PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANYUASIN

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR... TAHUN... TENTANG

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA PRABUMULIH TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS CIPTA KARYA KABUPATEN SITUBONDO

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG KONDOMINIUM HOTEL ( KONDOTEL) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2013

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR: 39 TAHUN : 2000 SERI : D.29 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 5 TAHUN 1997

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

4. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1965 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Batang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR: 42 TAHUN : 2000 SERI : D.32 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 26 TAHUN 1998

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 53 SERI E

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 17 TAHUN 2006 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA HAURGEULIS KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

PERMENDAGRI NO. 9 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI DAERAH

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR: 37 TAHUN : 2000 SERI : D.27 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 24 TAHUN 1996

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 20 TAHUN 1997 T E N T A N G

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 47 TAHUN 2011.

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS CIPTA KARYA KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR. TAHUN. TENTANG

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 34 TAHUN : 2000 SERI : D. 24 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 2 TAHUN 1996

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBANGUNAN KOTABARU LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 84 TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

L E M B A R A N D A E R A H

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 11 TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2012

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN PEMERINTAH NO. 80 TAHUN 1999 TENTANG KAWASAN SIAP BANGUN DAN LINGKUNGAN SIAP BANGUN YANG BERDIRI SENDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 1 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SOLOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SOLOK,

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1987 TENTANG PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAH DI BIDANG PEKERJAAN UMUM KEPADA DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 1999 TENTANG KAWASAN SIAP BANGUN DAN LINGKUNGAN SIAP BANGUN YANG BERDIRI SENDIRI

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 02 /PERMEN/M/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PRT/M/2017PRT/M/2017 TENTANG PENYEDIAAN RUMAH KHUSUS

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 14 TAHUN 2015 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 68 TAHUN : 2006 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 13 TAHUN 2006 TENTANG

diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1993 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II JAYAPURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 30 TAHUN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK NOMOR 23 TAHUN 1992 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BAB II KETENTUAN UMUM

Kata Pengantar. Yogyakarta, Desember Tim Penyusun. Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayui

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BELITUNG

KATA PENGANTAR. Demikian Laporan Akhir ini kami sampaikan, atas kerjasama semua pihak yang terkait kami ucapkan terima kasih. Medan, Desember 2012

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2012 SERI E.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA TEGAL KEPUTUSAN WALIKOTA TEGAL NOMOR / 164 / 2011 TENTANG PENETAPAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH PEMERINTAH KOTA TEGAL TAHUN 2012

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 2

BUPATI AGAM. Kep sempadan bangunan *Sesuai dengan aslinya*

BAB IV GAMBARAN LOKASI

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 29 TAHUN 2005 TENTANG GARIS SEMPADAN BANGUNAN, GARIS SEMPADAN PAGAR, GARIS SEMPADAN SUNGAI, GARIS SEMPADAN PANTAI.

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon 41928 K I S A R A N 2 1 2 1 6 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR 07 TAHUN 2001 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG WILAYAH PERKOTAAN KISARAN BWK III DAN BWK IV IBU KOTA KABUPATEN ASAHAN TAHUN 2001-2020 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ASAHAN, Menimbang : a. bahwa pembangunan daerah adalah merupakan salah satu unsur penunjang di dalam mencapai tujuan Masyarakat Asahan yang sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang - Undang Dasar 1945; Mengingat b. bahwa dalam rangka pembangunan Perkotaan Kisaran khususnya BWK III dan IV perlu diarahkan pertumbuhan dan perkembangannya sehingga tercipta keadaan serasi, selaras dan seimbang; c. bahwa untuk menjamin pertumbuhan dan perkembangan perkotaan, Rencana Detail Perkotaan agar teratur dan terarah, Wilayah Perkotaan Kisaran harus dimanfaatkan secara optimal, serasi, selaras, dan seimbang dengan lingkungan yang dilaksanakan dengan berdasarkan rencana; d. bahwa terdapat dinamika pembangunan Perkotaan Kisaran yang menuntut perlunya dilakukan peninjauan kembali dan revisi rencana detail tata ruang Perkotaan Kisaran; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor 07 Tahun 2001 tentang Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Perkotaan Kisaran BWK III dan BWK IV Ibu Kota Kabupaten Asahan Tahun 2001 2020; : 1. Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1092);

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2013); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Tata Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103) ; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat Dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160) ; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 694); 11. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 7 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang; 2

12. Peraturan Daerah Kabupaten Dati II Asahan Nomor 3 Tahun 1995 tentang Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Dati II Asahan Tahun 1995-2005; 13. Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor 8 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Asahan Tahun 2011-2015; Dengan persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN ASAHAN dan BUPATI ASAHAN MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR 07 TAHUN 2001 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG WILAYAH PERKOTAAN KISARAN BWK III DAN BWK IV IBU KOTA KABUPATEN ASAHAN TAHUN 2001-2020. Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor 07 Tahun 2001 Tentang Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Perkotaan Kisaran BWK III dan BWK IV Ibu Kota Kabupaten Asahan Tahun 2001 2020 (Lembaran Daerah Kabupaten Asahan Tahun 2001 Nomor 38) diubah sebagai berikut : 1. Ketentuan Pasal 12 ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5) dan ayat (6) diubah dan ditambah 3 (tiga) ayat baru, sehingga Pasal 12 berbunyi sebagai berikut : Pasal 12 (1) Pengembangan Perdagangan/Perniagaan berskala besar dialokasikan pada kecamatan Kisaran Barat pada kelurahan Sei Renggas. (2) Pengembangan kawasan Pemerintahan/perkantoran dialokasikan pada setiap kelurahan. (3) Kegiatan Industri kecil dilokasikan di setiap kelurahan. (4) Fasilitas Sosial dialokasikan menyebar pada setiap kawasan pemukiman. (5) Pengembangan fasilitas sosial wisata meliputi ruang terbuka dan tertutup dialokasikan pada : a. skala Kelurahan dialokasikan pada gedung serbaguna, perkantoran Kelurahan, skala Kecamatan dialokasikan pada gedung serbaguna perkantoran Camat Kisaran Barat. b. taman, hutan kota dan lapangan/alun-alun pada kelurahan Sidomukti, Sei Renggas, dan Dadimulyo. (6) Peruntukan sebagian lahan cadangan perkantoran yang berlokasi di Kelurahan Sei Renggas di ubah menjadi sarana pendidikan, sarana etnis sosial budaya dan sarana pelayanan umum. (7) Peruntukan sebagian lahan cadangan permukiman pada Kelurahan Dadimulyo menjadi peruntukan fasilitas umum meliputi gedung olahraga dan kolam renang. 3

(8) Peruntukan lahan cadangan pasar dan lahan pertokoan pada Kelurahan Sei Renggas menjadi peruntukan fasilitas sosial dan fasilitas umum meliputi perkantoran, sarana pendidikan, perumahan rumah susun sewa, perkuburan muslim, sarana etnis sosial budaya, taman/ruang terbuka hijau. (9) Pola ruang rencana lahan dapat dilihat pada Lampiran peta rencana penggunaan lahan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam peraturan daerah ini. 2. Ketentuan Pasal 15 ayat (3) huruf a ditambah, sehingga Pasal 15 berbunyi sebagai berikut : Pasal 15 (1) Rencana Pengembangan Fasilitas dan Utilitas Kota meliputi a. Fasilitas Kota antara lain : 1. perkantoran; 2. Pendidikan; 3. kesehatan; 4. peribadatan; 5. perdagangan; 6. rekreasi tertutup/terbuka. b. Utilitas Kota antara lain : 1. air bersih; 2. persampahan; 3. listrik; 4. telephone; 5. drainase. (2) Rencana Pengembangan Fasilitas Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a pasal ini adalah : a. perkantoran/pemerintah. Lokasi Perkantoran/Pemerintahan tetap pada lokasi sekarang dan dikembangkan dijalan Lintas Sumatera (lahan bekas perkebunan) dalam Skala Kabupaten dan Skala Kecamatan di belakang Terminal untuk Kelurahan ditiap Kelurahan. b. kesehatan Fasilitas Kesehatan dialokasikan tetap menempati tempat semula. c. peribadatan Rencana pengembangan ruang untuk fasilitas peribadatan disebar diseluruh kawasan pemukiman yang ditempatkan dipusat pemukiman. d. perdagangan. Rencana pengembangan perdagangan dan jasa yang mempunyai skala pelayanan kota diarahkan dikawasan pusat lokal, sedangkan untuk skala kecil disebarkan dikawasan pemukiman. 4

e. rekreasi terbuka. Pengembangan rekreasi terbuka olahraga untuk unit Lingkungan dialokasikan pada pusat-pusat unit Lingkungan dan sekolah-sekolah sedangkan di tingkat kecamatan direncanakan berlokasi didepan kantor Kecamatan Kisaran Barat. Untuk taman diarahkan pada kawasan bagian tenggara BWK yaitu pada pinggiran sungai silo, dan bagian barat laut di pinggir Sei Bunut selain itu juga dikembangkan alun-alun kota kisaran yang berbentuk lapangan olah raga dan taman yang dilengkapi dengan kolam yang direncanakan berada di lahan bekas perkebunan bagian timur. f. pendidikan. g. bangunan lain. Pada bangunan wilayah BWK III dan IV tidak dibenarkan pembangunan penangkaran Sarang Burung Walet. (3) Rencana Pengembangan Utilitas Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b pasal ini adalah : a. Air Bersih. 1. penyediaan air bersih dan jaringan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat berdasarkan standart yang ditentukan. 2. tahapan perluasan jaringan air bersih dengan melalui sumur bor harus memiliki ijin dari pihak yang berwenang. 3. penyediaan air bersih diusahakan secara merata dan layak bagi lapisan masyarakat. 4. peruntukan sebahagian lahan cadangan pasar dan lahan pertokoan pada Kelurahan Sei Renggas menjadi peruntukan jaringan infrastruktur termasuk Instalasi Air Minum PDAM Tirta Silau Piasa Kisaran b. Sampah. 1. sampah rumah tangga dikumpulkan di bak sampah rumah tangga kemudian diangkut dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA); 2. sampah Industri dikumpulkan dan dikendalikan sebelum diangkut dan dibuang ke tempat pembuangan yang telah ditentukan; 3. sampah pasar/pusat Perbelanjaan dan perkantoran dikumpulkan pada tempat pengumpulan sementara sebelum diangkat dan dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA); 4. tempat pembuangan akhir (TPA) yang ditentukan jauh dari pemukiman penduduk dan perkantoran; 5. sampah yang berada di tempat pembuangan akhir (TPA) dikendalikan dengan proses tertentu agar tidak terganggu lingkungan; 6. pelaksanaan dilaksanakan petugas kebersihan. c. Listrik 1. penyediaan kebutuhan listrik beserta jaringannya disesuaikan dengan program kota yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat baik bagi kawasan perumahan maupun non perumahan. 5

2. penyediaan penerangan listrik diarahkan, terutama pemakaiannya untuk kebutuhan masyarakat. d. Telephon penyedian jaringan telephon beserta jaringan jaringannya disesuaikan dengan program perkembangan kota yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. e. Drainase pembangunan drainase dapat mengendalikan banjir dan air limbah rumah tangga. 3. Ketentuan Pasal 17 ayat (4) diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 17 (1) Rencana pengembangan sistem transportasi Perkotaan Kisaran adalah sebagai berikut : a. rencana sistem jaringan jalan utama; b. rencana sistem jaringan jalan lokal; c. rencana sistem jaringan jalan lingkungan. (2) Rencana Sistem jaringan transportasi/jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah direncanakan untuk dikembangkan sistem jaringan jalan arteri primer sekunder, kolektor sekunder dan lokal sekunder. (3) Rencana Sistem Sirkulasi transportasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah: a. memecah beban lalu lintas pada jaringan yang dilalui kendaraan angkutan regional. b. menentukan rencana sistem sirkulasi transportasi jalan dari pusat kota ke Sub Pusat Kota. (4) Rencana Sistem terminal dan prasarana transportasi jalan raya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, sebagai berikut : a. terminal penumpang A dialokasikan pada Kelurahan Sei Renggas; b. peruntukan sebahagian lahan cadangan pasar dan lahan pertokoan pada Kelurahan Sei Renggas menjadi Terminal Barang. 4. Ketentuan Pasal 25 ayat (1) dan ayat (2) diubah, diantara ayat (2) dan ayat (3) disisipkan 2 (dua) ayat, yakni ayat (2a) dan ayat (2b) serta ayat (3) dihapus, sehingga Pasal 25 berbunyi sebagai berikut: Pasal 25 (1) Peraturan Daerah ini diperinci lebih lanjut dalam bentuk Kompilasi Data dan Analisa sebagaimana tercantum pada Lampiran Peraturan Daerah ini. (2) Peraturan Daerah ini dilampiri Peta Rencana Lahan, Rencana Fungsi Jalan dan Rencana Kepadatan Penduduk sampai tahun 2020 skala 1 : 5.000, sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini. 6

(2a) Peta Rencana Lahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi : a. peruntukan sebagian lahan cadangan perkantoran yang berlokasi di Kelurahan Sei Renggas diubah menjadi sarana pendidikan, sarana etnis sosial budaya dan sarana pelayanan umum. b. peruntukan sebagian lahan cadangan permukiman yang berlokasi di Kelurahan Dadimulyo menjadi lahan gedung olahraga dan kolam renang. c. peruntukan lahan cadangan pasar dan sebahagian lahan pertokoan yang berlokasi di Kelurahan Sei Renggas menjadi lahan perkantoran, sarana pendidikan, perumahan rumah susun sewa, perkuburan muslim, Instalasi Air Minum PDAM Tirta Silau Piasa Kisaran, sarana etnis sosial budaya, Terminal Cargo, Taman/ Ruang Terbuka Hijau, dan Sarana Pelayanan Umum (2b) Peta Rencana Lahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum pada Lampiran Peraturan Daerah ini. (3) Dihapus Pasal II Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Asahan Ditetapkan di Kisaran pada tanggal 17 Oktober 2012 BUPATI ASAHAN, dto TAUFAN GAMA SIMATUPANG Diundangkan di Kisaran pada tanggal 17 Oktober 2012 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN ASAHAN, dto S O F Y A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN TAHUN 2012 NOMOR 3 7

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 07 TAHUN 2001 TENTANG RENCANA DETAIL WILAYAH PERKOTAAN KISARAN BWK III DAN BWK IV IBUKOTA KABUPATEN ASAHAN TAHUN 2001-2020 I. PENJELASAN UMUM Pembangunan di era otonomi daerah saat ini diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Disamping itu melalui otonomi luas, daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pelaksanaan otonomi daerah ini berdampak kepada kemajuan daerah, dimana saat ini dinamika pembangunan daerah Kabupaten Asahan semakin cepat dan pesat. Pembangunan yang dilaksanakan bertujuan untuk melengkapi infrastruktur guna mewujudkan otonomi daerah, khususnya dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sebagaimana yang menjadi kewenangan pemerintah daerah sesuai amanat peraturan perundangundangan yang dibagi dalam urusan wajib dan urusan pilihan. Demikian juga, pembangunan sarana dan prasarana dilakukan sesuai dengan kebijakan nasional, seperti urusan bencana alam dan pengendalian terhadap bahaya narkotika. Penyediaan sarana dan prasarana budaya dan sosial kemasyarakatan lainnya, antara lain lembaga adat yang bertujuan untuk pengembangan potensi budaya dan keanekaragaman daerah; prasarana kebutuhan dasar, seperti air minum, pendidikan, perumahan, kesehatan, pendidikan; prasarana keolahragaan dan sosial kemasyakatan lainnya. Penyediaan sarana dan prasarana ini semata-mata untuk mendukung peningkatan pelayanan kepada masyarakat menuju kesejahteraan Asahan. Pembangunan sarana dan prasarana yang dilaksanakan berdampak kepada proses perubahan struktur penduduk, ekonomi, sosial dan infrastruktur; dan sebaliknya juga bahwa perubahan yang telah terjadi dimasyarakat tersebut membutuhkan lebih banyak lagi sarana dan prasarana. Proses perubahan tersebut sampai saat ini terus berlangsung, hal ini seiring dengan pesatnya pembangunan daerah yang dilakukan di Kabupaten Asahan, baik yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat. Perkembangan ini sangat terlihat, khususnya di wilayah perkotaan Kisaran yang merupakan ibukota Kabupaten Asahan. Pembangunan sarana dan prasarana yang bertujuan untuk menyongsong perkembangan kemajuan daerah dan dalam rangka memenuhi kebutuhan perubahan yang terjadi di masyarakat; mengakibatkan terjadinya perubahan rencana tata ruang wilayah (RTRW) yang ada, khususnya Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Perkotaan Kisaran sebagaimana yang telah ditetapkan melalui PERATURAN DAERAH NOMOR 07 TAHUN 2001 TENTANG RENCANA DETAIL WILAYAH PERKOTAAN KISARAN BWK III DAN BWK IV IBUKOTA KABUPATEN ASAHAN TAHUN 2001-2020. Atas adanya perubahan ini, Tim Kajian telah melaksanakan peninjauan kembali terhadap Rencana Detail dimaksud. Peninjauan ini bertujuan untuk melihat kesesuaian antara rencana tata ruang dan kebutuhan pembangunan yang memperhatikan perkembangan lingkungan strategis dan dinamika 8

internal, serta pelaksanaan pemanfaatan ruang. Peninjauan ini juga telah sesuai dengan amanat Pasal 26 ayat (5) Undang-Undang 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menyebutkan, bahwa rencana tata ruang wilayah Kabupaten ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun. Perubahan yang terjadi pada Rencana Detail Wilayah Perkotaan Kisaran disebabkan adanya kebijakan dan strategi nasional serta terjadinya dinamika internal kabupaten yang mempengaruhi pemanfaatan ruang kabupaten. Perubahan ini juga merupakan dampak pelaksanaan amanat undang-undang otonomi daerah, memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, dan memenuhi usulan dan saran masyarakat/organisasi kemasyarakatan/organisasi keolahragaan. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL PERUBAHAN Pasal I Cukup Jelas Pasal II Cukup Jelas TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR 1 9