BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan terdepan. Posyandu dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Usia antara 0-5 tahun adalah merupakan periode yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah mengembangkan banyak program yang melibatkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan. 1 Keadaan gizi yang baik

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal. masyarakat dan swasta (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 4,9 persen tahun Tidak terjadi penurunan pada prevalensi. gizi kurang, yaitu tetap 13,0 persen. 2

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat atau kader posyandu (Depkes, 2007). Menurut MDGs (Millenium Development Goals) di tingkat ASEAN, AKB

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan wahana pemberdayaan

DATA POSYANDU DESA Jumlah seluruh balita di wilayah Jumlah seluruh balita di posyandu. Jumlah balita yang ditimbang bulan ini di wilayah kerja

BAB I PENDAHULUAN. (United Nations Developments Program), Indonesia menempati urutan ke 111

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Guna. mendukung pertumbuhan dan perkembangan balita, orang tua perlu

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tinggi. Hasil Survey

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kesejahteraan manusia. Setiap kegiatan dan upaya untuk

HUBUNGAN FREKUENSI KEHADIRAN ANAK USIA 1-3 TAHUN (BATITA) DALAM PENIMBANGAN DI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan di tiap kelurahan/rw. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M

BAB I PENDAHULUAN. (SDKI) tahun 2012 adalah 40 kematian per 1000 kelahiran hidup. Di Provinsi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anak usia bawah lima tahun (balita) adalah anak yang berusia 0 59 bulan.

BAB 1 PENDAHULUAN. mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Kemenkes, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari

BAB 1 PENDAHULUAN. diupayakan, diperjuangkan dan tingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS KEPANJEN Jalan Raya Jatirejoyoso No. 04 Telp. (0341) Kepanjen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM STUDI TENTANG. Disusun Oleh SRI III GIZI FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan. kualitas sumberdaya manusia yang mengoptimalkan potensi tumbuh kembang

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari,

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006). kesehatan ditingkat desa. Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. (pos pelayanan terpadu) di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I sesuai data

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. pertama kali posyandu diperkenalkan pada tahun 1985, Posyandu menjadi. salah satu wujud pemberdayaan masyarakat yang strategis

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

BAB I PENDAHULUAN. mengancam kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat diperlukan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sedangkan ukuran kesejahteraan masyarakat. sasaran yang membutuhkan layanan (Depkes RI, 2006).

TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan kesehatan, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan

Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, tergantung pada keberhasilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu ukuran fisik. penduduk (Depkes, 2004). Guna menyukseskan hal tersebut maka

PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. gizi anak balitanya. Salah satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status

BAB 1 PENDAHULUAN. Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang. mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh : VINELLA ISAURA No. BP

BAB I PENDAHULUAN. rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan. perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan suplai makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan strategi pemerintah yang ditetapkan pada kementrian kesehatan untuk. segera dapat diambil tindakan tepat (Mubarak, 2012).

PEMERINTAH KOTA BONTANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS BONTANG SELATAN II Jl. Hayam Wuruk RT.18 No.01 Berbas Tengah Bontang Selatan Telp.

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, UMUR DAN STATUS GIZI BAYI/ BALITA DENGAN KEPATUHAN IBU BERKUNJUNG KE POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period),

BETTY YULIANA WAHYU WIJAYANTI J.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan masyarakat

ISSN: VOLUME XV, No. 1, 2009 LEMBAR BERITA

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. apabila prasyarat keadaan gizi yang baik terpenuhi. Masalah gizi yang sering

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan anak yang berkualitas dapat dilakukan dengan. memenuhi kebutuhan anak. Kebutuhan pada anak tidak hanya meliputi

KUESIONER UNTUK KADER

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS KADER DENGAN KINERJA POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2016.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun menitikberatkan

KERANGKA ACUAN PROGRAM GIZI PUSKESMAS KAMPAR KIRI

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui. Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Senja Tiarfadinda Dosen Pembimbing Tati Harihayati M., S.T., M.T.

EVALUASI DAN TINDAK LANJUT TERHADAP PELAKSANAAN KEGIATAN. No Program Indikator Kegiatan evaluasi Rencana Tindak lanjut 1 Kesehatan Ibu

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa yang membutuhkan perhatian lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan oleh pita warna hijau muda sampai hijau tua.

BAB I PENDAHULUAN. suatu wadah atau tempat yang memberikan pelayanan secara cepat dan murah,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh: DELIFIANI HIDAYATI J

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

Jakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Posyandu merupakan garda depan kesehatan balita dimana pelayanan yang diberikan posyandu sangat dibutuhkan untuk memberikan kemudahan dan keuntungan bagi kesehatan masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat. Sasaran pelayanan kesehatan di Posyandu adalah seluruh masyarakat terutama bayi, anak balita, ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui serta Pasangan Usia Subur (PUS). Kegiatan Posyandu terdiri dari Kesehatan Ibu dan Anak, upaya pengembangan kualitas sumber daya manusia dengan mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara merata apabila system pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti Posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efesien serta dapat menjangkau semua sasaran yang membutuhkan layanan tumbuh kembang anak, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui dan PUS. 1 Pertumbuhan dan perkembangan balita apabila tidak dipantau dengan baik dan mengalami gangguan tidak akan dapat diperbaiki pada periode selanjutnya. Sehingga perlu dilakukan pemantauaan pertumbuhan rutin pada pertumbuhan balita sehingga dapat terdeteksi apabila ada penyimpangan pertumbuhan dan dapat dilakukan penanggulangan sedini mungkin sehingga tidak terjadi gangguan pada proses tumbuh kembang balita. Menurut Depkes RI, 2006 bahwa 16% balita Indonesia mengalami gangguan perkembangan, baik perkembangan motorik halus dan kasar, gangguan pendengaran, kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara. 2,6 Posyandu merupakan layanan kesehatan masyarakat, salah satu indikator yang digunakan dalam pengukuran pelaksanaan posyandu ini antara lain frekuensi kunjungan (penimbangan)

setiap bulan yang bila teratur akan ada 12 kali penimbangan balita setiap tahun. Tujuan penimbangan balita tiap bulan yaitu untuk memantau pertumbuhan balita sehingga dapat sedini mungkin diketahui penyimpangan pertumbuhan balita. Akan tetapi saat ini keaktifan ibu dalam memonitoring pertumbuhan anaknya mengalami penurunan, sehingga tidak semua posyandu dapat berfungsi setiap bulannya dan kurang dari 12 kali kunjungan setiap tahunnya. Adanya kasus penyimpangan pertumbuhan balita yaitu kejadian gizi buruk yang bermunculan diseluruh wilayah Indonesia salah satunya diakibatkannya penurunan pemantauan pertumbuhan di posyandu. 1,3 Salah satu faktor yang mendorong penurunan pemantauan pertumbuhan balita di posyandu adalah karena ketidaktahuan ibu terhadap manfaat menimbangkan anaknya di Posyandu. Oleh sebab itu pemerintah Republik Indonesia menghimbau untuk segera menghidupkan posyandu kembali sampai ke desa, karena posyandu merupakan garda terdepan dalam memonitor pertumbuhan balita. 1 Keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN dimana (S) merupakan seluruh jumlah balita di wilayah kerja posyandu, (K) jumlah semua balita yang memiliki KMS, (D) balita yang ditimbang, (N) balita yang berat badannya naik. Dari data D/S tergambar baik atau kurangnya peran serta masyarakat dalam penggunaan posyandu. 1. Pertumbuhan balita yang baik apabila beratnya naik tiap bulan. Menurut data dari Indonesian family life survey atau IFLS menunjukkan keaktifan masyarakat dalam melakukan monitoring perkembangan balita mengalami penurunan dimana terjadi penurunan sebesar 12% terhadap penggunaan posyandu dalam rentang tahun1997-2007. Pemantauan pertumbuhan balita dilakukan untuk melihat tingkat perkembangan dan pertumbuhan balita. 1 Berdasarkan laporan tahunan 2010 Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar, penimbangan bulanan merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh setiap posyandu, untuk memantau pertumbuhan balita setiap bulan. Indikator yang digunakan untuk melihat pencapaian

penimbangan setiap bulan adalah dengan menggunakan 3 indikator, yaitu D/S yang bertujuan untuk melihat partisipasi masyarakat. Pencapaian D/S pada tahun 2010 (67,8%) angka ini lebih tinggi dari target yang ditetapkan yaitu 65%. Jika dibandingkan dengan tahun 2009 pencapian tahun 2010 juga lebih tinggi, dimana pencapaian pada tahun 2009 58%. 4 Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar, dari 20 Kabupaten/Kota yang ad di Provinsi Sumatera Barat, Kab. Sijunjung merupakan salah satu Kab yang pencapaian D/S yang kurang mencapai target yaitu sebesar 63,3% dimana target nasional untuk cakupan penimbangan balita D/S adalah 75%. Indikator selanjutnya yaitu N/D yang digunakan untuk melihat pencapaian program. Pencapaian N/D untuk tahun 2010 (88,1%) lebih tinggi dari target yang telah ditetapkan yaitu 80%. 4 Indikator terakhir yaitu BGM/D yang digunakan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap memburuknya keadaan gizi balita. Taget yang ditetapkan adalah 3%. Pencapaian Sumbar untuk BGM/D adalah 1,5% jauh dibawah target. Cakupan yang diperoleh oleh Kab. Sijunjung hanya 1,3%, ini jauh dibawah dari target yang ditetapkan, hal ini perlu diwaspadai karena tingginya angka BGM/D kemungkinan untuk munculnya kasus gizi buruk semakin banyak. 4 Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan suatu sarana dengan pemberdayaan masyarakat lintas sektor unt\uk ikut aktif dalam meningkatkan derajat kesehatan, juga merupakan salah satu bentuk upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) yang paling dikenal dengan strata yaitu 1) Pratama, 2) Madya, 3) Purnama, dan 4) Mandri. Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Sijunjung menyebutkan jumlah posyandu pada tahun 2009 di Kabupaten Sijunjung sebanyak 283 buah dan pada tahun 2010 jumlah posyandu 283 buah dan pada tahun 2011 berjumlah 287. 4

Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Sijunjung, dari 20.552 balita yang ada di Kabupaten Sijunjung tahun 2009 diperoleh cakupan penimbangan balita(d/s) sebesar 61,68%. Sebanyak 77% dari jumlah balita yang ditimbang tersebut dengan berat badan naik dan 2,27% merupakan bawah garis merah (BGM). Pada tahun 2010 dengan jumlah balita sebanyak 20.551 diperoleh jumlah cakupan D/S sebesar 65,3% atau meningkat dari tahun 2009 61,68%. Sebanyak 75,7% dari jumlah balita yang ditimbang tersebut dengan berat badan naik dan 1,8% dibawah garis merah (BGM) menurun jika dibanding pada tahun 2009 sebesar 2,27%. Pada tahun 2011 dengan jumlah balita sebesar 21.069 diperoleh jumlah cakupan D/S sebesar 68,9% yang jauh meningkat dari tahun 2010 sebesar 61,68%. 5 Berdasarkan studi pendahuluan mendapatkan informasi dan data, dari 8 kecamatan dan 12 puskesmas yang ada di Kabupaten Sijunjung, Kecamatan Sijunjung memperoleh persentase yang rendah mengenai cakupan penimbangan balita dan mengalami penurunan dalam 3 tahun terakhir yaitu pada tahun 2009 D/S sebesar 57% dengan jumlah balita sebanyak 2.216, pada tahun 2010 D/S sebesar 51% dengan jumlah balita sebanyak 2476, dan pada tahun 2011 D/S sebesar 49% 2.557 jumlah balita, ini jauh dari target yang ditetapkan yaitu 75%. Dari 2.557 jumlah balita terdapat 105 kasus BGM dengan persentase 0,7% dan ini melebihi target yang ditetapkan yaitu 0,5%. 5 Hal ini sangat memprihatikan karena semakin menurunnya partisipasi ibu balita dalam membawa anaknya ke posyandu untuk ditimbang, ini bisa berakibat buruk untuk perkembangan anak balita, karena penimbangan merupakan salah satu cara untuk mengetahui status gizi anak dan untuk menilai perkembangan fisik anak. Disamping kegiatan penimbangan balita, juga diikuti dengan pemberian imunisasi pada bayi dan balita, pemberian makan tambahan (PMT), serta penyuluhan kepada ibu balita. 18 Kegiatan di atas merupakan salah satu upaya untuk mengetahui status gizi anak dan perkembangan fisik anak. Untuk mewujudkannya sangat memerlukan partisipasi masyarakat

agar posyandu dapat melaksanakan fungsi dasarnya sebagai unit pemantau tumbuh kembang anak, serta menyampaikan pesan kepada ibu sebagai agen pembaharuan dan anggota keluarga yang memiliki bayi dan balita dengan mengupayakan bagaimana memelihara anak secara baik yang mendukung tumbuh kembang anak sesuai potensinya. 2 Kondisi prilaku ibu balita yang masih bermasalah terkait dengan teori Green, dimana pendidikan, pengetahuan dan sikap berhubungan dengan prilaku seseorang orang terhadap tingkat kesehatannya. Hal ini diakibatkan karena sebagian besar mata pencarian masyarakat di Kabupaten Sijunjung adalah berdagang dan bertani. Sehingga mereka tidak terlalu mementingkan pendidikan tinggi, karena telah memiliki lahan untuk berusaha dari generasi ke generasi, dan sebagian besar dari mereka tidak mampu menamatkan pendidikan sampai ke jenjang pendidikan yang bisa dikategorikan tinggi dan ini sangat berpengaruh terhadap prilaku mereka terhadap kesehatannya. Mereka mendefinisikan bahwa posyandu hanyalah kegiatan untuk menimbang bayi dan balita saja tanpa memikirkan kegunaannya bagi perkembangan bayi dan balitanya, prilaku ini disebabkan karena pengetahuan mereka yang masih rendah. 27 Berdasarkan penelitian Sitti Noviyanti (2010), mengatakan bahwa pendidikan ibu balita mempunyai hubungan bermakna terhadap partisipasi ibu untuk membawa anaknya ke posyandu, menurut penelitian Cici (2010) mengatakan bahwa pengetahuan ibu balita mempunyai hubungan terhadap partisipasi ibu untuk membawa anaknya ke posyandu, dan menurut Wahyuni (2009) mengatakan bahwa sikap ibu balita mempunyai hubungan terhadap partisipasi ibu untuk membawa anaknya ke posyandu. 23,24,25 Berdasarkan uraian diatas tercermin adanya partisipasi masyarakat untuk memanfaatkan posyandu masih kurang. Sehingga saya tertarik untuk mengambil penelitian dengan judul Hubungan Pendidikan, Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita dengan Partisipasi Ibu dalam Membawa Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Sijunjung Tahun 2012.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimana Hubungan Pendidikan, Pengetahuan dan SikapIbu Balitadengan Partisipasi Ibu dalam Membawa Balita ke Posyandu diwilayah Kerja Puskesmas Sijunjung Tahun 2012. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan Hubungan Pendidikan, Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita dengan Partisipasi Ibu dalam Membawa Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Sijunjung Tahun 2012. 1.3.2. Tujuan Khusus 1) Diketahui distribusi frekuensi partisipasi ibu balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sijunjung Tahun 2012. 2) Diketahui distribusi frekuensi pendidikan ibu balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sijunjung Tahun 2012. 3) Diketahui hubungan pengetahuan ibu balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sijunjung Tahun 2012. 4) Diketahui hubungan sikap ibu balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sijunjung Tahun 2012.

5) Diketahui hubungan pendidikan ibu balita dengan partisipasi ibu dalam membawa balita ke posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Sijunjung Tahun 2012. 6) Diketahui hubungan pengetahuan ibu balita dengan partisipasi ibu dalam membawa balita ke posyandudi Wilayah Kerja Puskesmas sijunjung Tahun 2012. 7) Diketahui hubungan sikap ibu balita dengan Partisipasi Ibu dalam membawa balita ke posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Sijunjung Tahun 2012. 1.4. Manfaat Penelitian 1) Bagi Peneliti Menambah wawasan berpikir peneliti dalam ilmu kesehatan masyarakat khususnya masalah partisipasi ibu balita dalam penimbangan balita dan menambah keterampilan dalam meneliti. 2) Bagi Institusi Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas dan Dinas Kesehatan agar dapat meningkatkan kesadaran dan derajat kesehatan masyarakat. 3) Bagi Instansi Tersedianya informasi bagi pimpinan Puskesmas Sijunjung tentang Hubungan Pendidikan, Pengetahuan, dan sikap Ibu Balita dengan Partisipasi Ibu dalam Membawa Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Sijunjung Tahun 2012.