BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran/diklat di SMK bidang teknologi dan industri

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas EPU 1 SMK Negeri

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN JAJANAN SEHAT DAN RAMAH LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SOSIAL PESERTA DIDIK

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan lingkungan hidup adalah suatu proses dimana terdapat

2015 PENERAPAN NILAI-NILAI KEWIRAUSAHAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DALAM PEMBELAJARAN IPS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan lingkungan hidup. Afandi (2013) mengatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia

BAB I PENDAHULUAN. Kepedulian terhadap lingkungan saat ini hanya dimiliki oleh segelintir

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Pasal 1 Ayat (2) Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

2016 IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBUD AYA LINGKUNGAN D AN PED ULI LINGKUNGAN WARGA SEKOLAH D I SMA NEGERI 9 BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Afifudin, 2013

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. pengembangan green behavior pada siswa melalui penggunaan media audio

Kata Kunci : Sikap Peduli Lingkungan, Metode Tugas, Pembelajaran IPS

BAB I PENDAHULUAN. kini, dan pendidikan berkualitas akan muncul ketika pendidikan di sekolah juga

T, 2015 PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS

Oleh: DWI HARYATI K

2015 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGETAHUAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS SD

I. PENDAHULUAN. Istilah pembelajaran dalam dunia pendidikan merupakan salah satu aspek

RANI DIANDINI, 2016 PENDAPAT SISWA TENTANG PELAKSANAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN TATA HIDANG DI SMK NEGERI 2 BALEENDAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mengimplementasikan nilai karakter dalam berjalannya kegiatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2015 PERANAN PROGRAM ADIWIYATA DALAM MEMBINA KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN SISWA DI SMP NEGERI 6 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan yang ada disekitarnya.kepekaan tersebut dapat berbentuk sebuah

Surat Ijin Penelitian dari SDN 2 Tegowanu Wetan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas dan mempunyai daya saing tinggi sangat diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sarana penunjang dan (5) sistem administrasi. Kelima faktor tersebut ada di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruh terjadinya Global warming yang terjadi pada saat ini. Hal ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran, kerusakan lingkungan serta sumber daya dan konservasi.

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

PARTISIPASI GURU DALAM MENUMBUHKAN RASA PEDULI TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DI SMP NEGERI 2 PAPAR KABUPATEN KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI

UPAYA PENGEMBANGAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH DI SMK KAWASAN SURABAYA BARAT

PENINGKATAN PERILAKU DISIPLIN BELAJAR SISWAMELALUI TEKNIK REINFORCEMENT POSITIF DALAM PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mei Indah Sari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berakhlak mulia dan mampu menempatkan dirinya dalam situasi apapun. Karakter

BAB I PENDAHLUAN. A. Latar Belakang Masalah. Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan

BAB V PENUTUP. peduli lingkungan siswa SMAN 4 Kendari. Pihak sekolah menyadari bahwa

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Septi Rotari, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

M, 2016 PENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING MENGGUNAKAN MEDIA FLIP CHART DALAM PEMBELAJARAN IPS

Mulai. Sistem Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik. Formulasi Masalah. Menentukan Tujuan sistem. Evaluasi Output dan Aspek

BAB I PENDAHULUAN. potensi yang dimiliki oleh siswa. Melalui pendidikan diharapkan bangsa ini dapat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Hubungan Krisis Lingkungan Hidup dengan Krisis Nilai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neni SUharjani, 2014

BAB I PENDAHULUAN. begitu menggema di masyarakat dunia, termasuk juga di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SMP NEGERI 7 SALATIGA ARTIKEL TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Pendidikan menurut Undang-undang tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Mada University Press, 2009), hlm Juli Soemirat Slamet, Kesehatan Lingkungan (Yogyakarta: Gadjah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Menengah Pertama

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. Dikutip dari Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, menyatakan bahwa :

GUMELAR ABDULLAH RIZAL,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai peraturan perundang-undangan yang disusun guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan juga merupakan salah satu faktor pendukung maju atau

BAB V ANALISIS DATA. analisis induktif. Analisis induktif yaitu mendeskripsikan fakta-fakta yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya lingkungan semakin

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. beberapa contoh penyumbang terbesar pemanasan global saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. budaya dalam bentuk pola pikir. Sebagai proses transformasi, sudah barang tentu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Moh Dendy FB,2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

ADIWIYATA MEWUJUDKAN SEKOLAH YANG BERBUDAYA LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran akan kepedulian adalah suatu keadaan ketika seseorang merasa, mengetahui dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di

Korelasi Kualitas Pembelajaran Geografi dan Hasil Belajar terhadap Sikap Peduli Lingkungan Siswa Kelas XII IPS SMAN 1 Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian menurut Nana Sudjana menekankan kepada cara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan belajar yang bersih sangat mendukung ketertiban dan kenyamanan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Berbeda halnya dengan pelajar yang memiliki sebuah lingkungan belajar yang kotor, tentunya akan menimbulkan kemalasan bahkan terjangkit penyakit. Pada saat memulai proses belajar mengajar terkadang ruangan kelas nampak kotor, sehingga guru akan menyuruh siswa untuk membersihkannya terlebih dahulu. Hal ini apabila terus menerus dilakukan maka akan mengganggu waktu belajar. Oleh karena itu, perlu menanamkan kepedulian dan kesadaran kepada siswa untuk dapat menjaga lingkungannya. Hal ini merupakan salah satu aspek pengembangan green behaviour yang menjadi tujuan dari penelitian ini. Secara geografis letak SMPN 16 Bandung berada di Jalan P.H.H. Mustafa 53 Neglasari, Cibeunying Kaler, Kota Bandung. Sekolah ini berada tepat di pinggir jalan raya yang ramai dan merupakan jalan utama. Halaman sekolah terletak di depan jalan dan digunakan untuk lapangan olahraga dan kantin. Berdasarkan hasil observasi awal pada tanggal 19 September 2013 terlihat keadaan lingkungan yang kurang bersih. Sampah-sampah berserakan baik di lingkungan sekolah maupun didalam ruangan kelas. Selain itu, di dalam laci bawah meja penuh oleh sampah kertas ataupun sampah bekas bungkus makanan. Padahal banyak slogan yang tertulis tentang kebersihan, seperti Jagalah Kebersihan dan Buanglah Sampah Pada Tempatnya. Akan tetapi, semua itu terkadang dilanggar oleh sebagian siswa yang tidak peduli. Slogan-slogan tersebut hanya menjadi hiasan dan tanpa dipedulikan, padahal isi dari slogan tersebut sangatlah penting. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran akan lingkungan. Hal ini pula yang mendorong peneliti memilih sekolah ini sebagai lokasi penelitian,

2 dengan harapan sikap green behaviour siswa dapat meningkat karena begitu pentingnya menjaga kebersihan sekolah. Manusia sebagai makhluk sosial seharusnya peka terhadap permasalahan lingkungan yang terjadi misalnya, ketika ruangan kelas yang ditempati terlihat kotor, banyaknya sampah bekas kemasan makanan menumpuk dan sampah yang berserakan dimana saja. Padahal, lingkungan merupakan salah satu hal yang penting karena menyediakan segala kebutuhan hidup manusia. Akan tetapi, ketika kebutuhan manusia tidak terbatas, sebaliknya alam memiliki keterbatasan. Jika manusia hanya mementingkan kebutuhannnya yang tidak terbatas itu, maka akan mengalami kerusakan apabila tidak diimbangi dengan kelestarian. Oleh karena itu, perlu ditanamkan sikap dan nilai peduli lingkungan kepada peserta didik dengan cara diberikannya kesempatan untuk mengidentifikasi masalah, memecahkan masalah dan membuat upaya agar dapat mengurangi permasalahan tersebut. Keadaan lingkungan yang tidak bersih merupakan salah satu penyebab terjadinya kerusakan pada lingkungan. Apabila lama-kelamaan permasalahan ini dibiarkan maka akan semakin memburuk dan memprihatinkan. Kurangnya pemahaman dan kesadaran akan lingkungan dapat berakibat pada kerusakan lingkungan. Seperti yang dikemukakan oleh Capra dalam bukunya yang berjudul Jaring-Jaring Kehidupan (2002, hlm. 11-12) bahwa: Pada akhir abad ke-20, masyarakat dunia dihadapkan pada serangkaian masalah global yang membahayakan masa depan planet bumi. Ancaman ini sangat mengejutkan karena terjadi dalam waktu yang singkat serta tidak dapat dikembalikan pada wujud semula (irreversible). Isu utama dan dominan adalah masalah lingkungan hidup. Kekhawatiran itu mesti ditanggapi dengan kerja keras dan pemikiran yang komprehensif, sistemik dan berdimensi futuristik. Dari sebab itu, tidak hanya menyangkut hajat hidup manusia sekarang, tetapi juga berkenaan dengan generasi mendatang. Setelah melakukan observasi awal peneliti kembali melakukan observasi yang kedua yaitu pada tanggal 3 Februari 2014. Dari penelitian tersebut terlihat keadaan lingkungan yang sudah lumayan bersih dan sudah ada pepohonan di beberapa tempat. Pada bulan Maret 2014 SMPN 16 Bandung mulai melakukan perintisan sebagai sekolah Adiwiyata yang menjadi sekolah binaan SMPN 2

3 Bandung. Sekolah Adiwiyata merupakan sekolah yang peduli terhadap lingkungan. Akan tetapi di SMPN 16 Bandung masih terlihat banyak tumpukan sampah-sampah botol bekas makanan, dan minuman yang sudah tidak terpakai berserakan. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya untuk menumbuhkan sikap kepedulian akan lingkungan. Salah satunya yaitu melalui proses pembelajaran IPS yang diberikan di SMP berawal dari kepedulian akan lingkungan sekolah, lalu diharapkan dapat memecahkan masalah yang ada di lingkungan masyarakat. Pembelajaran IPS harus dapat mempersiapkan peserta didik untuk mampu berfungsi di masyarakat. Menurut Sumaatmadja (1980, hlm. 11) bahwa, pada dasarnya IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan materinya, memenuhi kebutuhan budayanya, kebutuhan kejiwaannya, pemanfaatan sumber daya yang ada dipermukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya, dan lain sebagainya yang mengatur serta mempertahankan kehidupan masyarakat manusia. Jadi, IPS merupakan pembelajaran yang berkaitan dengan kehidupan manusia sehari-hari. Salah satu upaya untuk menumbuhkan kesadaran akan lingkungan yaitu melalui pendidikan ecopedagogy. Melalui pendekatan ecopedagogy tersebut kemudian diintegrasikan dalam pembelajaran IPS dalam bentuk pengembangan perilaku peduli pada lingkungan, yang kemudian disebut dengan green behaviour. Sikap green behaviour yang harus dimiliki oleh siswa yaitu diantaranya siswa tidak lagi membuang sampah sembarangan dan melakukan pemilahan antara organik dan anorganik. Siswa dapat menghemat kertas, diet kantung plastik dan membawa botol minuman sendiri. Juga sikap lainnya seperi, mematikan listrik saat tidak digunakan, mampu menegur orang yang tidak bersikap ramah lingkungan dan lain-lain. Berdasarkan hasil observasi ke- 2 di SMPN 16 Bandung kelas VII-1, terdapat berbagai macam permasalahan. Pertama, di luar ruangan kelas terdapat sampah-sampah botol minuman dan sampah-sampah lainnya yang berserakan begitu saja. Kedua, dalam pembelajaran IPS di kelas, guru sudah menggunakan

4 metode belajar yang variatif akan tetapi dalam memberikan tugas masih yang bersifat hafalan. Seharusnya, guru mampu memberikan tugas yang bermakna dan mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Oleh karena itu, salah satu upaya yang perlu dilakukan oleh guru IPS agar pembelajaran tidak hanya menekankan pada aspek kognitif saja. Tentunya harus dapat memilih model pembelajaran yang tepat dan dianggap mendukung dalam pembelajaran IPS. Untuk memperbaiki kondisi di atas peneliti bermaksud mengkaji lebih jauh bagaimana menerapkan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) untuk pengembangan green behaviour siswa kelas VII-1 SMPN 16 Bandung. Bern dan Ericson (Komalasari, 2010, hlm. 70) menegaskan bahwa pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) merupakan model pembelajaran yang memusatkan pada prinsip dan konsep utama suatu disiplin, melibatkan siswa dalam memecahkan masalah dan tugas penuh makna lainnya, mendorong siswa untuk bekerja mandiri membangun pembelajaran dan pada akhirnya menghasilkan karya nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning) cukup potensial untuk memenuhi tuntutan pembelajaran. Model pembelajaran berbasis proyek membantu siswa dalam belajar: (1) pengetahuan dan keterampilan yang kokoh dan bermakna guna (meaningfull use) yang dibangun melalui tugas-tugas dan pekerjaan yang otentik. (2) memperluas pengetahuan melalui keotentikan kegiatan kurikuler yang terdukung oleh proses kegiatan belajar melakukan perencanaan (designing) atau investigasi yang open-ended, dengan hasil atau jawaban yang tidak ditetapkan sebelumnya oleh perspektif tertentu dan (3) dalam proses membangun pengetahuan melalui pengalaman dunia nyata dan negoisasi kognitif antarpersonal yang berlangsung di alam suasana kerja kolaboratif (Sumiran, 2009, hlm. 20). Jadi, melalui model pembelajaran berbasis proyek ini siswa diharapkan selain menjadi aktif, kreatif juga dapat menghasilkan sebuah hasil karya yang menunjukan kepedulian akan lingkungan. Dari hasil karya yang dibuat tersebut diharapkan dapat juga memberikan nilai guna dan nilai ekonomi. Dalam mempraktikkan pengembangan green behaviour melalui model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) peserta didik diberikan

5 pendidikan nilai yaitu moral knowing, moral feeling dan moral action. Pada tahap moral knowing guru membekali siswa dengan memberikan pengetahuan awal mengenai green behaviour. Selanjutnya, pada tahap moral feeling guru memberikan pengaruh dan pembekalan nilai-nilai yang ramah lingkungan dan sikap green behaviour. Terakhir, pada tahap moral action diharapkan siswa mampu memberikan sebuah karya atau produk. Moral action merupakan wujud nyata dari moral knowing dan moral feeling. Sesuai dengan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul sebagai berikut : Pengembangan Green Behaviour Peserta Didik Pada Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) di Kelas VII-1 SMPN 16 Bandung. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, permasalahan yang menjadi fokus penelitian tindakan kelas ini perlu dirumuskan agar arah dan pembahasannya menjadi jelas. Maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana perencanaan tahap-tahap pembelajaran pengembangan green behaviour dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran pengembangan green behaviour dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek? 3. Bagaimana kendala-kendala yang terjadi dalam proses pembelajaran dalam pengembangan green behaviour siswa melalui model pembelajaran berbasis proyek? C. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah, tujuan penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengembangkan perilaku hijau atau green behaviour pada pembelajaran IPS khususnya siswa kelas VII-1 SMPN 16 Bandung. Agar mereka dapat menghasilkan sebuah karya hasil dari pengetahuannya.

6 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan yang dirumuskan oleh peneliti, diantaranya adalah: 1. Mengetahui perencanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis proyek untuk pengembangan green behaviour peserta didik. 2. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran pengembangan green behaviour dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek. 3. Mengetahui kendala-kendala yang terjadi dalam proses pembelajaran dalam pengembangan green behaviour siswa melalui model pembelajaran berbasis proyek. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi pesera didik Mendapatkan pembelajaran IPS yang lebih bermakna dan menyenangkan sebagai bekal kehidupannya di masyarakat khususnya dalam pengembangan green behaviour. 2. Bagi guru Membantu mengatasi permasalah pembelajaran IPS yang sedang dihadapi dan untuk menambah wawasan serta keterampilan untuk menerapkan pembelajaran IPS. 3. Bagi sekolah Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti dapat memberikan pengetahuan mengenai seberapa efektif pengembangan green behaviour peserta didik melalui model pembelajaran berbasis proyek ini diterapkan dalam pembelajaran IPS khususnya bagi siswa yang berada di sekolah yang diteliti dan umumnya bagi sekolah yang lain. 4. Bagi Peneliti Sebagai bahan dasar dalam melakukan penelitian lanjutan.

7 E. Sistematika Penulisan Bab I membahas pendahuluan. Bab ini menguraikan kerangka pemikiran yang berkaitan dengan latar belakang masalah, fokus masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan dan maksud dari penelitian dan manfaat penelitian dari pemilihan masalah tersebut. Bab II membahas tinjauan pustaka. Bab ini peneliti memaparkan kajian yang akan dipakai serta dijadikan acuan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Kajian pustaka ini meliputi pengertian lingkungan, hubungan IPS dengan lingkungan, permasalahan lingkungan dan kaitannya dengan IPS, pengelolaan lingkungan hidup, pengertian green behaviour, pentingnya green behaviour diberikan di SMP, pengertian model pembelajaran berbasis proyek, tahap-tahap model pembelajaran berbasis proyek dan kelebihan serta kendala pembelajaran berbasis proyek. Bab III membahas metode penelitian. Bab ini menguraikan tentang metode yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini, yaitu penelitian kualitatif dengan pendekatan penelitian tindakan kelas. Peneliti akan melakukan pengamatan secara langsung dalam proses penelitian dengan melakukan kolaborasi dengan guru mitra yang mengajar di SMPN 16 Bandung. Selain itu, peneliti akan melakukan analisis dokumentasi berupa hasil yang ditemukan di lapangan yang sesuai pada penelitian tindakan yang diharapkan. Bab IV membahas pembahasan hasil penelitian. Hasil peneltian yang akan dideskripsikan antara lain perencanaan tindakan pembelajaran, deskripsi pelaksanaan siklus dan tindakan pembelajaran, observasi tindakan siklus, deskripsi data angket dan analisis dan refleksi hasil penelitian tindakan. Bab V membahas kesimpulan. Bab ini akan menguraikan secara singkat hasil temuan yang dihasilkan oleh peneliti sehingga mampu menjawab pertanyaan penelitian yang berkenaan dengan pengembangan green behaviour siswa melalui model pembelajaran berbasis proyek. Proses pembelajaran dilakukan mulai dari

8 perencanaan, langkah-langkah, sampai kepada kendala-kendala yang ditemukan oleh peneliti pada saat penelitian tindakan kelas.