BAB I PENDAHULUAN. selulosa, insiden ini mencapai puncak pada usia tahun (Lilik, 2011).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 2005, angka harapan hidup orang Indonesia adalah 70,0 tahun. Tahun 2006

BAB 1 PENDAHULUAN. seksualnya sesuai dengan keinginan dan orientasi seksual yang dimilikinya (Lis Susanti,

BAB I PENDAHULUAN. dunia industri secara global. Tiap tahun angka pekerja terus meningkat yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. merah atau hemoglobin kurang dari normal. Kadar hemoglobin normal. umumnya berbeda pada laki-laki dan perempuan. Untuk pria, anemia

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB 1 PENDAHULUAN. mengobati kondisi dan penyakit terkait dengan proses menua (Setiati dkk, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat. American Hearth Association tahun 2013 melaporkan sekitar

BAB 1 PENDAHULUAN. diantaranya berkurangnya massa otot, bertambahnya massa lemak, penurunan

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsi dari organ tempat sel tersebut tumbuh. 1 Empat belas juta kasus baru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu. Jumlah penduduk pada

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan gejala utama nyeri (Dewi, 2009). Nyeri Sendi merupakan penyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa, sesuai Undang Undang Nomor 13 tahun 1998 Bab I pasal 11 ayat 11

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang

BAB I PENDAHULUAN. Konstipasi merupakan masalah yang sering terjadi pada masa anak dan dapat

I. PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 7,6 juta (atau 13% dari penyebab kematian) orang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan dan kerusakan banyak sel-sel syaraf, sehingga lansia seringkali

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Lanjut usia biasanya mengalami perubahan-perubahan fisik yang wajar,

PENGARUH KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS LANSIA TERHADAP STATUS GIZI LANSIA DI KELURAHAN MERANTI PANDAK PEKANBARU

BAB 1 PENDAHULUAN. orang didunia adalah 66 tahun, pada tahun 2012 naik menjadi 70 tahun dan pada

BAB I PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat, akan berjalan baik dan optimal apabila proses kepemimpinan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang menjadi insan yang berkualitas. sebanyak 20 juta anak balita yang mengalami kegemukan. Masalah gizi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan jumlah usia lanjut meningkat (Mulyani, 2009). banyak penduduk lanjut usia (Kompas, Edisi 17 April 2012).

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Bedah Digestif. rekam medik RSUP Dr. Kariadi Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh mereka yang menderita gagal ginjal (Indraratna, 2012). Terapi diet

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran demografis (demographical shift) selama 30 tahun ini karena

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran pola konsumsi pangan. Seiring dengan kemajuan zaman dan perbaikan

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. kematiannya. Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian nomor 4 dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Kesehatan Nasional Indonesia (2011) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. wanita mengalami menopause. Namun tidak seperti menopause pada

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

BAB I PENDAHULUAN. sel-sel termasuk sel otak, mengatur proses kerja fisiologi tubuh dan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan substansi yang paling banyak digunakan di dunia dan tidak

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dasar (usia 6-12 tahun) adalah pola makan yang tidak tepat. Anak usia sekolah dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antara saudara kandung (sibling rivalry) biasanya muncul ketika

Promotif, Vol.6 No.2, Juli Desember 2016 Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami masa menopause yang salah satu dampaknya adalah menurunnya. yang belum siap dalam menghadapi masa menopause.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kanker kolorektal merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dijelaskan dan diuraikan tentang latar belakang,

BAB I PENDAHULUAN. datang ke rumah sakit ditemukan dalam keadaan stadium lanjut. Sukaca (2009, p.25) menyatakan, kanker leher rahim (Kanker Serviks)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia adalah masa dimana seseorang mengalami masa

BAB I PENDAHULUAN. terus meningkat. Penyakit ini diperkirakan mengenai lebih dari 16 juta orang

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat

BAB IV METODE PENELITIAN

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kembangnya dan untuk mendapatkan derajat kesehatan yang baik.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kehamilan. Alat kontrasepsi non hormonal artinya tidak mengandung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas)

BAB 1 PENDAHULUAN. beraneka ragam gangguan pada alam pikir, perasaan dan perilaku yang. penderita sudah mempunyai ciri kepribadian tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi penyakit degeneratif yang meliputi atritis gout, Hipertensi, gangguan

BAB I PENDAHULUAN di prediksikan jumlah lansia akan mengalami peningkatan sebesar 28,8 juta

BAB I PENDAHULUAN. adalah aktifitas untuk mencapai tugas perkembangan melalui toilet training.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. B DENGAN POST OP HEMOROIDECTOMI DI RUANG MELATI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

serangan diare dan 3,2 juta kematian per tahun pada balita disebabkan oleh diare.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. telah meningkatkan kualitas hidup manusia dan menjadikan rata-rata umur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam sejarah, kebanyakan penduduk dapat hidup lebih dari 60 tahun. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

Stikes Muhammadiyah Gombong

BAB I PENDAHULUAN. Pola eliminasi urine merupakan salah satu perubahan fisik yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. di daerah anus yang berasal dari pleksus hemoroidalis (Simadibrata, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan penyakit pada lansia. Salah satu gangguan psikologis

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan pola hidup masyarakat selalu mengalami perkembangan, baik

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL

Hubungan Konsumsi Serat dengan Pola Defekasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Unand Angkatan 2012

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina hubungan terapeutik

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap masalah kesehatan, khususnya terhadap kemungkinan jatuhnya

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh asap rokok orang lain (Harbi, 2013). Gerakan anti rokok

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

BAB IV METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usia lanjut merupakan kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses perubahan secara bertahap dalam jangka waktu tertentu. Pada usia lanjut akan terjadi banyak perubahan seiring dengan proses penuaanya salah satu dari perubahan tersebut adalah perubahan pada system gastrointestinal. Keluhan yang sering dijumpai ialah sembelit atau konstipasi, yang disebabkan kurangnya kadar selulosa, insiden ini mencapai puncak pada usia 60-70 tahun (Lilik, 2011). Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi (susah BAB). Konstipasi atau sembelit sering dikeluhkan oleh usia lanjut, yang dapat disebabkan karena usia lanjut kurang aktifitas, kurang masukan air (kurang dari delapan gelas/1.600 cc per hari) serta diet kurang serat (kurang dari 20 gram serat per hari) cendrung mudah mengalami konstipasi (Supartondo, dkk. 2000). Pada umumnya, lansia menganggap konstipasi sebagai hal yang biasa.sekitar 30 40% orang diatas usia 65 tahun di Inggris mengeluh konstipasi, 30% penduduk diatas usia 60 tahun merupakan konsumen yang teratur menggunakan obat pencahar. Sekitar 20% populasi diatas 65 tahun di Australia, mengeluh menderita konstipasi (Siswono, 2003). Namun jika tidak diatasi, konstipasi dapat menimbulkan situasi yang lebih serius seperti impaksi (feses menjadi keras dan kering) dan obstruksi. Konstipasi kronis dapat mengakibatkan 1

2 divertikulosis, kanker kolon dan terjadinya hemoroid (Sudoyo, dkk, 2006 dalam Mulyani 2012). Kejadian kanker kolon menempati urutan ke-4, dan menempati peringkat ke-2 penyebab kematian karena kanker di dunia. Di Indonesia, karsinoma kolon termasuk dalam sepuluh jenis kanker terbanyak dan menempati urutan keenam dari penyakit keganasan yang ada. Menurut penelitian Hastuti (2010) di RSUP dr. Kariadi Semarang terdapat 101 kasus kanker kolon dan rektum. Menurut hasil penelitian Zendrato (2009) proporsi penderita kanker colorectal terbanyak pada kelompok umur 40 tahun yaitu 73,2%. Laporan Riset Kesehatan Dasar 2007 menunjukkan sebagian besar penduduk Indonesia masih kurang konsumsi serat dari sayur dan buah, kurang olah raga dan bertambah makan makanan yang mengandung pengawet. Keadaan ini tentu saja menimbulkan gangguan dalam pencernaan dengan keluhan yang sering timbul antara lain kembung dan tidak dapat buang air besar secara lancar atau konstipasi. Kasus konstipasi umumnya diderita masyarakat umum sekitar 4-30% pada kelompok usia 60 tahun ke atas atau lansia. Insiden konstipasi meningkat seiring bertambahnya umur, terutama usia 65 tahun ke atas Pada suatu penelitian pada orang berusia usia 65 tahun ke atas, terdapat penderita konstipasi sekitar 34 persen wanita dan pria 26 persen (Wahyu, 2012). Dari data yang diperoleh peneliti dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo didapatkan data untuk wilayah Desa Sukorejo pra usila 45-<60 tahun, laki-laki sebanyak 5290 dan wanita sebanyak 5354 untuk usila >60 tahun, lakilaki sebanyak 3678 dan wanita sebanyak 4426. Dan untuk Desa Gandu Kepuh sekitar 1417 lansia. Semakin meningkatnya jumlah lansia di Kecamatan

3 SukorejoKabupaten Ponorogo tersebut akan semakin banyak kejadian penyakit yang akan dialami lansia dengan berbagai perubahan-perubahan pada lansia salah satunya pada system gastrointestinal lansia akan mengalami berbagai keluhan seperti sembelit atau konstipasi (Dinkes, 2013). Dari hasil wawancara sebagian masyarakat di dukuh Ngujung desa Gandu Kepuh Kecamatan Sukorejo yang sudah berusia lanjut mengeluh susah BAB. Mereka mengatakan bahwa sudah duduk berjam-jam di toilet tapi feses susah keluar. Konstipasi pada lansia disebabkan karena proses penuaan yang mereka alami dan di dukung oleh beberapa faktor seperti kurang gerak, asupan cairan dan serat yang kurang. Jika konstipasi dibiarkan terus-menerus tanpa penangganan yang tepatakan berdampak buruk pada kesehatan lansia salah satunya ialah kanker kolon. Dalam mencegah terjadinya konstipasi pada lansia keluarga berperan sebagai perawat keluarga dimana peran yang terkait merawat anggota keluarga jika ada yang sakit keluarga harus berperan penting dalam pencegahan konstipasi dari mulai meningkatkan asupan cairan dan serat yang cukup, menganjurkan untuk terus beraktifitas fisik, menggingatkan untuk berak secara rutin untuk mencegah terjadinya konstipasi (Iqbal, Mubarak. 2012). Keluarga memberikan perawatan kesehatan yang bersifat preventif dan secara bersamasama merawat anggota keluarga yang sakit. Lebih jauh lagi keluarga mempunyai tanggung jawab utama untuk memulai dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan anggota keluarga individual (Iqbal, Mubarak. 2012). Oleh karenanya, peran keluaraga dalam merawat usia lanjut sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan usia lanjut. Kemampuan keluarga atau peran

4 keluarga dalam merawat usia lanjut dirumah diartikan sebagai kemampuan keluarga dalam melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhan fisik, psikologis, social, dan spiritual pada usia lanjut (Kolifah, 2011). Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan akan mempengaruhi tingkat kesehatan keluarga dan individu. Tingkat pengetahuan keluarga terkait konsep sehat sakit akan mempengaruhi perilaku keluarga dalam menyelesaikan masalah kesehatan keluarga maka dari itu peran keluarga dapat ditinggkatkan dengan cara meningkatkan pengetahuan pada keluarga tersebut. Anjurkan keluarga dalam modifikasi diet tinggi serat serta cairan yang adekuat, menetapkan peningkatan aktivitas fisik pada lansia, menetapkan keteraturan defekasi (Maas, 2011). Berdasarkan uraian diatas maka peneliti peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dan memahami lebih jauh tentang peran keluarga dalam pengecahan konstipasi pada lansia. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut Bagaimanakah peran keluarga dalam mencegah konstipasi pada lansia di Dukuh Ngujung Desa Gandu Kepuh Kecamatan Sukorejo?. 1.3 Tujuan Penelitian Mengetahui peran keluarga dalam mencegah konstipasi pada lansia di Dukuh Ngujung Desa Gandu Kepuh Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo.

5 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis 1. Bagi institusi (FIK UMP) Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk bahan dalam meningkatkan mutu pendidikan keperawatan, dengan adanya penelitian keperawatan dapat digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan kurikulum terutama yang berhubungan dengan dengan mata kuliah gerontik dan komunitas keluarga. 2. Bagi Penelitian Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah dan menambah pengalaman serta lebih banyak lagi pengetahuan dalam penelitian. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Keluarga dan Lansia/Responden Memberikan pengetahuan pada keluarga tentang bagaimana peran yang baik dalam pencegahan konstipasi serta untuk lansia dapat memberi solusi untuk mencegah konstipasi. 2. Bagi Masyarakat Menambah wawasan bagi masyarakat terutama keluarga yang mempunyai anggota keluarga lansia agar memperhatikan kesehatan lansia di masa tua. 3. Bagi Iptek Dapat digunakan sebagai pedoman serta sumber pengetahuan baru bagaimana cara pencegahan konstipasi pada lansia

6 4. Bagi Peneliti Selanjutnya. Diharapkan karya tulis ini dapat digunakan untuk peneliti selanjutnya sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya. 1.5 Keaslian Penulisan Beberapa penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Imel Fitriani 2012 dengan judul Hubungan asupan serat dan cairan dengan kejadian konstipasi pada lanjut usia dipanti social sabai nan aluih sicincin tahun 2010. Penelitian ini mengguanakan sample semua lansia yang dibina di Panti Sosial Sabai Nan Aluih Sicincin, yaitu 99 orang. Hasil penelitian univariat menunjukkan lebih dari separuh 37 orang (37,4%) mengalami kejadian konstipasi, sebagian besar 79 orang (79,8%) mengkonsumsi asupan serat kurang, lebih dari separuh 52 orang (52,5%) yang mengkonsumsi asupan cairan kurang. Dan pada hasil bivariat menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara kebutuhan cairan dengan kejadian konstipasi dengan nilai p = 0,035 dan berdasarkan uji Chi-Square ditemukan tidak adanya hubungan yang bermakna antara konsumsi serat dengan kejadian konstipasi dengan nilai p 0,99. Mengingat pentingnya mengkonsumsi serat yang cukup (10 gram) harus disertai dengan intake cairan yang cukup (8-10 gelas/hari) untuk membantu proses pencernaan dalam tubuh. 2. Sri mulyani 2012 dengan judul Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian konstipasi pada lansia di RW II Kelurahan Rejomulyo Kecamatan Semarang Timur semarang. Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif

7 analitik dengan pendekatan cross sectional, populasi dalam peneltian ini ialah seluruh lansia yang tinggal di RW II Kelurahan Rejomulyo Kecamatan Semarang Timur Semarang sampel yang diambil adalah seluruh anggota populasi kecuali lansia yang tidak memenuhi kriteria inklusi sehingga sampel berjumlah 48 orang. Variabel independent adalah asupan serat, intake cairan, aktivitas fisik, dan depresi pada lansia. Variabel dependen tadalah kejadian konstipasi pada lansia. Uji statistik yang digunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara asupan serat dengan kejadian konstipasi pada lansia di RW II Kelurahan Rejomulyo Kecamatan Semarang Timur dengan p value 0,000, Ada hubungan yang signifikanantara intakecairan dengan kejadian konstipasi di RW II Kelurahan Rejomulyo Kecamatan Semarang Timur dengan p value = 0,009, ada hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan kejadiankonstipasi di RW II Kelurahan Rejomulyo Kecamatan Semarang Timur dengan p value= 0,017, ada hubungan yang signifikan antara depresi dengan kejadian konstipasi di RW II Kelurahan Rejomulyo Kecamatan Semarang Timur dengan p value 0,000. Perbedaan : Dari ke dua penelitian di atas memiliki perbedaan dengan penelitian ini penelitian ini lebih menekankan pada peran keluarga dalam pencegahan konstipasi pada lansia jadi bukan ke masalah konstipasinya.