PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
PETA DASAR DALAM JARINGAN VER

INFORMASI GEOSPASIAL STRATEGIS NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 13 TAHUN 2018 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Infrastruktur Data Spasial (IDS) memfasilitasi berbagi data spasial (sharing

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB II DASAR-DASAR PENGEMBANGAN CLEARINGHOUSE Infrastruktutur Data Spasial Nasional (IDSN)

SISTEM INFORMASI HIDROLOGI, HIDROMETEOROLOGI DAN HIDROGEOLOGI

GEOSERVICE PETA TEMATIK PERTANAHAN

Standard Operating Procedures

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

MEKANISME BERBAGI PAKAI MELALUI JIGN

Petunjuk Teknis Pembangunan Simpul Jaringan

BAB III UJICOBA PENGEMBANGAN SISTEM CLEARINGHOUSE MENGGUNAKAN APLIKASI GEONETWORK OPENSOURCE

KAJIAN DAN IMPLEMENTASI GEOPORTAL SISTEM PEMANTAUAN BUMI NASIONAL PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH - LAPAN

JUDUL BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB 4 ANALISIS 4.1 Analisis Berdasarkan Identifikasi dan Kebutuhan Pengguna Informasi Pasut

One Map Policy (Kebijakan Satu Peta) (4)

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN PETA RENCANA TATA RUANG

PENERAPAN LAYANAN LOCATION BASED SERVICE PADA PETA INTERAKTIF KOTA BANDUNG UNTUK HANDPHONE CLDC/1.1 dan MIDP/2.0

Cara Penggunaan Sistem

BIG. Peta. Rencana Tata Ruang. Pengelolaan. Tata Cara.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERAN METADATA DALAM PENCARIAN DATA GEOSPASIAL MELALUI INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL (IDSN) Oleh. I Wayan Krisna Eka Putra

SURVEI INDEKS KINERJA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL

MANUAL BOOK OF GEORIMA (Geological Resources of Indonesia Mobile Application)

BAB 1. PENDAHULUAN. Dokumen User Guide Aplikasi Web SRGI ini dibuat untuk tujuan sebagai berikut :

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Informasi Geografis Pencarian Apotik terdekat di Kota Yogyakarta. Pada

[Type the document title]

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

2 4. Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 1 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan InaGeoportal; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Website atau World Wide Web, sering disingkat sebagai www atau web saja, yakni

MATRIKS SKEMA SERTIFIKASI LSTP MAPIN BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL SUB BIDANG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) 2017

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut HTML (HyperText Markup Langauge). Pada perkembangan berikutnya,

APLIKASI BERBASIS WEB

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG MEKANISME PERAN SERTA SETIAP ORANG DALAM JARINGAN INFORMASI GEOSPASIAL NASIONAL

TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PENGELOLAAN REKLAME DI SURABAYA BERBASIS WEB. Nurul Hilmy Rahmawati NRP:

Ina-Geoportal : Satu Peta, Satu Solusi

BAB I. PENDAHULUAN...

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN

TEKNOLOGI APLIKASI WEB BERBASIS SERVER

BAB II LANDASAN TEORI. Pada tahap ini berisi pengertian dan penjelasan teori-teori yang digunakan penulis untuk pembangunan sistem.

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN APLIKASI DAN TEKNOLOGI PADA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Integrasi Perangkat Lunak Arcgis 9.3, Xampp, Mapserver for Window dan Geoserver dalam Rangka Penyusunan Peta Geologi Pulau Bangka Digital Berbasis Web

BAB I PENDAHULUAN. formal di mana saja. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pengembangan Pengelolaan Katalog Data Spasial Berbasis WebGIS di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

17.2 Pengertian Informasi Geografis

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK KAWASAN RAWAN BENCANA

Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Server Biro Sistem Informasi (BSI)

GIS UNTUK PENATAAN DAN MANAJEMEN TATA RUANG

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Bab III. Metadata dalam GIS

BAB II LANDASAN TEORI. Basis Data Terdistribusi didefinisikan sebagai sebuah collection of multiple,

Jurnal Elektronik Ilmu Komputer - Universitas Udayana JELIKU Vol 1 No. 2 Nopember 2012

Web Server A. DASAR TEORI

PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL

LANDASAN TEORI. Dunia informasi di Indonesia sedang dan harus. berubah. Saat ini, dunia pemasaran tidak dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Untuk membangun aplikasi ini, ada beberapa dasar penelitian seperti,

BAB 4 ANALISIS 4.1 Analisis Data Ketelitian Data Terkait Kedetailan Informasi

PEDOMAN PENILAIAN PENGANUGERAHAN PENGHARGAAN SIMPUL JARINGAN (BHUMANDALA AWARD) TAHUN 2018

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

APLIKASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL PADA SMA NEGERI 5 BINJAI TUGAS AKHIR FATIMAH

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia. Bidang Informasi Geospasial Subbidang Sistem Informasi Geografis SKKNI IG 2016

SURVEI INDEKS KINERJA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL (INFRASTRUKTUR INFORMASI GEOSPASIAL)

WEB KATALOG IG NASIONAL

KERANGKA ACUAN KERJA PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENATAAN RUANG (SIMTARU) KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2016

LAPORAN AWAL. Pengembangan Sistem Informasi Layanan Terpadu. Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) Kementerian Perdagangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

Tujuan. Pengenalan SIG

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Oleh karena itu pada smartphone banyak digunakan berbagai teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengabadikan moment-moment yang ada disekitarnya. Penggunaan kamera

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Menggunakan

Remote Sensing KKNI 2017

Web Services merupakan salah satu bentuk implementasi dari arsitektur model aplikasi N-Tier yang berorientasi layanan. Perbedaan Web Services dengan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah umum dan sekolah kejuruan sangat berpengaruh sekali dalam. murid yang sakit. Akan mengurangi proses belajar mengajar.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi informasi. Contoh aplikasi

BAB II. Gambar 1. Komponen Kunci Sistem Informasi Geografis

WEBGIS. Tujuan. Arna fariza. Setelah menyelesaikan bab ini, anda diharapkan dapat: Memahami tentang Web GIS Mengetahui software2 untuk Web GIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem informasi merupakan fokus utama dari studi disiplin sistem informasi dan

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS POTENSI SUMBER DAYA ALAM KELISTRIKAN DI SUMATERA SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Penelitian terkait dengan Sistem Informasi Geografis pernah dilakukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Metode dan Teori-Teori Sistem Informasi Geografis. Pengembangan perangkat lunak mempunyai langkah-langkah yang terstruktur

Bab II DASAR TEORI. II.1 Sistem Informasi Geografi

KONSEP & MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI M-02

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai peluang pasar dan arti ekonomi cukup baik. digunakan untuk pertanian dan perkebunan. Dinas Pertanian adalah sebuah

Transkripsi:

PENDAHULUAN Latar Belakang Data dan informasi Geospasial menjadi salah satu kebutuhan yang mutlak untuk mendukung pembangunan di Indonesia, namun pemerintah seringkali mengabaikan peran data geospasial ini. Data geospasial dapat memudahkan pemangku kebijakan untuk mengambil kebijakan mengenai pembangunan di daerah dengan tepat. Pengertian data dan informasi geospasial menurut UU No. 4 Tahun 2011 Tentang Informasi Geospasial pasal 1 sampai dengan 4 adalah, spasial adalah aspek keruangan suatu objek atau kejadian yang mencakup lokasi, letak, dan posisinya. Geospasial atau ruang kebumian adalah aspek keruangan yang menunjukkan lokasi, letak, dan posisi suatu objek atau kejadian yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem koordinat tertentu. Data Geospasial yang selanjutnya disingkat DG adalah data tentang lokasi geografis, dimensi atau ukuran, dan/atau karakteristik objek alam dan/atau buatan manusia yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi. Informasi Geospasial yang selanjutnya disingkat IG adalah DG yang sudah diolah sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan ruang kebumian. Untuk itu, perlu pengelolaan dan organisasi data geospasial yang baik. Organisasi data Geospasial yang baik akan mendukung penggunaan data geospasial melalui mekanisme berbagi-pakai data dan informasi geospasial antar penyedia data (Rajabifard dan Williamson, 2001). Konsep berbagi-pakai data dan informai sgeospasial dikenal dengan nama Infrastruktur Data Spasial (IDS). IDS di tingkat daerah yang didukung dengan geoportal diharapkan mampu memfasilitasi pertukaran data dan informasi geospasial untuk pembangunan yang dalam kegiatan aplikatif kali ini di daerah Kulon Progo. Geoportal didefinisikan sebagai pintu gerbang yang memfasilitasi pencarian dan akses terhadap sumber data geospasial dalam kehadiran Infrastruktur Data Spasial (IDS) secara berkelanjutan (Maguire&Longley, 2005). Sebagai pintu gerbang informasi geospasial maka geoportal harus didukung 1

2 oleh data dan metadata yang baik. Metadata yang baik menjadi kunci dan bentuk pertanggungjawaban terhadap data yang tersimpan dalam geoportal tersebut. Metadata sendiri merupakan jantung bagi sebuah geoportal. Seperti yang dijelaskan di atas, di antara kemampuan geoportal yaitu mampu memfasilitasi pengguna untuk mencari dan mengunduh data spasial bahkan secara gratis meskipun hanya untuk data tertentu. Indonesia telah mengamanatkan dalam Perpres No. 27 Tahun 2014 tentang Jaringan Informasi Geospasial Nasional namun implementasi geoportal masih rendah. Hingga saat ini selain Badan Informasi Geospasial (selanjutnya disebut BIG) yang meluncurkan geoportal yang mampu diakses pada alamat http://portal.ina-sdi.or.id baru sejumlah kementerian dan pemerintah daerah yang telah meluncurkan geoportal milik sendiri. Implementasi geoportal yang cukup rendah di Indonesia terutama di tingkat daerah disebabkan kurangnya sumber daya baik sumber daya manusia maupun anggaran yang berbeda-beda di tingkat daerah. Sebenarnya BIG telah melakukan sosialisasi mengenai perangkat lunak open source yang dikembangkan oleh BIG untuk mendukung Perpres No.27 Tahun 2014 yaitu Palapa. Palapa pada dasarnya menggunakan OpenGeo Suite yang telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga mampu menjadi sebuah aplikasi geoportal yang dapat digunakan oleh pemerintah daerah. Pada saat ini banyak perangkat lunak yang dapat digunakan untuk membangun sebuah geoportal baik yang sifatnya berbayar seperti ArcGIS Portal yang dikembangkan oleh ESRI ataupun yang sifatnya open source seperti ESRI Geoportal, Geonode, Degree, CartoView. Dalam kegiatan aplikatif kali ini dipilih ESRI Geoportal dalam pembuatan geoportal Kabupaten Kulon Progo. Dipilihnya ESRI Geoportal selain karena sifatnya yang open source juga disebabkan karena latar belakang ESRI yang merupakan perusahaan yang telah memiliki pengalaman bertahun-tahun di bidang SIG. Memiliki layanan yang bersifat open source membuat pemerintah daerah dapat meminimalkan anggaran pemerintah daerah. Tujuan Tujuan dari kegiatan aplikatif ini adalah membuat geoportal Kabupaten Kulon Progo menggunakan teknologi ESRI Geoportal.

3 Manfaat Kegiatan aplikatif ini diharapkan mampu menghasilkan layanan geoportal sehingga tercipta layanan berbagi pakai data yang berhubungan dengan data geospasial di Kabupaten Kulon Progo. Penggunaan perangkat lunak open source dalam proyek ini diharapkan mampu menekan biaya investasi pemerintah untuk mendukung implementasi IDS di tingkat daerah dan simpul jaringan data geospasial khususnya daerah Kabupaten Kulon Progo. Cakupan Kegiatan Lingkup kegiatan yang dilakukan dalam pembuatan layanan geoportal di Kabupaten Kulon Progo adalah sebagai berikut : Pembuatan layanan geoportal menggunakan teknologi dari ESRI Geoportal. Penyimpanan data geospasial menggunakan perangkat lunak Geoserver. Pembuatan Map Viewer menggunakan ArcGIS Viewer for Flex. Landasan Teori Infrastruktur Data Spasial Infrastruktur Data Spasial menyediakan set urutan institusional, teknis, dan ekonomi untuk komunitas lokal, nasional, regional, dan level global untuk mengakses dan menggunakan sumber daya geospasial (data, servis, sensor dan aplikasi) untuk mendukung proses pengambilan keputusan (Groot & McLaughlin, 2000). Salah satu manfaat IDS adalah mewujudkan interoperabilitas data geospasial. Interoperabilitas tercermin dalam kemudahan koordinasi, pertukaran dan berbagi pakai data spasial. Pelaksanaan IDS di sebuah Negara dikelompokkan menjadi IDS tingkat nasional dan daerah. IDS pada tingkat nasional disebut sebagai IDSN (Infrastruktur Data Spasial Nasional) sementara pada tingkat daerah disebut IDSL (Infrastruktur Data Spasial Lokal). IDS di Indonesia diatur dalam UU No.4 tahun 2011 pasal 45 tentang Jaringan Informasi Geospasial (JIG) yang dipertegas pada Perpres No.27 tahun 2014 tentang Jaringan Informasi Geospasial Nasional (JIGN). Menurut BIG IDSN adalah suatu perangkat sistem manajemen data spasial yang mencakup kelembagaan, kumpulan data dasar spasial berikut standar-standar dan

4 petunjuk teknis, teknologi, peraturan perundang-undangan dan kebijakan-kebijakan, serta sumber daya manusia yang diperlukan untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, mendistribusikan, dan meningkatkan pemanfaatan data spasial. Arah pembangunan utama IDSN menurut BIG dikelompokkan menjadi 5, yaitu: a. Kelembagaan. b. Peraturan Perundang-Undangan. c. Data Utama. d. Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. e. Sumber Daya Manusia. KELEMBAGAAN SUMBER DAYA MANUSIA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DATA UTAMA Gambar I.1 Komponen IDSN (BIG, 2009) Ide awal dari geoportal adalah untuk memfasilitasi pencarian dan penemuan data. Seiring berkembangnya teknologi geoportal juga dapat didesain untuk mengorganisasi data dari penyedia data lain dan memfasilitasi integrasi dan akses langsung data secara daring melalui jendela penampil peta (map viewer) bahkan mengunduh data geospasial secara langsung. Dalam kaitannya dengan IDS geoportal memiliki peran sebagai fasilitator publikasi, pencarian, penemuan dan penggunaan data spasial pada IDSN seperti yang terlihat pada Gambar I.2.

5 Penyedia Servis SIG Geoportal Mencari Menemukan Pengguna SIG Gambar I.2 Peran geoportal dalam IDS (Maguire & Longley, 2005) Metadata Metadata adalah data tentang data. Dalam hal ini data yang menyajikan informasi mengenai isi, kualitas dan karakteristik lain dari data tersebut. Metadata spasial di Indonesia telah diatur dalam SNI 7335:2008 yang berdasarkan pada standar Federal Geographic Data Committee (FGDC). OGC (Open Geospatial Consortium) membuat standar tentang metadata spasial yang diatur dalam ISO 19115:2003 yang baru-baru ini telah diperbarui dalam ISO 19115:2014. Pemerintah melalui BIG telah memulai untuk mengimplementasikan standar ISO ke dalam SNI. Berdasarkan ISO 19115:2003 mengenai metadata spasial, metadata spasial dapat dikelompokkan menjadi beberapa komponen yang meliputi : a. Metadata mengenai isi data. b. Metadata mengenai struktur data. c. Metadata mengenai kualitas data. d. Metadata mengenai penyajian atau representasi visual. e. Elemen lain metadata.

6 Clearinghouse (Unit Kliring) Menurut BIG Clearinghouse merupakan suatu sistem server yang tersebar yang ditempatkan pada Internet yang memuat gambaran nyata tentang data spasial digital yang tersedia. Unit kliring berfungsi sebagai pintu gerbang perolehan data spasial melalui suatu sistem manajemen yang dibangun berdasarkan metadata, sehingga data dan informasi dapat diakses dengan mudah oleh pengguna data. Sistem unit kliring merupakan suatu sistem jaringan server basis data data spasial terdistribusi yang dapat diakses pada suatu jaringan Internet. Dalam Buku Petunjuk Teknis Pembangunan Simpul Jaringan yang disusun oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) tahun 2014 dalam unit kliring dibagi menjadi dua sub unit, yaitu: a. Unit produksi. Unit produksi merupakan unit kerja yang melaksanakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan penggunaan Data Geospasial serta Informasi Geospasial. b. Unit pengelolaan dan penyebarluasan. Unit pengelolaan dan penyebarluasan unit yang menjadi pelaksana pengelolaan, pertukaran dan penyebarluasan Data Geospasial serta Informasi Geospasial. Geoportal Menurut Tellez-Arenas (2009), geoportal adalah web yang memungkinkan pengguna untuk mencari, menemukan, serta mengakses informasi geospasial dengan cara melihat, menganalisis, membuat laporan, atau mengunduh informasi geospasial sesuai dengan layanan yang disediakan. Geoportal dibangun melalui tiga komponen SIG yang terdistribusi (Tait, 2004) meliputi portal web, layanan web, dan unit administrasi portal. Portal web merupakan situs web yang menyediakan aplikasi geografis. Layanan web akan mengirimkan fungsi geografis untuk akses data oleh pengguna secara daring. Unit administrasi data sendiri bertugas mengelola data geospasial, baik data dengan format raster maupun vektor.

7 Portal Geoportal Non- Geoportal Portal Katalog Portal Aplikasi Gambar I.3 Klasifikasi geoportal (diadaptasi dari Maguire & Longley, 2005) Dari Gambar I.3 menurut Longley & Maguire (2005), penting untuk membagi geoportal menjadi dua kelompok yaitu : katalog geoportal dan aplikasi geoportal. Katalog geoportal terkonsentrasi pada mengorganisasi dan mengelola akses untuk Informasi Geospasial (IG). Aplikasi geoportal sendiri menyediakan servis web geografis secara daring dan dinamis. Fitur yang menonjol dari geoportal adalah layanan katalog untuk penerbitan dan akses metadata. Program IDS yang lebih baik juga mulai memiliki layanan aplikasi berbasis fitur (berbasis data geospasial). Indonesia merupakan salah satu Negara yang telah mengimplementasikan geoportal pada tingkat IDSN yang dapat diakses pada situs http://portal.ina-sdi.or.id.

8 Gambar I.4 Contoh tampilan geoportal Indonesia Tampilan geoportal pada Gambar I.4 tersebut masih kurang informatif bagi pengguna awam meskipun memberi kemudahan dalam hal pencarian data, contoh geoportal yang dapat dijadikan rujukan karena memiliki tampilan yang informatif yaitu INSPIRE (milik Uni Eropa yang dapat diakses pada http://inspiregeoportal.ec.europa.eu/) seperti yang terlihat pada Gambar I.5. Gambar I.5 Contoh tampilan INSPIRE Salah satu perangkat lunak yang bisa digunakan untuk membangun geoportal adalah ESRI Geoportal. ESRI Geoportal Server merupakan produk open source yang memungkinkan pencarian dan penggunaan sumber daya geospasial termasuk dataset, raster, dan web services. Layanan ini membantu mengelola dan menampilkan metadata untuk data geospasial sehingga pengguna dapat menemukan dan mengkoneksikan ke data tersebut. Geoportal Server mendukung unit kliring dan aplikasi penemuan metadata. Dengan menggunakan Server Geoportal, pengguna dapat melakukan beberapa hal berikut ini: a. Mengurangi waktu dan redudansi dari produksi data. b. Mempertahankan integritas data dengan memperbolehkan organisasi untuk mempermudah berbagi versi otoriatif dari data.

9 c. Memungkinkan pencarian dan penemuan secara mudah dari data geospasial dan servis yang telah ada dengan memperbolehkan pengguna untuk membuat dan mengatur deskripsi dari sumber data geospasial dan mendukung kemudahan dalam penggunaan sebuah teknologi penembuan data mutakhir. Web Servlet Servlet merupakan komponen web berbasis teknologi Java yang mampu membuat konten secara dinamis. Seperti komponen berbasis teknologi Java servlet merupakan platform-independen Java yang dikompilasi menjadi kode yang dapat dimuat secara dinamis dan dijalankan oleh web server berbasis teknologi Java. Salah satu perangkat lunak yang menyediakan kemampuan web servlet berbasis Java adalah Apache Tomcat Apache Tomcat adalah perangkat lunak web servlet yang mengelola aplikasi web. Perangkat lunak web servlet berguna untuk menyebarkan aplikasi web geoportal. Apache Tomcat berada di bawah naungan Apache Software Foundation yang di sana terdapat project-project open source lainnya. Apache Tomcat memiliki beberapa keunggulan yaitu: a. Memiliki performa yang cepat, stabil. b. Mudah dikonfigurasi. c. Menggunakan sumber daya yang sedikit pada server. d. Tidak bergantung pada thread. LDAP LDAP yang merupakan singkatan dari Lightweight Directory Access Protocol adalah protokol internet yang digunakan email atau program lain untuk mendapatkan informasi dari server. Sebagai protokol LDAP tidak mendefinisikan bagaimana sebuah program berjalan baik di sisi klien maupun server. LDAP mendefinisikan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi antara klien dengan server. LDAP biasa digunakan untuk menyimpan berbagai informasi terpusat yang dapat diakses oleh berbagai macam mesin atau aplikasi dari jaringan. Penggunaan LDAP di dalam sistem akan membuat pencarian informasi menjadi terintegrasi dan sangat mudah. Sebagai

10 contoh, LDAP seringkali digunakan untuk menyimpan nama pengguna dan sandi yang terdapat di dalam sistem secara terpusat. Dalam ESRI Geoportal sendiri didukung skema LDAP yang terlihat pada Gambar I.6. Java Container (misal Apache Tomcat) User Principal based `Container Authentication Aplikasi Web dengan Java Container LDAP Web Geoportal LDAP Identity adaptor LDAP Query Function LDAP Edit Function LDAP Identity Store Otorisasi Gambar I.6 Skema LDAP ESRI Geoportal (Github ESRI Geoportal, 2011) Untuk mengaplikasikan skema LDAP salah satu perangkat lunak yang dapat digunakan di antaranya Apache Directory Studio. Apache Directory Studio merupakan sebuah program yang dulunya bernama LDAP Studio yang dikembangkan oleh Apache Foundation. Apache Directory Studio merujuk pada situs resmi apache merupakan platform untuk mengakses directory secara lengkap yang dapat digunakan untuk berbagai server LDAP. Protokol standar akses data Dalam perkembangan sistem informasi berbasis web OGC (Open Geospatial Consortium) mengeluarkan standar akses data geospasial. Dalam standar yang dikeluarkan OGC ini dikenal dua protokol standar yang sering dipakai untuk

11 mengakses data geospasial berbasis web, yaitu WMS (Web Map Service), WFS (Web Feature Service). Selain itu terdapat protokol standar lain seperti WCS (Web Coverage Service), WPS (Web Processing Service), WMS-T(Web Map Service-Transactional) dan WFS-T(Web Feature Service-Transactional). Pada kegiatan aplikatif ini protokol yang dipakai adalah WMS dan WFS. OGC mendefinisikan WMS adalah sebuah protokol komunikasi antara server dan client untuk menyajikan informasi geospasial sebagai gambar digital. Umumnya format gambar yang didukung seperti PNG, GIF, JPEG atau terkadang SVG atau WebCGM. Pengguna juga dapat melakukan tumpang susun data geospasial yang disajikan sebagai layer data. Berdasarkan ISO 19119, WFS adalah layanan akses fitur yang termasuk di dalamnya elemen tipe layanan fitur, transformasi koordinat dan servis konversi format geografi.