan

PENGARUH MASSA DAN UKURAN BIJI KELOR PADA PROSES PENJERNIHAN AIR

I. PENDAHULUAN. seiring dengan meningkatnya konsumsi di masyarakat. Semakin pesatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. s n. Pengujian Fitokimia Biji Kelor dan Biji. Kelor Berkulit

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pokok Bahasan XI PENANGANAN LIMBAH INDUSTRI

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PENANGANAN LIMBAH CAIR KILANG PENGOLAHAN KAYU DENGAN SISTEM RECYCLING

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian juga memiliki dampak meningkatkan pencemaran oleh limbah cair

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

I. PENDAHULUAN. Industri gula merupakan salah satu industri pertanian yang menghasilkan air

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk transportasi, baik di sungai maupun di laut (Wardhana, 2004).

UJI TOKSISITAS LIMBAH CAIR BATIK SEBELUM DAN SESUDAH DIOLAH DENGAN TAWAS DAN SUPER FLOK TERHADAP BIOINDIKATOR (Cyprinus carpio L)

I. PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan salah satu sektor yang menjadi tulang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

Sebuah tempat yang fleksibel, seperti kertas, plastik, atau kulit, yang digunakan untuk membawa atau menyimpan barang-barang.

Oleh: Rizqi Amalia ( ) Dosen Pembimbing: Welly Herumurti ST. M.Sc

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

Menentukan Dimensi Setiap Peralatan yang Diperlukan Sesuai Proses yang Terpilih Menentukan Luas Lahan yang Diperlukan Menentukan Biaya Bangunan

BAB III LANDASAN TEORI

PENURUNAN BOD DAN COD LIMBAH INDUSTRI KERTAS DENGAN AIR LAUT SEBAGAI KOAGULAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini di lndonesia, khususnya di kota-kota besar masalah pencemaran sungai akibat buangan limbah cair industri semakin meningkat, di sisi lain pertumbuhan industri telah menimbulkan masalah lingkungan yang cukup serius. Buangan air limbah industri mengakibatkan timbulnya pencemaran air sungai yang dapat merugikan masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai dan berkurangnya pemanfaatan air sungai oleh penduduk. Semakin beragamnya industri, maka jumlah air buangan limbah pun semakin banyak, sehingga sungai sebagai penampung limbah akan menerima beban semakin besar yang mengakibatkan tingkat pencemaran semakin tidak terkendali. Berdasarkan analisis deskriptif Hardiyanto (2004), diperoleh hasil yang menyatakan bahwa dari 35 industri terdapat kelompok jenis industri pengolahan makanan dengan 11 perusahaan, industri kimia/farmasi 7 perusahaan, permesinan 6 perusahaan, tekstil 4 perusahaan, furniture 3 perusahaan dan kelompok jenis industri kemasan dan lain-lain masing-masing 2 perusahaan yang umumnya telah mengupayakan minimalisasi air limbah pada proses produksinya melalui optimalisasi proses (reduce 74,29%), (reuse 8,57%), (recycle 8,57%) dan (recovery 5,71%), sedangkan industri yang melakukan penerapan IPAL (42,85%) sebanyak 15 industri. Salah satu jenis industri yang dapat menimbulkan pencemaran air adalah industri kertas. Industri pengolahan hasil hutan ini merupakan salah satu penyumbang limbah cair yang cukup berbahaya bagi lingkungan (Cahyono, 2007). Industri kertas merupakan salah satu industri penting di Indonesia yang cukup besar kontribusinya terhadap pendapatan negara dari nilai ekspornya. Kebutuhan manusia akan kertas sangat diperlukan dalam kebutuhan sehari-hari sehingga permintaan kertas terus meningkat baik dari segi kapasitas, produksi, ekspor, dan konsumsinya terhadap kertas itu sendiri. Pada dekade terakhir ini industri pulp dan kertas nasional mengalami perkembangan sangat pesat, baik

2 kapasitas produksi dan ekspornya, pada periode 1987-1998, kapasitas terpasang industri kertas meningkat dari 950.000 ton/tahun menjadi 7.559.430 ton/tahun (naik rata-rata 20,75% pertahun). Produksi meningkat dari 826.500 ton menjadi 5.487.260 ton/tahun (naik rata-rata 18,74% per tahun) dan ekspor meningkat dari 188.480 ton menjadi 2.833.960 ton (naik rata-rata 27,94% per tahun). Konsumsi kertas meningkat dari 782.420 ton menjadi 2.783.430 ton (rata-rata 12,23% per tahun) Ibnusantosa (2010). Kayu sebagai bahan baku dalam industri kertas mengandung beberapa komponen senyawa organik koloid terlarut seperti hemiselulosa, gula, alkohol, lignin, terpentin, zat pengurai serat, perekat pati dan zat sintetis yang menghasilkan Biological Oxygen Demand (BOD) tinggi (Rini, 2002). Sebagian besar industri kertas menggunakan pemutih yang mengandung klorin. Klorin ini akan bereaksi dengan senyawa organik dalam kayu membentuk senyawa toksik seperti dioksin. Dioksin ini ditemukan dalam proses pembuatan kertas (Rini, 2002). Sebab itulah pada proses pembuatan kertas terdapat zat yang berpotensi mencemari lingkungan. Menurut Waluyo (2005), pengolahan limbah cair industri kertas meliputi pengolahan secara fisika, kimia dan biologi, pengolahan limbah secara kimia yaitu pengolahan limbah cair dengan menggunakan zat-zat kimia untuk mengurangi kadar padatan terlarut dan logam berat, proses pengolahan limbah secara kimia salah satunya dengan cara koagulasi dan flokulasi. Pada proses koagulasi terjadi destabilisasi koloid dan partikel dalam air sebagai akibat dari pengadukan cepat dan pembubuhan bahan kimia (koagulan), yang di akibatkan oleh pengadukan cepat, koloid dan partikel yang stabil berubah menjadi tidak stabil karena terurai menjadi partikel yang bermuatan positif dan negatif, pembentukan partikel positif dan negatif tersebut dihasilkan dari proses penguraian koagulan, kemudian proses ini berlanjut dengan pembentukan ikatan antara partikel positif dengan partikel negatif yang menyebabkan pembentukan inti flok (presipitat), dengan kata lain proses koagulasi dan flokulasi merupakan proses pengumpulan partikel-partikel halus yang tidak diendapkan secara gravitasi menjadi partikel yang lebih besar. Pada umumnya bahan kimia yang digunakan pada proses koagulasi dan flokulasi

3 pada pengolahan limbah cair industri kertas adalah Polyaluminium chloride (PAC), akan tetapi PAC dapat menimbulkan kerugian diantaranya menambah residu terlarut dan kandungan logam pada lumpur hasil pengendapan (Ghebremichael, 2004). Pemanfaatan sumber alam dapat menghasilkan pendapatan alternatif secara ekonomi salah satunya dengan penggunaan biji tanaman pada penjernihan air. Biji tanaman Nirmali telah digunakan untuk menjernihkan kekeruhan air permukaan sejak 4000 tahun yang lalu (Shultz dan Okun, 1984). Pada abad terakhir ini ditemukan senyawa penjernih air dalam biji Moringa oleifera (Jahn, 1988). Beberapa alternatif bahan alami yang telah diketahui dapat berperan sebagai koagulan diantaranya Moringa oleifera (Schwarz, 2000), Strychnos potatorum (Cohen & Hannah, 1971), Sesbania sesban (Mardiyana, 2009), dan beberapa kacang-kacangan lainnya seperti Vicia faba (Ariyani, 2006). Sesbania sesban merupakan salah satu tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai koagulan alternatif khususnya di Indonesia karena keberadaannya di alam sangat banyak yang mana sering dilihat tumbuh di pesawahan dan di dataran rendah sampai 800 meter di atas permukaan laut (Evans, 1987). Salah satu penelitian sebelumnya menyatakan bahwa penggunaan Sesbania sesban efektif dalam memperbaiki sifat fisik dan kimiawi air minum, yang menunjukkan bahwa biokoagulan Sesbania sesban mampu menurunkan turbiditas, kesadahan total, dan kandungan besi (Merdiyana, 2009). Menurut Prakash & Misra (1988), kandungan protein biji Sesbania sesban sebesar 44%. Protein yang terkandung dalam Sesbania sesban inilah yang nantinya diharapkan dapat menggantikan fungsi PAC karena protein yang dikandungnya merupakan salah satu polielektrolit yang dapat digunakan sebagai koagulan karena memilki grup yang dapat terionisasi yaitu gugus amina dan karboksil (Amirtharajah, 1990). Berdasarkan latar belakang tersebut penting sekali untuk mengetahui efektivitas dari biji Sesbania sesban sebagai biokoagulan dalam memperbaiki sifat fisik dan kimiawi limbah cair industri kertas sehingga dilakukan penelitian dan analisis yang diharapkan dapat memenuhi baku mutu limbah cair industri kertas.

4 B. Rumusan Masalah Bagaimana efektivitas biji Sesbania sesban sebagai biokoagulan dalam memperbaiki sifat fisik dan kimiawi limbah cair industri kertas? Berdasarkan rumusan masalah tersebut dikemukakan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana efektivitas biji Sesbania sesban dalam memperbaiki sifat fisik dan kimiawi limbah cair industri kertas? 2. Berapakah konsentrasi serbuk biji Sesbania sesban yang optimum dalam memperbaiki sifat fisik dan kimiawi limbah cair industri kertas? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas biji Sesbania sesban sebagai biokoagulan dalam memperbaiki sifat fisik dan kimiawi limbah cair industri kertas. D. Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Sampel yang digunakan yaitu Biji Sesbania sesban dalam bentuk serbuk yang telah dihaluskan. Sampel ini didapatkan dari perumahan Ciapus Buah Batu, yang bertempat di Jl. Ciapus, Kabupaten Bogor Barat. 2. Sampel limbah yang diuji berasal dari limbah cair industri kertas dari perusahaan PT. Pabrik Kertas Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, bertempat di Jl. Cihaliwung. Limbah tersebut berasal dari proses pembuatan kertas halus. 3. Analisis yang dilakukan dari parameter yang diukur dalam penelitian adalah Turbiditas, ph, kesadahan total, BOD dan TSS. 4. Nilai efektivitas yang dapat diperoleh dari rumus efektivitas yang terdapat pada pengolahan data. 5. Nilai konsentrasi optimum diambil dari konsentrasi yang memiliki nilai efektivitas penurunan sifat fisik dan kimiawi yang paling tinggi dibandingkan dengan konsentrasi yang lainnya.

5 E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Memberikan informasi mengenai efektivitas biji Sesbania sesban dalam memperbaiki sifat fisik dan kimiawi limbah cair industri kertas. 2. Memberikan gambaran tentang biji Sesbania sesban sebagai pustaka awal penelitian selanjutnya yang lebih aplikatif, yaitu menjadikan biji tersebut sebagai bahan alternatif yang dapat digunakan dalam permasalahan pencemaran limbah cair industri kertas dan limbah cair industri lainnya. 3. Sebagai tambahan ilmu khususnya dalam bidang tumbuhan, ekologi umum, biokimia dan pengetahuan lingkungan. F. Asumsi 1. Tanaman kacang-kacangan adalah tanaman yang efektif berperan sebagai koagulan (Cohen & Hannah, 1972). 2. Protein merupakan salah satu polielektrolit yang dapat digunakan sebagai koagulan karena memiliki gugus yang dapat terionisasi yaitu gugus karboksil dan gugus amina (Amirtharajah & O'melia, 1990). 3. Kandungan protein biji Sesbania sesban sebesar 44% (Prakash & Misra,1988). 4. Tanaman kacang-kacangan yang memiliki kandungan protein yang tinggi efektif berperan sebagai koagulan.