BAB I PENDAHULUAN. dapat mengeradikasi bakteri gram positif dan gram negatif. Amoksisilin juga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Antibiotik merupakan salah satu pilihan terapi yang banyak digunakan di

BAB I PENDAHULUAN. beragam jenis dan harganya, dari obat generik yang murah sampai dengan. obat bermerek yang mahal harganya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Obat merupakan senyawa yang digunakan untuk mencegah, mengobati,

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan pemulihan (Menteri Kesehatan RI,

Andika Yusuf Ramadhan, Asep Sukohar, Evi Kurniawaty, Novita Carolia Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari lemak hewan. Minyak goreng tersusun

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyaring dan mengeluarkan sisa-sisa metabolisme juga zat-zat toksik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam proses memasak. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Rifampisin adalah terapi lini pertama dari TBC, terutama dalam kombinasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pestisida adalah bahan racun yang disamping memberikan manfaat di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis merupakan sindroma klinik akibat respon yang berlebihan dari sistem

I. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Variasi produk dan harga rokok di Indonesia telah menyebabkan Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, yang mengakibatkan kelainan signifikan dan gangguan pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik eksperimental dengan Post Test

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua yaitu, infeksi saluran napas atas dan infeksi saluran napas bawah.

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan dalam jumlah kecil karena memiliki tingkat kemanisan yang tinggi,

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Global status report on alcohol and health 2014 (WHO, 2014),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan Post

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan sel, dan menjadi penyebab dari berbagai keadaan patologik. Oksidan

I. PENDAHULUAN. Rifampisin (RFP) dan isoniazid (INH) merupakan obat lini pertama untuk

BAB I PENDAHULUAN. Deksametason merupakan salah satu obat golongan glukokortikoid sintetik

BAB 1 PENDAHULUAN (Sari, 2007). Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara termasuk

I. PENDAHULAN. memetabolisme dan mengekskresi zat kimia. Hati juga mendetoksifikasi zat

I. PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini kehidupan mulai beranjak kembali kepada obat-obatan

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi sebesar 9,33 liter/kapita/tahun pada tahun Makanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol serum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS. goreng terbagi menjadi Minyak dengan asam lemak jenuh (saturated fatty acids)

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dasar yang sama dengan telepon tetap kabel, namun dapat

BAB I PENDAHULUAN. ini ternyata semakin meningkat. Disektor pertanian, herbisida digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

bagian posterior (Tortora dan Derrickson, 2012).

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teh merupakan salah satu minuman yang sangat populer di dunia.

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Antibiotik adalah obat yang digunakan sebagai obat anti infeksi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan Post

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Radikal bebas merupakan molekul yang terbentuk akibat kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran kortikosteroid mulai dikenal sekitar tahun 1950, dan preparat

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat asing (xenobiotic). Zat-zat ini dapat berasal dari alam (makanan, dibuang melalui urin atau asam empedu.

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme Mycobacterium tuberculosis yang terutama menyerang paru,

BAB 1 PENDAHULUAN. Jejas hati imbas obat (drug-induced liver injury; DILI) atau biasa dikenal

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penyebab utama kematian. Ada sekitar sepertiga penduduk dunia telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. LAIs. Golongan antipsikotik tipikal adalah antidopaminergik yang bekerja sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan konsumsi rokok keempat di dunia setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550

I. PENDAHULUAN. mikroorganisme Mycobacterium tuberculosis yang terutama menyerang paru,

I. PENDAHULUAN. Dikumpulkan oleh lebah dari pucuk daun-daun yang muda untuk kemudian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara dengan populasi terbanyak ke empat di dunia, Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum, obat terbagi menjadi dua yaitu obat paten dan obat generik.

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sepatu roda (inline skating) merupakan olahraga yang. membutuhkan keseimbangan antara kelincahan, kekuatan, kecepatan,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai obat antihipertensi (Palu et al., 2008). Senyawa aktif yang

BAB I PENDAHULUAN. Petani merupakan kelompok kerja terbesar di berbagai negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini penggunaan telepon seluler atau biasa disebut handphone hampir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

EFEK NEFROPROTEKTIF EKSTRAK TAUGE (Vigna radiata (L.)) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KREATININ SERUM TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DOSIS TOKSIK

BAB I PENDAHULUAN. Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 033 tahun 2012 tentang Bahan

PEMANFAATAN MINUMAN SERBUK INSTAN KAYU MANIS

I. PENDAHULUAN. tingkat gen akan kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya. Tumor

I. PENDAHULUAN. kadar kolesterol total terutama Low Density Lipoprotein (LDL) dan diikuti

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya

I. PENDAHULUAN. dan fakta menunjukkan bahwa jumlah kasus kanker terus meningkat. etnik, paling sering menyebabkan kematian pada wanita Hispanik dan

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang telah menjadi

DiGregorio, 1990). Hal ini dapat terjadi ketika enzim hati yang mengkatalisis reaksi konjugasi normal mengalami kejenuhan dan menyebabkan senyawa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara disebut juga dengan carsinoma mammae merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh dr.

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. (FAO, 2003). Penggunaan pestisida dalam mengatasi organisme pengganggu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kimia amoksisilin adalah (2S,5R, 6R)-6[[(2R)-2-Amino-2-(4-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi cedera luka bakar di Indonesia sebesar 2,2% dimana prevalensi

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sasaran utama toksikasi (Diaz, 2006). Hati merupakan organ

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat dunia termasuk Indonesia (global epidemic). World

BAB I PENDAHULUAN. berbagai media massa (Rochmayani, 2008). Menurut World Health

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat bervariasi dan begitu populer di kalangan masyarakat. Kafein

BAB 1 PENDAHULUAN. membunuh serangga (Heller, 2010). Sebanyak dua juta ton pestisida telah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan nyamuk. Dampak dari kondisi tersebut adalah tingginya prevalensi

PENGARUH PEMBERIAN ASETAMINOFEN PRE- TREATMENT TERHADAP DERAJAT KERUSAKAN HEPAR TIKUS WISTAR YANG DIBERI DOSIS TOKSIK ASETAMINOFEN

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. seimbang. Demikian juga tubuh manusia yang diciptakan dalam keadaan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan kekayaan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada tahun 2004 (WHO, 2009). Berdasarkan data dari Globocan

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari 8 juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya dengan 80% dari

BAB I PENDAHULUAN. nyeri. Nyeri menjadi penyebab angka kesakitan yang tinggi di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Amoksisilin adalah antibiotik golongan beta-laktam yang banyak diresepkan oleh para dokter. Amoksisilin merupakan antibiotik berspektrum luas yang dapat mengeradikasi bakteri gram positif dan gram negatif. Amoksisilin juga berperan sebagai antibiotik lini pertama untuk mengatasi berbagai penyakit infeksi seperti otitis, rhinitis, faringitis dan laringitis. Akibat penggunaannya yang luas amoksisilin menjadi terkenal dikalangan masyarakat sehingga penggunaan amoksisilin tanpa reseppun menjadi meningkat. Penggunaan amoksisilin secara berlebihan dapat menjadi masalah, salah satunya adalah kekhawatiran terjadinya risiko jangka panjang berupa hepatoksistas imbas obat (Murtini et al., 2013). Hepatotoksisitas yang diakibatkan penggunaan obat dosis toksik dapat menyebabkan terjadinya acute liver injury yang meliputi sekitar 50% kasus dari acute liver failure di Amerika Serikat (Yamada, 2009). Hepatotoksisitas imbas obat memiliki mekanisme berupa stress oksidatif yang menyebabkan kerusakan tingkat seluler berupa kerusakan mitokondria. Obat akan termetabolisme di dalam hepar melaui enzim sitokrom P450 (CYP) dengan melibatkan proses oksidatif. Proses oksidatif yang tinggi menyebabkan

2 terjadinya peningkatan radikal bebas yang tinggi yaitu Reactive Oxygen Species (ROS). Reactive oxygen species yang bertindak sebagai radikal akan berinteraksi dengan glutathione yang bertindak sebagai scavenging di dalam mitokondria hepar, sehingga glutathione akan membentuk oxidized glutathion (GSSG) dan reduced glutathione (GSH) (Kalghatgi et al., 2013). Amoksisilin merupakan salah satu obat yang telah habis masa patennya, sehingga amoksisilin dapat ditemukan dalam bentuk generik berlogo dan generik bermerek. Di Indonesia, obat dapat diklasifikasikan berdasarkan golongan-golongan tertentu, salah satunya berdasarkan siklus obat atau masa paten. Berdasarkan hal tersebut terbagilah jenis obat menjadi obat generik dan paten. Obat generik adalah golongan obat yang dikenal sebagai obat tiruan atau obat imitasi dari obat yang telah melebihi siklus hidupnya (mature drugs). Obat generik pun dibagi menjadi dua yaitu obat generik berlogo dan obat generik bermerek. Obat generik berlogo adalah obat generik yang dipasarkan menggunakan nama dari zat aktif yang sudah tidak diproteksi sehingga dapat diproduksi oleh berbagai perusahaan obat. Obat generik bermerek adalah obat generik yang dibuat sesuai dengan komposisi obat paten setelah masa patennya atau siklus obatnya berakhir dipasarkan dengan merek dagang dari produsennya (Sarnianto, 2010). Berdasarkan analisis perilaku konsumen obat didapat bahwa masyarakat belum mengetahui dengan jelas perbedaan antara obat generik berlogo dan generik bermerek. Akibatnya asumsi masyarakat akan efikasi dan reaksi

3 toksik obat generik berlogo dan bermerek berbeda. (Sabarijah & Transitawuri, 2006). Pada penelitian Wahyudin et al. (2010) ditemukan bahwa terdapat perbedaan pada farmakokinetik antara obat amoksisilin generik berlogo dan bermerek yang mencakup laju absorbsi, laju eliminasi, ekskresi, waktu paruh dan konsentrasi puncak. Hal tersebut menyebabkan obat generik berlogo dan obat generik bermerek yang dikonsumsi akan menimbulkan perbedaan dalam efikasi dan toksisitas. Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa perbedaan yang terjadi antara amoksisilin generik berlogo dan bermerek dapat menimbulkan tingkat toksisitas yang berbeda dinilai dari kadar GSH. Oleh sebab itu penulis ingin meneliti perbandingan dosis toksik amoksisilin generik dan generik berlogo terhadap kadar reduced glutathion pada jaringan hepar tikus (Rattus norvegicus) galur Sprague Dawley. 1.2 Rumusan Masalah a. Apakah terdapat perbedaan dosis toksik amoksisilin generik bermerek dengan generik berlogo terhadap kadar GSH jaringan hepar tikus? b. Manakah yang memiliki efek toksik paling kecil dinilai dari kadar GSH jaringan hepar tikus? c. Manakah yang memiliki efek toksik paling besar dinilai dari kadar GSH jaringan hepar tikus?

4 Tujuan Penelitian a. Mengetahui apakah perbedaan pemberian amoksisilin generik berlogo dengan amoksisilin generik bermerek dosis toksik terhadap kadar GSH jaringan hepar tikus. b. Mengetahui manakah yang memiliki dosis toksik paling kecil dinilai dari kadar GSH jaringan hepar tikus. c. Mengetahui manakah yang memiliki dosis toksik paling besar dinilai dari kadar GSH jaringan hepar tikus. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan bidang farmakologi mengenai perbandingan toksisitas antara obat generik dan obat generik bermerek dan dapat mengembangkan penelitian diagnostik secara biokimia dan biologi molekuler mengenai biomarker stress oksidatif. 1.4.2 Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan sebagai wadah penerapan ilmu farmakologi dan biokimia sebagai wujud aplikasi disiplin ilmu yang telah dipelajari dalam masa pendidikan.

5 b. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian lain yang akan melanjutkan penelitian dalam bidang ilmu farmakologi dan biokimia. c. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi mengenai perbedaan toksisitas antara amoksisilin generik berlogo dan generik bermerek terhadap kadar GSH jaringan hepar tikus putih