BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bandar Dalam Kecamatan Sidomulyo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian adalah sebuah cara yang digunakan untuk mencari data,

BAB III PENDEKATAN LAPANG

Gambar 3 Penetapan Responden menggunakan snowball sampling technique.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai September 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi. Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian ilmiah diperlukan adanya metode penelitian.

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

III. METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. karyawan. Data yang digunakan berupa jawaban responden yang pada dasarnya

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel

III.METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi

PENGARUH KETIMPANGAN GENDER TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN PADA RUMAH TANGGA BURUH TANI

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

Gambar 1 Kerangka pemikiran metodologi penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi

III. METODE PENELITIAN. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja), karena Desa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. analisis biaya operasional pengaruhnya terhadap tingkat laba bersih pada PDAM

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Surakhmad (Andrianto, 2011: 29) mengungkapkan ciri-ciri metode korelasional, yaitu:

METODE PENELITIAN. Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian. Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. KPH Bandung Selatan

III. METODE PENELITIAN. Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh di atas tanah milik dengan luas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di kawasan hutan lindung register 39 Kota Agung Utara,

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. CSR dengan citra perusahaan. Menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III PENDEKATAN LAPANG

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berhasil tidaknya suatu penelitian. Arikunto (2006: 26) mengemukakan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kayumerah Kecamatan Limboto

METODE Lokasi dan Waktu Penelitian

METODELOGI PENELITIAN. sistematis, faktual dan akuran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar Provinsi Riau. TABEL III.1 WAKTU DAN KEGIATAN PENELITIAN Kegiatan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Husein Umar menerangkan bahwa: ditambahkan hal-hal lain jika di anggap perlu.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo

METODE Metode Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan Tanggal 17 Mei-03 Juni

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek pada penelitian ini adalah tingkat partisipasi dari

IV. METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Populasi dan Contoh

BAB 3 METODE PENELITIAN

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Juni 2010 di DAS

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek Pada penulisan skripsi ini, adalah Analisis Modal

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 2. Kerangka berpikir mengenai perilaku penggunaan pembalut pada mahasiswi

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Cara Pengambilan Contoh

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian langkah yang harus ditempuh

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kabupaten Kota Medan. Lokasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menguji hipotesis yang telah ditetapkan kemudian menginterprestasikan hasil

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam kelompok peternak Lebaksiuh yang ada di desa Sindanggalih, kecamatan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Kabupaten Bengkalis. Jl. Simp. Rangau Km.3 Duri. Sedangkan waktu penelitian. Jenis data dalam penelitian ini berupa :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengantisipasi masalah dalam bidang bisnis (sugiyono, 2008 : 5).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analisis hubungan (analitik korelasional)

III. METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODA PENELITIAN. diperoleh dari kuesioner dimana data diolah dalam bentuk kata-kata yang memiliki

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMAKASIH... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR GAMBAR...

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum subjek, hasil

Transkripsi:

19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Babakan Madang, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Bogor, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten, tepatnya di Gunung Hambalang, Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2011. 3.2 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk keperluan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Alat tulis 2. Kuisioner 3. Peta wilayah desa 4. Kalkulator 5. Papan jalan 6. Panduan wawancara 7. Alat perekam suara (tape recorder) 8. Alat dokumentasi berupa camera digital 9. Data demografi/monografi desa, serta alat, bahan dan informasi lainnya yang mendukung dalam penelitian. 3.3 Sasaran Penelitian Sasaran atau objek dari penelitian ini adalah masyarakat desa sekitar hutan yang terlibat secara langsung dalam pemeliharaan pohon asuh/adopsi dan telah tercatat secara sah di dalam kontrak sebagai pengasuh pohon dalam Program Pohon Asuh serta tanaman (pohon asuh) yang dipelihara oleh pengasuh pohon yang menjadi responden dalam penelitian ini.

20 3.4 Jenis Data Terdapat dua jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini, meliputi : 1. Data Primer Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari pengasuh pohon yang menjadi responden, data-data tersebut meliputi : a. Data umum (karakteristik) responden : nama, umur, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, status dalam keluarga, mata pencaharian utama dan sampingan serta tingkat pendidikan b. Data tentang kegiatan yang dilakukan pengasuh pohon dalam pemeliharaan pohon asuh baik tahap perencanaan maupun tahap pelaksanaan : kontrak kerja, penentuan jenis tanaman, pembuatan tree tag, keaktifan dalam LMDH, berdiskusi dengan Perhutani dan KAHMI, penanaman, penyulaman, penyiangan, pendangiran, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, pembabatan jalur antar tanaman, pengairan atau penyiraman serta kondisi fisik tanaman c. Informasi lahan : luas pemilikan lahan, status kepemilikan lahan, jarak tempuh, asal usul lahan dan luas penguasaan hutan d. Data potensi ekonomi rumah tangga : usaha di bidang kehutanan, bidang pertanian, dan non pertanian e. Data pengeluaran rumah tangga : biaya pemeliharaan, konsumsi makanan dan minuman, pakaian, pendidikan dan sebagainya. 2. Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini menyangkut keadaan lingkungan baik fisik, sosial ekonomi masyarakat dan data lain yang berhubungan dengan penelitian ini, data-data tersebut meliputi : a. Data tentang kondisi umum lokasi penelitian yang terdiri atas : letak dan luas lokasi, topografi, iklim, suhu, curah hujan per tahun, keadaan tanah serta keadaan sosial ekonomi dan budaya masyarakat b. Data tentang keadaan lahan hutan : jenis tanah, topografi, kelerengan lahan, letak dan luas lahan hutan serta sejarah lahan

21 c. Data keadaan penduduk : umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, mata pencaharian, dan jumlah penduduk secara keseluruhan. 3.5 Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu : 1. Teknik observasi Data dikumpulkan melalui pengamatan secara langsung terhadap berbagai kegiatan di lapangan, keadaan daerah penelitian dan pengamatan kondisi fisik tanaman 2. Teknik wawancara Data yang dikumpulkan melalui tanya jawab yang dilakukan langsung terhadap responden yang terlibat dalam pemeliharaan pohon asuh serta berbagai pihak yang terkait untuk melengkapi data dan informasi. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur (kuisioner) maupun bebas 3. Studi pustaka Data dikumpulkan melalui proses mencari, mencatat dan mempelajari study literatur serta pengumpulan data-data dari instansi terkait. 3.6 Metode Pengambilan Contoh Responden Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode purposive sampling. Metode purposive sampling adalah metode dalam pengambilan sampel dengan atas dasar pertimbangan pribadi peneliti (Danim 2004). Pertimbangan dalam penentuan responden dilakukan dengan mempertimbangkan biaya, tenaga, waktu dan keadaan di lapangan yaitu blok pengasuhan pohon. Unit sampel penelitian adalah pengasuh pohon. Jumlah sampel yang diambil berdasarkan metode Slovin (Wulandari 1999 dalam Kaskoyo 2009), dengan rumus sebagai berikut : N n = N ² Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi e = batas eror (15%)

22 Berdasarkan perhitungan rumus di atas, dengan diketahui jumlah populasi pengasuh pohon yang tercatat secara kontrak sebanyak 33 orang maka jumlah unit sampel dalam penelitian ini adalah 19 orang pengasuh pohon serta jumlah tanaman atau pohon asuh yang diamati kesehatannya sebanyak 1334 pohon asuh. Selain itu pihak Perhutani dan pihak pengelola yaitu KAHMI juga menjadi responden, dimana data-data yang diperoleh akan bersifat melengkapi dan memperkuat data di lapangan. 3.7 Metode Pengolahan Data Data kualitatif yang diperoleh melalui wawancara dan studi literatur diolah menjadi data kuantitatif dengan cara tabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Data kuantitatif diolah dengan cara sebagai berikut : 1. Partisipasi pengasuh pohon dalam Program Pohon Asuh a) Partisispasi tahap perencanaan Program Pohon Asuh Tingkat partisipasi atau keikutsertaan pengasuh pohon dalam tahap kegiatan perencanaan pohon asuh dapat dilihat dari keterlibatan mereka di dalam : Penandatanganan kontrak kerja sebagai pengasuh pohon dengan pihak Perhutani dan KAHMI; Penentuan jenis tanaman; Pembuatan papan nama pohon (tree tag); (4) Mengikuti kegiatan LMDH; (5) Melakukan diskusi dengan Perhutani dan KAHMI. Keterlibatan atau keikutsertaan masyarakat sebagai pengasuh pohon dalam tahap perencanaan ini dapat dijadikan dasar dalam kriteria pemberian nilai (score), dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Pemberian skor partisipasi pengasuh pohon dalam pemeliharaan pohon asuh tahap perencanaan ( 1 ) Intensitas Keikutsertaan ( 2 ) Skor ( 3) 1 Tidak terlibat 0 2 Terlibat 1 kegiatan 1 3 Terlibat 2 kegiatan 2 4 Terlibat 3 kegiatan 3 5 Terlibat 4 kegiatan 4 6 Terlibat 5 kegiatan 5

23 Indeks skor dari kegiatan-kegiatan tahap perencanaan di atas memiliki nilai 1 sehingga dapat dicapai oleh responden besaran nilai yang berkisar antara 0 sampai dengan 5. Pemberian kategori tingkat partisipasi pengasuh pohon dalam pemeliharaan pohon asuh dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Kategori tingkat partisipasi pengasuh pohon dalam pemeliharaan pohon asuh tahap perencanaan Tingkat Partisipasi Skor 1 Sangat tinggi 4,01 5,00 2 Tinggi 3,01 4,00 3 Sedang 2,01 3,00 4 Rendah 1,01 2,00 5 Sangat rendah 0,00 1,00 b) Partisipasi tahap pelaksanaan Program Pohon Asuh Tingkat partisipasi atau keikutsertaan pengasuh pohon dalam tahap pelaksanaan dapat dilihat pada proses pemeliharaan pohon. Pemeliharaan pohon asuh dapat dilihat dari aspek keterlibatan mereka di dalam : penanaman; 2) penyulaman; penyiangan; (4) pendangiran; (5) pemupukan; (6) pemberantasan hama dan penyakit; (7) babat bersih jalur antar tanaman dan (8) pengairan atau penyiraman. Kategori pemberian nilai (score) berdasarkan jumlah keterlibatan dan keikutsertaan pengasuh pohon dalam pelaksanaan pengelolaan hutan melalui program pohon asuh ini dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Pemberian skor partisipasi pengasuh pohon dalam pemeliharaan pohon asuh tahap pelaksanaan Intensitas Keikutsertaan Skor 1 Tidak terlibat 0 2 Terlibat 1 kegiatan 1 3 Terlibat 2 kegiatan 2 4 Terlibat 3 kegiatan 3 5 Terlibat 4 kegiatan 4 6 Terlibat 5 kegiatan 5 7 Terlibat 6 kegiatan 6 8 Terlibat 7 kegiatan 7 9 Terlibat 8 kegiatan 8

24 Indeks skor yang dapat diraih responden dari kegiatan-kegiatan pemeliharaan pohon asuh memiliki nilai 1 sehingga dapat dicapai oleh responden besaran nilai yang berkisar antara 0 sampai dengan 8. Pemberian kategori tingkat partisipasi pengasuh pohon dalam pemeliharaan pohon asuh dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Kategori tingkat partisipasi pengasuh pohon dalam pemeliharaan pohon asuh tahap pelaksanaan Tingkat Partisipasi Skor 1 Sangat tinggi 6,41-8,00 2 Tinggi 4,81-6,40 3 Sedang 3,21-4,80 4 Rendah 1,61-3,20 5 Sangat rendah 0,00-1,60 c) Partisipasi dalam Program Pohon Asuh Tingkat partisipasi pengasuh pohon dalam Program Pohon Asuh ini dapat dilihat dari keterlibatan dan keikutsertaannya baik itu pada tahap perencanaan maupun pada tahap pelaksanaan Program Pohon Asuh. Oleh karena itu indeks skor partisipasi masyarakat sekitar hutan sebagai pengasuh pohon dalam Program Pohon Asuh ini diperoleh dengan cara mengakumulasikan indeks skor pada tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan. Indeks skor pada tahap perencanaan berkisar antara 0 5, sedangkan Indeks skor pada tahap pelaksanaan berkisar antara 0 8. Sehingga besar skor tingkat partisipasi pengasuh pohon dalam program Pohon Asuh berkisar antara 0 13. Kategori tingkat partisipasi pengasuh pohon dalam program Pohon Asuh dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Kategori tingkat partisipasi pengasuh pohon dalam program pohon asuh Tingkat Partisipasi Skor 1 Sangat tinggi 10,41-13,00 2 Tinggi 7,81-10,40 3 Sedang 5,21-7,80 4 Rendah 2,61-5,20 5 Sangat rendah 0,00-2,60

25 2. Keberhasilan tanaman dalam Program pohon asuh Penilaian tingkat keberhasilan fisik tanamanan pohon asuh dilakukan pada persentase tumbuh/jadi tanaman dan kesehatan tanaman. a) Persentase tumbuh/jadi tanaman. Pengukuran persentase tanaman tumbuh/jadi dapat dilakukan dengan cara mengamati semua pohon asuh secara langsung di lapangan. Dimana pohon asuh yang diamati adalah pohon yang dipelihara dan dirawat oleh pengasuh pohon yang menjadi responden. Persentase jadi tanaman dihitung dengan cara: Persentase tanaman jadi/tumbuh = / x 100% Tabel 7 Kelas persentase tumbuh/jadi tanaman dalam program pohon asuh Kelas Tumbuh/Jadi Skor (%) 1 Sangat tinggi 81,00-100,00 2 Tinggi 61,00-80,00 3 Sedang 41,00-60,00 4 Rendah 21,00-40,00 5 Sangat rendah 0,00-20,00 b) Kesehatan tanaman. Tanaman pohon asuh yang diteliti terutama yang mengalami kerusakan, kemudian dicatat kondisi fisiknya ke dalam tabel pengamatan. Pohon yang sehat juga dihitung jumlahnya dan dimasukan ke dalam tabel pengamatan. Sedangkan untuk membedakan antara pohon yang sehat dan sakit adalah dengan cara melihat adanya tipe kerusakan yang terdapat pada pohon. Persentase tanaman sehat dapat dihitung dengan cara : Persentase tanaman sehat = x 100% Tabel 8 Kelas persentase tanaman sehat dalam program pohon asuh Kelas Kesehatan Tanaman Skor (%) 1 Sehat sekali 81,00-100,00 2 Sehat 61,00-80,00 3 Sedang 41,00-60,00 4 Cukup sehat 21,00-40,00 5 Tidak sehat 0,00-20,00

26 3.8 Metode Analisis Data Tahap ini dilakukan setelah pengumpulan data di lapangan. Kuisioner yang telah terjawab dikelompokan berdasarkan karakteristik dari responden. 3.8.1 Analisis Korelasi Rank Spearman Metoda Analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan menggunakan uji statistik. Data yang diperoleh diolah melalui tahap editing, scoring, coding, dan entri data ke komputer. Uji statistik digunakan untuk menguji hubungan tingkat partisipasi pengasuh pohon dengan karakteristik pengasuh pohon. Untuk melakukan uji statistik tersebut dilakukan dengan analisis Rank Correlation Spearman (r s ), yang dapat menguji keeratan hubungan antar variabel yang diukur dengan menggunakan software SPSS 16.0 FOR WINDOWS. Seperti yang dikemukakan oleh Sarwono (2006) bahwa korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel tergantung yang berskala ordinal (nonparametrik). Variabel independen (bebas) penelitian ini adalah variabel umur, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, pekerjaan utama, pekerjaan sampingan, pendapatan, luas lahan, jarak tempuh dan keberhasilan fisik tanaman. Sedangkan variabel dependen (tergantung) dalam penelitian ini menggunakan variabel tingkat partisipasi pengasuh pohon. Menurut Irianto (2008), Spearman Correlation tidak memperhatikan sifat hubungan linear antara kedua variabel yang akan dicari korelasinya. Adapun persamaan Rank Correlation Spearman (r s ) yang digunakan menurut (Irianto 2008) adalah sebagai berikut : r s (rho)= 1 ² Keterangan : r s (rho) = korelasi Rank Spearman n di = banyaknya sampel pengamatan = beda peringkat variabel X dan Y

27 Koefisien Rank Correlation Spearman (r s ) ini berlaku untuk data dalam bentuk peringkat. Datanya mungkin telah dikumpulkan dalam bentuk peringkat atau mungkin baru ditentukan peringkatnya kemudian (Steel dan Torrie 1980). Sarwono (2006) menyatakan bahwa nilai Rank Correlation Spearman (r s ) dapat menghasilkan angka positif (+) atau negatif ( ). Tanda positif (+) menyatakan hubungan peringkat antara kedua variabel bersifat searah. Searah mempunyai makna jika variabel bebas besar maka variabel tergantungnya juga besar. Sebaliknya apabila tandanya negatif ( ) menyatakan hubungan peringkat antar kedua variabelnya berlawanan atau bertolak belakang (bersifat tidak searah). Tidak searah mempunyai makna jika variabel bebas besar maka variabel tergantungnya menjadi kecil. Angka korelasi berkisar antara 0 sampai dengan 1. Besar kecilnya angka korelasi menentukan kuat atau lemahnya kedua variabel. Patokan angkanya adalah sebagai berikut : 0,00 0,25 : korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada) 0,26 0,50 : korelasi cukup 0,51 0,75 : korelasi kuat 0,76 1,00 : korelasi sangat kuat Uji Signifikansi Hasil Korelasi Menurut Priyatno (2009), signifikansi hubungan antara dua variabel dapat dianalisis dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Hipotesis H 0 : Hubungan antara dua variabel tidak signifikan H 1 : Hubungan antara dua variabel signifikan 2. Patokan pengambilan keputusan Jika probabilitas < 0,05, maka H 0 ditolak Jika probabilitas > 0,05, maka H 0 diterima 3. Keputusan Keputusan diambil berdasarkan angka probabilitas yang diperoleh berdasarkan ketentuan-ketentuan di atas.

28 Keputusan Uji Hipotesis Sarwono (2006) mengemukakan bahwa untuk menentukan keputusan perlu dilakukan uji hipotesis dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Hipotesis H 0 : Tidak ada hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat H 1 : Ada hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat 2. Uji Hipotesis Jika probabilitas < 0,05, maka H 0 ditolak dan H 1 diterima Jika probabilitas > 0,05, maka H 0 diterima dan H 1 ditolak 3. Keputusan Keputusan diambil berdasarkan angka probabilitas yang diperoleh berdasarkan ketentuan-ketentuan di atas. Untuk mengetahui besarnya sumbangan atau peranan variabel bebas terhadap variabel tergantung menurut Sarwono (2006), dapat dihitung dengan rumus koefisien determinasi sebagai berikut : KD = r s 2 x 100% Keterangan : KD = koefisien determinasi r s = korelasi Rank Spearman