INTERVENSI ULTRA SOUND THERAPY LEBIH BAIK DARIPADA MICRO WAVE DIATHERMY TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA KASUS SINUSITIS FRONTALIS BAGI AWAK KABIN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan kepada masyarakat saja akan tetapi dapat juga merugikan

BAB I PENDAHULUAN. organisme berbahaya dan bahan-bahan berbahaya lainnya yang terkandung di

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan reformasi pembangunan kesehatan masyarakat adalah. meningkatkan tingkat derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya

BEDA PENGARUH TERAPI INFRA RED DENGAN PARAFFIN BATH TERHADAP PENGURANGAN NYERI AKIBAT REMATOID ARTRITIS JARI-JARI TANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pada organ dan fungsi pernafasan, salah satunya hidung. Dimana hidung

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,

Pengaruh Ketinggian Pada Faal Tubuh

BAB I PENDAHULUAN. epidemiologi dari Norway mencatat insidensi terjadinya cedera pada tendon flexor

BAB I PENDAHULUAN. sehingga ditetapkan penggunaan kabin bertekanan (cabin pressured) pada pesawat

BAB I PENDAHULUAN. dimana dijumpai beraneka ragam jenis keluhan antara lain gangguan neuromuskular,

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PENDERITA SINUSITIS DI POLIKLINIK TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROKAN RSUP SANGLAH PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. maju seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Negara-negara Eropa. Di Amerika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. umumnya. Seseorang bisa kehilangan nyawanya hanya karena serangan

BAB IV. TINGKAT KEBOCORAN yang DIIZINKAN PADA KABIN PESAWAT BOEING Bepergian dengan pesawat terbang sudah meningkat sejak beberapa tahun.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CALCANEUS SPUR SINISTRA DENGAN MICRO WAVE DIATHERMY (MWD) DAN MASSAGE DI RSAL DR.

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

BAB I. punggung bawah. Nyeri punggung bawah sering menjadi kronis, menetap atau. sehingga tidak boleh dpandang sebelah mata (Muheri, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. serta bidang kesehatan. Setiap orang yang hidup baik usia produktif maupun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kronik di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi. Penelitian dilakukan selama 2 minggu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang muncul membingungkan (Axelsson et al., 1978). Kebingungan ini tampaknya

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah meningkatkan

Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru

BAB I PENDAHULUAN. Spine merupakan tulang penopang tubuh yang tersusun atas cervical

BAB II LANDASAN TEORI. Atmosfer adalah selubung gas atau campuran gas-gas, yang menyelimuti

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang secara menyeluruh. Termasuk pembangunan di bidang kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. sekedar jalan-jalan atau refreshing, hobi dan sebagainya. Dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh sejak awal kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Bronkitis menurut American Academic of Pediatric (2005) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Saat ini, ISPA merupakan masalah. rongga telinga tengah dan pleura. Anak-anak merupakan kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia terdiri dari berbagai anggota gerak yang saling menopang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk seluruh masyarakat yang mencakup upaya peningkatan (promotive),

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL

TERAPI OKSIGEN. Oleh : Tim ICU-RSWS. 04/14/16 juliana/icu course/2009 1

BAB I PENDAHULUAN. sering di gunakan. Masalah pada pergelangan tangan sering dialami karena

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

Kaviti hidung membuka di anterior melalui lubang hidung. Posterior, kaviti ini berhubung dengan farinks melalui pembukaan hidung internal.

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penurunan kapasitas fungsi dapat menyebabkan penurunan. patologi morfologis maupun patologi fungsional.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh: ILSA ROVIATIN AGUSTINA J Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kompleksitas dari anatomi sinus paranasalis dan fungsinya menjadi topik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sinus Paranasalis (SPN) terdiri dari empat sinus yaitu sinus maxillaris,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibutuhkan manusia dan tempat pengeluaran karbon dioksida sebagai hasil sekresi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Undang-undangKesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu keadaan sehat fisik,

KESEHATAN MATA DAN TELINGA

BAB I PENDAHULUAN. maka setiap warga Indonesia berhak memperoleh derajat sehat yang setinggitingginya

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DENGAN MODALITAS MICROWAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sosial masyarakat dan bangsa bertujuan untuk. memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya sangat cepat. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia

BAB I PENDAHULUAN. A.Mekanisma ini terbahagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas. B.Ia melibatkan perubahan kepada :

BAB I PENDAHULUAN. saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ringan atau berat sehingga dalam proses penyembuhan pasien. buruk dari rawat inap atau long bed rest.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN SPONDYLOSIS LUMBALIS 4-5 DENGAN MWD ULTRA SOUND DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSUD SRAGEN

PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan mendengar dan berkomunikasi dengan orang lain. Gangguan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

BAHAN AJAR BAHAYA TEKANAN TINGGI DI BAWAH PERMUKAAN AIR. Dekompresi

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN SINUSITIS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PADA APRIL 2015 SAMPAI APRIL 2016 Sinusitis yang merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab 40% kunjungan pasien berobat jalan terkait gejala. setiap tahunnya. Hasil survei Word Health Organization / WHO

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.2

BAB 1 : PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah meningkatkan. kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama

BAB 1 PENDAHULUAN. mungkin akan terus meningkat prevalensinya. Rinosinusitis menyebabkan beban

BAB I PENDAHULUAN. memberikan prioritas pada upaya promotif dan preventif tanpa

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.2 TBC. Bronkitis. Asfiksi. Pneumonia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. (simptoms kurang dari 3 minggu), subakut (simptoms 3 minggu sampai

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang memanjakan kehidupan manusia. Sehingga akifitas fisik. mengalami peningkatan yang begitu pesat.

BAB l PENDAHULUAN. gerakannya, dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan aktifitas atau

Definisi Bell s palsy

BAB I PENDAHULUAN. pneumonia dijuluki oleh William Osler pada abad ke-19 sebagai The

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah merupakan kasus yang banyak ditemui. dalam praktek sehari-hari, umumnya menyerang semua orang tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MWD DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP DENGAN TENS DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA OA LUTUT

CEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA

Sistem pernapasan adalah sistem tubuh manusia yang menghasilkan energi yang diperlukan untuk proses kehidupan.

EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, begitu juga dalam bidang kesehatan. Salah satu Negara kita, yaitu dari

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai

Oleh: ARIF FI AM J KARYA TULIS ILMIAH

Gangguan Eustachius Sebabkan Infeksi Telinga. Herlina Arsyadi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan. melakukan atifitas atau pekerjaan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. optimal bagi manusia. Maslow dalam teori kebutuhan dasar manusia, membagi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di apotek Mega Farma Kota Gorontalo pada tanggal

BAB 1 PENDAHULUAN. pakar yang dipublikasikan di European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

O 2 + Zat Makanan CO 2 + H 2 O + Energi

Transkripsi:

INTERVENSI ULTRA SOUND THERAPY LEBIH BAIK DARIPADA MICRO WAVE DIATHERMY TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA KASUS SINUSITIS FRONTALIS BAGI AWAK KABIN SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Meraih Gelar Sarjana Fisioterapi DISUSUN OLEH : EUIS KHOLISOH 202-66 - 22 PROGRAM S FISIOTERAPI FAKULTAS FISIOTERAPI UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA 204

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era modern saat ini dengan peningkatan teknologi yang lebih maju memberikan dampak positif juga negatif yang selalu beriringan, masyarakat sebagai pengguna jasa teknologi tersebut dalam hal ini difokuskan pada pemanfaatan transportasi udara yaitu pesawat terbang dikatakan dampak positif karena memberikan efisiensi waktu bagi kita dalam menjangkau wilayah yang relatif jauh dan tak mudah ditembus melalui jalan darat, dikatakan memberi dampak negatif karena bagi sebagian orang dengan perbedaan tekanan atmosfer antara dalam ruangan (kabin pesawat) dengan tekanan luar dapat memberikan tekanan atau kompresi bagi organ-organ tubuh kita baik jantung, telinga atau kepala sehingga bagi sebagian orang dapat menimbulkan ketidaknyamanan selama perjalanan ataupun setelahnya dengan menyisahkan keluhan yang masa pemulihannya membutuhkan waktu tidak sebentar. Untuk menghadapi hal tersebut maka Ilmu Fisioterapi harus mengembangkan diri untuk mempelajari dan menganalisa bahaya-bahaya penerbangan bagi tubuh manusia dan antisipasi penanggulangan dan pemulihannya agar awak kabin dapat kembali bekerja secepat mungkin. Fisioterapi adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan pada individu atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang hari dengan

menggunakan penangganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis) pelatihan fungsi dan komunikasi. Mengacu pada Ilmu Kesehatan Penerbangan sebagai salah satu cabang Ilmu Kesehatan, yang dilandasi oleh Fisiologi Penerbangan atau Aerofisiologi maka diketahui bahwa faktor-faktor ketinggian yang mempengaruhi faal tubuh manusia adalah menurunnya tekanan udara, tekanan parsiil oksigen, suhu udara dan gaya berat dan lain-lain, di samping itu manuver penerbangan dapat mengganggu faal tubuh seperti faal sistem kardio-vaskuler, system pernapasan, penglihatan, keseimbangan, pendengaran dan lain- lain. Ada empat perubahan sifat atmosfer pada ketinggian yang dapat merugikan faal tubuh khususnya dan kesehatan pada umumnya, yaitu : a. Perubahan atau mengecilnya tekanan parsiil oksigen di udara. Hal ini dapat mengganggu faal tubuh dan menyebabkan hipoksia. b. Perubahan atau mengecilnya tekanan atmosfer, hal ini dapat menyebabkan sindrom dysbarism. c. Berubahnya suhu atmosfer. d. Meningkatnya radiasi, baik dari matahari (solar radiation) maupun dari kosmos lain (cosmic radiation). Sistem kabin pesawat udara dengan teknologi untuk memiliki tekanan yang lebih dari besar dari sekelilingnya agar penumpang dapat merasa nyaman bernapas secara normal didalam pesawat dengan ketinggian misalnya 35.000 kaki yang memiliki lapisan udara lebih tipis dengan tekanan atmospherie yang lebih rendah dari permukaan laut.

Umumnya tekanan udara dalam kabin pesawat dan diluar pesawat berkisar 87 pressure mmhg dan dalam tekanan udara yang rendah (tipis) temperatur sangat rendah kurang lebih -45 derajat celcius dibawah nol, maka hal ini tidak dapat membuat manusia bertahan hidup tanpa suatu alat bantu, agar pesawat udara dapat terbang pada ketinggian 35.000 kaki (International Civil Aviation Organization ICAO, 964) selain tekanan udara yang dapat diatur, temperature juga harus dapat disesuaikan dengan sistem pengatur temperature (air conditioning) dan sistem pengatur tekanan udara kabin agar penumpang dapat menikmati penerbangan secara nyaman. Ernstings Aviation Medicine, David p. Gradwell, (2006). Keempat perubahan ini yang akan dibahas adalah masalah hipoksia dan dysbarism. Masalah pengaruh perubahan suhu hanya dibahas secara umum karena akan lebih banyak dibahas pada masalah survival dan masalah bail out, sedang masalah radiasi tidak dibahas di sini, karena pengaruhnya pada penerbangan biasa kurang berarti dan hanya penting dibicarakan bila kita membahas masalah penerbangan ruang angkasa. Salah satu keluhan pada awak kabin yang ditimbulkan akibat perbedaan tekanan yang terjadi dengan kondisi sinusitis frontalis dapat dijelaskan dengan mekanisme sebagai berikut: Muara sinus paranasalis yang menuju kerongga hidung pada umumnya sempit sehingga bila kecepatan naik atau turun sangat besar, maka untuk penyesuaian tekanan antara rongga sinus dan udara background image luar tidak cukup waktu, sehingga akan timbul rasa sakit di sinus yang disebut aerosinusitis Dr. Supreet Singh Nayyar, AFMC (202).

Sinusitis adalah peradangan yang terjadi karena penebalan pada dinding sinus maka cairan sinus akan terhambat lalu akan terjadi peradangan maka akan timbul nyeri. Karena sifat sinus paranasalis yang selalu terbuka, maka aerosinusitis ini dapat terjadi pada waktu naik maupun turun dengan persentase yang sama. Pada keadaan radang saluran pernapasan bagian atas, kemungkinan terjadinya aero sinusitis makin besar. Keluhan lainnya itu nyeri kepala, ear block dsb, merupakan variasi yang ditimbulkan dari efek perbedaan tekanan seperti diulas diatas. pathophysiologi, prophylaxis and management in passenger and air crew, Erik K. Weitzel, K.Christhoper McMains (2008). Permasalahan yang kami uraikan mengenai dampak yang ditimbulkannya itu nyeri akibat sinusitis frontalis akan terasa meningkat rasa nyeri dan tidak nyaman pada daerah dahi dan diantara mata dengan memperhatikan pola kerja para awak kabin yang dalam satu hari bisa melakukan penerbangan kurang lebih sampai 8 (delapan) jam, dalam pekerjaan awak kabin dari persiapan awal penerbangan dan persiapan selama dalam penerbangan, membantu dan memberikan kemudahan dalam penerbangan dan harus slalu bergerak selama penerbangan yang tentunya akan sangat membutuhkan kondisi yang fit dan keseimbangan yang bagus dan konsentrasi yang tinggi agar aktifitas kinerja awak kabin terlaksana dengan baik. Pada kondisi sinusitis frontalis dalam keadaan penerbangan akan terasa sangat mengganggu karena nyeri yang timbul karena sinusitis frontalis dan di sertai karena tekanan udara yang terjadi dalam lingkungan kerja para awak kabin sehingga dapat menimbulkan penurunan kinerja awak kabin dalam bertugas sehingga dibutuhkan tindakan yang efektif dan efisiensi dalam upaya membantu untuk

menghilangkan dan mengurangi nyeri, salah satunya tindakan fisioterapi pada awak kabin yang mengalami gangguan karena nyeri akibat sinusitis frontalis. Sinusitis adalah peradangan sinus, peradangan yang terjadi pada selaput lendir sinus yang berpengaruh pada tengkorak dan berhubungan dengan hidung, rongga mata dan telinga. Sinus terdiri Sinus Etmodalis yang terletak di belakang jembatan hidung diantara kedua mata. Sinus Frontalis adalah sinus dahi. Sinus ini terletak didalam tulang frontal dahi. Sinus Maxilaris adalah sinus pipi, sinus ini terletak dibelakang tulang pipi anda, meluas dari tepat di bawah mata. Sinus sfenoid adalah sinus yang terletak dibagian belakang hidung, jauh didalam tengkorak terletak lokasi diman mata dan otak bertemu. (Sinusitis dan kualitas hidup, Ralph B. Metson, (2005). Dalam penyesuaian perubahan tekanan dalam aktifitas awak kabin yang akan meningkatkan rasa nyeri maka tindakan fisioterapi dengan melakukan tindakan terapi menggunakan modalitas Ultra Sound therapy (US) dan Micro Wave Diathermy (MWD) walaupun dalam melaksanakan sesi terapi kami mengalami kesulitan/kendala waktu dalam pelaksanaan terapi yang tidak dapat dilakukan dengan interval waktu yang sesuai. Penggunaan modalitas ultra sound (US) yang dilakukan diharapkan dapat membantu mengurangi nyeri akibat sinusitis frontalis awak kabin dengan lebih efektif dan efisien. Prinsip-prinsip intervensi fisioterapi pada sinusitis adalah untuk pencegahan infeksi saluran napas atas dan menyingkirkan sekresi, memberikan broncodilatator, mukolitik sedangkan intervensi dapat dilakukan dengan menggunakan Ultra Sound (US) dan Micro Wave Diathermy (MWD).

B. Identifikasi Masalah Sinusitis frontalis adalah peradangan sinus, peradangan yang terjadi pada selaput lendir sinus frontalis yang berpengaruh pada tengkorak dan berhubungan dengan hidung, rongga mata dan telinga. Sinus terdiri Sinus Etmodalis yang terletak di belakang jembatan hidung diantara kedua mata. Sinus Frontalis adalah sinus dahi. Sinus ini terletak didalam tulang frontal dahi. Sinus Maxilaris adalah sinus pipi, sinus ini terletak dibelakang tulang pipi anda, meluas dari tepat di bawah mata.sinus sfenoid adalah sinus yang terletak dibagian belakang hidung, jauh didalam tengkorak terletak lokasi dimana mata dan otak bertemu. (Sinusitis dan kualitas hidup, Ralph B. Metson (2005). Sinusitis menyebabkan banyak gejala dan iritasi yang mengakibatkan jaringan sinus membengkak, operasi sinusitis atau pengobatan sinusitis bisa dilakukan di rumah sakit modern. Penyakit sinusitis adalah penyakit yang umum di temukan di Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT), dapat dibagi menjadi sinusitis akut dan kronis, pasien yang menderita sinusitis sangat menyakitkan, hidung sering mengeluarkan cairan air dan berwarna kuning, juga lendir yang bau amis, sering sakit kepala, tidak bisa berkonsentrasi dan tidak fit badan. Sinusitis menyerang tubuh pasien dan membuat pasien tidak bersemangat dan membawa rasa sakit yang berlipat ganda. Berbagai keadaan, biasanya disebabkan oleh hidung tersumbat disebabkan oleh meningkatnya sekresi pembengkakan dan hidung tersumbat tersebut sering dapat menyebabkan disfungsi penciuman sementara. Lendir kebanyakan tebal dan tebal melengket, lendir purulen atau lendir muko purulen, berwarna kuning atau kuning-hijau dan seberapa banyak tidak pasti,

kebanyakan mengalir ke tenggorokan.sakit kepala juga merupakan gejala umum dari sinusitis, sinusitis sakit kepala sering sering berdampak kebagian kepala lainnya. Kondisi sinusitis akan bertambah nyeri biasanya disebabkan oleh hidung tersumbat disebabkan oleh meningkatnya sekresi, pembengkakan selaput lender sehingga ostium tersumbat dan timbul suatu tekanan yang tidak normal didalam sinus pada awak kabin yang mengalami keluhan,nyeri bertambah timbul terutama saat perbedaan tekanan yang besar pada saat naik atau turunnya pesawat dalam aktifitasnya, ditambah kombinasi antara struktur nassal yang abnormal dikombinasikan dengan perubahan tekanan pada tubuh (faktor ketinggian) yang dapat timbul pada saat di pesawat udara yang sering terjadi pada awak kabin dari berbagai maskapai penerbangan yang secara berkala melaksanakan medical examination di Balai Kesehatan Penerbangan Kementerian Perhubungan Udara. C. Perumusan Masalah Mengacu pada latar belakang maka peneliti akan merumuskan permasalahan penelitian adalah :. Apakah Intervensi Ultra Sound Therapy dapat menurunkan nyeri pada kasus sinusitis frontalis bagi awak kabin? 2. Apakah Intervensi Micro Wave Diathermy dapat mengurangi nyeri pada kasus sinusitis frontalis bagi awak kabin? 3. Apakah Intervensi Ultra Sound Therapy lebih baik dari pada Micro Wave Diathermy terhadap pengurangan nyeri pada sinusitis frontalis bagi awak kabin?

D. Tujuan Penelitian. Tujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan pengurangan nyeri pada kasus sinusitis frontalis pada awak kabin dengan pemberian Ultra Sound therapy dan Micro Wave Diathermy 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui pemberian Ultra Sound therapy dapat pengurangan nyeri pada kasus sinusitis frontalis bagi awak kabin. b. Untuk mengetahui pemberian Micro Wave Diathermy dapat pengurangan nyeri pada kasus sinusitis frontalis bagi awak kabin. E. Manfaat Penelitian. Bagi pengembangan ilmu Memberikan pengetahuan mengenai intervensi fisioterapi yang efektif dan efisien pada kasus nyeri akibat sinusitis frontalis. 2. Bagi institusi pendidikan Sebagai bahan informasi dan masukan guna pengembangan penelitian lebih lanjut. 3. Bagi penelitian Dengan penelitian ini akan menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang nyeri akibat sinusitis frontalis dan menambah pemahaman akan pemilihan modalitas dalam aspek efektitas dan efisiensi dalam pemberian

Ultra Sound therapy dan Micro Wave Diathermy terhadap pengurangan nyeri pada kasus sinusitis frontalis.