BAB I PENDAHULUAN. utama yang sejak dahulu kala menjadi tulang punggung operasi badan usaha

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dasar kepercayaan. Bank dalam pendanaan operasionalnya sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya sangat

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan. Bank

BAB I. PENDAHULUAN. bagi mereka yang membuatnya. Perjanjian Kredit. Danamon Indonesia Unit Pasar Delitua dengan Toko Emas M.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai tingkat suku

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH LABA USAHA DAN NILAI JAMINAN KREDIT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT INVESTASI

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri perbankan pasca krisis multidimensi yang melanda

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, perbankan Indonesia telah mengalami pasang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa latin credere atau credo yang berarti kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, peternakan serta jasa sangat erat kaitan dan apabila telah terjalin kerjasama yang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam penambahan modal ini adalah bank. Bank sebagai sebuah lembaga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan pada umumnya didirikan dengan tujuan untuk mendapatkan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

I. PENDAHULUAN. membiayai usaha yang dijalankan. Peran bank bagi perkembangan dunia usaha. permodalan dan pengembangan usaha masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (KSP), UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dibanding usaha besar yang hanya mencapai 3,64 %. Kontribusi sektor

BAB I PENDAHULUAN. pendukung dan penggerak laju pertumbuhan ekonomi. Kebijakan-kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di suatu negara termasuk Indonesia sangat bergantung

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan keuangan. Era modern sekarang ini keberadaan

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

I. PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam menopang perekonomian nasional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan Bank adalah menghimpun dana, menyalurkan dana, serta. memberikan jasa jasa perbankan kepada masyarakat. Peranan bank dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia usaha dan bisnis saat ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, perbankan Indonesia telah mengalami pasang surut.

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1997 terjadi krisis moneter di Indonesia, banyak bank-bank yang tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Berdasarkan kebutuhan, setiap masyarakat memiliki kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. ke bidang finansial, dan bank sebagai wujud objektivitas usaha yang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

BAB I PENDAHULUAN. tolak ukur kemajuan negara tersebut. Menurut Kasmir (2014) bank adalah

ANALISIS KREDIT AGUNAN RUMAH BTN DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN RENOVASI RUMAH PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA KANTOR CABANG BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Micro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi, politik dan krisis multi dimensi yang berkepanjangan. Krisis

BAB I PENDAHULUAN. nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan di Indonesia termasuk Hukum Perbankan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN telah menembus angka 6,6 % pada bulan November, dan diperkirakan akan

PENDAHULUAN. diputuskan maka langsung timbul resiko yaitu kemungkinan kredit tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian dan bisnis di dunia sangat ini berlangsung

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia berdasarkan data statistik tahun 2004, dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di suatu negara sangat bergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam menggalakkan sistem perkreditan bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terbukti memiliki peran dan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga penghimpunan dana masyarakat. (Kuncoro, 2002:538) Setiap

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan terutama untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi

BAB I PENDAHULUAN. sulit untuk mengetahui, meniru dan menyusun cara-cara untuk mematahkan. terhadap produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya kebutuhan hidup masyarakat. Salah satu kebutuhan

PERAN KELEMBAGAAN PERBANKAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NASIONAL BANK MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

I. PENDAHULUAN. satunya adalah penyaluran kredit guna untuk meningkatkan taraf hidup rakyat

BAB I PENDAHULUAN. perbankan, juga tidak lepas dari pengaruh perkembangan di luar dunia bank,

I. PENDAHULUAN. sektor jasa keuangan pada umumnya dan pada perbankan khususnya. Pertumbuhan ekonomi dapat terwujud melalui dana perbankan atau potensi

: FEBRINA GINTING NPM : PEMBIMBING : Dr. SRI SUPADMINI, SE., MM

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas peredaran uang. Dari definisi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan, baik yang baru berdiri maupun yang sudah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pendapatan yang merata. Namun, dalam

BAB I PENDAHULUAN. kredit atau bentuk-bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia usaha saat ini terlihat semakin maju, hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peranan penting bagi perekonomian suatu negara, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rintangan seakan ingin menguji kelayakan strategi pembangunan. masyarakat. Beratnya permasalahan ini memang sulit untuk ditawar

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries) yang mengumpulkan dana. masyarakat dan menjaga perputaran perekonomian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peran manajemen sumber daya manusia adalah menjaga dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin pesatnya pertumbuhan bank dan semakin

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang tergolong padat penduduk. Dizaman

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini era pembangunan telah menunjukkan perkembangan terutama

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan, alat penggerak

BAB I PENDAHULUAN. masalah ekonomi tersebut, dengan membuat usaha kecil-kecilan atau usaha

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perekonomian adalah salah satu sektor yang menjadi fokus

BAB I PENDAHULUAN. perorangan maupun badan usaha adalah untuk mengangkat pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman atau kredit. Bank berperan sebagai perantara antara pihak yang

Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat, yang berarti bahwa sebagian dari usaha

BAB I PENDAHULUAN. yang paling pesat mengalami perkembangan, baik dari sisi volume usaha, dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana baru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. percaya atau to believe atau to trust. Oleh karena itu, dasar pemikiran

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan bertambah pesatnya kemajuan ekonomi dan bisnis di dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya, kegiatan bank menjadi semakin canggih dan beraneka ragam. Meskipun demikian, berbagai macam kegiatan utama yang sejak dahulu kala menjadi tulang punggung operasi badan usaha tersebut hingga kini masih bertahan dengan kokoh, seperti menunjang mekanisme pembayaran dan pengumpulan dana dari masyarakat. Bagi bank, kredit merupakan sumber utama penghasilan, sekaligus sumber resiko bisnis terbesar, karena sebagian besar dana bank diputarkan dalam kredit. Apabila kegiatan bisnis bank dalam perkreditan ini berhasil maka akan berhasil pula kegiatan bisnisnya, dan begitu juga sebaliknya, apabila bank mengalami kesulitan dalam hal pengembalian kredit atau terjadi kredit macet maka bank akan mengalami kesulitan besar. Ditinjau dari sudut Perbankan atau Lembaga Keuangan yang menyediakan sumber dana dalam bentuk perkreditan tersebut, maka kredit akan mempunyai suatu kedudukan yang sangat istimewa, terutama pada negara negara yang sedang berkembang maupun negara negara yang telah maju, karena kredit merupakan salah satu sumber dana yang sangat penting untuk setiap jenis kegiatan usaha. Begitu banyak jenis jenis kegiatan usaha yang dapat dibiayai oleh bank, antara lain dari sektor usaha mikro, kecil dan menengah. Dalam perekonomian

Indonesia sektor ini memegang peranan penting terutama bila dikaitkan dengan jumlah tenaga kerja yang mampu diserap oleh sektor usaha ini. Krisis ekonomi yang melanda negara kita tidak begitu saja menyurutkan minat para pengusaha mikro, kecil dan menengah untuk terus melebarkan sayapnya di dunia bisnis, sehingga memberikan pelajaran bagi kita juga bahwa sektor usaha ini masih dapat bertahan hingga sekarang ini. Keinginan banyak pihak juga untuk mengembangkan kegiatan usaha di sektor ini baik Pemerintah Daerah maupun pihak perbankan untuk membantu mengembangkan para pengusaha mikro, kecil, dan menengah agar dapat meningkatkan keunggulan ekonomis serta untuk dapat berkembang dengan baik, dalam rangka menunjang perekonomian nasional. Selain kesejahteraan bagi pengusaha mikro, kecil dan menengah itu sendiri, maka kesempatan kerja untuk masyarakat umum juga tercipta, dan sektor industri, perdagangan dan jasa juga akan ikut terdorong. Begitu banyak jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan bagi para pengusaha mikro, kecil, dan menengah, baik kredit produktif maupun kredit konsumtif. Membicarakan tentang perkreditan akan selalu menimbulkan orientasi prediksi ke masa yang akan datang, dimana secara langsung atau tidak langsung mengharuskan pihak perbankan memiliki kemampuan dalam menganalisis dan menyusun suatu perencanaan sekaligus sistem pengawasan yang handal bagi kegiatan usahanya. Pemberian kredit merupakan suatu proses yang membutuhkan pertimbangan dan analisis yang baik dari pimpinan bank, untuk menghindari kemungkinan terjadinya kerugian yang akan diderita oleh bank sebagai akibat debitur tidak dapat membayar kewajibannya sesuai dengan perjanjian. Pada

dasarnya, sebelum memberikan kredit, seorang pimpinan diberikan wewenang untuk memutuskan layak atau tidak layaknya seorang debitur menerima kredit. Beberapa faktor sebagai bahan pertimbangan, seperti besarnya jumlah kredit yang diminta, tujuan penggunaan kredit, kelayakan usaha calon debitur, bentuk dan nilai jaminan yang diberikan, serta beberapa pertimbangan lain yang diperlukan, seperti dokumen-dokumen maupun laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Sebelum debitur memperoleh kredit, terlebih dahulu harus melalui tahapan tahapan penilaian mulai dari pengajuan permohonan kredit dan dokumen dokumen yang diperlukan, pemeriksaan keaslian dokumen dokumen, analisis kredit sampai dengan berapa jumlah kredit yang akan disalurkan. Tahapan tahapan dalam pemberian kredit ini dikenal dengan prosedur pemberian kredit. Tujuan prosedur pemberian kredit ini adalah untuk memastikan kelayakan suatu kredit diterima atau ditolak. Dalam menentukan kelayakan suatu kredit, maka dalam setiap tahapan selalu dilakukan suatu penilaian yang mendalam. Apabila dalam penilaian kredit ini ada kekurangan dalam dokumen dokumen, maka pihak bank akan mengkonfirmasikan dan meminta dokumen yang kurang ke debitur atau permohonan kredit tersebut langsung ditolak. Dalam praktiknya, prosedur pemberian kredit secara umum dapat dibedakan antara pinjaman perseorangan dan pinjaman oleh suatu badan usaha, kemudian dapat pula ditinjau dari segi tujuannya apakah untuk konsumtif atau produktif. Pemberian fasilitas kredit tidak hanya berakhir pada saat kredit tersebut telah direalisasi, namun masih tetap diperlukannya pengawasan yang terstruktural terhadap kegiatan bisnis debitur agar seluruh kredit yang telah diberikan beserta

bunganya dapat dibayar oleh debitur tepat pada waktunya. Dengan demikian, betapa pentingnya sektor perkreditan bagi kehidupan perbankan, sehingga sangatlah diperlukan pola pengawasan kredit yang terampil dan memadai untuk dapat mengurangi jumlah kredit macet yang mungkin terjadi. PT. Bank Mandiri adalah bank dari program restrukturisasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia yang berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) yang bergabung menjadi Bank Mandiri. PT. Bank Mandiri sebagai bank milik pemerintah mempunyai kewajiban dalam meningkatkan serta mengembangkan usaha produktif maupun konsumtif skala mikro dan usaha rumah tangga baik berbentuk perusahaan, kelompok usaha, dan perorangan ( seperti pedagang, petani, peternak, dan nelayan dan merupakan bagian dari strategi perekonomian nasional. Peranan usaha mikro, kecil dan menengah khususnya usaha kecil sangat besar terutama untuk mengurangi jumlah pengangguran, memerangai kemiskinan, dan pemerataan pendapatan. Salah satu jenis kredit yang diberikan oleh PT. Bank Mandiri dalam rangka menunjang kegiatan usaha mikro, kecil dan menengah adalah Kredit Usaha Mikro ( KUM ). Kredit Usaha Mikro merupakan salah satu jenis kredit yang dibutuhkan masyarakat dalam bentuk Kredit Investasi dan Kredit Modal Kerja dalam pengembangan usaha skala produktif maupun konsumtif skala mikro yang dikeluarkan oleh PT. Bank Mandiri dengan pembentukan unit Micro Business

pada awal tahun 2005 yang menyediakan layanan Mandiri Kredit Usaha Mikro, yang bertujuan untuk meningkatkan peran bank dalam usaha memberdayakan pengusaha mikro yang berusaha mandiri dan berkembang untuk menjadi tuan rumah di negaranya sendiri melalui fasilitas kredit. Sebagai solusi pengembangan usaha, maka kecepatan, kemudahan dan kedekatan menjadi hal yang diutamakan oleh bank Mandiri. Untuk mewujudkan hal tersebut bank Mandiri terus meningkatkan jangkauan dan dukungan pembiayaan bagi usaha mikro yang tersebar luas. Saat ini terdapat 600 Mandiri Unit Mikro yang siap melayani pengusaha mikro diseluruh Indonesia. Selanjutnya bank mandiri akan membuka 200 unit hingga total menjadi 800 unit pada akhir tahun 2009. Jumlah nasabah Kredit Usaha Mikro pada Bank Mandiri per September 2009 mencapai 437.872 nasabah, yang pada tahun sebelumnya baru mencapai 272.879 nasabah. Sementara total penyaluran kredit ke sektor tersebut meningkat 18,6% menjadi 25,51 triliun sampai September 2009. Bank Mandiri kini harus diakui, yang semula terdiri dari bank-bank BUMN yang keropos kini menjadi bank yang sangat solid. Terbukti dari total asetnya per September 2009 telah naik menjadi Rp 366,5 triliun, naik Rp 50 triliun dibanding posisi per September 2008. Sementara kredit yang disalurkan mencapai Rp 188,3 triliun ( naik 15,7% ). Dengan demikian sektor usaha mikro merupakan hal yang sangat penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi, meningkatkan dan memperluas akses pembiayaan pembiayaan. Walaupun baru menyentuh sebagian, sektor usaha mikro dapat menjadi alternatif solusi dalam mengatasi permasalahan klasik pengembangan usaha mikro ditanah air. Banyaknya calon debitur dari kalangan

pemilik usaha mikro yang mengajukan kredit ini memungkinkan pihak bank untuk selektif dalam memilih calon nasabah. Walaupun kredit yang disalurkan tersebut merupakan kredit tanpa agunan, tetap saja pihak bank harus melakukan pemeriksanaan serta melakukan pengawasan yang memadai. Banyak calon debitur yang mengajukan kredit peduli usaha mikro, tetapi tidak layak dan tidak memenuhi persyaratan untuk diberikan kredit tanpa agunan tersebut. Umumnya, para pengusaha mikro, kecil dan menengah belum dapat memenuhi bank teknis yang berlaku, serta adanya kesan bahwa para pengusaha mikro, kecil dan menengah hanya melihat bahwa penyaluran kredit kepada mereka adalah merupakan program / bantuan dari pemerintah semata yang tidak perlu dikembalikan. Pengawasan kredit yang efektif dapat dilihat dari ketepatan tujuan dan penggunaan kredit yang diberikan bank terhadap nasabah dan kelancaran pembayaran kembali kredit oleh nasabah pada saat jatuh tempo. Tingkat keefektifan pengawasan kredit ini dapat kita lihat dari tingkat NPL( Non Performing Loan). Tingkat NPL ini berpengaruh dalam tingkat kesehatan bank yang mempengaruhi eksistensi bank, tetapi pada September 2009 rasio kredit bermasalah atau Noan Performing Loan (NPL) Bank Mandiri sangat menurun, hal ini terbukti karena Bank Mandiri berhasil meresktrukturisasi kredit macet, NPL bruto Mandiri mencapai 25,2% dan pada kuartal III/2009 hanya3,8% ( di bawah ketentuan Bank Indonesia sebesar maksimal 5%), kemudian NPL netto turun dari 15,3% menjadi 0,85%, sehingga kredit bermasalah atau NPL dalam penelitian ini

tidak penulis bahas, karena tidak terdapat kredit bermasalah pada PT. Bank Mandiri. Berdasarkan kenyataan yang ada, maka setiap bank selalu berusaha untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap kredit dan pelayanan kepada nasabah agar tercapai tujuan yang diharapkan melihat betapa pentingnya kefektifan sistem pengawasan kredit, maka saya tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : Pengawasan Terhadap Pemberian Kredit Usaha Mikro (KUM) pada PT. Bank Mandiri (PERSERO) Tbk Cabang Medan. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah, yaitu : Bagaimanakah pengawasan dalam prosedur pemberian Kredit Usaha Mikro sebelum penerimaan kredit, saat pemberian kredit, dan setelah penerimaan kredit pada PT. Bank Mandiri ( PERSERO ) Tbk cabang Medan? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan pengawasan terhadap Kredit Usaha Mikro pada PT. Bank Mandiri ( PERSERO ) Tbk Cabang Medan.

2. Manfaat Penelitian a. bagi penulis sendiri, untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan dan wawasan yang mendalam mengenai Kredit Usaha Mikro ( KUM ) dan sistem pengawasan yang ada, b. bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan atau masukan yang berkaitan dengan pengawasan terhadap pemberian Kredit Usaha Mikro ( KUM ) yang disalurkan, c. bagi pembaca, menjadi bahan masukan dan bahan referensi bagi rekan mahasiswa yang akan membahas mengenai masalah pengawasan terhadap pemberian Kredit Usaha Mikro dan sebagai bahan masukan dalam rangka memperkenalkan dan mensosialisasikan Kredit Usaha Mikro (KUM) kepada masyarakat banyak.