06 ICC Publication ENG

dokumen-dokumen yang mirip
Socialization ON ADR MEDIASI DALAM ARBITRASE INTERNASIONAL. Le Meridien Hotel Jakarta, 9 Oktober Dr. Frans H. Winarta (ICC Indonesia)

KEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR : KEP 02/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA

DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR ISI Peraturan Arbitrase KLRCA

DAFTAR ISI PERATURAN MEDIASI KLRCA SKEMA UU MEDIASI 2012 PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA. Peraturan Mediasi KLRCA. Bagian I. Bagian II.

DAFTAR ISI. Peraturan Arbitrase Proses Acara Cepat KLRCA PERATURAN ARBITRASE SKEMA IMBALAN DAN BIAYA ADMINISTRASI PEDOMAN UNTUK PERATURAN ARBITRASE

PERATURAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR: 01/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA PENDAPAT MENGIKAT

DAFTAR ISI PERATURAN ARBITRASE. ISLAM KLRCA (Direvisi pada 2013) PERATURAN ARBITRASE UNCITRAL (Direvisi pada 2010) ARBITRASE ISLAM KLRCA

Arbiter Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa

DAFTAR ISI. Singapore International Mediation Centre (SIMC) Peraturan Mediasi

Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, Susunan Organisasi Dan Tata Laksana. Berdasarkan Pasal 185 Surat Keputusan Direksi PT. Kereta Api (Persero)

DAFTAR ISI PERATURAN ARBITRASE SKEMA IMBALAN DAN BIAYA ADMINISTRASI PEDOMAN UNTUK PERATURAN ARBITRASE. Peraturan Arbitrase Proses Acara Cepat KLRCA

DEWAN SENGKETA DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI

Pokok-Pokok Masalah Pelaksanaan Putusan Arbitrase Internasional di Indonesia oleh: M. Husseyn Umar *)

BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG 14 METODE PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL A.

Arbitrase. Miko Kamal. Principal, Miko Kamal & Associates 28/06/12 1

BAB V PENUTUP. 1. Kebutuhan masyarakat akan kendaraan bermotor saat ini mudah diperoleh dengan cara

HPI PEMAKAIAN HUKUM ASING PERTEMUAN XIII, XIV & XV. By Malahayati, SH, LLM

BAHAN KULIAH HUKUM PERNIAGAAN/PERDAGANGAN INTERNASIONAL MATCH DAY 12 METODE PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL

PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN. Karakteristik Pengadilan Negeri. Penyelesaian Sengketa Melalui Litigasi 11/8/2014

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara modern. Hukum memiliki peran yang dominan dalam. ekonomi dan budaya pada masa pembangunan suatu negara.

Hak Cipta (c) 1998 Suffolk Transnational Law Review Suffolk Transnational Law Review. Musim panas, Suffolk Transnat'l L. Rev.

BAB 2 KETENTUAN UMUM

Arbitrase. Pengertian arbitrase

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Undang-Undang No 9 Tahun 1999 berjudul Undang-Undang tentang Perlindungan

DAFTAR ISI UNDANG-UNDANG ARBITRASE TAHUN Undang-undang Arbitrase Tahun (Direvisi tahun 2011)

BAB II KETENTUAN UMUM

SILABUS. A. Identitas Mata Kuliah. 1. Nama Mata Kuliah : Perselisihan Hubungan Industrial. 2. Status Mata Kuliah : Wajib Konsentrasi

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB II PENGATURAN PENYELESAIAN SENGKETA PERBANKAN SYARIAH

BENTUK SURAT PERINTAH KERJA (SPK) [kop surat K/L/D/I] SATUAN KERJA PPK: NOMOR DAN TANGGAL SPK NOMOR DAN TANGGAL DOKUMEN PENGADAAN :

PENYELESAIAN SENGKETA TERHADAP INVESTOR ASING JIKA TERJADI SENGKETA HUKUM DALAM PENANAMAN MODAL

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 19/PUU-XIII/2015 Batas Waktu Penyerahan/Pendaftaran Putusan Arbitrase Internasional

ARBITRASE SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA Firda Zulfa Fahriani

NASKAH PENJELASAN PROTOCOL TO THE ASEAN CHARTER ON DISPUTE SETTLEMENT MECHANISM (PROTOKOL PIAGAM ASEAN MENGENAI MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA)

BAKTI. Institusi. Penyelesaian Sengketa Perdagangan Berjangka Komoditi

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA NIA WAYANTI PENYELESAIAN SENGKETA BISNIS MELALUI FORUM ARBITRASE MENURUT UU NO.

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk sengketa beraneka ragam dan memiliki sekian banyak liku-liku yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III BADAN ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA KONSTRUKSI INDONESIA (BADAPSKI) SEBAGAI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. efektif hanya dalam kondisi jika Pelaku Usaha dan Konsumen mempunyai

DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU. Perhatikan desain-desain handphone berikut:

PROSEDUR PENYELESAIAN SENGKETA DENGAN ARBITRASE DI INDONESA Oleh: Suwardjo Dosen Kopertis VI Jateng Dpk. Pada Fakultas Hukum Universitas Surakarta.

Sessi. Mumuh Mulyana Mubarak, SE.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TERTANGGUNG ASURANSI MIKRO KETIKA TERJADI PERISTIWA TIDAK PASTI

Strategi Kesetaraan Kontrak PILIHAN MEDIASI & ARBITRASE

KEPUTUSAN BADAN MEDIASI DANA PENSIUN NOMOR: 07/BMDP/IX/2015 TENTANG PERATURAN DAN ACARA ARBITRASE PENGURUS BADAN MEDIASI DANA PENSIUN

EKSISTENSI KLAUSUL ARBITRASE DALAM PENENTUAN PENYELESAIAN SENGKETA SYARIAH

JAMINAN TERBATAS. Handheld Limited Warranty - Indonesia (Bahasa) (North America Version )

BEBERAPA CATATAN TENTANG BADAN PENYELESAIAN SENGKETA; ARBITRASE oleh: Prof. DR. H. Yudha Bhakti A., SH., MH.

BAB I PENDAHULUAN. serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Kegiatan usaha

DAFTAR ISI Undang-undang Arbitrase Tahun 2005

Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor: 104/BAPPEBTI/PER/08/2013

PERATURAN LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA NOMOR: 09/LAPSPI- PER/2015 TENTANG PERATURAN DAN PROSEDUR ARBITRASE

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Penyelesaian Sengketa Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah melalui Pengadilan atau Alternatif Penyelesaian Sengketa

JAMINAN TERBATAS AKSESORI

JURNAL DAN TEKNOLOGI. Pandangan Hukum

LAMPIRAN. Pasal 1 Definisi. Untuk maksud-maksud Persetujuan ini, kecuali konteksnya mensyaratkan sebaliknya;

7 DAYS OF YTFF - Persyaratan & Ketentuan

PENEGAKAN HUKUM PENYELESAIAN SENGKETA KETENAGAKERJAAN MELALUI PERADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL. Yati Nurhayati ABSTRAK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III UPAYA HUKUM YANG DAPAT DILAKUKAN PEKERJA KONTRAK YANG DI PHK SEBELUM MASA KONTRAK BERAKHIR

Strategi Kesetaraan Kontrak PILIHAN MEDIASI & ARBITRASE

RANCANGAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA TENURIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN ARBITRASE KEOLAHRAGAAN INDONESIA ( BAKI )

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Konvensi ini mengandung 16 pasal. Dari pasal-pasal ini dapat ditarik 5 prinsip berikut dibawah ini:

POLIS ASURANSI DEMAM BERDARAH

BAB I PENDAHULUAN. 1. Pendapat Awam Mengenai Proses Litigasi vs Arbitrase

BAB IV PENUTUP. (perkara Nomor: 305/Pdt.G/BANI/ 2014/PNJkt.Utr) adalah sebagai berikut:

BADAN ARBITRASE NASIONAL INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Proses Penyelesaian Perselisihan

BAB IV ANALISIS DUALISME AKAD PEMBIAYAAN MUD{ARABAH MUQAYYADAH DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang diwarnai dengan semakin. pihak yang terlibat dalam lapangan usaha tersebut, sangat berpotensi

TRANSAKSI BISNIS INTERNASIONAL JOINT VENTURE AGREEMENT

PERATURAN TENTANG BIAYA DAN IMBALAN PENYELESAIAN SENGKETA ATAU BEDA PENDAPAT BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN STASIUN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN

KEPPRES 83/1996, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK UZBEKISTAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Sebagaimanatelahdiketahuinyakeabsahan perjanjian jual beli yang

Untuk tujuan dari peraturan ini, istilah istilah di bawah ini diartikan sebagai berikut:

2013, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indone

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dalam perkembangan dunia yang semakin. pesat membutuhkan suatu hukum guna menjamin kepastian dan memberi

SYARAT-SYARAT DAN KETENTUAN SURAT PEMESANAN PEMBELIAN (PO)

Artikel Gusnando S Anwar pada majalah Kontraktor AKI - Oktober 07

PERJANJIAN TENTANG REKENING EFEK Nomor: SP- /RE/KSEI/mmyy

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 19/PUU-XIII/2015

ATURAN POKOK AKSES KE FASILITAS PENTING INTERKONEKSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA PERBANKAN INDONESIA NOMOR: 01/LAPSPI-PER/2017 TENTANG PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI

Teknik Perancangan Perjanjian - Studi Kasus Perjanjian Jual Beli Saham

JAMINAN TERBATAS BATERE

Transkripsi:

KLAUSUL MEDIASI

Klausul Mediasi ICC Para pihak yang bermaksud untuk menggunakan ICC harus mempertimbangkan untuk memilih salah satu dari klausul berikut, yang mencakup situasi dan keperluan yang berbeda. Para pihak bebas menyesuaikan klausul yang dipilih tersebut sesuai dengan kondisi khusus mereka. Contohnya mereka mungkin ingin menentukan penggunaan prosedur penyelesaian selain dari mediasi. Selanjutnya, mereka mungkin ingin menentukan bahasa dan tempat mediasi dan/atau pemeriksaan perkara arbitrase. Catatan di bawah setiap klausul dimaksudkan untuk membantu para pihak memilih klausul yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka yang khusus. Selalu berhati-hati untuk menghindari risiko ambiguitas dalam merancang klausul. Pemilihan kata yang kurang jelas menyebabkan ketidakpastian dan penundaan dan dapat menghambat bahkan menodai proses penyelesaian perselisihan. Saat mencantumkan klausul ini dalam kontrak mereka, para pihak disarankan untuk mempertimbangkan setiap faktor yang mungkin dapat memengaruhi keberlakuan berdasarkan hukum yang berlaku. Klausul A: Opsi Untuk Menggunakan Peraturan Mediasi ICC Para pihak sewaktu-waktu dapat, tanpa mengurangi keabsahan dari pemeriksaan perkara lainnya, berupaya menyelesaikan setiap perselisihan yang timbul dari atau sehubungan dengan kontrak ini sesuai dengan Peraturan Catatan: Dengan mencantumkan klausul ini, para pihak mengakui bahwa pemeriksaan perkara berdasarkan Peraturan Mediasi ICC tersedia bagi mereka kapan saja. Klausul ini tidak mewajibkan para pihak untuk melakukan apa pun, namun keberadaan klausul ini dirancang untuk mengingatkan mereka tentang kemungkinan menggunakan mediasi atau prosedur penyelesaian lain kapan saja. Sebagai tambahan, klausul ini memberikan dasar bagi salah satu pihak untuk mengusulkan mediasi kepada pihak lainnya. Satu atau lebih pihak dapat pula meminta bantuan dari ICC International Centre untuk ADR dalam proses ini. 06 ICC Publication 865-2 ENG

MEDIASI Klausul B: Kewajiban Mempertimbangkan Peraturan Mediasi ICC Dalam hal timbul perselisihan dari atau sehubungan pertama untuk mendiskusikan dan mempertimbangkan menyelesaikan perselisihan berdasarkan Peraturan Catatan: Klausul ini selangkah lebih jauh dari Klausul A dan mengharuskan para pihak, saat timbul perselisihan, untuk mendiskusikan dan mempertimbangkan bersama membawa perselisihan untuk diperiksa perkaranya berdasarkan Peraturan Satu atau lebih pihak dapat meminta bantuan dari ICC International Centre untuk ADR dalam proses ini. Klausul ini dapat digunakan jika para pihak tidak bermaksud untuk langsung membawa perselisihan untuk diperiksa perkaranya berdasarkan Peraturan namun ingin mempertahankan fleksibilitas apakah akan menggunakan mediasi untuk mencoba menyelesaikan perselisihan. Klausul C: Kewajiban Untuk Menyelesaikan Perselisihan Menggunakan Peraturan Mediasi ICC Dengan Tetap Mengizinkan Pemeriksaan Perkara Arbitrase Jika Diperlukan (x) Dalam hal timbul perselisihan dari atau sehubungan pertama untuk menyelesaikan perselisihan melalui ICC. Pelaksanaan pemeriksaan perkara berdasarkan Peraturan Mediasi ICC tidak akan mencegah pihak mana pun untuk melaksanakan arbitrase sesuai dengan subklausul y di bawah. (y) Semua perselisihan yang timbul dari atau sehubungan dengan kontrak ini akan diselesaikan secara final berdasarkan Peraturan Arbitrase dari Kamar Dagang Internasional (International Chamber of Commerce) oleh satu atau lebih arbiter yang ditunjuk sesuai dengan Peraturan tersebut. Catatan: Klausul ini menciptakan kewajiban untuk membawa perselisihan untuk dilakukan pemeriksaan perkara berdasarkan Peraturan Klausul ini dirancang untuk memastikan bahwa saat timbul perselisihan, para pihak akan berupaya untuk menyelesaikannya menggunakan pemeriksaan perkara berdasarkan Peraturan. 07

Klausul Mediasi ICC Klausul ini juga menjadikan jelas bahwa para pihak tidak perlu untuk menyepakati pemeriksaan perkara berdasarkan Peraturan Mediasi ICC, atau menunggu periode waktu tertentu, sebelum memulai pemeriksaan perkara arbitrase. Klausul ini juga merupakan posisi baku berdasarkan Pasal 10(2) dari Peraturan. Klausul ini menjadikan arbitrase ICC sebagai forum untuk pengambilan keputusan akhir perselisihan. Jika diinginkan, klausul ini dapat disesuaikan untuk mengatur bentuk arbitrase lain, atau pemeriksaan perkara melalui pengadilan atau yang serupa dengannya. Klausul D: Kewajiban Untuk Menyelesaikan Perselisihan Menggunakan Peraturan Mediasi ICC, Dilanjutkan Dengan Arbitrase Jika Diperlukan Dalam hal timbul perselisihan dari atau sehubungan pertama untuk menyelesaikan perselisihan melalui ICC. Apabila perselisihan belum diselesaikan berdasarkan Peraturan tersebut dalam waktu [45] hari setelah pengajuan Permintaan Mediasi atau dalam periode waktu lain sebagaimana disepakati oleh para pihak secara tertulis, perselisihan tersebut kemudian akan diselesaikan secara final berdasarkan Peraturan Arbitrase dari Kamar Dagang Internasional (International Chamber of Commerce) oleh satu atau lebih arbiter yang ditunjuk sesuai dengan Peraturan Arbitrase tersebut. Catatan: Seperti Klausul C, klausul ini menciptakan kewajiban untuk membawa perselisihan untuk dilakukan ICC. Tidak seperti Klausul C, klausul ini mengatur bahwa pemeriksaan perkara arbitrase tidak dapat dimulai sebelum periode yang telah disepakati dilalui setelah pengajuan Permintaan Mediasi. Periode waktu yang disarankan pada contoh klausul adalah 45 hari, namun para pihak sebaiknya memilih periode yang mereka anggap sesuai untuk kontrak tersebut. Klausul D mengubah posisi baku berdasarkan Pasal 10(2) dari Peraturan Mediasi ICC yang memungkinkan pemeriksaan perkara melalui pengadilan, arbitrase atau yang serupa untuk dilaksanakan secara paralel dengan pemeriksaan perkara berdasarkan Peraturan 08

MEDIAsi Sama dengan Klausul C, Klausul D menjadikan arbitrase ICC sebagai forum untuk pengambilan keputusan akhir perselisihan. Jika diinginkan, klausul ini dapat disesuaikan untuk mengatur bentuk arbitrase lain, atau pemeriksaan perkara melalui pengadilan atau yang serupa dengannya. Masalah Tertentu Tentang Ketentuan Arbiter Darurat Para pihak harus menentukan apakah mereka ingin memungkinkan adanya upaya terkait Ketentuan Arbiter Darurat berdasarkan Klausul C dan D. Klausul C dan D Apabila para pihak bermaksud untuk mengesampingkan adanya upaya terkait Ketentuan Arbiter Darurat, kalimat sebagai berikut sebaiknya ditambahkan pada Klausul C atau D jika diberlakukan: Ketentuan Tentang Arbiter Darurat tidak berlaku. Klausul D 1 Apabila para pihak hendak mencantumkan upaya terkait Ketentuan Arbiter Darurat, dan ingin upaya tersebut secara tegas tersedia sebelum lewatnya batas waktu 45 hari atau periode waktu lain yang disepakati setelah pengajuan Permintaan Mediasi, kalimat sebagai berikut harus ditambahkan pada Klausul D: Persyaratan untuk menunggu [45] hari, atau periode lainnya yang disepakati, setelah pengajuan Permintaan Mediasi, sebelum membawa perselisihan ke arbitrase tidak akan mencegah para pihak untuk mengajukan permohonan, sebelum berakhirnya [45] hari tersebut atau periode lain yang disepakati, untuk Langkah Darurat berdasarkan Ketentuan Arbiter Darurat pada Peraturan Arbitrase di Kamar Dagang Internasional (International Chamber of Commerce). 2 Apabila para pihak hendak mencantumkan upaya terkait Ketentuan Arbiter Darurat, namun hanya setelah lewatnya batas waktu 45 hari atau periode waktu lain yang disepakati setelah pengajuan Permintaan Mediasi, kalimat sebagai berikut harus ditambahkan pada Klausul D: Para pihak tidak akan memiliki hak untuk mengajukan permohonan untuk Langkah Darurat berdasarkan Ketentuan Arbiter Darurat pada Peraturan Arbitrase di Kamar Dagang Internasional (International Chamber of Commerce) sebelum berakhirnya waktu [45] hari atau periode waktu lainnya yang disepakati setelah pengajuan Permintaan Mediasi. 09