Pengaruh strategi pembelajaran the power of two dengan question student have

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Demonstration berbantuan Software PSIM 9.03

Pengaruh strategi pembelajaran guided inquiry

Tabel 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

Hemalia Sulaika, Erviyenni, dan Johni Azmi Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FESTO FLUIDSIM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PNEUMATIK SISWA KELAS XII DI SMK MUDA PATRIA KALASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING. (Jurnal) Oleh SEFTI NAELZA

Wahyu Nugraha Putra, Sujono; Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

Kata kunci : Model pembelajaran Active Learning dengan Strategi Active Knowledge Sharing (AKS), Model Pembelajaran Langsung, Hasil Belajar Siswa..

PENGGUNAAN MODUL SISTEM PENDINGIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI MEMELIHARA SISTEM PENDINGIN DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA

Pembelajaran Dengan Menggunakan Media Trainer Elektronika Dasar

Pengaruh Pembelajaran Aktif Learning Start With A Question Terhadap Hasil Belajar Siswa

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

Nurrifda*, R. Usman Rery**, Elva Yasmi Amran*** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

Resti Tresnasih*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

Pengaruh Metode Pembelajaran Aktif Stategi Peer Lesson

Pembelajaran Aktif Team Quiz

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE

Fashion and Fashion Education Journal

Abstract. Key words: video demonstration, cognitive aspects of learning achivements and attitudes.

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Guided Note Taking Dalam Pembelajaran Biologi Kelas VIII SMPN 2 Panti Kabupaten Pasaman

Oleh: Desti Widiyana, Universitas Negeri Yogyakarta,

Model Pembelajaran Discovery Learning

JPTM. Volume 05 Nomor 02 Tahun 2016, 56-61

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TWO STAY TWO STRAY

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DI SMK N 1 PUNDONG

ABSTRAK

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING

Perbedaan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Metode PQ dan LSQ

Penerapan Model Pembelajaran Aktif Tipe Guided Teaching

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Giving Question and Getting Answer

Oleh: Rohman wahyu hidayat dan Sutopo, Prodi Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta,

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DI SMK NEGERI 2 SURABAYA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DENGAN MEDIA VNC VIEWER UNTUK PENINGKATAN KOMPETENSI PRESENTASI VIDEO DI SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA


Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Kata Kunci: Pendekatan Saintifik, Hasil Belajar, Alat Optik.

Kata-kata kunci: minat belajar, hasil belajar aspek kognitif, metode konvensional, media video. Abstract

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DISERTAI MEDIA CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Universitas Sebelas Maret 23 Dosen Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Universitas Sebelas Maret

Pengaruh Metode Pembelajaran Problem Solving

Kata kunci : Metode Grup Investigasi, Kompetensi Pembuatan Pola Blus

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT DALAM PEMBELAJARAN TIK PADA SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG

Anggita Stefany K.D dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOGA DASAR DI SMK NEGERI 1 KALASAN

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Vol. 15, No. 2, Desember 2015 (59-63)

Alfi Yusuf S1 Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH PEMBELAJARAN DIAGRAM ROUNDHOUSE DISERTAI MODUL TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI MTSN DEWANTARA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

Journal of Mechanical Engineering Learning

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA MATA KULIAH LOGIKA KOMPUTER DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM GERAK.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

ABSTRACT

Heny Wahyuningdyah dan Retno Hasanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

Pengaruh Permainan Scramble dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Terhadap Hasil Belajar

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

OLEH Emilia Dewiwati Pelipa, MM dan Sawalidah STKIP Persada Khatulistiwa Sintang, Jl. Pertamina KM.04 Sengkuang

Ismawati, Maria Erna, dan Miharty Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBM) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI PEWARNAAN RAMBUT ARTISTIK

Arinil Haq, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

Pengaruh Strategi Pembelajaran Rotating Trio Exchange

PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK YANG DIBERI PERLAKUAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

1. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING

Journal of Mechanical Engineering Learning

Yosi Febrianti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN NINE EVENT PADA STANDAR KOMPETENSI MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA TAV KELAS X DI SMK NEGERI 7 SURABAYA

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

PEMBERIAN MATERI PRASYARAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS DI KELAS X SMA NEGERI 4 PEKANBARU

Pengembangan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis Web Menggunakan Ucoz

Rini Astuti*, Maria Erna**, Abdullah*** No.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL FEBRINA AULIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Pangesti et al., Pengaruh Penggunaan Media Lingkungan...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VIII 4 SMP NEGERI 1 MAKASSAR

*

Automotive Science and Education Journal

Key Words: Question Student Have (QSH), Learning achievement, Solubility and solubility product.

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPEEVERYONE IS A TEACHER HERE (ETH)TERHADAP HASIL BELAJAR IPASISWA KELAS VII SMPN 30 PADANG ARTIKEL OLEH

Sartika Sari Rambe dan Sahyar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Key words : direct observation, indirect observation, ecosystem. Abstrak

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF INDEX CARD MATCH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PELAJARAN CHASIS OTOMOTIF

Keywords: Two Stay Two Stray, Learning Outcomes, Building Construction

Transkripsi:

Pengaruh strategi pembelajaran the power of two dengan question student have PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TIPE THE POWER OF TWO DENGAN TIPE QUESTION STUDENT HAVE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 7 SURABAYA Moch.Ramdani Zain S1 Pend. Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya donxow@gmail.com Nur Kholis Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya Kholisunesa@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan treatment antara siswa yang diberi penerapan strategi the power of two terhadap peningkatan hasil belajar dan perbedaan hasil belajar siswa jika dibandingkan dengan penerapan treatment strategi question student have pada mata pelajaran teknik elektronika di SMK Negeri 7 Surabaya. Dalam penelitian ini, penerapan strategi the power of two digunakan untuk membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan model pretes posttest intac group comparison. Sampel yang digunakan adalah siswa kelas X AV 1 dan X AV 2. Kelas eksperimen adalah kelas X AV 1 dengan strategi the power of two sedangkan kelas kontrol adalah kelas X AV 2 dengan strategi question student have. Penilaian yang dilakukan meliputi tiga ranah, yaitu kognitif, psikomotor dan afektif. Pada peningkatan hasil belajar yang telah dianalisis, diperoleh nilai t hitung 4.212 > t tabel 1.67, sehingga disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan antara siswa yang diberi treatment strategi the power of two dengan siswa yang diberi treatment strategi question student have terhadap peningkatan hasil belajar. Dari penilaian ranah kognitif diperoleh t hitung 1.812, t hitung psikomotor 2.098 dan t hitung afektif 1.783. Dikarenakan ketiga hasil uji t hitung > t tabel 1.67, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diberi treatment strategi the power of two dengan siswa yang diberi treatment strategi questhiion student have. Kata kunci: hasilbelajar, the power of two, question student have Abstract The purpose of this research is to determine the effect of treatment use between students by application of the power of two strategy to increase learning outcomes and differences in student learning outcomes when compared with the implementation of treatment question student have strategy in teknik elektronika subjects at SMK Negeri 7 Surabaya. In this research, the implementation strategy of the power of two is used to prove that there is a better effect on student learning outcomes. The method used is a quasi experimental with pretest posttest intac group comparison models. The samples used were students of class X AV 1 and X AV 2. X AV 1 class is a experiment with the implementation of the strategy the power of two while the kontrol class is the X AV 2 class with the implementation of the strategy question student have. Assessment was conducted on the three domains, namely cognitive, psychomotor and affective. In the resulting increase learning outcomes that have been analyzed, the value of t count 4,212 > t tabel 1.67, so it concluded a significant difference between the students who were given treatment the power of two strategy with who were given treatment question students have strategy to increase student learning outcomes. From the cognitive assessment obtained t count 1,812, psychomotor t count 2,098 and affective t count 1,783. Due to the three t test results t count > t tabel1.67, it can be concluded that there are significant differences in learning outcomes between students who were given treatment the power of two strategy with students who were given treatment question student have strategy. Keywords: learning outcomes, the power of two, question student have PENDAHULUAN Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia dan memiliki arti penting yang sulit dipisahkan dalam kehidupan manusia dikarenakan pendidikan bersifat mutlak dan berlangsung seumur hidup. Untuk mendapatkan hasil pendidikan yang mampu mencetak tenaga profesional yang berkualitas, diharapkan pelaksanaan pendidikan dilakukan seoptimal mungkin. Dibutuhkan ketepatan dalam memilih metode dan model pembelajaran agar pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal. Dalam hal ini guru sebagai pengajar mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru mempunyai 545

Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, Volume 04 Nomor 02 Tahun 2015, 545-550 tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa (Slameto, 2010: 97). Penggunaan metode konvensional akan terasa kurang efektif jika diterapkan pada kurikulum terbaru seperti saat ini, hal ini dikarenakan dalam penerapan kurikulum baru (K13), dibutuhkan ketepatan dalam memilih metode, model dan strategi pembelajaran agar pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal. Adapun salah satu perubahan yang diyakini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa menjadi optimal adalah orientasi pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) dialihkan menjadi pembelajaran yang berpusat pada murid (student centered) dan pemilihan strategi pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran. SMK Negeri 7 Surabaya merupakan salah satu dari lembaga pendidikan yang telah menerapkan kurikulum 2013. Dalam observasi yang dilakukan peneliti khususnya pada jurusan TAV, diketahui bahwa KBM nya masih menerapakan sistem pembelajaran langsung. Meskipun telah menerapakan kurikulum 2013, tetapi penggunaan metode tersebut masih menjadi andalan guru dalam mengajar (Muryanto). Dalam K13 terdapat berbagai metode yang bisa digunakan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Salah satu penggunaan model pembelajaran yang cocok pada K 13 adalah model pembelajaran kooperatif dimana dalam pembelajaran tersebut mengutamakan keaktifan siswa dan memberi kesempatan untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki secara maksimal. Dalam pembelajaran Cooperative Learning terdapat beberapa stategi dalam pelaksanaannya, diantaranya adalah The Power of Two dan Question Student Have. Berdasarkan uraian di atas maka penulis mencoba melakukan penelitian dengan membuktikan bahwa penggunaan kedua strategi pembelajaran tersebut berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Adapun penelitan yang dilakukan penulis berjudul Pengaruh strategi pembelajaran The Power of Two dengan Question Student Have terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknik elektronika di SMK Negeri 7 Surabaya Model pembelajaran cooperative learning berstrategi The Power of Two merupakan kegiatan pembelajaran yang mengacu pada pengelompokan siswa secara berpasang-pasangan untuk mempresentasikan jawaban dari suatu permasalahan yang diberikan yang sebelumnya melalui tahap-tahap tertentu. Dalam implementasi strategi The Power of Two terdapat prosedur untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal melalui langkah-langkah sebagai berikut: (1) Berikan siswa beberapa pertanyaan yang memerlukan perenungan dan pemikiran, (2) Perintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan secara perseorangan. Hal ini bertujuan untuk melatih penguasaan kognitif siswa dalam memahami materi tersebut, (3) Setelah semua siswa menyelesaikan jawaban mereka, aturlah menjadi sejumlah pasangan dan perintahkan mereka untuk berbagi jawaban satu sama lain. Kegiatan ini dimaksudkan agar siswa dapat berinteraksi dan bekerja sama kepada sesama temannya, (4) Perintahkan pasangan untuk membuat jawaban baru bagi tiap pertanyaan, memperbaiki tiap jawaban perseorangan, (5) Bila semua pasangan telah menuliskan jawaban baru, bandingkan jawaban dari tiap pasangan dengan pasangan lain didalam kelas. Hal ini bertujuan untuk melatih siswa berani mengkomunikasikan pendapatnya. Sedangkan model pembelajaran cooperative learning berstrategi Question Student Have adalah merupakan suatu strategi pembelajaran dimana siswa dilatih kemampuan dan ketrampilan bertanya akan pelajaran yang dibutuhkannya sehingga kemampuan yang dimilikinya tergali secara maksimal. Pelaksanaan pembelajaran model Question Student Have menurut Suprijono (2009: 173) sebagai berikut: (1) Bagi kelas menjadi beberapa kelompok. Jumlah kelompok menyesuaikan jumlah siswa.; (2) Bagikan kartu indeks kosong kepada setiap siswa dalam setiap kelompok; (3) Siswa diminta untuk menuliskan beberapa pertanyaan yang mereka miliki tentang materi pelajaran atau sifat dari pelajaran yang mereka ikuti; (4) Dalam setiap kelompok, putarlah kartu tersebut searah jarum jam. Ketika tiap kartu diedarkan kepada anggota kelompok, maka anggota tersebut harus membacanya dan memberi checklist pada kartu itu jika pertanyaan tersebut dianggap penting. Kegiatan ini bertujuan agar tiap siswa dapat mengetahui kualitas dari pertanyaan yang telah dibuat dan mengetahui seberapa jauh pengetahuan kognitif siswa tersebut dalam memahami tiap indikator pembelajaran yang terdapat pada kompetensi dasar. Putaran kartu terhenti sampai kartu tersebut kembali kepada pemiliknya masing-masing; (5) Semua pemilik kartu dalam kelompok harus memeriksa pertanyaan mana yang mendapat suara (checklist) terbanyak; (6) Tiap kelompok melaporkan secara tertulis pertanyaan milik kelompok. Perwakilan masing-masing kelompok menyerahkan pertanyaannya pada guru didepan kelas; (7) Guru memeriksa terhadap pertanyaan dari tiap kelompok (apabila ada pertanyaan yang sama); (8) Guru menyeleksi pertanyaan dan mengembalikan pertanyaan pada siswa; (9) Siswa diminta menjawab pertanyaan tersebut dengan kelompoknya secara tertulis. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut: (1) Apakah ada pengaruh antara siswa yang diberi treatment strategi the power of two dengan siswa yang diberi treatment strategi question student have terhadap peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran teknik elektronika di SMK Negeri 7 Surabaya?; (2) Apakah ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang diberi treatment strategi the power of two dengan siswa yang diberi treatment strategi question student have pada mata pelajaran teknik elektronika di SMK Negeri 7 Surabaya? Batasan dalam penelitian ini adalah pengambilan sampel hanya dilakukan di kelas X AV 1 dan X AV 2 Teknik Audio Video SMK Negeri 7 Surabaya. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui mengetahui pengaruh antara siswa yang diberi treatment strategi the power of two dengan siswa yang diberi treatment strategi question student have terhadap peningkatan hasil belajar 546

Pengaruh strategi pembelajaran the power of two dengan question student have pada mata pelajaran teknik elektronika di SMK Negeri 7; (2) Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang diberi treatment strategi the power of two dengan siswa yang diberi treatment strategi question student have pada mata pelajaran teknik elektronika di SMK Negeri 7 Surabaya. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen quasi, karena dalam penelitian ini pengontrolan variable yang terkait subjek penelitian tidak dapat berfungsi sepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan dengan menggunakan intact group (kelompok belajar). Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 7 Surabaya pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 Sampel yang digunakan aadlah seluruh siswa X AV1 yang berjumlah 30 siswa dan X AV2 sebanyak 32 siswa. Tabel 1. Rancangan penelitian Pretest-Posttest Intac Group Comparison Design Kelas Pre-test Treatment Pos-test Eksperimen O 1 X 1 O 2 Kontrol O 1 X 2 O 2 (Sukmadinata, 2012: 208). Rancangan penelitian yang digunakan adalah pretest-postest intac group comparison design dengan keterangan sebagai berikut: O 1 = Pre-test yaitu tes yang diberikan kepada siswa sebelum kegiatan belajar mengajar. O 2 = Pos-test yaitu tes yang diberikan kepada siswa sesudah kegiatan belajar mengajar. X 1 = Treatment berupa pembelajaran menggunakan model pembelajaran cooperative learning berstrategi the power of two. X 2 = Treatment berupa pembelajaran menggunakan model pembelajaran cooperative learning berstrategi question student have. Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah : (1) Lembar validasi perangkat pembelajaran yang terdiri dari validasi RPP, modul dan soal posttest; (2) Penilaian hasil belajar yang terdiri penilaian pada tiga ranah, yaitu kognitif, psikomotor dan afektif. Tabel 2. Ukuran Penilaian Validasi Skala Likert Kriteria Penilaian Kuantitatif Bobot nilai Sangat Valid 85% - 100% 5 Valid 65% 84% 4 Cukup Valid 45% 64% 3 Tidak valid 35% 44% 2 Sangat tidak valid 25% 34% 1 (Sugiyono, 2011: 135) Pada analisis instrumen, data yang dianalisis adalah hasil validasi perangkat pembelajaran. Dari hasil lembar validasi dapat diketahui kelayakan RPP, bahan ajar dan evaluasi yang telah dibuat digunakan untuk menganalisis Penilaian hasil validasi ini dilakukan dengan memberikan tanggapan dengan kriteria berdasarkan skala Likert Pengumpulan data diperoleh dari lembar pengamatan siswa yang meliputi penilaian kognitif, psikomotor dan afektif terhadap siswa selama kegiatan belajar mengajar. Data penilaian kognitif diperoleh dari hasil belajar siswa setelah mengikuti post-test. Data penilaian psikomotor diperoleh dari hasil praktikum dan penilaian afektif dari lembar pengamatan afektif. Analisa data menggunakan uji normalized gain dan independent sample t tes. Uji gain digunakan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar. Hasil uji gain ternormalisasi kemudian diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian gain ternormalisasi, seperti ditunjukkan pada tabel 3. skor postest skor pretest N Gain = skor max skor pretest Menurut Hake, skor ternormalisasi menunjukkan tingkat efektifitas perlakuan dari perolehan skor hasil belajar siswa, hal ini dilakukan untuk menghindari adanya bias penelitian yang disebabkan perbedaan indeks gain akibat nilai pretest yang berbeda dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 3. Kriteria penilaian gain ternormalisasi Skor Gain Interpretasi 0.7 < g 1.00 Tinggi 0.3 < g < 0.7 Sedang g < 0.3 (Husna, 2013) Rendah Dalam penelitian ini menggunakan uji independent sample t-test. dikarenakan dalam uji ini terdiri dari 2 sampel yang saling bebas Pengujian dilakukan menggunakan software SPSS 17 for Windows. Dikarenakan hipotesis yang diajukan cenderung mengarah pada kelas eksperimen yang lebih berpengaruh terhadap hasil belajar, maka digunakan uji perbedaan dua sampel dengan satu arah, yaitu kanan. Setelah dilakukan pengujian dengan SPSS, diperoleh nilai t hitung. Berdasarkan df (degree of freedom) dan taraf signifikansi yang telah ditentukan, dapat diperoleh nilai t tabel. Hasil t hitung lalu dibandingkan dengan t tabel dan sesuai dengan kriteria pengujian yang ditentukan maka dapat ditarik kesimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari Gambar 1, diagram hasil validasi modul, diperoleh hasil rating validasi pada aspek 1: perwajahan dan tata letak 87 %, aspek 2: materi modul 79 %, aspek 3: isi tugas 70 %, aspek 4: soal 67 % dan aspek 5: bahasa 78 %. Dari hasil rating 5 (lima) aspek tersebut, maka diperoleh rata-rata hasil rating sebesar 76 %. Berdasarkan skala likert, maka dapat disimpulkan bahwa hasil validasi modul termasuk pada kriteria valid. 547

aspek 1 aspek 2 aspek 3 aspek 4 aspek 5 aspek 6 aspek 7 aspek 8 Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, Volume 04 Nomor 02 Tahun 2015, 545-550 100% 87% 79% 70% 60% 67% 78% 40% 20% 0% Gambar 1. Diagram Hasil Rating Validasi Modul Hasil validasi RPP pada gambar 2, diperoleh hasil rating validasi pada aspek 1: kompetensi dasar 77 %, aspek 2: indikator pencapaian hasil belajar 65 %, aspek 3: materi 80 %, aspek 4: bahasa 80 %, aspek 5: format 78 %, aspek 6: sumber dan sarana belajar 80 %, aspek 7: kegiatan belajar mengajar 80 % dan aspek 8: alokasi waktu 85 %. Dari hasil rating 8 (delapan) aspek tersebut, maka diperoleh rata-rata hasil rating sebesar 78 %. Berdasarkan skala likert, maka dapat disimpulkan bahwa hasil validasi modul termasuk pada kriteria valid. Pada Gambar 3 diagram hasil validasi soal, diperoleh hasil rating validasi pada aspek materi 80 %, aspek konstruksi 78 % dan aspek bahasa/budaya 80 %. Dari hasil rating 3 (tiga) aspek tersebut, maka diperoleh rata-rata hasil rating sebesar 79 %. Berdasarkan skala likert, maka dapat disimpulkan bahwa hasil validasi modul termasuk pada kriteria valid. Dari ketiga hasil validasi perangkat pembelajaran (modul, RPP dan soal), diperoleh hasil dengan krieria valid, sehingga perangkat tersebut dapat digunakan dalam pembelajaran. Sebelum dilakukan pemberian treatment, siswa diberikan pretest. Pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum mendapatkan pembelajaran dengan treatment yang akan digunakan. Dari hasil rekapitulasi nilai pretest pada gambar 4, diperoleh rata-rata sebesar 64.25 untuk kelas eksperimen, yaitu kelas X AV 1 dan rata-rata sebesar 63.75 untuk kelas kontrol, yaitu kelas X AV 2. 100,00 0,00 64,25 63,75 79,0076,79 100% 60% 40% 20% 0% Gambar 2. Diagram Hasil Rating Validasi RPP 78% 76% 77% 65% 78% 85% 78% aspek 1 aspek 2 aspek 3 pretest eksperimen pretest kontrol postest eksperimen Gambar 4. Diagram rekapitulasi nilai pretest dan posttest Setelah dilakukan pemberian treatment pada kedua kelas. diadakan postest. Postest digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa ranah kongitif. Berdasarkan hasil rekapitulasi nilai posttest pada gambar 4, diperoleh rata-rata sebesar 79 untuk kelas X AV 1 dan 76.79 untuk kelas X AV 2. Dalam penelitian ini dilakukan 3 bentuk penilaian, yaitu penilaian ranah kognitif, psikomotor dan afektif. Data dalam penilaian ranah kognitif diperoleh dari nilai posttest. Penilaian ranah psikomotor diperoleh dari kegiatan praktikum yang dilakukan siswa. Penilaian afektif diperoleh dari penilaian terhadap siswa selama pembelajaran berlangsung. Berdasarkan nilai hasil belajar siswa ranah kognitif, diperoleh ratarata sebesar 79 untuk kelas X AV 1 dan 76.79 untuk kelas X AV 2. Pada penilaian ranah psikomotor, diperoleh rata-rata sebesar 82.39 untuk kelas X AV 1 dan 80.17 untuk kelas X AV 2. Penilaian ranah afektif yang dilakukan selama pembelajaran, diperoleh ratarata sebesar 86.50 untuk kelas X AV 1 dan 83.59 untuk kelas X AV 2. Rekapitulasi rata-rata nilai hasil belajar ditunjukkan pada gambar 5 dibawah ini: Gambar 3. Diagram Hasil Rating Validasi Soal 548

Pengaruh strategi pembelajaran the power of two dengan question student have 90,00 80,00 70,00 79,00 76,79 82,39 80,17 86,50 83,59 kognitif eksperimen kognitif kontrol psikomotor eksperimen psikomotor kontrol afektif eksperimen afektif kontrol Gambar 5. Rekapitulasi rata-rata nilai hasil belajar Pengujian hipotesis 1, yaitu terdapat pengaruh antara siswa yang diberi treatment strategi the power of two dengan siswa yang diberi treatment strategi question student have terhadap peningkatan hasil belajar. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa digunakan uji gain ternormalisasi. Dalam uji gain data yang digunakan adalah nilai pretest dan posttest. Pada hasil pengujian gain ternormalisasi, diperoleh rata-rata indeks gain sebesar 0.41 untuk kelas X AV 1 dan 0.36 untuk kelas X AV 2. Dari data tersebut disimpulkan bahwa rata-rata peningkatan hasil belajar siswa kelas ekperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Berdasarkan criteria penilaian gain ternormalisasi, kedua kelas termasuk dalam kategori gain berinterpretasi sedang. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar menggunakan uji independent sample t test. Dari pengujian menggunakan SPSS diperoleh t hitung sebesar 4.212 dan signifikasnsi (p) 0.000. Dengan Df (degree of freedom) sebesar 60 dan taraf signifikan 5 %, maka diperoleh t tabel sebesar 1.67. Dikarenakan t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa rata-rata peningkatan hasil belajar kelas ekperimen lebih baik daripada rata-rata kelas kontrol. Pada pengujian signifikansi (p) hitung < 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara siswa yang diberi treatment strategi the power of two dengan siswa yang diberi treatment strategi question student have terhadap hasil belajar. Perbedaan peningkatan hasil belajar antara kedua kelas dipengaruhi oleh perbedaan hasil pretest dan posttest yang bervariasi. Pada kelas eksperimen yang diberi treatment strategi the power of two terjadi peningkatan hasil belajar lebih tinggi, hal ini disebabkan dalam penerapannya guru sebagai fasilisator lebih mengarahkan siswa untuk aktif dalam melakukan proses yang menjadi tujuan pembelajaran. Selain pada perbedaan hasil pretest dan posttest, peningkatan hasil belajar lebih baik pada kelas eksperimen dikarenakan keantusiasan siswa yang cenderung lebih tinggi dan kemampuan siswa dalam mengikuti penerapan strategi the power of two dalam kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kemampuan siswa dalam penerapan strategi question student have. Pengujian hipotesis 2, yaitu terdapat perbedaan hasil belajar ranah kognitif antara siswa yang diberi treatment strategi the power of two dengan siswa yang diberi treatment strategi question student have. Dari pengujian menggunakan independent sample t test pada SPSS diperoleh t hitung sebesar 1.812 dan signifikasnsi (p) 0.045. Dengan Df (degree of freedom) sebesar 60 dan taraf signifikan 5 %, maka diperoleh t tabel sebesar 1.67. Dikarenakan t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa rata-rata peningkatan hasil belajar kelas ekperimen lebih baik daripada rata-rata kelas kontrol. Pada pengujian signifikansi (p) hitung < 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar ranah kognitif yang signifikan antara siswa yang diberi treatment strategi the power of two dengan siswa yang diberi treatment strategi question student have. Penerapan strategi the power of two pada kelas eksperimen lebih mengarahkan siswa untuk aktif dalam melakukan proses sesuai dengan rumusan masalah yang diberikan guru. Dalam strategi the power of two siswa ditekankan untuk aktif mencari pengetahuan dan saling berbagi pengetahuan. Secara teori, strategi question student have menekankan siswa untuk menggali pertanyaan yang dimilikinya seputar materi yang dipelajarinya dengan tujuan merangsang pengetahuan siswa. Tetapi dalam penerapannya sebagian besar siswa merasa kesulitan membuat pertanyaan yang berkualitas dan cenderung membuat pertanyaan yang hampir sama satu sama lain sehingga hasil belajar siswa ranah kognitif kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Pada pengujian hipotesis 3 menggunakan SPSS diperoleh t hitung sebesar 2.098 dan signifikasnsi (p) 0.040. Dengan Df (degree of freedom) sebesar 60 dan taraf signifikan 5 %, maka diperoleh t tabel sebesar 1.67. Dikarenakan t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa rata-rata hasil belajar kelas ekperimen lebih baik daripada rata-rata kelas kontrol. Pada pengujian signifikansi (p) hitung < 0.05, sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar ranah psikomotor yang signifikan antara siswa yang diberi treatment strategi the power of two dengan siswa yang diberi treatment strategi question student have. Faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil belajar psikomotor adalah kemampuan kognitif siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Secara langsung kemampuan kognitif siswa akan mempengaruhi tingkat pemahaman siswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum yang telah ditentukan. Penyebab lain hasil belajar ranah psikomotor pada kelas kontrol lebih kecil yaitu keantusiasan siswa dalam melaksanakan praktikum kurang, hal tersebut disebabkan kurangnya menguasai materi (ranah kognitif). Pengujian ini bertujuan untuk menjawab hipotesis 4, yaitu terdapat perbedaan hasil penilaian ranah afektif antara siswa yang diberi treatment strategi the power of two dengan siswa yang diberi treatment strategi question student have. 549

Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, Volume 04 Nomor 02 Tahun 2015, 545-550 Dari pengujian hipotesis 4 menggunakan SPSS diperoleh t hitung sebesar 1.783 dan signifikasnsi (p) 0.048. Dengan Df (degree of freedom) sebesar 60 dan taraf signifikan 5 %, maka diperoleh t tabel sebesar 1.67. Dikarenakan t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih baik daripada rata-rata kelas kontrol. Pada pengujian signifikansi (p) hitung < 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil penilaian ranah afektif yang signifikan antara siswa yang diberi treatment strategi the power of two dengan siswa yang diberi treatment strategi question student have. Penyebab perbedaan hasil penilaian antara kelas eksperimen dan kontrol, yaitu keaktifan siswa cenderung lebih tinggi pada kelas eksperimen jika dibandingkan dengan kelas kontrol. Dalam penerapan strategi the power of two, siswa lebih bersikap aktif dalam kelompok maupun dalam kelas. PENUTUP Simpulan Berdasarkan pengujian hipotesis dan analisis data, dapat disimpulkan sebagai berikut : (1) Terdapat pengaruh yang signifikan antara siswa yang diberi treatment strategi the power of two dengan siswa yang diberi treatment strategi question student have terhadap peningkatan hasil belajar pada mapel teknik elektronika di SMKN 7 Surabaya. Berdasarkan hasil uji normalized gain diperoleh rata-rata kelas eksperimen sebesar 0.4141 dan kelas kontrol sebesar 0.3602. Kedua kelas termasuk pada peningkatan hasil belajar berkategori sedang. Dalam pengujian independent sample t test pada SPSS diperoleh t hitung sebesar 4.212. Dikarenakan t hitung > t tabel sebesar 1.67, maka dapat dikatakan bahwa pemberian treatment strategi the power of two berpengaruh lebih baik jika dibandingkan dengan penerapan treatment strategi question student have; (2) Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diberi treatment strategi the power of two dengan siswa yang diberi treatment strategi question student have pada mapel teknik elektronika di SMKN 7 Surabaya. Berdasarkan hasil uji independent sample t test pada SPSS, diperoleh t hitung ranah kognitif sebesar 1.812, t hitung ranah psikomotor 2.098 dan t hitung ranah afektif 1.783. Dari ketiga ranah tersebut diperoleh t hitung > t tabel sebesar 1.67. Berdasarkan perhitungan rata-rata hasil belajar siswa menggunakan SPSS diperoleh rata-rata kognitif kelas eksperimen (79) lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas kontrol (76.79). Untuk ranah psikomotor diperoleh rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen (82.39) lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas kontrol (80.17). Sedangkan pada ranah afektif, rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen (86.50) lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas kontrol (83.59). Saran Berdasarkan hasil dan pengalaman selama melakukan penelitian, peneliti memberikan saran, yaitu: (1) Dalam penerapan strategi the power of two, peneliti diharapkan selalu intensif memperhatikan dan membimbing kelompok; (2) Dalam penerapan strategi question student have, peneliti diharapkan lebih giat merangsang siswa untuk membuat pertanyaan yang berkualitas sesuai tujuan pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitiansuatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta Fahayana, R. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Entrepreneurship pada Standar Kompetensi Mempersiapkan Pembuatan Dokumentasi VideoKompetensi Kejuruan Teknik Audio Video. Skripsi : 075514260. Tidak diterbitkan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya Husna, dkk. 2013. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe TPS. Jurnal Peluang, vol.1, No.2, (Online). http://journal.unnes.ac.id, diakses 25 Oktober 2014 Isjoni. 2007. Coopertif Learning. Bandung : Alfabeta Lie, A. 2003, Cooperative Learning. Memperaktekkan Cooperative Learning di Ruang Kelas, Jakarta : Grasindo Mendikbud. (2013). Lampiran: Pemendikbud No.81 A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran.(Online) http://www.kopertis12.or.id/2013/09/13/permendi kbud-no-81a-tahun-2013-tentang-implementasikurikulum.html, diakses 16 Maret 2014 Silberman, M. 2011. Aktif Learning. 101 Cara Belajar Siswa Aktif (Edisi Revisi). Bandung : Nusa Media Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito. Sudjana, N. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosda Karya Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sukmadinata, NS. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning. Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Pelajar 550