BAB I PENDAHULUAN. pada wanita paruh baya. Kadar FSH dan LH yang sangat tinggi dan kadar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dan ini dapat dijadikan petunjuk terjadinya menopause. Ada 3 periode menopause,

PENGARUH DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP INSOMNIA PADA WANITA MENOPAUSE

Fase Penuaan KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA. Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam perjalanan hidupnya, wanita mengalami banyak proses

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang menakutkan. Hal ini mungkin berasal dari suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi perhatian individu (Moustafa, 2015). Kualitas hidup yang di

BAB I PENDAHULUAN. cantik, tidak lagi bugar dan tidak lagi produktif. Padahal masa tua

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut WHO meliputi: usia pertengahan (45 59 tahun), lanjut usia (60 74

BAB I PENDAHULUAN. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang kurangnya satu

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tua, tidak sehat, dan tidak cantik lagi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menopause merupakan suatu tahap kehidupan yang dialami. wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan persalinan, namun lebih luas lagi yaitu menarche sampai

BAB I PENDAHULUAN. usia sekitar 40 tahun sampai 50 tahun (Rostiana, 2009 dalam

TINJAUAN PUSTAKA. menopause (Kuncara, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang

BAB I PENDAHULUAN. sudah mengalami kemunduran fungsi fisiologis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menopause bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan dan terjadi pada akhir siklus

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. anak gadis terjadi antara umur 10 dan 16 tahun (Knight, 2009). Menstruasi

`BAB I PENDAHULUAN. akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan bukan sekedar

BAB I PENDAHULUAN. progresteron berkurang (Siswono, 2004). menyikapi perubahan itu secara negatif karena mereka tidak terima dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa. remaja adalah anak

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan

BAB I PENDAHULUAN. Wanita karir didefinisikan sebagai wanita yang berkecimpung dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang berkesinambungan dari lahir sampai mati. Setiap perkembangan mengandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan seksual serta kesehatan sistem reproduksi. Kesehatan reproduksi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB I PENDAHULUAN. Pre menopause syndrome merupakan masalah yang timbul akibat pre

BAB V PEMBAHASAN. menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah terdapat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

Masa Dewasa Madya Perkembangan Fisik, Kognitif, Karir dan Religiusitas. Psikologi Perkembangan Unita Werdi Rahajeng

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini di seluruh dunia jumlah lansia di perkirakan lebih dari 629 juta jiwa

HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan

BAB I PENDAHULUAN. umur. Pada saat terjadi menopause, indung telur (ovarium) tidak berespon

Ditandai dg penurunan kekuatan fisik & daya ingat Dibagi dlm 2 bagian :

PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis

BAB I PENDAHULUAN. Faktor umur harapan hidup masyarakat Indonesia saat ini memerlukan

PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. senam aerobik yang sangat diminati ibu-ibu dan remaja putri baik di kota

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu hal yang di tunggu-tunggu oleh pasangan

BAB I. Pendahuluan. melakukan pekerjaan tanpa memperdulikan kesehatan. Pekerjaan. hari dan berulang ulang akan mengakibatkan insomnia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang. pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

I. PENDAHULUAN. perempuan menopause (Rachmawati, 2006). usia. Seorang wanita yang sudah menopause akan mengalami berhentinya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PERUBAHAN FISIK WANITA HUBUNGANNYA DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE. Sugiyanto STIKES Aisyiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur tahun

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

HUBUNGAN STRESS PASCAMENOPAUSE DENGAN PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL DI MASYARAKAT PADA IBU-IBU DI DESA TANJUNG KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah. jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun (Bandiyah, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita pasti akan mengalami masa menopause. Seiring dengan bertambahnya umur,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam tekanan darah setiap hari. Tekanan darah merupakan. faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. itu, orang menyebutnya juga sebagai masa yang paling rawan. Keindahan dan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan mencapai 70 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Kekhawatiran ini berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat,

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan yang memasuki usia premenopause akan melonjak dari 107 juta

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan organ tubuh tidak bisa bekerja dengan maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. mengi, sesak nafas, batuk-batuk, terutama malam menjelang dini hari. (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat yaitu A,H,C,dan D. PMS A (Anxiety) ditandai dengan gejala

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN. Kepada Yth. Saya yang bertanda tangan dibawah: NIM :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebenarnya, secara linguistik kata yang lebih tepat adalah menocease yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

BAB 1 PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. penyakit pada wanita lebih banyak dihubungkan dengan fungsi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihasilkan indung telur. Berhentinya haid akan membawa dampak pada konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada permulaan hidup perubahan itu kearah pertumbuhan dan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siklus perkembangan reproduksi wanita berlangsung secara alamiah mulai dari menarche sampai menopause. Menopause didefinisikan sebagai menstruasi terakhir. Hal tersebut merupakan penghentian akhir menstruasi pada wanita paruh baya. Kadar FSH dan LH yang sangat tinggi dan kadar estrodiol yang rendah mengakibatkan endometrium menjadi atropi sehingga haid tidak mungkin terjadi lagi. Pada menopause terdapat fase peralihan yaitu perimenopause dan pasca menopause. Perimenopause menunjukkan periode transisi menopause yang biasanya dimulai 5-10 tahun atau lebih sebelum menopause dan diikuti gejala vasomotor dan menstruasi yang tidak teratur (Curran, 2009). Sedangkan pasca menopause yaitu masa 3-5 tahun setelah menopause sampai senium yang dimulai setelah 12 bulan amenorea. Hampir semua wanita pasca menopause pada umumnya telah mengalami berbagai macam keluhan seperti gejala yang diakibatkan oleh rendahnya kadar estrogen seperti hot flashes, berkeringat, vagina yang mengering, insomnia, serta rasa tidak nyaman yang mencapai 85% (Goodman, et. al., 2011). Di Indonesia, pada tahun 2025 diperkirakan akan ada 60 juta perempuan menopause. Pada tahun 2016 saat ini di Indonesia baru mencapai 14 juta perempuan menopause atau 7,4 % dari total populasi yang ada. Angka harapan hidup perempuan melonjak dari 40 tahun pada tahun 1930 menjadi 67 1

2 tahun pada tahun 1998. Sementara perkiraan umur rata-rata usia menopause di Indonesia adalah 48 tahun. Peningkatan usia harapan hidup menyebabkan jumlah perempuan yang mengalami menopause semakin banyak (Dinkes RI, 2014). Wanita yang semakin tua usianya dalam mendapatkan menopause maka akan meningkatkan faktor resiko terjadinya insomnia (Wijayanti, 2014). Insomnia merupakan salah satu dari tipe dari kejadian sleep disorder. Hal ini didefinisikan sebagai pengalaman dimana tidak tercukupinya atau kekurang yang tidur berkualitas, kesulitan memulai tidur atau mempertahankan tidur, dan tidur yang tidak restoratif atau menyegarkan. Insomnia memiliki gejala seperti ketegangan, kecemasan, depresi, kelelahan akibat beraktivitas ataupun bekerja dan lekas marah. Insomnia sering dimulai bersamaan dengan stress yang signifikan (Kaur dan Sharma, 2011). Penelitian terhadap insomnia di Amerika menyebutkan empat puluh hingga tujuh puluh juta penduduk Amerika mengalami insomnia intermiten dan 10% hingga 20% penduduk Amerika terkena insomnia kronis (Bluestein, et. al., 2010). Insomnia lebih umum di kalangan perempuan daripada laki-laki, dengan rasio jenis kelamin sekitar 1,44 : 1. Insomnia lebih sering dikeluhkan di kalangan wanita dibandingkan pada pria, dengan onset pertama sering dikaitkan dengan kelahiran anak pertama atau saat menopause. (American Psychiatric Association, 2013). Gangguan insomnia pada wanita menopause ini dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal dapat berupa hot flashes gejolak

3 perubahan hormon, dan gangguan psikis yang terjadi pada masa menopause. Faktor eksternal yang berupa pengaruh dari luar seperti lingkungan, gaya hidup, dan pekerjaan yang banyak dan menumpuk yang kerap dialami oleh wanita menopause yang masih dalam usia produktif bekerja. Dan apabila kejadian insomnia ini tidak ditangani maka akan berdampak pada kualitas hidup pada penderitanya. Sebagai alternatif untuk mengurangi gejala depresi yang mengakibatkan terjadinya insomnia dapat dilakukan teknik relaksasi dengan latihan pernapasan. Deep Breathing Exercise merupakan salah satu latihan pernapasan dengan teknik bernapas secara dalam dan perlahan, serta menggunakan otot diafragma, sehingga memungkinkan abdomen terangkat perlahan dan dada mengembang penuh (Smeltzer, et al., 2008). Teknik Deep Breathing Exercise yaitu dengan menarik nafas dalam melalui hidung hingga terasa perut mengembang, dan di keluar melalui mulut sehingga perut masuk kedalam dan memerlukan konsentrasi untuk menguasai. Manfaat dari Deep Breathing Exercise ini membantu untuk menghilangkan pikiran yang membuat khawatir dan depresi. Pengambilan napas dalam juga dapat mengirimkan sinyal ke otak bahwa si pelaku sedang tenang, yang pada akhirnya dapat memperlambat denyut jantung dan aktivitas saraf sehingga menimbulkan efek rileks (Kaur & Sharma, 2011). Dengan faktor tersebut diharapkan dengan Deep Breathing Exercise dapat mengurangi depresi dan ketegangan yang dapat menyebabkan insomnia dengan mekanisme relaksasi.

4 Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah peneliti lakukan pada sebagian warga di Kelurahan Kadipiro Surakarta pada tanggal 28 November 03 November 2016, didapatkan bahwa dari 5 wanita menopause yang telah diwawancarai mengalami insomnia dan mengalami indikasi perubahan tingkat insomnia setelah diberikan Deep Breathing Exercise. Dalam penelitian ini peneliti mengambil tempat di Madrasah Aliyah Negeri 1 Surakarta dengan alasan di tempat tersebut terdapat cukup banyak pegawai wanita yang telah memasuki masa menopause, selain itu peneliti sudah mendapatkan akses untuk melakukan penelitian di tempat tersebut. Bertolak dari pemikiran di atas penulis menganggap perlu untuk mengetahui adakah Pengaruh Deep Breathing Exercise terhadap insomnia pada wanita menopause di Madrasah Aliyah Negeri 1 Surakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang penulis ajukan adalah sebagai berikut: adakah pengaruh Deep Breathing Exercise terhadap insomnia pada wanita menopause? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara Deep Breathing Exercise terhadap insomnia pada wanita menopause.

5 2. Tujuan Khusus a. Untuk memahami secara lebih detail tentang pengaruh antara Deep Breathing Exercise terhadap insomnia pada wanita menopause b. Untuk memberikan solusi dalam mengatasi gangguan insomnia pada wanita yang telah mengalami menopause. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran sebagai bahan kajian dalam mempelajari ilmu kesehatan khususnya mengenai pengaruh pengaruh Deep Breathing Exercise terhadap insomnia pada wanita menopause. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan bacaan dan menambah pengetahuan tentang pengaruh Deep Breathing Exercise terhadap insomnia pada wanita menopause b. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan referensi bagi peneliti yang memiliki tema yang sama. c. Civitas Akademika UMS Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam meningkatkan pemahaman bagi civitas akademika UMS

6 tentang pengaruh Deep Breathing Exercise terhadap insomnia pada wanita menopause.