BAB I PENDAHULUAN. tahun 2013). Adapun sektor-sektor yang termasuk ke dalam industri minuman

dokumen-dokumen yang mirip
2016 ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN HYDRO COCO DENGAN MENGGUNAKAN METODE EPIC MODEL UNTUK MENINGKATKAN BRAND AWARENESS:

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. No Industri Market Size (dalam triliun)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan populasi manusia yang semakin meningkat telah membuat

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini telah mengakibatkan persaingan di antara berbagai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. cepat. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan perusahaan baik dari

I. PENDAHULUAN. [28 Februari 2011] 1 Makanan dan Minuman

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya pesaingan dalam era globalisasi sekarang ini, semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. pasar Indonesia. Minuman Isotonik Pocari Sweat merupakan minuman Isotonik

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung. alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang

perkembangan industri makanan dan minuman secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri di Indonesia sedang berkembang dengan pesatnya. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menggunakan produk atau jasa dari perusahaan. harus mampu menciptakan, memelihara, melindungi dan membangun image

BAB I PENDAHULUAN. maksimal untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang bersifat heterogen.

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan merek minuman dalam kemasan yang beredar di pasar. Iklim indonesia

I. PENDAHULUAN. Olah raga merupakan suatu gaya hidup sehat yang harus dibiasakan sejak kecil agar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan berusaha menyusun strategi pemasaran yang dapat. kebanyakan di antaranya menggunakan media media yang sama dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. cairan tubuh yang hilang karena aktivitas sehari-hari. Cairan isotonik adalah suatu

kegiatan below the line seperti selling and sampling product, event sponsorship, dan branding and merchandising karena dinilai lebih efektif dan lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan semakin berkembang. Hal tersebut terjadi seiring dengan pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan Negara yang potensial dalam memasarkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada masa ini persaingan bisnis di dunia pemasaran semakin

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung

PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PADA MINUMAN ISOTONIK POCARI SWEAT DI SURABAYA SKRIPSI. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menyebabkan terjadinya perdagangan bebas yang

BAB IV PENUTUP. 1.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan predikat investment grade level. Kedua, pendapatan perkapita yang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 dan reformasi sosial

BAB I PENDAHULUAN. banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi konsumen. Terciptanya

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara industri minuman, kategorinya sangatlah banyak, mulai dari minuman

BAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan paradigma lama dalam

I. PENDAHULUAN. Ekuitas merk sangat berperan dalam memberikan nilai kepada pelanggan dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatkan kegiatan komunikasi pemasaran terpadu. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Market Size No. Industri Telekomunikasi 27% 30%

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ialah berkurangnya jumlah ion dan vitamin di dalam tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. bisnis restoran dan rumah makan tumbuh subur. Perkembangan bisnis kuliner di. tajam, Indonesia menjadi pasar yang potensial.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tropis menjadi salah satu penyebab masyarakat banyak

BAB I PENDAHULUAN. Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, ransangan, atau kombinasi. Merek

BAB 1 PENDAHULUAN. maka keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan besar pula.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Menjalankan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2008, berbagai sektor industri mengalami tantangan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun perusahaan yang tidak sejenis. Setiap perusahaan harus mampu

PENGARUH BEBERAPA VARIABEL TERHADAP PREFERENSI MEREK MINUMAN ISOTONIK POCARI SWEAT DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

Promosi adalah suatu kegiatan bidang marketing yang merupakan komunikasi yang dilaksanakan perusahaan kepada pembeli atau konsumen yang memuat

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. maka akan semakin kuat persaingan yang terjadi. Untuk mampu bersaing dalam pasar

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... xxiii DAFTAR GAMBAR... xxv DAFTAR LAMPIRAN... xxvii

BAB I PENDAHULUAN. konsumen karena dipengaruhi oleh daya beli, begitu juga dengan dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Awal September 2015, pemerintah menerbitkan paket kebijakan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. untuk dikenali oleh konsumen. Selain itu juga tentang seberapa besar daya tariknya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut setiap orang untuk dapat berpikiran maju. Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi ini turut memicu

BAB I PENDAHULUAN. arah pasar konsumen artinya kondisi pasar di tangan konsumen. Konsumen. bebas menggunakan uang yang dimilikinya serta bebas untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bandung merupakan sebuah kota yang sedang berkembang. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dihubungi di manapun berada menyebabkan telepon selular menjadi suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1: Populasi wanita Indonesia tahun Sumber: Pefindo Equity dan Index Valuation Division, 2012

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis merupakan salah satu jenis lingkungan yang harus selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan PDB Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Berawal dari kebutuhan manusia yang beraneka ragam, perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dengan memanfaatkan globalisasi serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (beranda.miti.or.id)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi persaingan usaha yang semakin meningkat membuat perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk meningkatkan kualitas produk masing-masing. Perubahan konsep

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Hal tersebut ditandai dengan perkembangan teknologi telekomunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. produknya. Promosi yang merupakan langkah dari perusahaan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. sama peran brand akan semakin penting. Dengan demikian brand saat ini

MODUL PERKULIAHAN. 1. Tujuan Promosi 2. Tipe Promosi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat melakukan pantauan dan evaluasi pada kinerja. hidup perusahaan. Robin & Coutler (2005) menjelaskan bahwa kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan dunia usaha berjalan sangat pesat, banyak bidang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi perdagangan pasar maka. kesuksesan sebuah perusahaan ditentukan oleh kemampuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian dunia masih mencerminkan resiko yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan dagang sangat dibutuhkan dalam memenangkan image suatu

BAB II KAJIAN TEORITIS

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pengolahan dan analisis data dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menentukan strategi pemasaran yang tepat agar usahanya dapat bertahan dan

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri minuman di Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 11% hingga akhir tahun 2013 (Kementerian Perindustrian Republik Indonesia hingga tahun 2013). Adapun sektor-sektor yang termasuk ke dalam industri minuman yaitu minuman jus, minuman beralkohol, minuman berkarbonasi, minuman isotonik, minuman berenergi, dan varian minuman dalam kemasan seperti teh, kopi dan susu. Industri minuman isotonik di Indonesia terus mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Data yang diperoleh dari Asosiasi Industri Minuman Ringan produksi minuman isotonik sebesar 170.997.628 liter hingga akhir tahun 2013, meningkat sebesar 15% dari tahun sebelumnya dan ini merupakan pertumbuhan tertinggi di antara industri lain dalam pasar minuman di Indonesia. Pertumbuhan ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut. TABEL 1.1 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MINUMAN ISOTONIK TAHUN 2008-2013 Tahun Kapasitas Produksi Nilai (Rp) Pertumbuhan (%) (Liter) 2008 74.825.680 1,1 Triliun 2009 86.049.532 1,2 Triliun 2010 103.259.438 1,5 Triliun 2011 123.911.325 3,5 Triliun 15 20 % 2012 14.693.590 4,2 Triliun 2013 170.997.628 4,8 Triliun Sumber: Asosiasi Industri Minuman Ringan 2013

2 Pertumbuhan industri isotonik ini disebabkan oleh gaya hidup masyarakat Indonesia saat ini, dimana kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan semakin tinggi. Selain itu, hal ini juga merupakan dampak positif atas pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 di Indonesia. Semakin tinggi produksi, semakin tinggi pula persaingan dalam industri minuman isotonik. Dalam perkembangannya terdapat berbagai produsen minuman isotonik yang bersaing dengan memproduksi berbagai merek minuman isotonik, dan berhasil menjadi pemain besar dalam industri ini. Saat ini konsumen di industri ini dihadapkan oleh berbagai merek minuman isotonik, terlebih banyak merek baru yang bermunculan membuat persaingan di industri ini semakin tinggi. Adapun persaingan industri minuman isotonik dapat diukur dari pangsa pasar (market share) setiap merek perusahaan, market share industri minuman isotonik hingga tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut. TABEL 1.2 MARKET SHARE MINUMAN ISOTONIK INDONESIA Market Share (%) No Perusahaan Merek Produk 2011 2012 2013 1 PT. Amerta Indah Otsuka Pocari Sweat 52,7 56,4 59,5 2 PT. Danone Aqua Mizone 42,1 39,5 39,1 3 PT. Mayora Indah Tbk Vitazone 3,4 1,5 0,9 4 PT. Kalbe Farma Tbk Hydro Coco - 1,2 0,3 Sumber: SWA 15/XXVII/18-27 Juli 2011 SWA 20/XXVIII/20 September-3 Oktober 2013 SWA 19/XXIX/12-25 September 2013 Persaingan di industri ini semakin tinggi karena setiap perusahaan terus berusaha untuk mengkomunikasikan value added dan kelebihan dari merek

3 mereka masing-masing. Pengkomunikasian ini sangat penting dalam membentuk image perusahaan dan menjadi nilai bagi merek itu sendiri. Brand value (nilai merek) merupakan salah satu ukuran keberhasilan kinerja suatu merek, kinerja merek juga menggambarkan kemampuan merek untuk terus tumbuh dan menghasilkan pendapatan bagi perusahaan (Kotler & Keller, 2012:257). Tabel 1.3 di bawah ini menunjukkan brand value (nilai merek) dari setiap merek industri minuman isotonik di Indonesia. TABEL 1.3 BRAND VALUE INDUSTRI MINUMAN ISOTONIK INDONESIA Tahun Brand Value (%) Rata-Rata Brand Value Pocari Mizone Vitazone Hydro (%) Sweat Coco 2011 67,8 63,2 40,5-51,4 2012 61,2 53,3 29,1 26,2 42,5 2013 65,7 53,6 27,6 22,7 41,4 Sumber: SWA 15/XXVII/18-27 Juli 2011 SWA 20/XXVIII/20 September-3 Oktober 2013 SWA 19/XXIX/12-25 September 2013 Semua merek yang ada di industri minuman isotonik mengalami fluktuasi pertumbuhan brand value dari tahun ke tahun. Rata-rata brand value untuk keseluruhan industri minuman isotonik terus berkurang setiap tahunnya, hal ini menandakan bahwa persepsi dan asosiasi konsumen terhadap merek rendah dimana hal ini merupakan pembentuk dari brand image (Keller, 2013:72). Citra merek yang rendah akan berpengaruh pada menurunnya pengetahuan masyarakat terhadap merek (brand knowledge). Hal penting lain yang berpengaruh pada pengetahuan merek yaitu kesadaran merek (brand awareness). Menurut Keller (2013:72) brand awarenes

4 berkaitan dengan kemampuan konsumen dalam mengenali dan mengingat kembali terhadap merek, dimana hal ini dapat diukur dengan kemampuan konsumen dalam mengingat kekuatan merek dalam setiap kondisi yang berbeda. Berikut merupakan data kinerja merek industri minuman isotonik yang dapat mengukur brand awareness dari setiap merek perusahaan, yang dapat dilihat pada Tabel 1.4. TABEL 1.4 KINERJA MEREK MINUMAN ISOTONIK INDONESIA TAHUN 2011-2013 Merek Produk Tom Ad (%) Tom Brand (%) Satisfaction (%) 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 Pocari Sweat 46,0 46,8 52,5 33,0 35,1 42,7 99,4 99,6 100,0 Mizone 42,7 44,6 42,4 35,3 34,2 33,8 98,1 99,1 100,0 Vitazone 4,4 2,5 0,9 3,4 2,3 0,9 100,0 96,4 100,0 Hydro Coco - 1,3 0,8-1,3 0,7-100,0 100,0 Rata-rata 31,03 23,80 23,65 23,90 18,23 18,78 99,17 98,78 100,00 Sumber: SWA 15/XXVII/18-27 Juli 2011 SWA 20/XXVIII/20 September-3 Oktober 2013 SWA 19/XXIX/12-25 September 2013 Top of Mind Advertising industri ini terus mengalami penurunan, hal ini mengindikasikan bahwa awareness masyarakat akan iklan minuman isotonik di Indonesia semakin berkurang. Sedangkan Top of Mind Brand industri ini meningkat, namun hanya sedikit. Hal ini dikarenakan banyaknya produk minuman yang sejenis dengan minuman isotonik yang menyebabkan masyarakat sulit untuk mengidentifikasi dan membedakan produk mana yang termasuk ke dalam industri minuman isotonik. Jika hal ini terus terjadi, maka awareness masyarakat terhadap minuman isotonik akan menurun dan akan berpengaruh pada penurun konsumsi minuman isotonik yang juga akan berdampak kepada

5 penurunan penjualan dan profitabilitas produsen-produsen minuman isotonik di Indonesia. Penurunan brand knowledge industri minuman isotonik juga dapat dilihat dari Top Brand Index survei yang dilakukan oleh Majalah setiap tahunnya. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan tiga parameter yaitu Top of Mind Awareness yaitu didasarkan atas merek yang pertama kali disebut, Last Used yaitu didasarkan atas merek yang terakhir digunakan, dan Future Intention yaitu didasarkan atas merek yang ingin digunakan di masa depan. Top Brand Index minuman isotonik mengalami penurunan dari tahun 2011 hingga tahun 2014. Hal ini mengindikasikan bahwa awareness masyarakat terhadap merekmerek minuman di industi isotonik ini menurun. Penurunan juga terjadi pada tingkat konsumsi masyakarat terhadap minuman isotonik di Indonesia hingga tahun 2014. Keinginan masyarakat untuk mengkonsumsi merek-merek minuman isotonik juga semakin berkurang. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut. Sumber: Majalah Edisi 02 Februari 2011-2014 GAMBAR 1.1

6 TOP BRAND INDEX MINUMAN ISOTONIK TAHUN 2011-2014 Rendahnya tingkat brand awareness dan brand image mengindikasikan bahwa terjadi penurunan brand knowledge terhadap beberapa merek-merek di industri minuman isotonik Indonesia. Pengetahuan merek merupakan salah satu kunci dalam pembentukan customer-based brand equity, jika pengetahuan merek rendah maka tidak akan tercipta customer-based brand equity. Merek-merek dengan customer-based brand equity yang negatif cenderung tidak akan dipilih oleh konsumen, dimana konsumen memiliki reaksi yang kurang terhadap aktivitas marketing yang dijalankan perusahaan dibandingkan dengan merek-merek mereka tidak kenal (Keller, 2013:69). Jika hal ini terus terjadi akan dapat berdampak negatif kepada perusahaan-perusahaan produsen minuman isotonik, yaitu penurunan pendapatan perusahaan yang juga akan berkakibat pada kebangkrutan perusahaan. Customer-based brand equity adalah pendekatan lain dalam pembentukan brand equity. Pendekatan ini dilihat dari perspektif konsumen dan mengenali kekuatan dari merek berdasarkan atas apa yang mereka lihat, baca, dengar, pelajari, pikirkan, dan rasakan tentang merek sepanjang waktu (Kotler & Keller, 2013:256). Berbeda dari pendekatan finansial, customer-based brand equity diukur berdasarkan knowledge (pengetahuan) konsumen terhadap merek. Pengetahuan konsumen merupakan kunci untuk menciptakan ekuitas merek, karena pengetahuan menghasilkan differential effect yang dapat membuat ekuitas merek. (Keller, 2013:69).

7 Pengetahuan konsumen akan menciptakan pembelian sebuah merek, karena konsumen cenderung mengkonsumsi atau membeli produk dengan merek yang sudah mereka kenal, hal ini sesuai dengan hasil survei pra-penelitian yang dilakukan peneliti pada bulan Mei 2014. Survei ini dilakukan terhadap 30 responden yang merupakan pengguna minuman isotonik di Helios Fitness Center Festival Citylink Bandung. Hasil dari pra-penelitian menunjukkan bahwa responden cenderung lebih memilih untuk mengkonsumsi minuman isotonik dengan merek yang sudah mereka ketahui, hal ini dapat dilihat dari Tabel 1.5 berikut. TABEL 1.5 ALASAN RESPONDEN MEMILIH MENGKONSUMSI MINUMAN ISOTONIK NO ALASAN JUMLAH RESPONDEN PERSENTASE (%) 1 Merek sudah familiar 25 83% 2 Produk dan iklannya menarik 22 73% Sumber: Hasil Pra-penelitian 2014 Tabel 1.5 menunjukkan bahwa 25 dari 30 responden memutuskan untuk memilih mengkonsumsi minuman isotonik dengan alasan merek sudah familiar. Selain itu, sebagian besar responden memilih untuk mengkonsumsi minuman isotonik dengan alasan produk dan iklannya menarik. Hal ini mengindikasikan bahwa keputusan konsumen dalam membeli dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki konsumen terhadap merek. Oleh karena itu perusahaan harus mengkomunikasikan merek dengan secara efektif akan tercipta pengetahuan konsumen yang merupakan dasar dari pembentukan customer-based brand equity. Persepsi konsumen terhadap suatu brand tergantung terhadap bagaimana perusahaan dalam menjalankan komunikasi pemasaran (marketing

8 communications). communications adalah bagaimana cara sebuah perusahaan dalam mengiformasikan, mempengaruhi, dan mengingatkan konsumen secara langsung atau tidak langsung tentang produk dan merek yang mereka jual. communications dapat membuat merek perusahaan terhubung dengan orang, tempat, kejadian, merek, pengalaman, perasaan, dan hal lain. Hal ini dapat berkontribusi pada ekuitas merek, dengan membuat merek di memori dan membuat citra merek di benak pelanggan (Kotler & Keller, 2013: 500). Cara dalam komunikasi pemasaran bisa disebut dengan marketing communications mix atau promotional mix. communications mix atau promotional mix adalah seperangkat alat bisnis yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan kelebihan dari produk dan layanan secara efektif kepada konsumen (Karunanithy & Sisevan, 2013:7). Aktivitas komunikasi pemasaran dapat berkontribusi terhadap ekuitas merek dan mendorong penjualan dengan cara menciptakan brand awareness dan brand image di benak konsumen, menciptakan perasaan terhadap merek, juga memperkuat customer loyalty. Menurut Kotler & Keller (2013:500), marketing communications mix memiliki 8 tipe mayor komunikasi, yaitu advertising (periklanan), sales promotion (promosi penjualan), event and experiences (kegiatan dan pengalaman), public relations and publicity (relasi publik dan publisitas), direct marketing (pemasaran langsung), interactive marketing (pemasaran interaktif), word-of-mouth marketing (pemasaran word-of-mouth), dan personal selling (penjualan personal). Tabel 1.6 berikut merupakan program-program yang

9 dilakukan oleh merek-merek minuman isotonik dengan melalui marketing communications mix. TABEL 1.6 PROGRAM MARKETING COMMUNICATIONS MIX MINUMAN ISOTONIK INDONESIA NO MEREK ALAT PROGRAM 1 Pocari Sweat Advertising Sales Promotion Event and Experiences Public Relations dan Publicity Direct Interactive Word-of-Mouth Personal Selling - Iklan Televisi - Iklan Media Cetak - Iklan Billboard - Hadiah Pocarian+ - Sponsorship - Pocari Swear Run 2014 2 Mizone Advertising - Iklan Televisi - Iklan Media Cetak - Iklan Billboard - Website www.pocarisweat.co.id - Twitter (@PocariID) dan Facebook (PocariID) - Penyebaran informasi mulut-ke-mulut secara offline maupun online seperti sosial media - Sales promotion girl di supermarket maupun berbagai event. Sales Promotion - Undian berhadiah mobil Cooper dan tiket ke Brazil Event and - Sponsorship Experiences Public Relations - Minang Bike 2014 dan Publicity Direct - Website www.mizone.co.id Interactive - Twitter (@mizoneid) dan Facebook (Mizone 100%) Word-of-Mouth - Penyebaran informasi mulut-ke-mulut secara offline maupun online seperti sosial media Personal Selling - Sales promotion girl di supermarket maupun berbagai event. 3 Vitazone Advertising - Iklan Televisi - Iklan Media Cetak Sales Promotion - Promosi hargs Event and - Sponsorship Experiences Public Relations - Vitazone Aerobik dan Publicity Direct - Website www.vitazone.com

10 NO MEREK ALAT PROGRAM Interactive - Twitter (@VitazoneUpdate) dan Facebook (Sahabat Vitazone) Word-of-Mouth - Penyebaran informasi mulut-ke-mulut secara offline maupun online seperti sosial media Personal Selling - Sales promotion girl di supermarket maupun berbagai event. 4 Hydro Coco Advertising - Iklan Televisi - Iklan Media Cetak Sales Promotion - Promosi harga Event and - Sponsorship Experiences Public Relations - National Futsal Tournament dan Publicity Direct - Website www.myhydrococo.com Interactive - Twitter (@my_hydrococo) dan Facebook (Hydro Coco) Word-of-Mouth - Penyebaran informasi mulut-ke-mulut secara offline maupun online seperti sosial media Personal Selling - Sales promotion girl di supermarket maupun berbagai event. Sumber: Diolah dari berbagai sumber internet (www.pocarisweat.co.id, www.mizone.co.id, www.vitazone.com, www.myhydrococo.com) Melihat dari fenomena yang ada pada penelitian ini, maka peneliti merasa perlu untuk meneliti mengenai marketing communications mix yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan terbesar produsen empat merek minuman isotonik yaitu Pocari Sweat, Mizone, Vitazone dan Hydro Coco. Dengan sasaran objek penelitian yaitu member di Helios Fitness Center Festival Citylink Bandung, karena pada umumnya masyarakat dengan gaya hidup yang sehat, dimana mereka akan mengkonsumsi produk-produk yang menyehatkan seperti mengkonsumsi minuman isotonik yang dapat menggantikan cairan tubuh yang hilang sewaktu latihan. Sasaran objek penelitian dipilih dikarenakan Helios Fitness Center Festival Citylink memiliki member yang mengkonsumsi merek-merek minuman isotonik yang dapat dijadikan sebagai unit analisis dari penelitian ini. Berdasarkan

11 uraian permasalahan tersebut penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Communications Mix Terhadap Customer- Based Brand Equity (Survei pada Pengguna Minuman Isotonik di Helios Fitness Center Festival Citylink Bandung) 1.2 Identifikasi Masalah Industri minuman tumbuh seiring dengan pelaksanaan Pemilihan Umum 2014 di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat persaingan di industri minuman semakin tinggi. Industri minuman isotonik merupakan salah satu industri yang mengalami pertumbuhan tertinggi di antara industri lainnya pada pasar minuman Indonesia, namun dalam penguasaan merek, beberapa perusahaan di industri minuman isotonik mengalami penurunan ekuitas merek berbasis konsumen. Perubahan ekuitas merek berbasis konsumen ini dikarenakan semakin berkurangnya pengetahuan masyarakat terhadap beberapa merek di industri minuman isotonik. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka yang menjadi tema sentral dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. Meningkatkanya persaingan dalam industri minuman khususnya minuman isotonik mengakibatkan perusahaan-perusahaan produsen minuman isotonik terus melakukan komunikasi dan strateg-strategi pemasaran lain kepada konsumen, sehingga pengetahuan masyarakat terhadap minuman isotonik bertambah. Pengetahuan terhadap merek minuman isotonik yang beragam berakibat pada penurunan ekuitas merek berbasis konsumen pada industri minuman isotonik hal ini ditandai dengan menurunnya kinerja merek-merek di industri minuman isotonik yang meliputi brand value, top of mind advertising, dan top brand index, sehingga setiap perusahaan harus melakukan program untuk meningkatkan brand knowledge sehingga terciptanya customer-based brand equity. Program tersebut yaitu corporate social responsibility dan promosi melalui bauran komunikasi. Namun CSR hanya berfokus kepada penciptaan citra terhadap perusahaan dengan

12 aktivitas tanggung jawab terhadap lingkungan dan stakeholder, sedangkan untuk menciptakan ekuitas merek berbasis konsumen perusahaan harus melakukan promosi melalui komunikasi pemasaran secara menyeluruh kepada konsumen. Pemasaran komunikasi tersebut dapat dilakukan melalui bauran komunikasi pemasaran. Dengan melakukan komunikasi pemasaran maka pengetahuan konsumen terhadap merek-merek minuman isotonik akan meningkat, dan ini juga akan meningkatkan ekuitas merek berbasis konsumen pada merek-merek di industri minuman isotonik. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut. 1. Bagaimana gambaran kinerja marketing communications mix yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan minuman isotonik di Helios Fitness Center Festival Citylink Bandung. 2. Bagaimana gambaran customer-based brand equity minuman isotonik di Helios Fitness Center Festival Citylink Bandung. 3. Seberapa besar tingkat pengaruh marketing communications mix terhadap customer-based brand equity minuman isotonik di Helios Fitness Center Festival Citylink Bandung. 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data guna menjawab masalah di atas, adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini yaitu untuk. 1. Memperoleh temuan mengenai gambaran kinerja marketing communications mix pada industri minuman isotonik di Helios Fitness Center Festival Citylink Bandung.

13 2. Memperoleh temuan mengenai gambaran customer-based brand equity minuman isotonik di Helios Fitness Center Festival Citylink Bandung. 3. Memperoleh temuan mengenai seberapa besar tingkat pengaruh marketing communications mix terhadap customer-based brand equity minuman isotonik di Helios Fitness Center Festival Citylink Bandung. 1.5 Kegunaan Penelitian Penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut. 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek teoritis (keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu manajemen khususnya ilmu manajemen pemasaran, yang menyangkut tentang pengaruh marketing communications mix terhadap customer-based brand equity, sehingga diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi para akademisi dalam pengembangan teori pemasaran. 2. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan dalam aspek praktis yaitu memberikan masukan kepada perusahaan-perusahaan dalam industri minuman isotonik Indonesia untuk dijadikan pertimbangan dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan marketing communications mix terhadap customer-based brand equity. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi atau acuan dan sekaligus untuk memberikan stimulus dalam melakukan penelitian selanjutnya mengenai marketing communications mix terhadap customer-

14 based brand equity mengingat masih banyak yang belum terungkap dalam penelitian ini