BAB 1 PENDAHULUAN. rekam medis yang sesuai dengan standar yang berlaku. dan dilengkapi dan dipelihara dengan baik untuk menjamin kesehatan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dokumen tempat mencatat segala transaksi pelayanan medis yang diberikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. sakit adalah data atau informasi dari rekam medik yang baik dan lengkap. Indikator

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal,

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan antar komponen yang ketat (complex and tightly coupled), khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang terus mengalami perkembangan adalah rumah sakit.rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. ketepatgunaan perawatan pasien di rumah sakit. tingkat dasar pada tanggal 12 juli 2014 dan sudah dilakukan kunjungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rekam medis mempunyai peran yang dominan dalam proses pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan umum di bidang kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. penyakit serta pemulihan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB I : PENDAHULUAN. setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. orang, tetapi seluruh masyarakat. Angka kesakitan (morbiditas) pada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit tersebut, maka terkena kewajiban menyelenggarakan. pelayanan rekam medis sesuai dengan PERMENKES RI No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan efektivitas kerja yang positif bagi pegawai. Adanya kepemimpinan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Boyolali merupakan. salah satu instansi pelayanan kesehatan di Kabupaten Boyolali.

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. pemberi pelayanan kesehatan harus meningkatkan pelayanannya dari berbagai. mampu memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan, kemajuan teknologi dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan dalam. kemampuan manajemen menggunakan informasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan di berbagai instansi kesehatan dengan dukungan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Hasibuan (2003), sumber daya manusia adalah. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dikelola dengan manajemen sederhana, tetapi harus. berbagai perubahan. Setiap rumah sakit harus memiliki organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran pengetahuan..., Angginia Nita Lubis, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas dunia yang dimulai dengan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 24 jam, dimana dibutuhkan sistem kerja yang bergantian(shift) dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan masyarakat. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) termaktub dalam UUD 1945 (Depkes RI, 1993).

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu jaringan pelayanan kesehatan yang penting,

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan secara optimal. Setiap rumah sakit harus menyelenggarakan

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan informasi disemua sektor kehidupan termasuk di bidang pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. harus dipelihara kerena bermanfaaat bagi pasien, dokter dan rumah sakit. pengobatan dan perawatan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran dan kedokteran gigi. Salah satu fasilitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa rumah. sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang harus

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan yang dinamis dan mempunyai fungsi utama melayani

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah organisasi pelayanan kesehatan yang. bertujuan memberikan pelayana kesehatan yang bermutu dan

BAB I PENDAHULUAN. puskesmas. Menurut Permenkes RI Nomor 75 tahun 2014 tentang. Pusat Kesehatan Masyarakat, Pusat Kesehatan Masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan tantangan yaitu peningkatan persaingan dalam berbagai upaya. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. rangka pemberian pelayanan kesehatan. Dokumen berisi catatan dokter,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu bentuk pelayanan administrasi di rumah sakit adalah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk agar dapat terwujudnya derajat kesehatan yang optimal. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No. 44 tahun 2009 Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. bagi pengguna jasa rumah sakit itu sendiri.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya memberikan pelayanan informasi kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan sehingga mencapai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam rangka upaya peningkatan serta efisiensi pelayanan kesehatan di rumah sakit, perlu adanya dukungan dari berbagai faktor yang terkait. Salah satu faktor yang ikut mendukung keberhasilan upaya tersebut adalah terlaksananya penyelenggaraan rekam medis yang sesuai dengan standar yang berlaku. American Hospital Association di tahun987 menyatakan bahwa rumah sakit adalah suatu institusi yang fungsi utamanya adalah memberikan pelayanan kepada pasien (diagnostik dan terapeutik) untuk berbagai penyakit dan masalah kesehatan baik yang bersifat bedah maupun non bedah. Rumah sakit harus bangun dilengkapi dan dilengkapi dan dipelihara dengan baik untuk menjamin kesehatan dan keselamatan pasiennya dan harus menyediakan fasilitas yang lapang, tidak berdesakdesakan dan terjamin sanitasinya bagi kesembuhan pasien (Aditama, 26). Rumah sakit merupakan lembaga dalam mata rantai Sistem Kesehatan Nasional dan mempunyai peran yang penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat. Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit sangat tergantung pada kapasitas dan kualitas tenaga Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai suatu organisasi. Undang-Undang Kesehatan nomor 44 tahun 29 tentang rumah sakit menyatakan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Merujuk pendapat yang dikemukakan Handoko (2), Sumber daya terpenting suatu organisasi adalah sumber daya manusia atau orang-orang yang memberikan tenaga, bakat, kreativitas dan usaha mereka kepada organisasi. Dari pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa kinerja yang tinggi sangat diperlukan dalam setiap usaha kerja pegawai untuk mencapai tujuan. Menurut Gibson (996) ada tiga perangkat variabel yang memengaruhi kinerja yaitu : () variabel individual, terdiri dari kemampuan dan keterampilan mental dan fisik, latar belakang keluarga, tingkat sosial, pengajian, demografis, umur, asal usul, jenis kelamin (2) variabel organisasional terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, desain pekerjaan, dan (3) variabel psikologis terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian, belajar, motivasi. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kepemimpinan merupakan salah faktor yang memengaruhi kinerja. Salah satu parameter untuk menentukan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah data atau informasi rekam medis yang baik dan lengkap. Mutu pelayanan sangat menentukan untuk memenangkan persaingan dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Mutu pelayanan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk tetap menjaga keberadaan rumah sakit (Elynar, 28).

Tenaga kesehatan sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) didalam menjalankan pelayanan kesehatan merupakan sumber daya yang penting dan sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan rumah sakit. Sebaliknya sumber daya manusia juga mempunyai berbagai macam kebutuhan yang ingin dipenuhinya. Manajemen rumah sakit harus bisa menciptakan suatu iklim organisasi yang harmonis dan mendorong karyawannya untuk bekerja lebih baik dan harus mengetahui apa saja yang menjadi kebutuhan dan harapan karyawannya dalam suatu organisasi.menurut Depkes RI (2) pelayanan kesehatan yang baik dan berkualitas tidak terlepas dari peran sumberdaya manusia, yaitu tenaga medis dan non medis di rumah sakit. Salah satu tenaga medis diantaranya adalah tenaga dokter. Rekam medis pasien merupakan himpunan data dan informasi tentang pasien yang terkait dengan administrasi, proses-proses klinis medis dan penunjang medis, manajemen mutu serta out come dari proses-proses itu yang didokumentasikan dan disimpan secara sistematis dan aman untuk dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berhak dan berkepentingan (Wijono, 2). Rekam Medis merupakan bukti tertulis tentang proses pelayanan yang diberikan oleh dokter dan tenaga kesehatan lainnya kepada pasien dalam rangka penyembuhan pasien, rekam medis mencatumkan nilai administrasi, legal, finansial, riset, edukasi, dokumen, akurat, informatif dan dapat dipertanggung jawabkan Rekam Medis harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas atau secara elektronik (Hatta, 23). Rekam medis disebut lengkap apabila rekam medis tersebut telah berisi seluruh informasi tentang pasien termasuk resume medis,

keperawatan dan seluruh hasil pemeriksaan penunjang serta telah diparaf oleh dokter yang bertanggung jawab. Salah satu komponen yang memegang peranan penting dalam pengisian rekam medis sesuai dengan UU No. 29 tahun 24 tentang Praktik Kedokteran dan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 269/Menkes/Per/III/28 tentang Rekam Medis adalah dokter dan dokter gigi. Permenkes RI No. 269 ini menggantikan PerMenkes sebelumnya yakni No. 749a/Menkes/Per/XII/989 tentang Rekam Medis. Dalam pasal 5 Permenkes No. 269/28 dinyatakan bahwa setiap dokter dan dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis. Pembuatan rekam medis dilaksanakan melalui pencatatan dan pendokumentasian hasil pemeriksaaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Pada pasal 6 dinyatakan bahwa dokter, dokter gigi dan atau tenaga kesehatan tertentu bertanggung jawab atas catatan atau dokumen yang dibuat pada rekam medis. Kedisiplinan praktisi kesehatan dalam melengkapi informasi medis sesuai dengan jenis pelayanan yang telah diberikan kepada pasien merupakan kunci terlaksananya kegunaan rekam medis. Namun kenyataannya masih banyak dokter dan perawat yang tidak mengisi rekam medis dengan benar karena alasan terbatasnya waktu dan anggapan bahwa hanya penting untuk keperluan administrasi rumah sakit (Anggraini, 27). Foster dan Seeker (2) mengutarakan bahwa, Kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Menurut (Suryadi, 22) Kinerja adalah hasil kerja yang dapat

dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Rekam medis yang lengkap dan legal merupakan ciri yang mencerminkan mutu pelayanan medis yang baik kepada pasien (Huffman, 999). Salah satu parameter pelayanan yang baik adalah kepatuhan terhadap standar yang ditetapkan tentang cara pengisian rekam medis yang lengkap.kinerja karyawan dalam suatu organisasi baik secara individu maupun kelompok memengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi dalam mencapai tujuan organisasi (Ilyas, 22). Dalam kondisi demikian maka terjadi interaksi yang kompleks dalam organisasi yaitu iklim organisasi yang meliputi manajemen rumah sakit terhadap sejumlah individu yang dapat memengaruhi pencapaian kinerja yang optimal. Survei Anggraini di RSUD dr. Djasamen Saragih pada tahun 27 mencatat dari sampel berkas yang diambilnya untuk dianalisis sebanyak 34, % berkas tidak diisi dengan lengkap 59,3% tidak dikembalikan tepat waktu dan 56,% tidak diisi secara tepat. Purnamawati (28) di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik menunjukkan ketidaklengkapan rekam medis yang masih tinggi di RS tersebut antara lain disebabkan ketidaksesuain penulisan diagnosa waktu masuk dan diagnosa pada saat keluar nama dan tanda tangan dokter tidak tercantum. Hal ini menunjukan bahwa kinerja dokter dalam pengisian rekam medis belum baik. Syahrial (29) menunjukan bahwa terdapat pengaruh gaya kepemimpinan dan kemampuan kepala

bidang terhadap kinerja pegawai pelayanan keperawatan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara. Penelitian Wijayanti (999) mencatat dari 36 dokumen rekam medis rawat inap di Rumah Sakit Ongkomulyo Jakarta didapatkan 8 dokumen tanpa tanda tangan dan nama jelass dokter yang merawat. Sementara itu di RSUD Pasar Rebo seperti yang diteliti Ningrum (2) didapatkan dari 5 berkas rekam medis, 7 berkas tidak terisi nomor catatan medis dan 95 resemu medis tidak terisi lengkap pada pasien rawat inap. Rumah Sakit Umum H. Sahudin Kutacane (RSU H. Sahudin Kutacane) dibangun pada tahun 978 dan difungsikan sejak tahun 982. RSU mempunyai Luas 28.562 M dan masih menyandang predikat klas D, namun secara operasionalnya sudah berpedoman pada Struktur Organisasi Rumah Sakit klas C, hal ini dilakukan guna mempersiapkan peningkatan kerja untuk mencapai predikat Rumah Sakit klas C, adapun perihal nama Rumah Sakit Umum H. Sahudin Kutacane berdasarkan hasil Rapat Gabungan Komisi Sepakat memberi nama RSU Kutacane menjadi BPK (Badan Pelayanan Kesehatan-RSU H. Sahudin Kutacane yang dituangkan dalam Keputusan DPRD Tk.II Aceh Tenggara No.72/269/DPRD/25 tanggal 2 Mei 25. Pada tahun 25, berdasarkan SK Menkes RI No.9/menkes/SK/25 tanggal 3 Januari 25 Rumah Sakit Umum Kutacane ditingkatkan dari klas D menjadi klas C yang diresmikan pada tanggal 24 Juli 25 (Setiawan,22).

Tabel. Jumlah Tenaga Medis RSU H. Sahudin Dirinci menurut Pendidikan dan Status KepegawaianTahun22 No.. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9... 2. 3. Jenis Ketenagaan Dokter Umum Dokter Spesialis Paru Dokter Spesialis Bedah Dokter Spesialis Penyakit Dalam Dokter Spesialis Kebidanan/Kandungan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Dokter Spesialis Radiologi Dokter Spesialis Anastesi Dokter Gigi Dokter Spesialis Mata Dokter Spesialis Syaraf Dokter Spesialis Patologi Anatomi Dokter Spesialis Anak Status PNS/CPNS PTT/PPDS 5 8 2 Rumah Sakit Umum H. Sahudin Kutacane merupakan satu-satunya rumah sakit yang berada di Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara. Dari survei awal yang dilakukan terdapat berbagai masalah penyebab ketidaklengkapan pengisian rekam medis terutama pada pasien rawat inap. Salah satu penyebab yang paling banyak dijumpai adalah pengembalian berkas rekam medis kepada bagian rekam medis yang sangat lama dan masih banyak dijumpai berkas yang tidak lengkap pengisiannya serta banyak rekam medis pasien rawat inap yang hilang di tangan dokter atau perawat sehingga menyebabkan lambatnya pelayanan kepada pasien apabila ingin melakukan kunjungan ulang. Hal ini berdampak juga terhadap pihak manajemen rumah sakit karena mengakibatkan meningkatnya anggaran pembuatan rekam medis khususnya kepada pasien rawat inap.

Dari berkas yang diperiksa secara acak, berkas yang tidak lengkap mencapai 5% dan menurut waktu maksimal pengembalianya ke bagian rekam medis untuk pasien rawat inap adalah 2 x 24 jam dengan standar kelengkapan pengisian rekam medis % (Depkes RI, 27) adalah hanya sebesar 2%. Keterlambatan pengambilan berkas rekam medis mengakibatkan tertundanya data yang harus dikumpulkan dan dilaporkan sehingga seringkali mendapat surat peringatan mengenai keterlambatan data yang harus dilaporkan baik dari pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten ataupun Dinkes Propinsi. Wawancara pendahuluan dengan dokter didapatkan pernyataan tentang ketidakjelasan instruksi pengisian rekam medis yang dimiliki rumah sakit. Berdasarkan observasi pendahuluan yang telah dilakukan terdapat ketidakjelasan dalam hal alur penerimaan rekam medis pasien rawat inap. Ketidaklengkapan dan keterlambatan pengisian berkas rekam medis dan keterlambatan pengembalian berkas rekam medis diduga terkait dengan kurangnya kemampuan manajemen rumah sakit mengelola rekam medis.rekam medis yang tidak lengkap dan terlambat berkecenderungan menimbulkan kerugian dan menyebabkan meningkatnya pembiayaan yang harus dibayar oleh manajemen rumah sakit (Hatta,23). Kerugian dan meningkatnya pembiayaan di akibatkan karena sering bertambahnya berkas rekam medis yang harus dimiliki pasien rawat inap lebih dari (satu) rekam medis pada saat akan melakukan kunjungan ulang karena rekam medis pasien masih belum kembali ke bagian rekam medis.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti hendak melakukan penelitian untuk mengetahui Faktor-faktor yang memengaruhi Kinerja Dokter dalam Kelengkapan Pencatatan Rekam Medis Rawat Inap di RSU H Sahudin Kutacane Aceh Tenggara..2 Permasalahan Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhi kinerja dokter dalam kelengkapan pencatatan rekam medis rawat inap di RSU H Sahudin Kutacane..3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kinerja dokter dalam kelengkapan pencatatan rekam medis pasien rawat inap di RSU H Sahudin Kutacane..4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis sebagai berikut :. Penelitian dapat memberikan masukan bagi manajemen RSU H Sahudin Kutacane dalam pengambilan kebijakan tentang kinerja dokter dalam pengisiaan rekam medis di rumah sakit. 2. Untuk kepentingan pengembangan ilmu Administrasi dan Kebijakan Kesehatan khususnya Administrasi Rumah Sakit. 3. Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya