GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 24 TAHUN 2005 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

No.1145, 2014 BATAN. Rumah Negara. Penghunian. Pencabutan.

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.7/Menhut-II/2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG HARGA SATUAN STANDAR BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2015

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR : KEP- 914 /K/SU/2006

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGHUNIAN RUMAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.45/Menhut-II/2010

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PERMENTAN/PL.020/3/2017 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH NEGARA LINGKUP KEMENTERIAN PERTANIAN

2017, No Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan da

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGHUNIAN RUMAH DINAS MILIK PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PENGGUNAAN KENDARAAN DINAS PEMERINTAH KABUPATEN SUKAMARA

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR: 03/M/PER/III/2007 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR TAHUN TENTANG (spasi) PENGELOLAAN RUMAH NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG

RUMAH NEGARA. Sie Infokum Ditama Binbangkum 1

MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGHUNIAN RUMAH DINAS DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2006 NOMOR 10 SERI E

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 30 TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMAKAIAN RUMAH MILIK ATAU DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 53 TAHUN 2007 TENTANG IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DI KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA SEWA MENYEWA KIOS 4 X 6

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 22/PRT/M/2008 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

TENTANG IZIN PEMAKAIAN RUMAH MILIK ATAU DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

FORMULIR DAFTAR INVENTARIS, KARTU LEGGER DAN GAMBAR LEGGER

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN RUMAH NEGARA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 11/I3/LK/2009 Tentang PENGELOLAAN FASILITAS HUNIAN DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 9 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PENJUALAN RUMAH DINAS DAERAH GOLONGAN III MILIK PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGHUNIAN RUMAH DINAS DAERAH KABUPATEN SINJAI

5. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 2, 3, 10, dan 11 Tahun 1950;

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 36 TAHUN 2006 TENTANG PERSYARATAN PENGHUNIAN RUMAH DINAS PEMERINTAH PROVINSI BALI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG RUMAH DINAS DAERAH MILIK PEMERINTAH KABUPATEN MUARA ENIM

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 35 TAHUN 2012 TENTANG

PEDOMAN PENGHUNIAN RUMAH NEGARA PUSPIPTEK

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/58/KPTS/013/2006

PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO KEDUDUKAN KEUANGAN WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA SAWAHLUNTO

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 98 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG IJIN MEMAKAI TANAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG

6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5494);

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 38 TAHUN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 34 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 24 TAHUN 2011 SERI : E NOMOR : 7

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

WALIKOTA TASIKMALAYA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PENGURANGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN TRAYEK

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PENDAPATAN BUPATI TASIKMALAYA B U P A T I TASIKMALAY A

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 6 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG BANTUAN UANG DUKA BAGI KELUARGA PENDUDUK MISKIN KABUPATEN SUKOHARJO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 6 TGL. 21 DESEMBER 1994 SERI B NO. 2

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 95 TAHUN 2010 TENTANG MEKANISME TEKNIS PELAYANAN DI KELURAHAN DAN KECAMATAN KOTA YOGYAKARTA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 35 TAHUN 2010 T E N T A N G

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA PANGKALPINANG NOMOR 07 TAHUN 2014

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2004 SERI D NOMOR 8

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 15

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 79 TAHUN 2016

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 24 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PENGGUNAAN RUMAH DAERAH PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang Mengingat : bahwa untuk mewujudkan tertib administrasi dan pelaksanaan pengelolaan Rumah Daerah agar penggunaannya dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna, perlu mengatur Pedoman dan Tata Cara Penggunaan Rumah Daerah Pemerintah Propinsi Jawa Timur dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur. : 1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Timur juncto Undang-undang Nomor 18 Tahun 1950 tentang Mengadakan Perubahan Dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 1950 ( Lembaran Negara Tahun 1950 Nomor 32 ); 2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Nomor 55 Tahun 1974, Tambahan Lambaran Negara Nomor 3041 ) sebagaimana telah diubah dengan Undang undang Nomor 43 Tahun 1999; 3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 tentang Rumah Negara; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1994 tentang Penghunian Rumah Oleh Bukan Pemilik; 6. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara ; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1997 tentang Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Daerah ; 8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 152 Tahun 2004 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Daerah; 9. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 373/KPTS/M/2001 tentang Sewa Rumah Negara ; 10. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan serta Tata Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan dan Penyusunan Perhitungan APBD ; 11. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2004 ; 1

12. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2004 tentang Sumbangan Pihak Ketiga kepada Pemerintah Propinsi Jawa Timur; 13. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 13 Tahun 2003 tentang Pedoman Pemanfaatan Barang Daerah. MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PENGGUNAAN RUMAH DAERAH PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Propinsi adalah Pemerintah Propinsi Jawa Timur. 2. Gubernur adalah Gubernur Jawa Timur. 3. Pimpinan DPRD adalah Ketua dan Wakil Ketua DPRD Propinsi Jawa Timur. 4. Instansi Pengelola adalah Badan/Dinas/Kantor/Biro/Lembaga di lingkungan Pemerintah Propinsi Jawa Timur yang bertanggung jawab dalam hal pengelolaan barang daerah. 5. Biro Perlengkapan dan Administrasi Asset adalah Biro Perlengkapan dan Administrasi Asset Sekretariat Daerah Propinsi Jawa Timur. 6. Pejabat Negara adalah Pejabat Negara di Daerah meliputi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur. 7. Pejabat Pemerintahan adalah pejabat yang diangkat untuk menduduki suatu jabatan dalam struktur organisasi Pemerintahan baik struktural maupun fungsional. 8. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah Pegawai sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 9. Rumah Daerah adalah bangunan yang dimiliki Pemerintah Propinsi dan berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga serta menunjang pelaksanaan tugas Pejabat, Pimpinan DPRD dan/atau Pegawai Negeri. 10. Surat Izin Penghunian yang selanjutnya disingkat SIP adalah izin yang diberikan kepada seorang Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, Pimpinan DPRD dan/atau PNS, Pensiunan PNS, Janda/Duda Pensiunan PNS oleh Pejabat yang berwenang untuk menempati rumah daerah. 11. Penghuni adalah Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, Pimpinan DPRD dan/atau PNS Pensiunan PNS, Janda/Duda Pensiunan PNS yang ditunjuk menempati rumah daerah dan memiliki SIP. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Pedoman dan tata cara penggunaan Rumah Daerah dimaksudkan untuk memberikan acuan kepada satuan kerja dalam mengoperasionalkan rumah daerah, agar dilaksanakan seoptimal mungkin untuk dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna ; (2) Penggunaan Rumah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk: a. menunjang kelancaran pelaksanaan tugas-tugas kedinasan ; 2

b. meningkatkan fungsi pelayanan kepada masyarakat; c. meningkatkan kualitas hasil kerja ; d. menunjang pelaksanaan program pembangunan dan kemasyarakatan Pemerintah Propinsi; e. meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). BAB III KETENTUAN PENGGUNAAN RUMAH DINAS Pasal 3 1. Rumah Daerah dicatat dalam Daftar Inventaris Instansi Pengelola sebagai kekayaan Pemerintah Propinsi. 2. Pengelolaan dan pemanfaatan Rumah Daerah dilakukan seoptimal dan seefisien mungkin. Pasal 4 (1) Rumah Daerah Golongan I disediakan untuk Pejabat Negara, Pimpinan DPRD, Pejabat Pemerintah maupun PNS dimana sifat jabatan dan tugasnya melekat dengan rencana penyediaan Rumah Daerah. (2) Rumah Daerah Golongan II disediakan untuk Pejabat Pemerintah atau PNS yang karena jabatan dan tugasnya menempati Rumah Daerah. (3) Rumah Daerah Golongan III dapat dihuni untuk Pejabat Pemerintah, PNS, Pensiunan PNS, Janda/Duda Pensiunan PNS. Pasal 5 Penentuan Golongan Rumah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ditetapkan dengan Keputusan Gubernur atas usul instansi pengelola dengan memperhatikan persyaratan penggolongan Rumah Daerah, sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku, serta mempertimbangkan tujuan penggunaan Rumah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2). Pasal 6 (1) Sarana dan prasarana Rumah Daerah Golongan I dan Golongan II sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), (2) berupa perabot rumah tangga serta biaya perbaikan baik yang bersifat berat dan sedang, menjadi beban Pemerintah Propinsi dalam hal ini Instansi Pengelola, sedangkan fasilitas lain yang berkaitan dengan operasional sehari-hari dan perbaikan ringan menjadi beban dan tanggung jawab penghuni. (2) Terhadap Rumah Daerah Golongan III sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3), perabot rumah tangga, biaya perbaikan, maupun fasilitas lain yang berkaitan dengan operasional sehari-hari menjadi beban dan tanggung jawab penghuni. Pasal 7 Terhadap penghunian Rumah Daerah, Penghuni dilarang mengubah dan atau menambah bentuk fisik Rumah Daerah yang dihuni, termasuk membawa barang inventaris lainnya apabila selesai masa tugas. 3

Pasal 8 (1) Penggunaan Rumah Daerah harus berdasarkan SIP yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Instansi Pengelola dan dilaporkan kepada Gubernur. (2) Bentuk dan format SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum dalam Lampiran A (3) Persyaratan dalam penerbitan SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kecuali Rumah Daerah Golongan I, adalah sebagai berikut: a. Permohonan menempati Rumah Daerah dari calon penghuni, dengan bentuk dan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran B ; b. Surat pernyataan kesanggupan mentaati ketentuan penghunian Rumah Daerah, dengan bentuk dan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran C ; c. Foto copy Kartu Keluarga atau Daftar Keluarga yang disahkan oleh Kelurahan/Desa sebanyak 1 (satu) lembar; d. Pas Photo sebanyak 2 (dua) lembar ukuran 4X6; e. Foto copy Keputusan pangkat dan jabatan terakhir; f. Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP); g. Pemberian SIP untuk Rumah Daerah Golongan III harus mempertimbangkan efisiensi, efektifitas dan kebutuhan Instansi serta hal-hal yang menguntungkan Daerah. (4) Permohonan penempatan Rumah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a, dilampiri dengan : a Surat pernyataan belum memiliki rumah yang berada di wilayah Kota / Kabupaten setempat dari pegawai bersangkutan ; b Bukti setor sewa rumah daerah 3 bulan terakhir, khusus untuk perpanjangan SIP; d. Surat Rekomendasi dari Kepala Unit/Sub unit Pegawai yang bersangkutan bekerja ; Pasal 9 (1) Bagi Rumah Daerah Golongan I, SIP berlaku selama pegawai yang bersangkutan menduduki jabatan; (2) Bagi Rumah Daerah Golongan II dan III, SIP diberikan paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang kembali sesuai ketentuan yang berlaku. Pasal 10 (1) Pencabutan SIP dilakukan oleh Pejabat yang menerbitkan SIP ; (2) SIP dapat dicabut apabila : a. dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah terbitnya/keluarnya SIP penghuni yang bersangkutan belum menghuni rumah dinas yang disediakan ; b. penghuni yang bersangkutan menyuruh orang lain untuk menghuni atau memindah tangankan pada orang lain yang tidak berhak ; c. Penghuni Rumah Daerah Golongan I diberhentikan dari jabatan yang tercantum dalam SIP ; d. Penghuni dipindahkan ke Instansi atau daerah lain ; e. Penghuni tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana tertuang dalam SIP dan Surat Pernyataan yang dibuat; f. Pemerintah Propinsi membutuhkan rumah daerah dimaksud untuk dimanfaatkan keperluan lain. 4

(3) Penghuni harus meninggalkan/mengosongkan rumah yang dihuni dengan biaya sendiri selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah SIP dicabut tanpa tuntutan dalam bentuk apapun (tanpa pesangon atau sejenis). Pasal 11 (1) Penghuni Rumah Daerah Golongan II dan III dikenakan sewa, sedangkan rumah/bangunan Pemerintah Propinsi yang dihuni/dimanfaatkan Pihak Ketiga, tatacara dan ketentuan sewanya mengacu pada Keputusan Gubernur Nomor 13 Tahun 2003 tentang Pedoman Pemanfaatan Barang Daerah. (2) Besarnya sewa Rumah Daerah Golongan II dan III dihitung dengan menggunakan rumus : SR = 2,75 % X (Lb X Hs X Ns) X Fkb) X Fk ; Keterangan: SR : Sewa Rumah Daerah per bulan 2,75 % : Prosentase sewa terhadap nilai bangunan Lb : Luas bangunan dalam meter persegi (m2) Hs : Harga satuan bangunan per meter persegi (m2) Ns : Nilai sisa bangunan layak huni (60 %) Fkb : Faktor klasifikasi tanah / klas bumi (sesuai SPT PBB) Fk : Faktor keringanan sewa untuk Pejabat / PNS sebesar 5 %, untuk Pensiunan PNS, Janda pensiunan PNS sebesar 25% Faktor klasifikasi tanah adalah besar prosentase sewa terhadap klasifikasi tanah/kelas bumi sebagaimana tercantum dalam SPPT PBB sebagai berikut: Klasifikasi tanah Kelas Bumi Penggunaan ba ngunan rumah A 1 s/d 10 A 1 1 s/d 20 A 21 s/d 30 A 31 s/d 40 A 41 s/d 50 80 % 70% 60% 50% 40% (3) Perhitungan sewa Rumah Daerah dilakukan oleh Biro Perlengkapan dan Administrasi Asset atau Sub Bagian Perlengkapan / Umum Instansi Pengelola. (4) Pelaksanaan penagihan sewa Rumah Daerah dilakukan oleh Biro Perlengkapan dan Administrasi Asset atau Sub Bagian Perlengkapan/Umum pada Instansi pengelola dan dilaporkan kepada Gubernur secara periodik. (5) Pelaksanaan pembayaran sewa Rumah Daerah dilakukan oleh penghuni ke Kas Daerah Propinsi Jawa Timur melalui kasir penerima Instansi pengelola atau UPT Dinas Pendapatan Propinsi sebagai Penerimaan Daerah. (6) Ketentuan waktu pembayaran sewa Rumah Daerah diatur dalam SIP. (7) Pengawasan pelaksanaan pemungutan sewa Rumah Daerah dilaksanakan oleh Biro Perlengkapan dan Administrasi Asset atau Sub Bagian Perlengkapan / Umum Instansi Pengelola. 5

Pasal 12 Apabila SIP Rumah Daerah telah dinyatakan tidak berlaku/telah dicabut dan penghuni belum meninggalkan/mengosongkan Rumah Daerah dimaksud selama batas waktu yang telah ditetapkan, maka kepada penghuni dikenakan ketentuan sebagai berikut: a. Dilakukan pengosongan paksa, setelah diberikan surat peringatan maksimal 3 (tiga) kali dengan tenggang waktu 1 (satu) minggu b. Bagi penghuni yang berstatus PNS, selain dilakukan tindakan sebagaimana dimaksud pada huruf a, juga akan dikenakan hukuman disiplin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB V KETENTUAN PERALIHAN Pasal 13 Penggunaan Rumah Daerah yang dilaksanakan sebelum berlakunya Peraturan ini dalam jangka waktu 6 (enam) bulan harus menyesuaikan ketentuan dalam Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan Peraturan Gubernur ini. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Propinsi Jawa Timur. Ditetapkan di Surabaya Pada tanggal 1 Juli 2005 R JAWA TIMUR DIUNDANGKAN DALAM BERITA DAERAH PROPINSIO JAWA TIMUR TGL 1-7-2005 No. 24 Th 2005/E1 UTOMO. S 6

A. SURAT IZIN PENGHUNIAN (SIP) LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR TANGGAL : 1 JULI 2005 NOMOR : 24 TAHUN 2005 KOP INSTANSI KEPUTUSAN KEPALA... PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR : 028/ /.../200.. TENTANG SURAT IZIN PENGHUNIAN RUMAH DINAS KEPALA...PROPINSI JAWA TIMUR Membaca : Surat Permohonan Pegawai Negeri Nama :... NIP. Menimbang : 1. bahwa Pegawai Negeri Sipil yang namanya tersebut dibawah ini sebagai... pada... ternyata belum mempunyai rumah tempat tinggal dikota tempat bertugas. 2. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan tugas kepada yang bersangkutan perlu diberi fasilitas rumah dinas yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala... Propinsi Jawa Timur. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 tentang Rumah Negara ; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1994 tentang Penghunian Rumah Oleh Bukan Pemilik; 4. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara ; 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1997 tentang Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Daerah ; 6. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 152 Tahun 2004 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Daerah; 7. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 373/KPTS/M/ 2001 tentang Sewa Rumah Negara ; 8. Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan serta Tata Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan dan Penyusunan Perhitungan APBD; 9. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah ; 10. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 13 Tahun 2003 tentang Pedoman Pemanfaatan Barang Daerah ; 11. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor :...tentang Pedoman dan Tata Cara Penggunaan Rumah Daerah Pemerintah Propinsi Jawa Timur; 7

MEMUTUSKAN Menetapkan : PERTAMA : Kepada Pegawai Negeri Sipil yang namanya tersebut pada kolom 2 Lampiran diberikan izin untuk menempati/menghuni Rumah Daerah di lingkungan... Propinsi Jawa Timur dengan data sebagaimana tersebut pada kolom 6,7,8 Lampiran ; KEDUA KETIGA : Atas penempatan/penghunian Rumah Daerah dimaksud kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan (penghuni) diwajibkan membayar sewa dengan besaran sebagaimana tersebut pada kolom 9 Lampiran, dan dibayarkan ke Kas Daerah Propinsi Jawa Timur melalui Kasir Penerima pada... paling lambat tanggal 20 bulan yang bersangkutan ; : 1. Surat Izin Penghunian (SIP) Rumah Daerah berlaku 3 (tiga) tahun sejak tanggal diterbitkannya Keputusan ini selama Pegawai Negeri yang bersangkutan menjalankan tugasnya di... Propinsi Jawa Timur dan dapat diperpanjang kembali sesuai ketentuan yang berlaku; 2. Dalam hal Pegawai Negeri yang bersangkutan Pensiun, Mutasi, berhenti maka SIP dinyatakan tidak berlaku lagi; 3. Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sesudah SIP diterima, Pegawai Negeri yang ditunjuk harus menempati Rumah Daerah secara tetap dan tidak dibenarkan memindahtangankan kepada Pihak Ketiga. KEEMPAT : Atas penempatan/penghunian Rumah Daerah dimaksud Penghuni diwajibkan mentaati ketentuan penghunian Rumah Daerah dimaksud yaitu : 1. Penghuni diwajibkan membayar biaya yang berkaitan dengan penggunaan Rumah Daerah dimaksud antara lain listrik, telepon, air, PBB dan lain-lain berdasar peraturan yang berlaku; 2. Penghuni dilarang mengurangi, menambah dan merubah bentuk fisik bangunan Rumah Daerah; 3. Penghuni dilarang menggunakan seluruh atau sebagian Rumah Daerah dimaksud untuk keperluan lain. KELIMA : 1. Instansi tidak menyediakan biaya pengganti atas segala biaya yang dikeluarkan Penghuni berkaitan dengan pemeliharaan, perubahan dan atau penambahan bentuk fisik Rumah Daerah dimaksud ; 2. Apabila Penghuni telah melaksanakan pemeliharaan, perubahan dan atau penambahan bentuk fisik atas bangunan Rumah Daerah, maka segala pemeliharaan, perubahan dan atau penambahan bentuk fisik yang melekat pada Rumah Daerah dimaksud menjadi hak Instansi dan penghuni tidak berhak menuntut ganti rugi apapun. 8

KEENAM : Apabila penghuni hendak meninggalkan atau mengosongkan Rumah Daerah yang dihuni wajib melapor serta menyerahkan SIP dan kunci Rumah Daerah kepada... dan Penghuni dilarang membawa barang inventaris yang merupakan asset Pemerintah Propinsi Jawa Timur yang berada di dalam Rumah Daerah yang bersangkutan. Penyerahan kunci dan barang inventaris dimaksud dituangkan dalam Berita Acara Penyerahan. Ditetapkan di : pada tanggal : KEPALA... PROPINSI JAWA TIMUR Pangkat NIP. Tembusan kepada Yth : 1. Sdr. Kepala Badan Pengawasan Propinsi Jawa Timur 2. Sdr. Kepala Biro Perlengkapan dan Administrasi Asset Sekretariat Daerah Propinsi Jawa Timur 3. Sdr. Kepala Biro Keuangan Sekretariat Daerah Propinsi Jawa Timur 4. Sdr. Atasan Langsung PNS yang bersangkutan 5. Sdr. Kasir Penerima Instansi... 6. Sdr. PNS yang bersangkutan 9

Lampiran : Surat Keputusan Kepala...Propinsi Jawa Timur Nomor :.../.../.../200.. Tanggal: 200.. No. Nama/NIP Tempat/tgl lahir Pangkat/Gol Jabatan Letak Luas Konstruksi Besaran sewa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

B. CONTOH PERMOHONAN Surabaya, 200.. Perihal : Permohonan Izin Menghuni Rumah Dinas Golongan ll/lll Kepada Yth. Sdr. Kepala.. Di. Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : NIP : Tempat dan Tanggal lahir : Jabatan : Unit Organisasi : Pangkat dan Golongan : Masa kerja : Mengajukan permohonan Ijin menghuni Rumah Dinas Golongan II / III yang terletak di : JaIan : Blok : Kelurahan : Kecamatan : Kabupaten / Kota : Demikian permohonan ini saya sampaikan beserta lampirannya untuk dapat dikabulkan: MENGETAHUI : ATASAN LANGSUNG PEMOHON, Materai Rp. 6.000,00 (..) ( ) 11

C. SURAT PERNYATAAN SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini: N a m a : NIP : Pekerjaan/jabatan : Alamat rumah : MENYATAKAN 1. Bahwa saya bersedia memelihara dan menjaga Rumah Daerah sebaik-baiknya dan akan mematuhi/mentaati segala ketentuan-ketentuan yang berlaku tentang hak dan kewajiban penggunaan Rumah Daerah. 2. Bahwa saya bersedia untuk membayar sewa Rumah Daerah serta biaya-biaya lain berkaitan dengan penggunaan Rumah Daerah (listrik, telepon, PDAM, PBB) dan biayabiaya lain yang ditetapkan sesuai ketentuan yang berlaku. 3. Bahwa saya bersedia untuk tidak menambah atau mengurangi bentuk bangunan rumah sesuai dengan peraturan penggunaan Rumah Daerah yang berlaku. 4. Bahwa apabila saya melaksanakan pemeliharaan, perubahan dan atau penambahan bentuk fisik atas bangunan Rumah Daerah, maka segala pemeliharaan, perubahan dan atau penambahan bentuk fisik yang melekat pada rumah daerah dimaksud menjadi hak Pemerintah Propinsi dan saya tidak akan menuntut ganti rugi apapun ataupun biaya pengganti atas segala biaya yang telah saya keluarkan berkaitan dengan pemeliharaan, perubahan dan atau penambahan bentuk fisik rumah daerah dimaksud. 5. Bahwa saya bersedia untuk meninggalkan Rumah Daerah tanpa meminta ganti rugi berupa apapun bilamana hunian saya habis masa berlakunya. 6. Bahwa saya bersedia untuk tidak mempergunakan Rumah Daerah untuk kepentingan jaminan bank, dikontrakkan kepihak lain dan lain sebagainya yang merugikan Pemerintah Daerah. 12

Demikian pernyataan ini saya buat untuk menjadi periksa dan seperlunya. Mengetahui Kepala Dinas/Badan/Lembaga Tehnis/Kantor/Biro Surabaya,.. Yang membuat pernyataan..................................... NIP.. NIP.. UR JAWA TIMUR DIUNDANGKAN DALAM BERITA DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TGL 1-7-2005 No. 24 Th 2005/E1 13