BAB I PENDAHULUAN. satu modal yang harus dimiliki. Alasannya karena taraf pendidikan masyarakat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sejalan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan teknologi informasi dan komunikasi menjadi hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. sebab pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menuntut

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan diri bagi tenaga pendidik sangat penting dilakukan, tidak

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian dari perjalanan seorang manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang semakin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fariz Eka Nurfu ad, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam proses pembelajaran (Hayati, 2016). sebagai pesan, sumber belajar sebagai sumber pesan, media pembelajaran

87. Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pesatnya laju perkembangan media pembelajaran pada saat ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong setiap manusia dapat merespon semua perkembangan tersebut. logis, kreatif dan kemauan berkerjasama secara efektif.

BAB I PENDAHULUAN. dan peserta didik melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu proses pembelajaran guru dan murid terjadi suatu interaksi. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan permasalahan dengan sikap. Undang-undang Sisdiknas No. 20. Tahun 2003 Pasal 1 menyebutkan bahwa.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Salah satu pondasi penting untuk kemajuan suatu Negara adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tira Nur Indah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dilakukan untuk membuat mereka menyukai pelajaran matematika. sulit akan menjadi sangat menyenangkan bagi mereka.

67. Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang B.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada masa ini mempengaruhi perkembangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah diprogramkan dan tetap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mewujudkan pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi Indonesia, ternyata dalam dunia pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN. adanya perubahan tingkah laku pada dirinya, menyangkut perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kebutuhan pokok dalam menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. seluruh sektor kehidupan serta gaya hidup manusia di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi pada kelas VII A SMPN 1 Bojonggenteng,

I. PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan. pemahaman, skill, dan berkarakter. Kurikulum ini bertujuan untuk

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peralatan praktik, penyempurnaan kurikulum maupun peningkatan. profesionalisme guru yang dilakukan secara nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lain yang memerlukan matematika misalkan penggunaan konsep himpunan

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan aspek yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. Penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa dasawarsa terakhir ini, pesatnya kemajuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam metode yang diberikan oleh pendidik. Pendidik berperan

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA MATERI POKOK SIKLUS AIR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi (high technology) perkembangan dan transformasi ilmu berjalan begitu

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang membosankan dan bahkan ada yang sampai membenci. Hal ini,

BAB I PENDAHULUAN. membangun peradaban manusia di era modern seperti saat ini. Pada hakikatnya. mengalami perubahan (Wayan Somayasa, 2013: 2).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam pembelajaran. Suatu pembelajaran, ada dua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan terus mengikuti perkembangan teknologi. Peserta didik saat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikanadalah masalah

IMPLEMENTASI MACROMEDIA FLASH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. formal, yang bertujuan menyiapkan siswa dengan bekal ilmu pengetahuan agar

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan. formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang bertanggungjawab untuk menciptakan sumberdaya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Semua aspek-aspek tersebut saling membentuk suatu sistem yang saling

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran matematika yang lebih bermakna dengan hasil prestasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) telah membawa. perubahan pesat dalam kehidupan manusia. Pekerjaan yang dikerjakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan, baik metode pembelajaran secara personal, media pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, teknologi informasi adalah bagian dari media yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (TIK) yang sangat

2015 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MED IA ELEKTRONIK PENGUKURAN PANGKALA ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 4 BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari oleh semua siswa,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan teknologi telah mempengaruhi keberadaan media

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka pencapaian kemajuan bangsa, pendidikan merupakan salah satu modal yang harus dimiliki. Alasannya karena taraf pendidikan masyarakat menjadi salah satu indikator sejauh mana bangsa tersebut mampu untuk berkembang dan bertahan dalam era global. Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. (Dikti, 2003). Dalam pengertian pendidikan di atas secara tersurat disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Secara umum proses pembelajaran adalah gabungan dari dua proses yang sangat berkaitan erat yaitu proses belajar dan proses mengajar dimana terjadi pertukaran informasi berupa materi ajar yang disampaikan melalui suatu media dari guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pembelajar. Sehingga dapat dikatakan bahwa inti dari sebuah proses pembelajaran yaitu komunikasi. Ali (2008:1) menyatakan bahwa: Proses belajar mengajar adalah proses komunikasi transaksional yang melibatkan guru sebagai komunikator, siswa sebagai komunikan, materi pembelajaran sebagai pesan, dan media/komponen lain yang mendukung dan juga merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum dalam suatu

2 lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi siswa dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, siswa dikondisikan sedemikian rupa agar mampu berinteraksi dengan lingkungan belajar yang direkayasa oleh guru dan diaplikasikan kedalam proses pembelajaran yang didalamnya mencakup kurikulum, tujuan, isi, bahan ajar, strategi mengajar, media pembelajaran, dan evaluasi. Proses komunikasi dikatakan efektif ketika terjadi suatu respon terhadap pesan yang disampaikan. Menurut Ahira dalam artikel yang berjudul 9 Cara Komunikasi Efektif (AnneAhira.com, 2012) dikatakan bahwa poin penting dalam komunikasi efektif ialah respons dari komunikan. Ketika komunikan memahami pesan yang disampaikan, responsnya pun akan sesuai dengan tujuan dan harapan komunikator. Respon tersebut disampaikan oleh komunikan sebagai penerima pesan berupa isyarat verbal dan non verbal yang disebut umpan balik (feed back). Baik atau buruknya feed back atau umpan balik yang diberikan tergantung dari proses komunikasi yang terjadi antara komunikan dan komunikator. Ini sejalan dengan yang diutarakan Nasution dalam artikel berjudul Mengenal Unsur Komunikasi (Kompasiana, 2011) bahwa: Jika komunikasi yang dilakukannya baik maka akan menimbulkan umpan balik (feedback) yang baik juga. Begitu juga sebaliknya, jika komunikasi terjadi dengan buruk, maka teridentifikasi ada yang kurang dari unsur komunikasi sehingga menimbulkan umpan balik yang tidak sesuai dengan keinginan komunikator.

3 Selain indikator di atas, komunikasi dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan (Rakhmat, 1992: 118). Salah satu unsur yang sangat berpengaruh dalam proses komunikasi adalah pesan yang disampaikan. Dalam definisinya secara umum pesan merupakan isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain (Wikipedia, 2012). Menurut Faisal (Shvoong.com, 2011) pesan adalah serangkaian isyarat yang diciptakan oleh seseorang untuk saluran tertentu dengan harapan bahwa serangkaian isyarat atau simbol itu akan mengutarakan atau menimbulkan suatu makna tertentu dalam diri orang lain yang hendak diajak berkomunikasi. Dalam komunikasi pada proses pembelajaran, pesan yang disampaikan oleh guru kepada siswa yaitu bahan ajar. Menilik dari desain pembelajaran Dick dan Carey bahwa kedudukan bahan ajar adalah salah satu komponen dalam strategi pembelajaran yang mewakili pesan dalam bentuk berbagai sistem simbol yang akan dipelajari oleh anak didik. Munadi (2008: 11) menyatakan bahwa: Pesan yang akan dikomunikasikan dalam komunikasi pembelajaran adalah isi ajaran atau didikan yang ada dalam kurikulum. Pesan berupa isi ajaran dan didikan yang ada di kurikulum dituangkan oleh guru atau sumber lain ke dalam simbol-simbol komunikasi baik symbol verbal (kata-kata lisan ataupun tertulis) maupun symbol nonverbal, yakni sebagai bahasanya guru. Isi ajaran yang dimaksud di atas adalah bahan ajar. Depdiknas (2003) menyatakan bahwa bahan ajar adalah materi yang harus dipelajari siswa

4 sebagai sarana untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi. Pesan tersebut berupa isi ajaran dan didikan yang ada di kurikulum dituangkan oleh guru atau sumber lain ke dalam simbol-simbol komunikasi baik simbol verbal (kata-kata lisan ataupun tertulis) maupun simbol no-verbal atau visual. Permasalahan yang timbul ketika bahan ajar yang dikembangkan oleh guru dirasa tidak efektif karena ternyata hasil belajar siswa tidak meningkat setelah belajar menggunakan bahan ajar tersebut. Penyebabnya karena siswa merasa jenuh dengan kegiatan belajar mengajar yang terkesan monoton. Menurut Reber (Syah, 1995: 165) kejenuhan belajar ialah rentang waktu tertentu yang digunakan untuk belajar, tetapi tidak mendatangkan hasil. Seorang siswa yang mengalami kejenuhan belajar merasa seakan-akan pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh dari belajar tidak ada kemajuan. Salah satu faktor yang memungkinkan hal itu dapat terjadi karena sebagian guru hanya mengandalkan bahan ajar yang dijual di sekolah dan tinggal pakai tanpa harus bersusah payah membuatnya. Padahal menurut Pannen (Prastowo, 2011: 17) menyatakan bahwa bahan ajar adalah bahanbahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Itu artinya bahan ajar yang baik adalah bahan ajar yang direncanakan, disusun, dan digunakan untuk memaksimalkan metode pembelajaran yang digunakan guru di kelas. Hal ini pada akhirnya berpengaruh kurang baik terhadap hasil belajar siswa. Pada abad ini perkembangan teknologi sangat pesat khususnya dalam dunia komputer. Saat ini komputer tidak hanya mampu untuk mengolah angka

5 atau kata saja. Munadi (2008: 149) menyatakan bahwa komputer bisa dikatakan sebagai sumber belajar yang menyediakan berbagai macam bentuk media yang memungkinkan peserta didik membuat desain dan konsep dan ilmu pengetahuan, tidak hanya sebagai sarana komputasi dan pengolah kata saja. Selain itu Herlanti (Munadi, 2008: 149) menyatakan bahwa: Layar komputer mampu menyajikan sebuah tampilan berupa teks nonsekuensial, nonlinear, dan multidimensional dengan percabangan tautan dan simpul secara interaktif. Tampilan tersebut akan membuat pengguna lebih leluasa memilih, mensintesis, dan mengelaborasi pengetahuan-pengetahuan yang ingin dipahaminya. Perkembangan teknologi ini membuat ketertarikan siswa pun berubah. Siswa lebih menyukai hal-hal bersifat digital dibandingkan dengan yang sifatnya teks. Seperti yang ditulis Mardianto dalam artikel berjudul "Generasi Digital", Siapkah Kita Menghadapinya? (Edukasi.kompas.com, 2009) bahwa mereka (siswa) cenderung menyukai komputer, gambar, animasi, video, dan terakhir barulah dokumen berbentuk teks. Dalam rangka memaksimalkan pemanfaatannya untuk pembelajaran, komputer dapat digunakan untuk membuat berbagai bahan ajar yang mampu menarik perhatian siswa untuk belajar. Bahan ajar tersebut dikemas secara menarik dengan tampilan serta gaya bahasa yang tidak kaku dengan tujuan siswa tertarik untuk mempelajarinya. Salah satu bahan ajar yang dapat dibuat dan dikembangkan secara digital adalah bahan ajar berprogram Tipe Branching (bercabang). Bahan ajar ini merupakan bagian dari bentuk bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran terprogram. Asril (yefriasril.smk6-padang.sch.id, 2012) menyatakan bahwa

6 pengembangan dari program cabang yang diciptakan oleh S.L. Pressey dilakukan oleh N.A. Crowder. Sebagai sebuah program, siswa mengembangkan urutan kerangka dengan respon masing-masing atas beberapa pilihan pertanyaan. Responnya menentukan urutannya melalui program. Materi yang terprogram dirancang secara khusus untuk beberapa jenis pembelajaran dalam bentuk teks yang terprogram atau program-program khusus yang digunakan dalam mesin-mesin mengajar. Materi ini direncanakan dalam unit-unit yang disebut dengan kerangka-kerangka. Setiap kerangka menyediakan sejumlah kecil informasi bagi siswa. Informasi yang disajikan melalui serangkaian kerangka tadi berada dalam sebuah urutan logika yang memandu siswa dari apa yang telah diketahuinya kepada pengetahuan yang baru. Pada saat siswa yang sedang mempelajari materi yang terprogram, mereka diharuskan berpartisipasi melalui pemberian respon secara aktif pada setiap kerangka. Saat ini banyak perangkat lunak yang dapat digunakan untuk membuat bahan ajar dan media pembelajaran, salah satunya adalah Adobe Flash. Adobe Flash yang dulu bernama Macromedia Flash adalah aplikasi yang diperuntukkan bagi pengguna profesional, yang dapat dengan mudah membuat demonstrasi interaktif serta simulasi dalam berbagai format, termasuk Flash (SWF) dan EXE (Prastowo, 2011: 335). Format animasi Flash merupakan format animasi yang paling populer saat ini karena banyak kelebihan yang dimiliki salah satunya adalah kebutuhan hardware yang tidak tinggi. Ini penting karena tidak semua sekolah memiliki

7 fasilitas komputer yang canggih sehingga format animasi Flash cenderung lebih efisien digunakan. Selain itu jika animasi Flash tersebut dibangun menjadi format *.exe (executable file) maka ia dapat berjalan di komputer dengan sistem operasi Windows manapun walau di komputer tersebut tidak terpasang Flash player plug-in. Melihat dari bahan ajar berprogram Tipe Branching dan kemampuan Adobe Flash menciptakan bahan ajar melalui aplikasi Flash yang memenuhi kriteria pemilihan media, maka dalam penelitian ini peneliti akan mengembangkan bahan ajar berprogram Tipe Branching melalui aplikasi Flash. Dalam proses pembelajaran, seorang guru dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas pengajarannya. Hal ini dapat dilakukan jika ia terus berinovasi dalam mengembangkan metode, bahan ajar, serta media yang digunakan. Begitu pula dengan pembelajaran TIK. Mata Pelajaran ini membutuhkan bahan ajar yang mampu memberikan pemahaman yang mendalam kepada siswa. Materi-materi yang dipelajari disusun dari yang sifatnya teori hingga praktik, sehingga pada akhirnya siswa dapat mengorelasikan kedua pemahamannya tersebut. Karena sifat Mata Pelajaran ini hafalan, pemahaman, dan penerapan, salah satu cara yang dapat ditempuh oleh guru yaitu dengan memberi visualisasi terhadap materi yang dianggap membutuhkan penjelasan lebih dari sekedar kata-kata saja. Hal ini sangat diperlukan agar siswa tidak hanya dapat berangan-angan dan membayangkan apa yang dijelaskan oleh

8 guru, namun mereka dapat merasakan sendiri pengalaman belajar yang lebih nyata dan maksimal. Saat ini guru Mata Pelajaran TIK sudah banyak yang menggunakan bahan ajar dengan pengantar berupa media komputer untuk menunjang kegiatan belajar mengajarnya. Sebagian guru memanfaatkan slide presentasi yang ia buat dengan menggunakan perangkat lunak seperti Microsoft PowerPoint untuk membantunya menyampaikan materi pelajaran. Namun ternyata masih banyak kekurangan dalam pengembangan bahan ajar tersebut, misalnya saja bahasa yang digunakan terkesan sangat kaku dan terlalu text book. Selain itu tampilan slide presentasi yang dibuat kurang variatif sehingga siswa merasa jenuh dan kurang tertarik. Seperti yang terjadi di SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung, bahan ajar yang digunakan untuk pembelajaran TIK adalah slide presentasi atau buku LKS, padahal dilihat dari fasilitas yang dimiliki seharusnya pengajar dapat memaksimalkan fasilitas yang ada untuk membuat bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Hal ini berakibat pembelajaran yang dilakukan terkesan monoton dan siswa pun merasa jenuh sehingga mereka kurang memperhatikan penjelasan guru. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap hasil belajar siswa sendiri. Misalnya saja saat ulangan tengah semester Mata Pelajaran TIK semester genap tahun ajaran 2011-2012, dari seluruh siswa kelas VII dan VIII hanya 30% dari jumlah siswa tersebut yang lulus KKM yaitu 73 untuk kelas VII dan 74 untuk kelas VIII. Tentu saja hal ini sangat jauh dari yang diharapkan. Sejalan dengan hal tersebut, dari Gambar

9 1.1di bawah ini dapat terlihat bahwa rata-rata nilai ulangan bulanan TIK di Kota Bandung masih berada di bawah KKM jika dibandingkan dengan pata pelajaran yang lainnya. Gambar 1.1 Rata-rata Nilai Ulangan Bulanan Seluruh Mata Pelajaran SMP Kota Bandung (Openthinklabs.com: 2012) Hal ini seharusnya menjadi perhatian bersama, sebab jika kita melihat ke depan, Mata Pelajaran TIK ini sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan siswa agar mampu menerima perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dengan sebijaksana mungkin. Pada Mata Pelajaran TIK jenjang Sekolah Menengah Pertama terdapat pokok bahasan menu dan ikon pada program pengolah kata (Microsoft Word). Pada pokok bahasan ini jumlah materi teori terbilang banyak. Ragam menu dan ikon yang harus dipelajari akan sulit dipahami oleh siswa jika guru kurang mampu dalam mengembangkan bahan ajar yang sesuai untuk menunjang proses pembelajaran. Melihat peluang dan permasalahan diatas, pada penelitian kali ini penulis tertarik untuk mengaplikasikan penggunaan bahan ajar berprogram Tipe Branching ini dalam pembelajaran. Kemudahan penggunaan, tampilan isi yang

10 menarik, dan bahasa yang tidak kaku diharapkan dapat menjadi inovasi baru dalam proses pembelajaran sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada Mata Pelajaran TIK. Oleh karena itu pada penelitian ini penulis memberi judul: Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Berprogram Tipe Branching melalui Aplikasi Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. B. Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat perbedaan hasil belajar domain kognitif, antara siswa yang menggunakan bahan ajar berprogram Tipe Branching melalui aplikasi Flash dengan siswa yang menggunakan bahan ajar slide presentasi pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi? Secara lebih rinci permasalahan dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar domain kognitif aspek mengingat, antara siswa yang menggunakan bahan ajar berprogram Tipe Branching melalui aplikasi Flash dengan siswa yang menggunakan bahan ajar slide presentasi pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi? 2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar domain kognitif aspek memahami, antara siswa yang menggunakan bahan ajar berprogram Tipe Branching melalui aplikasi Flash dengan siswa yang menggunakan bahan ajar slide presentasi pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi?

11 3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar domain kognitif aspek menerapkan, antara siswa yang menggunakan bahan ajar berprogram Tipe Branching melalui aplikasi Flash dengan siswa yang menggunakan bahan ajar slide presentasi pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi? C. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan hasil belajar domain kognitif, antara siswa yang menggunakan bahan ajar berprogram Tipe Branching melalui aplikasi Flash dengan siswa yang menggunakan bahan ajar slide presentasi dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Secara khusus tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu: 1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar domain kognitif aspek mengingat, antara siswa yang menggunakan bahan ajar berprogram Tipe Branching melalui aplikasi Flash dengan siswa yang menggunakan bahan ajar slide presentasi pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. 2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar ranah domain kognitif aspek memahami, antara siswa yang menggunakan bahan ajar berprogram Tipe Branching melalui aplikasi Flash dengan siswa yang menggunakan bahan ajar slide presentasi pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.

12 3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar domain kognitif aspek menerapkan, antara siswa yang menggunakan bahan ajar berprogram Tipe Branching melalui aplikasi Flash dengan siswa yang menggunakan bahan ajar slide presentasi pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung khususnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran TIK. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Berprogram Tipe Branching melalui Aplikasi Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi ini diharapkan dapat memberikan banyak manfaat. 1. Manfaat Teoritis a. Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya bagi mahasiswa Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. b. Memberikan gambaran kepada peneliti lain yang akan melakukan penelitian mengenai penggunaan bahan ajar berprogram tipe branching. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1. Mempermudah siswa dalam memahami materi teori dalam Mata Pelajaran TIK yang sering dianggap sulit.

13 2. Memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam proses pembelajaran. 3. Memberikan pandangan kepada siswa bahwa belajar Mata Pelajaran TIK itu menarik dan menyenangkan. b. Bagi Guru 1. Membantu guru Mata Pelajaran TIK dalam menyampaikan materi pelajarannya. 2. Memberikan inspirasi dan motivasi kepada guru agar lebih kreatif dalam menciptakan variasi bahan ajar yang sesuai dan menyenangkan untuk pembelajaran. 3. Memberikan alternatif bahan ajar lain kepada guru. c. Bagi Pihak Sekolah 1. Memberikan inspirasi dan motivasi agar lebih kreatif dan inovatif dalam memilih bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa khususnya dalam proses belajar mengajar di sekolah. d. Bagi Peneliti 1. Memberikan pengalaman langsung kepada peneliti dalam mengaplikasikan penggunaan bahan ajar berprogram tipe branching melalui aplikasi Flash dan mengetahui pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. 2. Memperdalam pemahaman peneliti mengenai pengembangan bahan ajar dalam usaha meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya pada Mata Pelajaran TIK.

14 3. Memberikan motivasi kepada peneliti sendiri untuk terus berinovasi dalam pengembangan bahan ajar khususnya yang berbasis elektronik. e. Bagi Peneliti Selanjutnya 1. Memberikan motivasi untuk penelitian selanjutnya. 2. Memberikan gambaran secara umum mengenai penggunaan bahan ajar berprogram tipe branching melalui aplikasi Flash dalam proses pembelajaran. 3. Memberikan motivasi agar lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan bahan ajar untuk penelitian. E. Definisi Operasional 1. Bahan Ajar Berprogram Tipe Branching Bahan ajar berprogram Tipe Branching adalah bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran terprogram. Bahan ajar ini berisi materi yang disertai latihan serta respon secara langsung. Alur belajar siswa diprogram secara bercabang, artinya dalam setiap latihan jika siswa memberikan respon dengan tepat maka ia dapat lanjut ke materi selanjutnya, namun jika responnya kurang tepat maka ia harus kembali mempelajari materi sebelumnya. 2. Aplikasi Flash Aplikasi Flash yang dimaksud dalam penelitian ini merujuk pada aplikasi pengolah animasi yang dikembangkan oleh perusahaan

15 Macromedia / Adobe bernama Flash. Aplikasi ini mampu menciptakan berbagai macam animasi interaktif yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan. Aplikasi Flash ini dapat dikombinasikan dengan aplikasiaplikasi lainnya yang mendukung dalam pembuatan animasi, seperti Adobe Photoshop, PhotoScape, Corel Draw, dan lain sebagainnya. Aplikasi Flash menghasilkan output berupa file SWF (Shock Wave Flash) dan EXE (Executable file) yang mampu dijalankan pada berbagai sistem operasi populer seperti Microsoft Windows, Apple Macintosh, dan Linux. 3. Hasil Belajar Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar domain kognitif yang dapat diukur setelah pembelajaran selesai dilaksanakan. Pada penelitian ini hasil belajar domain kognitif yang diukur adalah aspek mengingat (C1), aspek memahami (C2), dan aspek menerapkan (C3) siswa dalam Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. 4. Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah salah satu bidang studi yang ada di sekolah dasar dan menengah yang dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu mengantisipasi pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi bertujuan agar peserta didik memliki kemampuan : 1) memahami teknologi informasi dan komunikasi ; 2) mengembangkan keterampilan untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi ; 3) Mengembangkan

16 sikap kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi ; dan 4) Menghargai karya cipta di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Pada penelitian ini pokok bahasan yang akan diberikan yaitu menu dan ikon pada perangkat lunak pengolah kata untuk kelas VIII semester 1. 5. Slide Presentasi Pada penelitian ini yang dimaksud dengan slide presentasi adalah bahan ajar elektronik yang dikembangkan dengan menggunakan perangkat lunak pengolah presentasi yaitu Microsoft PowerPoint 2007 dengan memiliki format ekstensi file *.pptx. Bahan ajar ini berisi materi-materi yang dirancang untuk dapat digunakan oleh siswa secara mandiri dan ditampilkan dengan bantuan perangkat komputer.