Radiasi Vol.5 No.1.September2014

dokumen-dokumen yang mirip
Pengembangan Modul Berbasis Project Based Learning untuk Mengoptimalkan Life Skills pada Siswa Kelas X SMA N 1 Petanahan Tahun Pelajaran 2013/2014

Mahardika Intan Rahmawati

Atina Nur Faizah, Eko Setyadi Kurniawan, Nurhidayati

Pengembangan Buletin Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Gerak Melingkar Pada Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran 2014/2015

Dewi Ayu Kusumaningtias, Eko Setyadi Kurniawan, Ashari

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS JOYFULL LEARNING

Pengembangan Modul Kemagnetan Berbasis Guided Inquiry Untukmeningkatkan Kemampuan Representasi Mahasiswa Semester 2. Tahun Akademik 2015/2016

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Untuk Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Materi

Rina Yulianti, Eko Setyadi Kurniawan, Sriyono

Pengembangan modul pembelajaran fisika berbasis PBL (problem based learning)

Nur Azizah, Siska Desy Fatmaryanti, Nur Ngazizah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP 1 BAYANG UTARA ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

PENGEMBANGAN BUKU SAKU SEBAGAI BAHAN AJAR AKUNTANSI PADA POKOK BAHASAN JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Spontaneous Group Discussion

Yani Putri Utari, Eko Setyadi Kurniawan, Siska Desy Fatmaryanti

Mukti Herdiana, Eko Setyadi Kurniawan, Ashari

Kata kunci: Efektivitas, keterampilan proses, pendekatan induktif, sikap ilmiah

Pengembangan Instrumen Penilaian Psikomotorik pada Pelaksanaan Praktikum Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Purworejo Tahun Pelajaran 2013/2014

PENGEMBANGAN STUDENT WORKSHEET

Mutammimah Finnajah, Eko Setyadi Kurniawan, Siska Desy Fatmaryanti

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning

PENGEMBANGAN PENILAIAN AUTENTIK GUNA MENGUKUR PENGETAHUAN DAN KREATIVITAS DALAM PEMBELAJARAN FISIKA PADA PESERTA DIDIK SMA NEGERI 6 PURWOREJO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Ratulani Juwita *), Afrida Yanti. STKIP PGRI Sumatera Barat

Fika Septiningkasih, Eko Setyadi Kurniawan, Nur Ngazizah

Pengembangan modul IPA fisika berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa

Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta 2)

BAB III METODE PENELITIAN. Research and Development. Model Research and Development yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan adalah langkah langkah untuk mengembangkan

BAB III METODE PENELITIAN. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan

Pengaruh Pemilihan Jurusan dan Model Pembelajaran Terhadap Kemampuan Intelektual Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Salaman Tahun Pelajaran 2014/2015

Pengembangan Alat Praktikum Gelombang Stasioner untuk Melatihkan Keterampilan Proses Siswa SMA Kelas XI

ABSTRAK. Key Words: Pengembangan, Lembar Kegiatan Siswa, Kontekstual.

Pengembangan Penilaian Kinerja Praktikum Berbasis Generik Sains untuk Mengukur Keterampilan Peserta Didik SMA Kelas X

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII

Pengembangan Instrumen Penilaian Autentik untuk Mengukur Sikap Sosial Peserta Didik SMA Kelas X pada Pembelajaran Fisika

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI IRISAN KERUCUT DENGANN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KELAS X SMKN 6 PADANG.

BAB III METODE PENELITIAN

Pengembangan modul berbasis discovery learning untuk meningkatkan pemahaman konsep

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENERAPAN METODE PQ4R UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENDINGIN DI SMK MA ARIF 4 KEBUMEN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Research and Development (R&D) sesuai dengan Thiagarajan, et. all.,

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X DI SMAN 2 BATU MENGENAI FILUM ARTHROPODA

Pengembangan Modul Fisika SMA Berbasis Kearifan Lokal Untuk Mengoptimalkan Karakter Peserta Didik

PENGEMBANGAN KIT PEMBELAJARAN BERBANTUAN LKS MATERI SISTEM PERNAPASAN UNTUK SISWA KELAS XI SMA

Pendidikan Biologi, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2) MTsN II Pamulang koresponden: Abstrak

Abstrak PENDAHULUAN.

I. PENDAHULUAN. Salah satu media atau sumber belajar yang dapat dijadikan sebagai penunjang

RANCANG BANGUN PERANGKAT PEMBELAJARAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017

Radiasi Vol.5No.1. September 2014

OPTIMALISASI KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING BERBASIS ECO-CAMPUS

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

Munawaroh,dkk. Kata kunci:.keterampilan generik sains, model pembelajaraninkuiri terbimbing

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D).

Dio Roka Pratama Rahayu, Nur Ngazizah, Ashari

Abstrak PENDAHULUAN ISSN : X

Kasiyem, Nur Ngazizah, Nurhidayati

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R PADA MATERI HIMPUNAN KELAS VII SMPN 11 KOTA JAMBI

THE DEVELOPMENT STUDENT WORKSHEETS ON THEME ENVIRONTMENTAL (SOIL) POLLUTION" WITH THE PROJECT BASED LEARNING (PjBL) WHICH SCIENCE PROCESS SKILL

Efektivitas Model Pembelajaran Fisika Berbasis Guided Inquiry dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kemandirian Belajar Siswa SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN PROYEK MATERI ALAT-ALAT OPTIK UNTUK KELAS X SMA

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN USAHA DAN ENERGI UNTUK SISWA MA. Yenita Endriska

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI POKOK ALJABAR PADA SISWA KELAS VIII SMP SKRIPSI

Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA

PENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI SEGIEMPAT DAN SEGITIGA BERBASIS PEMECAHAN MASALAH UNTUK SISWA KELAS VII SMP. Oleh ABSTRACT

Pengembangan Modul Panduan Outbound untuk Mengoptimalkan Creativity Domain Science pada Siswa SMA

Pengembangan Modul Fisika Berbasis Saintifik untuk Siswa SMA/MA Kelas XI pada Materi Teori Kinetik Gas

Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin. Kata kunci: Hasil belajar, model pembelajaran ARIAS, konsep zat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KOGNITIF MATA PELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN MOMENTUM DAN IMPULS SMA KELAS XI

2 Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian

ARTIKEL ILMIAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, Euis Sugiarti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1

Oleh: Desi Novita *), Anna Cesaria **), Hamdunah **) Mahasiswa Program Studi Pendididkan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat.

Ulfa Nurfillaili, M. Yusuf T., Santih Anggereni. Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA/MA

PENGEMBANGAN LKS BIOLOGI BERBASIS KONTEKSTUAL DILENGKAPI DENGAN MIND MAP PADA MATERI ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA UNTUK SISWA SMA

Key Words: Student worksheet, Discovery Learning, social aritmatic

PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROJECT BASED LEARNING GUNA MELIHAT KEATIVITAS PESERTA DIDIK PADA MATERI MENGOPERASIKAN SOFTWARE PROTEUS

146 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo. Vol.09/No.02/Januari 2017 ISSN:

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL INQUIRY-DISCOVERY LEARNING (IDL) TERBIMBING

ABSTRAK. Kata kunci: Media animasi interaktif, depresiasi aset tetap

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA-2 SMA N 6 MALANG

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI SOFT SKILLS PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT KELAS X DI MAN MOJOKERTO

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI MATRIKS UNTUK KELAS X SMKN 4 PADANG. Oleh

Transkripsi:

Pengembangan Modul Barbasis Project Based Learning Untuk Mengoptimalkan Kemandirian dan Hasil Belajar Fisika Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kutowinangun Tahun Pelajaran 2013/2014 Noorita Arumsari, Siska Desy Fatmaryanti, Eko setyadi Kurniawan Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Purworejo Jalan KHA. Dahlan 3 Purworejo, Jawa Tengah E-mail : Noorita_Arumsari@yahoo.com Intisari Pengembangan Modul Berbasis Project Based Learning Untuk Mengoptimalkan Kemandirian Dan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kutowinangun Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo 2014. Telah dilakukan penelitian pengambangan modul fisika berbasis Project Based Learning untuk mengoptimalkan kemandirian dan hasil belajar fisika pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Kutowinangun tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan model pengembangan 4D model (Define, Design, Develop, dan Dessiminate). Pada tahap Dessiminate ini hanya sampai pada pemberian hasil produk kepada guru fisika yang bersangkutan. Sebagai uji coba terbatas adalah peserta didik kelas X-Mia 5 SMA Negeri 1 Kutowinangun yang berjumlah 32 orang. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode observasi dan metode angket.berdasarkan hasil penelitian pengembangan ini diperoleh rerata skor hasil validasi dari bebrapa validator adalah 75,25 termasuk kategori baik dan dapat digunakan sebagai media pembelajaran dengan sedikit revisi sesuai dengan saran validator. Keterlaksanaan pembelajaran selama empat kali pertemuan diperoleh rerata skor 97,75 dari dua observer termasuk kategori sangat baik. Rerata skor pengoptimalan kemandirian pada peserta didik diperoleh skor 78 dan termasuk kategori sangat baik. Respon peserta didik terhadapa modul yang dikembangkan memperoleh skor 78,31 dan termasuk pada kategori sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa modul berbasis Project Based Learning untuk mengoptimalkan kemandirian dan hasil belajar fisika peserta didik hasil pengembangan layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran fisika terutama pada pokok bahasan alat optik. Kata kunci: Project Based Learning, kemandirian, 4D model I. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan bagian integral dalam kehidupan bangsa dan negara. Salah satu faktor yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas pendidikan sangat menentukan kualitas kehidupan bangsa dan negara. Peningkatan mutu pendidikan merupakan komitmen untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia, baik sebagai pribadi pribadi maupun sebagai modal dasar pembangunan bangsa. Berbagai upaya dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional, diantaranya pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas tenaga pendidik, penataan manajemen pendidikan serta penerapan teknologi informasi pendidikan. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan dewasa ini adalah dengan pemberlakuan Kurikulum 2013. Standar kompetensi lulusan harus mencangkup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang berimbang. Diharapkan hasil akhirnya nanti adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari siswa yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sehingga pendidik harus mampu mengoptimalkan sikap ilmiah peserta didik supaya mempunyai kepribadian yang baik dan dapat menerapkan sikap ilmiah serta dapat mengembangkan potensi alam sekitar untuk dijadikan sumber ilmu supaya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran Fisika yang merupakan bagian dari sains, maka diperlukan perubahan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pengamatan peneliti pada saat PPL di SMA Negeri 1 Kutowinangun terhadap pembelajaran fisika diperoleh bahwa kemandirian peserta didik relatif rendah. Banyak siswa yang mengalami kesusahan pada saat mengerjakan evaluasi dari guru. Hal ini terlihat dari rendahnya hasil belajar fisika dan siswa hanya mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap meteri yang diterima tetapi pada dasarnya mereka tidak paham terhadap materi itu. Ini terbukti ketika diadakan ulangan harian siswa tidak ingat apa yang sudah dipelajari. Hal ini terjadi karena banyak guru ketika mengajar konsep hanya berpusat pada kemampuan berikir tingkat rendah,mengingat dan menghafal. Guru pada umumnya hanya menggunakan bahan ajar monoton yang sudah tersedia dan di jual bebas di toko buku. Padahal isinya belum tentu sesuai dengan tujuan pembelajaran fisika yang sebenarnya. 35

Bahan ajar merupakan segala bahan yang disusun secara sistematis dan menampilkan kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Misalnya buku pelajaran, LKS, model, modul, bahan ajar audio, handout, dan sebagainya. Modul yang ikut berperan dalam membentuk sikap ilmiah pada peserta didik. Modul adalah salah satu alat/media untuk menambah pengetahuan peserta didik. Fungsi modul fisika adalah sebagai panduan peserta didik untuk lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan oleh pendidik. Sebagian besar pendidik hanya menggunakan modul yang sudah tersedia di pasaran, padahal modul tersebut belum tentu sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang salah satunya tidak dapat mengembangkan kemandirian. Selama ini, peserta didik hanya mendapatkan informasi dari guru kelas saja tanpa diberi kesempatan untuk mendapatkan pengalaman secara langsung dalam memahami konsep fisika sehingga fisika kurang bermakna. Seharusnya peserta didik secara aktif mengikuti proses pembelajaran sehingga akan lebih mudah dalam memahami pelajaran fisika. Salah satunya dengan menggunakan model Project Based Learning. Hal ini sesuai dengan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Tahun 2007 tentang standar pengolahan pendidikan, yang menyatakan bahwa mutu pembelajaran di sekolah dikembangkan dengan pemahaman bahwa keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses belajar yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan mendalam untuk mencapai pemahaman konsep tidak terbatas pada materi yang disampaikan oleh pendidik. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengembangkan modul yang dapat melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran,sehingga modul ini juga dapat mengoptimalkan kemandirian dan hasil belajar fisika. Sehingga topik dari penelitian ini yaitu Pengembangan Modul Berbasis Project Based Learning untuk mengoptimalkan kemandirian dan hasil belajar fisika dengan Pokok Bahasan alat optik Di SMA Negeri 1 Kutowinangun Kelas X tahun Pelajaran 2013/2014. II. LANDASAN TEORI A. Project based learning Project Based Learning merupakan sebuah model pembelajaran yang sudah banyak dikembangkan di negaranegara maju seperti Amerika Serikat. Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, Project Based Learning bermakna sebagai pembelajaran berbasis proyek. Global SchoolNet (2000) melaporkan hasil penelitian the AutoDesk Foundation tentang karakteristik Project Based Learning. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa Project Based Learning adalah pendekatan pembelajaran yang memiliki karakteristik 1) Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja 2) Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik 3) Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan 4) Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan 5) Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu 6) Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan 7) Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif 8) situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan. B. Kemandirian Kemandirian sangat diperlukan seseorang, dengan adanya kemandirian akan timbul rasa percaya diri, kemampuan sendiri, mengendalikan kemampuan sendiri,sehingga puas terhadap apa yang dikerjakan atau dilakukan. Menurut sumahamijaya (2001:26), Mandiri sebagai adanya hak dan kewajiban yang dimiliki, mampu menentukan nasibnya sendiri, tidak tergantung pada orang lain sampai batas kemampuan, mampu bertanggung jawab atas segala tidakan dan perasaan, mampu membuang pola perilaku yang mengingkari diri sendiri. Aspek-aspek kemandirian menurut Havinghurst (Revi Syatriani,2010) yaitu: 1) Aspek emosi: aspek ini ditunjukan dengan kemampuan mengontrol emosi dan tidak tergantungnya dengan kebutuhan emosi dari orang lain 2) Aspek intelektual: aspek ini ditunjukan dengan kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi 3) Aspek sosisal: aspek ini ditunjukan dengan kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak tergantung atau menunggu aksi dari orang lain. C. 4D Model Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan, dengan model pengembangan 4D yang dikembangkan S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. sammel (1974) terdiri dari empat tahap pengembangan yaitu (1) Define (pendefinisian), (2) Design (perancangan), (3) Develop (pengembangan), (4) Disseminate (penyebaran) atau diadaptasikan model 4P, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. III. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 5 SMA Negeri 1 Kutowinangun yang berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 6 siswa putra dan 26 siswa putri. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari angket keterlaksanaan, dan angket respon siswa terhadap modul untuk mengoptimalkan kemandirian kemandirian selama proses pembelajaran. Faktor yang diteliti adalah kemandirian siswa dan hasil belajar fisika. Data diperoleh dari angket respon dan hasil evaluasi selama pembalajran menggunakan modul berbasis project based learning. Data yang diperoleh bereupa kuantitatif dan kualitatif. Teknik analisis data menggunakan PA (Precentage Agreement). IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penilaian Modul Dari Ahli Fisika Gambar 1 memperlihatkan hasil validasi modul dari ahli fisika dilihat dari aspek kelayakan isi mendapatkan skor total 16 dengan kategori baik, kebahasaan mendapatkan skor total 10,5 dengan kategori baik, kemuktahiran dan desain 36

tampilan mendapatkan skor total 22,5 dengan kategori sangat baik, kemandirian dan project based learning mendapatkan skor total 20,5 dengan kategori sangat baik Gambar 3. Diagram Hasil Keterlaksanaan Pembelajaran Gambar 1. Diagram Penilaian Modul Dari Ahli Fisika Berdasarkan Rerata B. Penilaian Modul Dari Guru Fisika Gambar 2 memperlihatkan hasil validasi modul dari guru fisika dilihat dari aspek kelayakan isi mendapat skor total 15dengan kategori baik, kebahasaan mendapat skor total 15 dengan kategori sangat baik, kemuktahiran dan desain tampilan mendapat skor total 29,5 dengan kategori sangat baik, aspek kemandirian dan project based learning mendapat skor total 21,5 dengan kategori sangat baik. D. Hasil Respon Peserta Didik Terhadap Modul Gambar 4 memperlihatkan hasil presentase respon peserta didik terhadap modul aspek kecakupan materi adalah 76,04% termasuk kategori sangat baik, aspek kemudahan dalam belajar adalah 78,32% termasuk kategori sangat baik, dan tampilan modul 75,78% termasuk kategori baik. Rerata respon peserta didik terhadap modul adalah sebesar 76,71% termasuk kategori sangat baik. Gambar 4. Grafik Respon Peserta Didik Terhadap Modul E. Hasil Respon Peserta Didik Terhadap Kemandirian Gambar 2. Diagram Penilaian Modul dari Guru Fisika Berdasarkan Rerata C. Hasil Observasi Keterlaksanaan Gambar 3 memperlihatkan hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran I memperoleh skor total 88 dengan persentase 99% dan masuk pada kategori sangat baik karena lebih dari 75%, keterlaksanaan pembelajaran II diperoleh skor total 90 dengan presentase 98% persentase ini termasuk dalam kategori sangat baik karena lebih dari 75%, keterlaksanaan pembelajaran III memperoleh skor total 91 dengan persentase 97% sehingga memperoleh kategori sangat baik karena lebih dari 75%, keterlaksanaan pembelajaran IV memperoleh skor total 91 dengan persentase 97% sehingga masuk dalam kategori sangat baik karena lebih dari 75%. Gambar 5 memperlihatkan hasil presentase respon peserta didik dalam pengoptimalan kemandirian pada setiap aspek yang dapt dilihat dalm gambar 4 yaitu emosi dengan persentase 76,56% mendapat kategori baik, intelektual dengan persentase 78,52% mendapat kategori sangat baik, dan sosial dengan persentase 80,86% mendapat kategori sangat baik. Gambar 5. Grafik Respon Peserta Didik Terhadap Pengoptimalan Kemandirian 37

F. Pembahasan Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 1 Kutowinangun bahwa pendidik masih menggunakan Metode Ceramah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga peserta didik cenderung pasif. Selain itu dalam pembelajaran fisika di SMA Negeri 1 Kutowinangun menggunakan buku cetak yang dikeluarkan dari dinas pendidikan tapi kebanyakan peserta didik merasa kesulitan dalam memahami materi yang ada didalamnya. Oleh karena itu Guru diharapkan harus lebih kreatif dalam melakukan proses pembelajaran supaya tujuan dari pembelajaran tersebut dapat tercapai secara maksimal. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menunjang proses pembelajaran adalah dengan modul. Pembelajaran yang dipilih peneliti adalah dengan menggunakan modul berbasis project based learning. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian pengembangan menggunakan modul yang berbasis project based learning untuk mengoptimalkan kemandirian dan hasil belajar fisika siswa kelas X. materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah alat optik. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran I dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2014 pembelajaran dimulai dengan mengucapkan salam dan mengecek daftar hadir peserta didik. Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab dengan peserta didik tantang pengetahuan awal mengenai alat-alat optik. Setelah menjelaskan secara singkat, siswa diberikan contoh soal dan kemudian diberikan soal dan beberpa peserta didik maju kedepan untuk mengerjakan soal tersebut. Pembelajaran tersebut ditutup dengan menyimpulkan materi yang telah dipelajari secara bersama-sama. Kegian pembelajaran II dilakukan pada tanggal 14 Mei 2014 pembelajaran dimulai dengan mengucapkan salam dan mengecek daftar hadir peserta didik. Kemudian melakukan tanya jawab dengan peserta didik tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya. Kemudian peserta didik diberikan pre test pada satu jam pertama dan dikumpulkan. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan materi. Setelah itu peserta didik mengerjakan beberapa latihan soal yang ada di dalam modul Pembelajaran ditutup dengan memberikan tugas dan menyimpulkan materi yang telah dipelajari bersama-sama serta memberi arahan kepada peserta didik tentang materi yang akan dipelajari pada pembelajaran berikutnya. Kegiatan pembelajaran III dilakukan pada tanggal 21 Mei 2014 guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan mengecek daftar hadir peserta didik. Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab dengan peserta didik mengenai materi yang sudah dipelajari sebelumnya, dan mencocokan tugas rumah yang telah dikerjakan. Kemudian peserta didik menuju ruang lab untuk melakukan percobaan teropong sederhana yang terdiri dari 6 kelompok. Setiap kelompok ada yang terdiri dari 6-5 anak. Pembelajaran ditutup dengan menyimpulkan percoban yang telah dipelajari secara bersama-sama serta memberi arahan untuk materi yang akan dipelajari di pertemuan selanjutnya. Kegiatan pembelajaran IV dilakukan pada tanggal 28 mei 2014 kegiatan pembelajaran dimulai dengan mengucapkan salam terlebih dahulu dan mengecek daftar hadir peserta didik. Kemudian dilanjutkan tanya jawab dengan peserta didik tentang materi materi alat optik. Kemudian dilanjutkan dengan mengerjakan soal post test yang terdiri dari 5 soal esai. Peserta didik deberi waktu ± 120 menit untuk mengerjakan soal tersebut. Selanjutnya peserta didik mengisi angket respon peserta didik terhadap pembelajaran menggunakan modul berbasis project based learning. Berdasarkan hasil validasi skor total yang diperoleh dari ahli fisika adalah 69,5 dengan ketegori baik, dan oleh ahli guru fisika diperoleh skor total 81 dengan kategori sangat baik sedangkan nilai rata-rata hasil post test adalah 80,56 yang berarti tuntas. Oleh karena itu dapat disimpilkan bahwa pembelajaran menggunakan modul berbasis project based learning dapat efektif digunakan sebagai media pembelajaran fisika khususnya pada pokok bahsan alat optik. V. KESIMPULAN Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk berupa modul yang berbasis project based learning. Hasil validasi modul oleh validator mendapat rerata skor 75,45 dengan kategori baik. Dari hasil validasi tersebut produk pengembangan dinyatakan layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Kelayakan produk dapat dilihat dari dua aspek yaitu dari keterlaksanaan pembelajaran dan respon siswa terhadap produk hasil pengembangan. Keterlaksanaan pembelajaran mendapat nilai rerata skor 97,75 dengan kategori sangat baik. Respon siswa terhadap produk yang dikembangkan memperoleh skor total 1492 dengan kategori setuju. Sehingga produk ini dapat mengoptimalkan kemandirian siswa dengan skor total 702 dengan kategori sangat baik. Dengan demikian produk pengembangan modul berbasis project based learning dapat mengoptimalkan kemandirian siswa kelas X SMA Negeri 1 Kutowinangun tahun pelajaran 2013/2014. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada Nur Ngazizah, S.Si,M.Pd sebagai reviewer jurnal ini. PUSTAKA Buku: [1] Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. [2] Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group [3] Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif: Menciptakan Metode yang Menarik dan Menyenangkan. Jogjakarta: Diva Press. Makalah seminar: [4] Dini Rahmawati, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa (Studi Quasi Eksperimen di SMPN 48 Jakarta) Skripsi.Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. 38

[5] A. Widiyatmoko. 2012. Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Mengembangkan alat Peraga IPA dengan Memanfatkan Bahan Bekas Pakai. Skripsi. Semarang: UNNES. Internet: 6] The George Lucas Educational Foundation.(2005).Instructional Module Project Based Learning. [7] Global SchoolNet ( 2000). Introduction to Networked Project-Based Learning. [8] Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 5 Tahun 2009. Pedoman Penulisan Modul Pendidikan dan Pelatihan. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara 39

40