I. PENDAHULUAN. (2012:5) guru berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu memudahkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sri Istikomah, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti penyelidikan, penyusunan dan

III. METODE PENELITIAN. sebuah kelas secara bersama (Suharsimi Arikunto, 2009:3). Penelitian ini

I. PENDAHULUAN. Masalah, dan Pembatasan Masalah. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan upaya untuk. kehidupan Bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan nasional di era globalisasi seperti saat ini menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2013, hlm Muhammad Rohman dan Sofan Amri, Strategi & Desain Pengembangan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BNSP, 2007).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bab ini akan mengemukakan beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendidikan seseorang dapat meningkatkan potensi yang ada pada dirinya.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB I PENDAHULUAN. luas, kreatif, terampil dan berkepribadian baik. oleh masyarakat yang ditujukan kepada lembaga pendidikan, baik secara langsung

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan oleh manusia untuk mencapai suatu perkembangan

BAB I. pembelajaran yang berlangsung sehingga siswa cenderung pasif. Sikap siswa yang

I. PENDAHULUAN. Guru mengajar hendaknya memiliki kemampuan yang cukup, ditunjukkan dengan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dalam mempersiapkan generasi muda, termasuk peserta didik dalam menghadapi

`BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru tidak hanya mentransfer ilmu kepada

I. PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Geografi, yang diujikan dalam ujian nasional merupakan pelajaran

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar (pengajaran) maupun penilaian pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan. Nasional Nomor 20 Tahun 2003 akan tercapai bila didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. PKn SD tidak saja menanamkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945, namun juga

I. PENDAHULUAN. Menurut Hasbullah (2009:2). Kegiatan pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam membina kehidupan

I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia khususnya dalam bidang pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran geografi yang dilakukan di SMA Negeri 3 Bandar Lampung

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses yang akan mempengaruhi dalam diri peserta

BAB I PENDAHULUAN. itu, untuk menciptakan sumber daya manusia yang kreatif, inovatif dan produktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang dialami langsung oleh siswa. Nana Sudjana. (2008:22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan

I. PENDAHULUAN. diperlukan penguasaan matematika sejak dini. Oleh karena itu, selayaknya mata

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam

I. PENDAHULUAN. karena kemajuan suatu negara akan sangat dipengaruhi oleh kualitas

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yaitu dengan menempuh proses pembelajaran. juga dikembangkan seperti dibuatnya metode-metode baru dalam belajar

1. PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia khususnya Lampung masih banyak. menggunakan pembelajaran yang bersifat tradisional. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Restalina Nainggolan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Salah satu Standar Kompetensi (SK) pada bidang studi kimia kelas XI IPA

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi tingkat pendidikan di suatu Negara maka Negara tersebut dapat

Abstrak. Kata Kunci : Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS), aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATERI PERUBAHAN BENDA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE GI DI KELAS VI A SDN NO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

PERBEDAAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI ANTARA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE KELAS XI DI SMA N 2 OKU

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

I. PENDAHULUAN. Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini semakin hari kualitasnya makin

Putri Sarini, Ni Made Pujani, I Nyoman Suardana Jurusan Pendidikan IPA FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha

1. PENDAHULUAN. didapatkan nilai rata-rata tes formatif materi pokok larutan elektrolit dan redoks kelas

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang wajib diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemahaman konsep dalam matematika merupakan kemampuan dasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Siti Suci Winarni, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan adalah proses belajar mengajar di sekolah. Pada kegiatan belajar dan mengajar di sekolah ditemukan dua subjek yaitu guru dan siswa. Mengajar bagi seorang guru bukanlah sekedar menyampaikan pengetahuan kepada siswa tetapi guru dapat memotivasi kepada siswa agar suasana pembelajaran tetap menyenangkan. Hal ini akan berhasil apabila antara guru dan siswa dapat bekerja sama. Menurut Asep Mahpudz (2012:5) guru berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu memudahkan siswa dalam pembelajaran dan siswapun dapat mengembangkan pemahaman pengetahuan dan keterampilan sehingga siswa mampu belajar mandiri. Pembelajaran yang aktif dan interaktif adalah hal yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Hal ini guru adalah sebagai fasilitator dalam pembelajaran, sehingga dapat terjalin komunikasi yang efektif antara guru dan siswa dan antara siswa dan siswa, sementara siswa sebagai peserta belajar yang harus aktif. Dalam suasana pembelajaran yang menyenangkan siswa tersebut tidak merasa terbebani secara perseorangan dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran, tetapi mereka saling bertanya dan berdiskusi dalam memecahkan masalah pembelajaran. Dengan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan

2 diharapkan akan tumbuh dan berkembang potensi siswa sehingga pada akhirnya dapat mengoptimalkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan diketahui bahwa hasil belajar geografi siswa masih rendah, seperti yang terlihat pada Tabel 1 di bawah ini: Tabel 1. Hasil Mid Semester Mata Pelajaran Geografi Kelas XI IPS 2 Semester Ganjil SMAN 1 Way Tenong Lampung Barat Tahun Pembelajaran 2012-2013 No Kriteria Ketuntasan Frekuensi Persentase (%) 1 75 (tuntas) 13 38,24% 2 <75 (tidak tuntas) 21 61,76% Jumlah 34 100% Sumber: Dokumentasi Nilai MID Semester Geografi Siswa Kelas XI IPS 2 SMAN 1 Way Tenong Lampung Barat Tahun Pelajaran 2012-2013 Berdasarkan hasil observasi, ketika kegiatan pembelajaran aktivitas siswa masih rendah. Ketika guru menjelaskan masih siswa masih banyak yang terdiam ketika guru menjelaskan atau bertanya. Aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini: Tabel 2. Aktivitas Belajar Siswa Mata Pelajaran Geografi Kelas XI IPS 2 SMAN 1Way Tenong No Kriteria Aktivitas Frekuensi Persentase (%) 1. Aktif 11 32,35% 2. Tidak Aktif 23 67,65% Jumlah 34 100% Sumber: Obervasi pendahuluan Siswa Kelas XI IPS 2 SMAN 1 Way Tenong Lampung Barat Tahun Pelajaran 2012-2013 Dari Tabel 1 diketahui bahwa terdapat 61,76% siswa atau 21 siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan, dimana nilai ketuntasan siswa yaitu 75. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap siswa dan guru pada tanggal 17

3 November 2012, dalam proses belajar mengajar guru masih menggunakan metode konvensional atau ceramah. Pada metode pembelajaran konvensional ini kegiatan belajar mengajar berpusat pada guru (teacher center) sehingga potensi siswa dalam kegiatan belajar mengajar kurang efektif sehingga siswa cenderung pasif. Penyampaian materi oleh guru dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional terlalu monoton dan tidak bervariasi. Hal ini membuat siswa merasa bosan dalam proses belajar mengajar. Penggunaan metode pembelajaran konvensional ini diduga menjadi salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa. Berdasarkan Tabel 2 hasil observasi di kelas XI IPS 2 SMAN 1 Way Tenong, belum mencapai sesuai dengan kriteria keaktifan kelas yang sudah ditentukan yaitu 70%. diketahui Aktivitas belajar yang dilakukan masih tergolong rendah, dapat pada kegiatan berlangsung siswa kurang memperhatikan apa yang disampaikan guru. Ketika diskusi siswa cenderung diam karena siswa takut untuk mengungkapkan pendapat dan siswa hanya mendengarkan temannya yang aktif. Sehingga kegiatan pembelajaran belum berjalan dengan baik, baik antara siswa dan siswa maupun siswa dengan guru. Adapun yang terlihat dari aktivitas di luar kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa adalah mengobrol dengan rekan sebangku, bermain handphone, dan terlihat mengantuk. Aktivitas di luar belajar tersebut tentu dapat mengganggu siswa yang lain sehingga pembelajaran kurang efektif. Rendahnya aktivitas yang dilakukan siswa mempengaruhi hasil yang diperoleh. Oleh karena itu, maka diperlukan metode atau model pembelajaran yang tepat

4 guna meningkatkan aktivitas belajar siswa dan berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa. Berdasarkan masalah di atas, yaitu rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa karena penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi, maka akan dicoba menggunakan model pembelajaran lain yang lebih mengacu pada pembelajaran masa kini yang berpatokan pada PAIKEM dimana salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe take and give yang akan digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar di SMAN 1 Way Tenong. Salah satu alternatif dapat diterapkan adalah model pembelajaran yang menarik. Model pembelajaran kooperatif yang merupakan sebuah strategi pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk bekerja secara berkolaborasi dalam mencapai tujuan bersama (Eggen dan Kauchak dalam Trianto, 2009:58). Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi peserta didik, memfasilitasi peserta didik dengan pengalaman sikap kepemimpinan, dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama dengan latar belakang yang berbeda-beda. Dalam hal ini, siswa dapat meningkatkan kerja sama dan saling memotivasi serta memecahkan masalah dalam kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif memiliki banyak tipe yaitu: Tim Ahli (Jigsaw), Investigasi Kelompok (Group Investigation), Student Teams Achievement Division (STAD), Think Pair Share (TPS), Numbered Head Together (NHT), Team Games Tournament (TGT), Take and Give dan lain-lain.

5 Model pembelajaran kooperatif tipe take and give menurut Prawindya. D (2011) model ini menciptakan agar siswa dapat aktif dan mampu bersosialisasi dengan siswa lainnya sehingga siswa yang tidak aktif dapat ikut termotivasi dalam kegiatan pembelajaran. Mengajar teman sebaya, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari sesuatu yang baik pada waktu yang sama saat ia menjadi nara sumber bagi yang lain. Jadi dalam model ini siswa dituntut lebih mandiri dalam proses pembelajaran dan tidak tergantung pada guru. Dengan demikian komponen yang berperan penting dalam model pembelajaran kooperatif tipe take and give ini adalah penguasaan materi melalui kartu, berpasangan dengan saling bertukar informasi dan adanya evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan atau penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan di dalam kartu dan pasangannya (Indien, 2012). Alasan dipilihnya model pembelajaran kooperatif tipe take and give karena dalam melihat kondisi siswa yang kurangnya motivasi dalam pembelajaran, siswa tidak percaya diri dalam mengungkapkan pendapat dan rendahnya hasil belajar siswa. Dengan permasalahan tersebut maka siswa harus diberi perlakuan salah satunya dengan mencoba menerapkan model pembelajaran take and give. Pembelajaran yang dilakukan harapanya tidak jenuh, tidak membosankan, dan dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, dalam pembelajaran ini siswa dapat belajar dengan teman sebayanya sehingga akan mempermudah proses pembelajaran. Selain itu, melalui penelitian yang dilakukan Anda Juanda (2010) yang berjudul Perbandingan Penguasaan Konsep dan Keaktifan Siswa dengan Menggunakan

6 Metode Tutor Sebaya Take And Give dan Pada Materi Bioteknologi (Penelitian Di Kelas IX A SMPN 3 Cilimus Tahun Pelajaran 2009-2010) dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang sebelumnya rendah. Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Lingkungan Hidup. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian sebagai berikut: 1. Metode yang digunakan guru metode ceramah. 2. Aktivitas belajar siswa rendah 3. Hasil belajar siswa rendah. 4. Guru belum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe take and give. 5. Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang ada dalam penelitian, maka peneliti membatasi masalah sesuai dengan tujuan dan kemampuan peneliti dengan penelitian tindakan kelas. Maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah: Belum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe take and give untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

7 D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe take and give dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi lingkungan hidup kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Way Tenong tahun pelajaran 2012-2013? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe take and give dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi lingkungan hidup kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Way Tenong Lampung Barat Tahun Pelajaran 2012-2013. F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian adalah: 1. Manfaat bagi siswa Penelitian ini bagi peserta didik berguna untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran geografi. 2. Manfaat bagi guru Penelitian ini bagi guru berguna untuk memperbaiki model pembelajaran yang telah digunakan. 3. Manfaat bagi peneliti a. Sebagai syarat untuk menempuh gelar Sarjana Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

8 b. Melatih, mengembangkan kemampuan dan pengetahuan peneliti dalam pengaplikasian di lapangan. G. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah: 1. Ruang lingkup subjek dalam penelitian adalah siswa kelas XI IPS 2 SMAN 1 Way Tenong Lampung Barat. 2. Ruang lingkup objek dalam penelitian adalah model pembelajaran kooperatif tipe take and give dan hasil belajar siswa. 3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah SMAN 1 Way Tenong Lampung Barat. 4. Ruang lingkup waktu penelitian dalah semester genap tahun pelajaran 2012-2013. 5. Ruang Lingkup Ilmu: Ilmu Pendidikan, dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan maka model pembelajaran menjadi salah satu tolak ukur dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar (Trianto, 2011:21). Dalam penelitian ini, peneliti akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe take and give pada mata pelajaran geografi materi lingkungan hidup di SMAN 1 Way Tenong.

9 Pembelajaran geografi hakikatnya adalah pembelajaran tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahannya. Menurut Nursid Sumaatmadja (2001:12) dapat dikatakan bahwa pembelajaran geografi merupakan pembelajaran tentang hakikat geografi yang diajarkan di sekolah dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan masing-masing.