I. PENDAHULUAN. Rifampisin adalah terapi lini pertama dari TBC, terutama dalam kombinasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme Mycobacterium tuberculosis yang terutama menyerang paru,

I. PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini kehidupan mulai beranjak kembali kepada obat-obatan

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

I. PENDAHULUAN. mikroorganisme Mycobacterium tuberculosis yang terutama menyerang paru,

I. PENDAHULUAN. Rifampisin (RFP) dan isoniazid (INH) merupakan obat lini pertama untuk

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat dunia termasuk Indonesia (global epidemic). World

I. PENDAHULUAN. dan fakta menunjukkan bahwa jumlah kasus kanker terus meningkat. etnik, paling sering menyebabkan kematian pada wanita Hispanik dan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penyebab utama kematian. Ada sekitar sepertiga penduduk dunia telah

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini penggunaan telepon seluler atau biasa disebut handphone hampir

Kata kunci: Dosis bertingkat, gambaran histopatologi ginjal, Garcina mangostana L., rifampisin.

BAB I PENDAHULUAN. dengan Per Mortality Rate (PMR) 13 %. Di negara-negara maju seperti

BAB V PEMBAHASAN. post test only control group design. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dunia menderita kanker dan 7,6 juta di antaranya meninggal dunia karena

I. PENDAHULAN. memetabolisme dan mengekskresi zat kimia. Hati juga mendetoksifikasi zat

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Antibiotik adalah obat yang digunakan sebagai obat anti infeksi,

BAB I PENDAHULUAN. berkhasiat obat ini adalah Kersen. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dasar yang sama dengan telepon tetap kabel, namun dapat

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. yaitu radiasi UV-A ( nm), radiasi UV-B ( nm), dan radiasi UV-C

BAB I PENDAHULUAN. budaya di dalam masyarakat Indonesia. Sebab, obat-obatan tradisional lebih

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan manfaatnya (Sudewo, 2004; Tjokronegoro, 1992). zingiberaceae, yaitu Curcuma mangga (Temu Mangga). Senyawa fenolik pada

BAB I PENDAHULUAN. Antibiotik merupakan salah satu pilihan terapi yang banyak digunakan di

I. PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Deksametason merupakan salah satu obat golongan glukokortikoid sintetik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Fakhmiyogi, Muhartono, Fiana DN Faculty of Medicine Lampung University

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR DAN GINJAL PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN

I. PENDAHULUAN. berkhasiat obat (biofarmaka) dan kurang lebih 9606 spesies tanaman obat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN (Sari, 2007). Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara termasuk

Tanaman Putri malu (Mimosa pudica L.) merupakan gulma yang sering dapat ditemukan di sekitar rumah, keberadaannya sebagai gulma 1

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Obat merupakan senyawa yang digunakan untuk mencegah, mengobati,

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, terlebih dengan adanya isu back to nature serta krisis berkepanjangan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengeradikasi bakteri gram positif dan gram negatif. Amoksisilin juga

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan kekayaan sumber daya

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dengan prevalensi yang masih tinggi di dunia. Menurut WHO tahun 2006,

BAB I PENDAHULUAN. Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 033 tahun 2012 tentang Bahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setelah streptomisin ditemukan pada tahun 1943, ditemukan pula antibiotik lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman dalam Al-qur an yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. berat badan, dan sindrom restoran Cina, pada sebagian orang. 2, 3

I. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama

BAB I PENDAHULUAN. baik secara mutlak maupun relatif (Schoenfelder, et al., 2006). Terapi insulin dan

BAB I PENDAHULUAN. beragam jenis dan harganya, dari obat generik yang murah sampai dengan. obat bermerek yang mahal harganya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh rusaknya ketahanan mukosa gaster. Penyakit ini. anemia akibat perdarahan saluran cerna bagian atas (Kaneko et al.

I. PENDAHULUAN. perhatian adalah buah luwingan (Ficus hispida L.f.). Kesamaan genus buah

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh : DHYNA MUTIARASARI PAWESTRI J

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

setelah India, China, Amerika Serikat. Tercatat pada tahun 2000 jumlah penderita Diabetes Melitus di Indonesia mencapai 8,4 juta.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. timbul dapat berupa peningkatan dari kadar kolesterol total, kadar low density

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan global. yang utama. Penyakit infeksi ini menyerang jutaan manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tingkat gen akan kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya. Tumor

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sasaran utama toksikasi (Diaz, 2006). Hati merupakan organ

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rongga mulut sangat rentan dengan terjadinya perlukaan, termasuk gingiva.

I. PENDAHULUAN. memiliki aktifitas penghambat radang dengan mekanisme kerja

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan sel, dan menjadi penyebab dari berbagai keadaan patologik. Oksidan

BAB I PENDAHULUAN. (FAO, 2003). Penggunaan pestisida dalam mengatasi organisme pengganggu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara maju dan 80% dari penduduk negara berkembang telah menggunakan obat herbal

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) (Purwanto,

Banyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid,

I. PENDAHULUAN. Dikumpulkan oleh lebah dari pucuk daun-daun yang muda untuk kemudian

PERUBAHAN KADAR UREUM DAN KREATININ PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia diversifolia) (STUDI PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR)

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan

PENDAHULUAN. Melihat besarnya potensi pengembangan perikanan budidaya serta. didukung peluang pasar internasional yang baik maka perikanan budidaya di

I. PENDAHULUAN. tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan pemulihan (Menteri Kesehatan RI,

BAB I PENDAHULUAN. (Wasser, 2002). Polisakarida mempunyai kemampuan untuk meningkatkan sistem

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur perbaikan Deoxyribonucleic Acid (DNA) sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Semakin kompleksnya kebutuhan di zaman modern ini, menuntut manusia bekerja dengan beban lebih untuk

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari 8 juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya dengan 80% dari

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebar luas di Indonesia, namun penelitian dan pemanfaatan lumut ini

I. PENDAHULUAN. penyakit jantung koroner (Rahayu, 2005). Hiperkolesterolemia adalah suatu

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan data WHO di dalam mortality country fact sheet menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. normal (Nagori and Solanki, 2011). Berdasarkan sifatnya luka dibagi menjadi 2,

DiGregorio, 1990). Hal ini dapat terjadi ketika enzim hati yang mengkatalisis reaksi konjugasi normal mengalami kejenuhan dan menyebabkan senyawa

BAB I PENDAHULUAN. Hormon testosteron merupakan bagian penting dalam. kesehatan pria. Testosteron memiliki fungsi utama dalam

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Obat merupakan zat kimia yang meracuni tubuh manusia bila pemberiannya tidak sesuai dosis. Obat yang menyebabkan gangguan cukup banyak termasuk antibiotik yang sebenarnya berguna bagi manusia, bila penggunaannya tidak sesuai dosis. Obat obat antibiotik dapat menginduksi kerusakan melalui berbagai cara antara lain berkurangnya natrium dan air, perubahan pada aliran darah, kerusakan dan obstruksi terhadap (Chasani, 2007). Salah satu obat yang penggunaannya meningkat setiap tahunnya karena meningkatnya penyakit Tuberkulosis (TBC) adalah Rifampisin. Rifampisin adalah terapi lini pertama dari TBC, terutama dalam kombinasi dengan isoniazid, etambutol dan pirazinamid. Karena banyaknya kasus TB di dunia, maka penggunaan rifampisin juga sangat tinggi. Salah satu efek samping adalah nefrotoksisitas yaitu berupa nekrosis tubular akut dan nefritis interstitial juga telah dilaporkan. Dalam kasus nekrosis tubular akut, antibodi yang tergantung rifampisin menunjukkan hubungan antara rifampisin dan gagal (Meulen et al., 2009).

2 Toksisitas rifampisin telah dilaporkan secara sporadis dan histologi. Nefrotoksisitas dari rifampisin dikaitkan dengan penyakit inflamasi dan penyakit aku lainnya seperti nefritis akut tubulointerstitial (ATIN), tubular nekrosis, nekrosis papiler, nekrosis kortikal akut, dan penyakit perubahan minimal (Min et al., 2013). Hingga saat ini belum ada obat yang secara spesifik mengatasi kerusakan yang disebabkan oleh obat, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan obat herbal yang dapat digunakan sebagai nefroprotektor. Salah satu obat herbal yang memiliki efek nefroprotektor atau efek menghambat kerusakan hepar adalah kulit buah manggis Garcinia mangostana L.). Bangsa Indonesia telah lama menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi masalah kesehatan. Pengetahuan tentang tanaman berkhasiat obat berdasarkan pada pengalaman dan keterampilan yang secara turun-temurun telah diwariskan dari generasi ke generasi (Sari, 2006). Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan pohon buah yang beasal dari daerah Asia Tenggara meliputi Indonesia, Malaysia, Thailand dan Myanmar. Secara tradisional sering dipakai dalam pengobatan tradisional (diare, disentri, eksim dan penyakit kulit lainnya). Kulit buah manggis ternyata dilaporkan mengandung kaya senyawa golongan xanton (Nugroho, 2007).

3 Dari percobaan isolasi yang dipandu uji aktivitas diketahui senyawa paling aktif dari kulit manggis adalah alfa-mangostin, gamma-mangostin dan garsinon-e. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah manggis dan senyawa aktifnya memiliki aktivitas farmakologi yaitu antialergi, anti-inflamasi, anti-oksidan, anti-kanker, anti-mikroorganisme, antiaterosklerosis. Pada uji toksisitas, ekstrak etanol buah manggis yang mengandung senyawa aktif xanton tidak menunjukkan toksisitas baik secara akut maupun sub-kronis (Nugroho, 2007). Beberapa penelitian menunjukan bahwa kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) mengandung senyawa yang memiliki aktivitas farmakologi dan antioksidan. Senyawa tersebut diantaranya flavonoid, tanin dan xanton (Jung et al., 2006; Moongkarndi et al., 2004; Weecharangsan et al., 2006). Sebuah xanton berasal dari kulit manggis, memberikan sebuah efek renoprotective terhadap kerusakan tikus yang diinduksi ciplastin (Perez et al., 2010). Untuk mengetahui efek renoprotektif ekstrak etanol 40% kulit manggis terhadap tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley yang diinduksi rifampisin. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah adanya kerusakan pada tubulus renal yang didapatkan dari gambaran tikus.

4 1.2. Perumusan Masalah A. Apakah ada pengaruh pemberian ekstrak etanol 40% kulit manggis (Garcinia mangostana L.) sebagai efek proteksi terhadap kerusakan tikus (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley yang diinduksi rifampisin? B. Apakah ada pengaruh peningkatan dosis ekstrak etanol 40% kulit manggis (Garcinia mangostana L.) sebagai efek proteksi terhadap kerusakan tikus (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley yang diinduksi rifampisin? 1.3. Tujuan Penelitian A. Untuk melihat adanya pengaruh pemberian ekstrak etanol 40% kulit manggis (Garcinia mangostana L.) sebagai efek proteksi terhadap kerusakan tikus (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley yang diinduksi rifampisin. B. Untuk melihat adanya peningkatan dosis ekstrak etanol 40% kulit manggis (Garcinia mangostana L.) sebagai efek proteksi terhadap kerusakan tikus (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley yang diinduksi rifampisin.

5 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah 1. Bagi Peneliti Penelitian ini sebagai wujud pengaplikasian disiplin ilmu yang telah dipelajari sehingga dapat mengembangkan wawasan keilmuan peneliti. 2. Bagi Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai efek kulit manggis terhadap. 3. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai efek kulit manggis terhadap. Penelitian ini juga dapat mendukung upaya pemeliharaan tanaman serta konsumsi buah manggis sebagai salah satu tanaman berkhasiat obat (apotek hidup). 4. Bagi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Meningkatkan iklim penelitian dibidang agromedicine sehingga dapat menunjang pencapaian visi FK Unila 2025 sebagai Fakultas Kedokteran Sepuluh Terbaik di Indonesia pada Tahun 2025 dengan Kekhususan agromedicine. 5. Bagi Peneliti Lain Dapat dijadikan bahan acuan untuk dilakukannya penelitian yang serupa yang berkaitan dengan efek kulit manggis (Garcinia mangostana L.).

6 1.5. Kerangka Penelitian 1.5.1. Kerangka Teori Rifampisin penggunaan terlalu banyak akan menyebabkan reaksi toksik dengan adanya akumulasi di tubulus renal dan menyebabkan perubahan pada tubulus dan pembuluh darah sehingga terjadi iskemik dan mempengaruhi metabolisme oksidatif, menyebabkan cedera tubulus berupa nekrosis tubular akut. Mekanisme terjadinya gangguan fungsi akibat penggunaan antibiotika seperi rifampisin antara lain dengan cara penurunan ekskresi natrium dan air, perubahan aliran darah (iskemik) menyebabkan stress oksidatif, obstruksi pada saluran air kemih serta karena perubahan umur seseorang menjadi tua (Chasani, 2008). Mekanisme rifampisin menyebabkan nefritis interstitial akut (AIN) dan nekrosis tubular akut (ATN) dan gangguan renal lainnya dengan cara mengikat komponen normal membran basal tubulus (TBM) dan bertindak sebagai hapten, obat dapat meniru antigen biasanya hadir dalam TBM atau interstitium dan menginduksi respon imun. Obat dapat mengikat TBM atau tersimpan di dalam interstitium dan bertindak sebagai antigen, sehingga obat dapat menyebabkan pengeluaran antibodi dan disimpan di interstitium sebagai sirkulasi kompleks imun (Kompleks-toksik) (Lerma, 2008).

7 Kulit Manggis Rifampisin (Garcinia mangostana L.). Xantone Ginjal Dikenal sebagai antigen Terakumulasi efek anti-inflamasi dan antioksidan Kompleks antigenantibodi ( Kompleks toksik) Stress oksidatif Kerusakan Gambar 1. Kerangka teori Keterangan : : memacu : menghambat

8 1.5.2. Kerangka Konsep Ekstrak Kulit Manggis Kelompok 1 Kontrol Normal Kelompok 2 rifampisin 100 mg/100g Kulit Manggis 20 mg/100gbb + Rifampisin 100 Kelompok 3 Di analisis mg/100g Kulit Manggis 40 mg/100gbb + Rifampisin 100 Kelompok 4 mg/100g Kulit Manggis 80 mg/100gbb + Rifampisin 100 Kelompok 5 mg/100g Gambar 2. Kerangka konsep

9 1.6. Hipotesis A. Terdapat pengaruh pemberian ekstrak etanol 40% kulit manggis (Garcinia mangostana L.) sebagai efek proteksi pada tikus (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley yang diinduksi rifampisin. B. Terdapat pengaruh pemberian ekstrak etanol 40% kulit manggis (Garcinia mangostana L.) dengan dosis yang ditingkatkan sebagai efek proteksi pada tikus (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley yang diinduksi rifampisin.