IbM POTENSI DAN PEMANFAATAN ITIK (JANTAN DAN PETELUR AFKIR) SEBAGAI TERNAK POTONG PADA KELOMPOK TANI DI KECAMATAN AIR HANGAT TIMUR KABUPATEN KERINCI

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Al-Ikhlas ISSN : Volume 3 Nomor 1, Oktober 2017

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

Budidaya Bebek Peking Sangat Menjanjikan

TERNAK AYAM KAMPUNG PELUANG USAHA MENGUNTUNGKAN

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang

Nama : MILA SILFIA NIM : Kelas : S1-SI 08

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

tentang Prinsip-prinsip Pembuatan Kandang dan Kegiatan Belajar 2 membahas tentang Macam-macam Kandang. Modul empat, membahas materi Sanitasi dan

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

BUDIDAYA ITIK SECARA TERPADU HULU-HILIR KELOMPOK PETERNAK NGUDI LESTARI SUKOHARJO

Peluang Usaha Pengembangan Bebek Peking (telur, DOD/Day Old Duck dan pedaging) Oleh : Wawan Gunawan,A.Md (THL TBPP Kec.

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

LINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK. : Wahid Muhammad N. Nim : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

I. JUDUL Prospek Budidaya Burung Puyuh

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan produktivitas ayam buras agar lebih baik. Perkembangan

Sutrisno Hadi Purnomo*, Zaini Rohmad**

JURNAL INFO ISSN : TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MENCUKUPI KONTINUITAS KEBUTUHAN PAKAN DI KTT MURIA SARI

PROFIL USAHATANI UNGGAS DI KABUPATEN BREBES (STUDI KASUS)

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

I. PENDAHULUAN. peternakan pun meningkat. Produk peternakan yang dimanfaatkan

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

DESKRIPSI HARGA JUAL DAN VOLUME PENJUALAN PEDAGANG PENGUMPUL AYAM POTONG DI KOTA MAKASSAR

Wajib menjaga kelestarian lingkungan.

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

Peningkatan jumlah penduduk diikuti dengan meningkatnya kebutuhan akan. bahan pangan yang tidak lepas dari konsumsi masyarakat sehari-hari.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

PROSPEK PENGEMBANGAN AYAM BURAS BERWAWASAN AGRIBISNIS DI KALIMANTAN TENGAH

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang tepat dari para pelaku ekonomi. konsumen adalah sebagai pemasok faktor faktor produksi kepada perusahaan

II. TINJAUAN PUSTAKA

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sumber penyedia daging dan telur telah dipopulerkan di Indonesia dan juga

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus

I Peternakan Ayam Broiler

TEKNOLOGI BUDIDAYA ITIK DI LAHAN PEKARANGAN Oleh Ermidias Penyuluh Pertanian Madya I.PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Stoner (2004: 7) manajemen adalah proses merencanakan,

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peternakan puyuh merupakan suatu kegiatan usaha di bidang budidaya

Lampiran 1 Gambar cara pengukuran, corak dan pola warna bulu itik Alabio

I. PENDAHULUAN. Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk

I. PENDAHULUAN. juga mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memilki daya adaptasi yang

PELUANG DAN POTENSI USAHA TERNAK ITIK DI LAHAN LEBAK ABSTRAK

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat, harga yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sudah melekat dengan masyarakat, ayam kampung juga dikenal dengan sebutan

PENERAPAN TEKNOLOGI PAKAN DAN FORMULASI RANSUM PADA KELOMPOK TERNAK KAMBING DI KABUPATEN BIREUEN

STUDI TEKNOLOGI PAKAN PADA USAHA TERNAK PUYUH PETELUR

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

BAB III METODE PENELITIAN Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 30, Nomor 1 Januari Maret 2015

Performan Pertumbuhan dan Produksi Karkas Itik CA [Itik Cihateup x Itik Alabio] sebagai Itik Pedaging

ANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN BABI TAHUN 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK

JURNAL INFO ISSN :

I. PENDAHULUAN. Pembangunan peternakan dari tahun ke tahun semakin pesat dengan

TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

PERKEMBANGAN AYAM KUB pada Visitor Plot Aneka Ternak BPTP NTB. Totok B Julianto dan Sasongko W R

PROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI

[Pemanenan Ternak Unggas]

Karya Ilmiah Bisnis ayam jawa super online

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

VII. ANALISIS PENDAPATAN

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

MENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

BAB I PENDAHULUAN. yang strategis karena selain hasil daging dan bantuan tenaganya, ternyata ada

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelompok Tani Ternak Rahayu merupakan suatu kelompok peternak yang ada di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam yang berasal dari hasil genetik yang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor jantan dan 10 ekor betina Itik

Peluang Bisnis Top ~ 1

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sebesar 237 juta jiwa dan diperkirakan bertambah 2 kali lipat jumlahnya. ayam sebagai salah satu sumber protein hewani.

I PENDAHULUAN. lokal adalah salah satu unggas air yang telah lama di domestikasi, dan

II. ISI 2.1. Pra Produksi Penyiapan Sarana (Kandang) Persiapan peralatan dan ayam

I. PENDAHULUAN an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat,

KULIAH ke: 10. POKOK BAHASAN: Zat Makanan Untuk Itik Peking. SUB POKOK BAHASAN: 1) Energi, 2)Protein, 3) Mineral, dan 4) Vitamin untuk itik peking.

TINJAUAN PUSTAKA. Terletak LU dan LS di Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan

KELAYAKAN USAHA TERNAK AYAM RAS PETELUR

BISNIS PETERNAKAN BEBEK

USAHA ITIK PETELUR DAN TELUR TETAS

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Program Studi Keahlian Agribisnis Produksi Ternak

MATERI DAN METODE. Materi

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi di negara berkembang dalam. meningkatkan kualitas sumber daya manusianya adalah pada pemenuhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk penggemukan dan pembibitan sapi potong. Tahun 2003 Pusat Pembibitan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan daripada yang sebelumnya (Susetyo, 2012).

I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

IbM POTENSI DAN PEMANFAATAN ITIK (JANTAN DAN PETELUR AFKIR) SEBAGAI TERNAK POTONG PADA KELOMPOK TANI DI KECAMATAN AIR HANGAT TIMUR KABUPATEN KERINCI Haris Lukman, Yatno dan Sestilawarti Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Jambi Abstrak Tujuan dan target yang ingin dicapai dalam kegiatan ini kemampuan kelompok tani dalam mengembangkan itik jantan dan betina/petelur afkir sebagai ternak potong secara optimal dan berkala (tiap minggu) yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan pakan berbasis potensi lokal. Pendekatan yang dilakukan dalam upaya memecahkan permasalahan dan kendala serta mencari solusi dilakukan dengan melakukan beberapa pendekatan. Baik melalui pendekatan personal, kelompok ataupun kelembagaan. Secara umum tahapan yang dilakukan dalam menghilangkan dan/atau meminimalisasi permasalahan dan kendala meliputi : a. Kegiatan Pembinaan Kegiatan pembinaan dilakukan sekitar 3 bulan, dari bulan ke-2 sampai bulan ke-4. Secara berkala tim pengabdian melakukan kunjungan sebulan sekali dan sekaligus melakukan pertemuan kelompok yang dilakukan sebulan sekali atau sesuai kebutuhan. b. Pelatihan Mitra Kelompok Sasaran Salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kelompok tani sasaran adalah dengan kegiatan pelatihan. Pelatihan berlangsung selama sehari dengan waktu efektif selama 7 jam pelajaran yang dilanjutkan dengan praktek penyusunan pakan itik. Adanya Jaminan Pasokan Bibit Dan Terjamin Ketersediaan bibit anak itik jantan (DOD) dilakukan dengan menambah dan mengoptimalkan mesin tetas kelompok tani. c. Tersedianya Pakan Yang Murah Dan Sesuai Standart Ketersediaan pakan yang murah dan sesuai standart diperoleh dengan memanfaatkan potensi bahan pakan pakan lokal yang ada dan tersedia dilokasi kegiatan, yaitu dedak dan jagung Sedangkan standart kebutuhan nilai gizi pakan disusun bersama dengan tim pengabdian. Sehingga kecukupan pakan ternak itik, baik kualitas dan kuantitas akan terpenuhi. d. Kegiatan Pemeliharaan dan Pencegahan Penyakit Salah satu indikator keberhasilan usaha ternak adalah semakin rendahnya tingkat kematian ternak yang ada. Upaya lain untuk mengurangi resiko kematian dan meningkatkan daya tahan tubuh ternak dilakukan dengan pemberian probiotik. e. Upaya menekan dan mengurangi bau kotoran itik Upaya yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan bau amonia feses itik adalah dengan memanfaatkan probiotik PROBIO_FM, Hasil kegiatan lapang dapat disimpulkan itik jantan sangat potensial untuk dikembangkan sebagai alternatif ternak potong/pedaging, pemasaran dan peluang pasar sampai saat ini masih cukup tinggi dan tidak menjadi kendala. Akan tetapi kendala yang perlu diperhatikan dalam pengembangan adalah ketersediaan bibit, biaya pakan dan bau kandang. Kata Kunci : Potensi, Itik Potong, Kerinci BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Analisis Situasi Kebutuhan dan permintaan terhadap produk ternak, khususnya daging dari tahun ketahun terus meningkat. Upaya pemerintah yang dicanangkan melalui swasembada daging masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Laporan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Jambi tahun 2008 menunjukkan, konsumsi produk ternak di Provinsi Jambi, yaitu daging mencapai Kecamatan Air Hangat Timur Kabupaten Kerinci 18

14.376 ton/tahun, telur 5.898 ton/ tahun dan susu 9.093 ton/tahun. Sedangkan kemampuan produksi daging dari sapi dan kerbau hanya mencapai 5.956 ton/tahun dengan pertumbuhan rata-rata sekitar 9,46 %/tahun. Sedangkan sisa dan kekurangan kebutuhan daging dipenuhi dari ternak unggas, yaitu ayam dan itik. Melihat kondisi diatas menunjukkan, bahwa potensi dan keberadaan ternak unggas, terutama ayam dan itik sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan daging bagi masyarakat cukup diperhitungkan. Pertumbuhan yang relatif cepat dan efisiensi yang sangat baik dalam mengkonversi pakan menjadi produk daging dan telur menjadikan ternak unggas ini semakin banyak diminati untuk dipelihara ataupun sebagai peluang lapangan kerja. Kabupaten Kerinci merupakan satu-satunya kabupaten/kota di Provinsi Jambi yang merupakan sentral itik. Keberadaan ternak itik di Kabupaten Kerinci sangat ditunjang oleh kondisi geografis yang mendukung, seperti banyaknya areal persawahan, daerah dataran tinggi yang banyak mata air dan sungai kecil. Saat ini peran pemerintah dalam pengembangan dan pembinaan para pelaku usaha lebih terfokus pada usaha bersama atau kelompok. Hal ini diharapkan adanya peran dan manfaat saling belajar dan berdiskusi diantara anggota kelompok terhadap usaha yang mereka lakukan. Sehingga akhirnya mereka dapat berkembang sesuai usaha masing-masing. Kelompok Tani Mitra Bersama (KT Mitra Mandiri) dan Kelompok Tani Mandiri Bersama merupakan kelompok tani yang ada di Desa Sungai Medang yang kegiatan utamanya terfokus pengembangan dan budidaya anak itik jantan (DOD) dan penetasan. 1.2 Permasalahan Mitra Berdasarkan hasil diskusi, pengisian kuisioner dan peninjauan lapangan pada kelompok tani sasaran kegiatan, beberapa permasalahan yang ditemui adalah sebagai berikut : a. Ketersediaan bibit/anak itik Ketersediaan bibit/anak itik jantan (DOD) yang akan dipelihara sebagai ternak potong. b. Pertumbuhan itik Pertumbuhan itik yang dipelihara relatif lambat dan tidak merata. c. Pakan Pakan yang diberikan pada periode starter sampai finisher (panen) relatif kurang memenuhi syarat, terutama dari segi kualitas. d. Bau pada Masyarakat Sekitar Bau yang dikeluarkan dari kandang itik masih menjadi kendala, terutama pada musim penghujan. BAB II. TARGET DAN LUARAN 2.1. Target Kegiatan Target sasaran kegiatan ini adalah Kelompok Tani Mitra Bersama dan Kelompok Tani Mandiri Bersama Desa Sungai Medang Kecamatan Air Hangat Timur Kab. Kerinci. 2.2. Luaran Kegiatan Luaran kegiatan yang diharapkan pada kegiatan ini meliputi : Aspek Produksi, yaitu a/ kelompok tani Mitra Bersama mampu mengembangkan itik jantan sebagai ternak potong, b/ mampu memformulasikan pakan yang memenuhi syarat dengan memanfaatkan potensi lokal, c/ bau kandang bisa diminimalisasi serta d/ Mampu meningkatkan kapasitas tetas dan daya tetas telur. Aspek Manajemen : a/ Kelompok Tani dapat mengelola itik jantan dengan berbagai umur pemeliharaan, b/ mampu melakukan penjualan jantan siap potong lewat 1 (satu) pintu, c/ terlaksananya pertemuan rutin secara berkala. Kecamatan Air Hangat Timur Kabupaten Kerinci 19

BAB III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Kelompok Sasaran dan Waktu Kegiatan Kelompok sasaran kegiatan ini adalah Kelompok Tani Mitra Bersama dan Kelompok Tani Mandiri Bersama Desa Sungai Medang Kec. Air Hangat Timur Kabupaten Kerinci. Kegiatan berlangsung selama 5 (lima) bulan, mulai Bulan Juni sampai November 2014. 3.2. Metoda Pelaksanaan Metoda yang dilakukan dalam kegiatan ini melalui pendekatan personal, kelompok ataupun kelembagaan. Pendekatan tersebut dilakukan dengan melakukan kunjungan kerumah anggota kelompok, diskusi/pertemuan dengan anggota, kegiatan aksi dan pelatihan. a. Tahapan Kegiatan Secara umum tahapan dan rangkaian kegiatan yang dilakukan meliputi : a. Kegiatan Pembinaan b. Pelatihan Mitra Kelompok Sasaran c. Pendampingan dan kegiatan untuk meminimalisasi permasalahan : adanya jaminan pasokan bibit, tersedianya pakan yang murah dan sesuai standart, pemeliharaan dan pencegahan penyakit dan mengurangi bau kotoran itik. BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil kelompok Sasaran Kelompok Tani Mitra Bersama merupakan kelompok tani kegiatan utamanya terfokus pada pengembangan dan budidaya anak itik jantan (DOD) dan betina/petelur afkir sebagai ternak potong. Mata pencaharian utama sebagian besar anggota (50 % atau 5 orang) sebagai petani dan 40 % (4 orang) bekerja sebagai pedagang dan hanya 1 (satu) orang, yang fokus pada usaha pengembangan dan budidaya itik jantan dan petelur/betina afkir. Jumlah ternak yang dimiliki oleh anggota KT. Mitra Bersama mencapai sekitar 2.500 3.000 ekor. Kelompok Tani Mandiri Bersama merupakan yang kegiatan utamanya terfokus pada penetasan anak itik. Kelompok tani yang terdiri dari 8 (delapan) orang yang sebagian besar (7 orang) merupakan petani padi sawah dan 1 (satu) orang bekerja sebagai perangkat desa. Kelompok tani ini dibentuk untuk memenuhi permintaan anak itik, baik itik betina ataupun itik jantan. Untuk memenuhi kebutuhan telur tetas yang akan ditetaskan, kelompok tani ini membeli atau dipasok oleh peternak yang ada disekitarnya dengan harga Rp. 2.000,- /butir. 4.2. Pembinaan Kelompok Tani sasaran Salah satu upaya menambah pengetahuan, wawasan dan pola pikir serta bertukar pengalaman dengan tim pelaksana maka dilakukan pertemuan dan pembinaan secara berkala. Kegiatan tidak hanya melalui pertemuan dengan pengurus dan anggota di sekreteriat, akan tetapi juga dilakukan dengan melihat langsung pada kandang atau lokasi kegiatan. 4.3. Pelatihan Kelompok Tani Sasaran Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, wawasan dan pola pikir anggota kelompok tani dilakukan dengan kegiatan pelatihan. Kegiatan pelatihan diikuti oleh 20 orang yang merupakan seluruh anggota KT. Mitra Bersama dan KT. Mandiri Bersama ditambah dengan 2 (dua) orang masyarakat/peternak diluar kelompok tani sasaran. Materi yang diberikan pada pelatihan ini disesuaikan dengan topik kegiatan dengan menambahkan aspek kelembagaan kelompok. Kegiatan pelatihan dilaksanakan pada hari Sabtu, 13 September 2014 bertempat di Sekretariat KT. Mitra Bersama. Pelatihan dilaksanakan selama 1 (satu) hari yang dimulai pagi hari (Pukul 80.30 WIB) sampai sore hari (Pukul 15.00 WIB). Selain diberikan materi berupa teori, juga dilakukan kegiatan praktek Kecamatan Air Hangat Timur Kabupaten Kerinci 20

memilih bahan pakan danmpenyusun ransum dengan memanfaatkan potensi lokal. 4.4. Penetasan dan Ketersediaan Anak Itik (DOD/Day Old Duck) Salah satu kendala yang dihadapi KT. Mitra Bersama adalah ketersediaan anak itik (DOD/Day Old Duck). Pasokan anak itik (DOD) dari KT. Mandiri Bersama dan kelompok tani desa tetangga dirasakan kurang stabil. Selain keterbatasan mesin tetas yang dimiliki KT. Mandiri Bersama, daya tetas juga relatif rendah, yaitu 52 70 %. Sedangkan kontinuitas pasokan dari kelompok tani desa tetangga kurang terjamin ketersediaanya. Upaya untuk meminimalisasi kendala tersebut dilakukan dengan menambah mesin tetas yang dimiliki KT. Mandiri Bersama. Selama 3 (tiga) kali penetasan, daya tetas yang diperoleh cukup fluktuatif yaitu 52 % ; 69.2 % dan 60.4 %. Banyak faktor yang mempengaruhi daya tetas telur, antara lain umur telur tetas, rasio jantan betina, kondisi penetasan (suhu dan kelembaban). Secara umum kondisi mesin tetas, terutama suhu dan kelembaban relatif stabil sesuai dengan kebutuhan proses penetasan, yaitu pada suhu 37 38 C dengan kelembaban 65 70 %. 4.5. Kualitas dan Ketersediaan Pakan Desa Sungai Medang merupakan desa yang sebagian besar arealnya merupakan areal persawahan, sehingga pada saat panen ketersedian bahan pakan, khususnya dedak cukup melimpah. Demikian pula halnya dengan tanaman jagung, walau tidak sebanyak tanam padi, akan tetapi sebagian masyarakat juga mengusahakan tanaman jagung. Dengan demikian kedua bahan pakan tersebut cukup tersedia dan dengan harga yang kompetitif, sehingga keduanya (dedak dan jagung) dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan utama itik. Sedangkan untuk melengkapi dan memenuhi kebutuhan gizi itik, dapat ditambahkan bahan pakan yang tersedia dipasaran atau Poultry Shop. KT. Mitra Bersama dan Mandiri Bersama memberi pakan ternak itik periode awal (DOD 14 hari), berupa campuran pakan broiler (BR-1) dan dedak dengan rasio 1 : 1. Sedangkan pada periode 14 hari panen, berupa campuran konsentrat dan dedak dengan rasio1 : 10. Kedua pakan yang diberikan tersebut ditinjau dari kualitas nutrisi kurang mencukupi. Pemanfaatan dedak yang cukup banyak lebih dikarenakan ketersediaan yang cukup banyak dan harga yang relatif rendah. Berdasarkan hasil diskusi, disepakati adanya panambahan bahan penyusun dan perbaikan formulasi pakan. Walau secara kualitas kebutuhan nutrisi masih kurang tercukupi, akan tetapi lebih baik bila dibandingkan dengan pakan awal. Formulasi pakan yang diberikan untuk itik periode awal (1 14 hari) berupa pakan BR-1, jagung dan dedak dengan rasio 2 : 1 : 1, dan periode 14 hari panen berupa konsentrat, jagung dan dedak dengan rasio 1 : 2 : 5, ditambah dengan mineral (topmix/premix) sesuai kebutuhan. 4.6. Pemeliharaan dan Pencegahan Penyakit Pada tahap awal, anak itik ditempatkan dalam kandang khusus yang dilengkapi dengan pemanas (brooder) dan ditempatkan dibelakang rumah yang sekelilingnya dilengkapi dengan tirai plastik. Selepas tahap awal, itik dipelihara secara intensif dengan sistem all-in all-ou dalam kandang umbaran. Setiap unit kandang umbaran diisi sekitar 200-250 ekor itik. Dalam kandang umbaran disediakan tempat makan 4 buah dan tempat minum dari kran air yang terus mengalir. Pakan diberikan dalam bentuk pasta dengan pemberian dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali sehari, yaitu pada pagi, siang dan sore hari. Jumlah pakan yang diberikan tiap umbaran rata-rata Kecamatan Air Hangat Timur Kabupaten Kerinci 21

berkisar 10 40 kg perhari, tergantung umur itik. Pemeliharaan itik dilakukan secara bertahap sesuai umur pemeliharaan. Pemasukan bibit dan penjualan dilakukan tiap minggu, artinya setiap minggu jumlah anak itik (DOD) yang masuk 200 250 ekor. Demikian pula halnya dengan pengeluaran/panen/penjualan itik dilakukan tiap minggu sekitar 200 250 ekor. Secara keseluruhan, periode pemeliharaan (selama 10 minggu) ada 10 siklus/periode pemeliharaan, dengan interval tiap minggu. Hasil pengamatan tersendiri (terpisah dari koloni yang lain) yang dilakukan pada 100 ekor itik yang dipelihara secara terpisah dengan kandang umbaran dengan kondisi yang relatif sama dengan pemeliharaan sistem umbaran. Data pertumbuhan itik dengan pemeliharaan tersendiri dibanding pemeliharaan kelompok disajikan pada Tabel 1. Pencegahan penyakit dilakukan untuk mencegah dan mengurangi angka kematian serta menjaga agar pertumbuhan ternak berjalan dengan normal. Kegiatan pencegahan penyakit dilakukan dengan memberikan vitamin pada anak itik (DOD) serta dengan pemberian probiotik. Probiotik merupakan bakteri menguntungkan yang mampu meningkatkan daya tahan tubuh. Pemberian probiotik ini dimaksudkan untuk mengurangi resiko kematian dan meningkatkan daya tahan tubuh ternak. Sebagaimana yang dilakukan oleh Ahmad (2005) bahwa pemberian probiotik S. Cerevisiae mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit. Demikian pula Kompiang (2002) penggunaan probiotik S. Cerevisiae mampu menekan populasi bakteri E. Coli dan sebaliknya mampu meningkatkan bobot badan unggas. Sedangkan pada pemeliharaan itik pada kelompok sasaran, mulai tahap awal sampai dengan siap jual/potong digunakan probiotik PROBIO_FM, yang merupakan hasil riset Manin dkk. Staf pengajar Fakultas Peternakan Universitas Jambi yang dilakukan sejak 2002. Tabel 1. Pertumbuhan Badan dan Angka Kematian Itik Selama Pemeliharaan Pakan Awal 1/ Perlakuan Pakan 2/ Umur (minggu) Bobot (gram) Kematian (ekor) Bobot (gram) Kematian (ekor) Ket. : 1 95 7 109 3 3 239 4 258 1 5 408 0 443 1 7 739 1 807 0 8 879 0 935 0 9 1.088 0 1.176 0 10 1.325 0 1.417 0 1/ itik diberi pakan awal (sebelum perbaikan) (1:1 dan 1:10) (sampel 200 ekor itik) 2/ itik diberi pakan setelah perbaikan (2:1:1 dan 1:2:5) (sampel 100 ekor itik) 4.7. Bau Kandang Kendala yang sering ditemui pada pemeliharaan ternak, itik yang dipelihara secara intensif adalah bau kandang. Kandang umbaran berupa tanah menyebabkan kandang mudah becek akibat pakan yang tercecer bercampur dengan kotoran dan air minum. Kondisi ini Kecamatan Air Hangat Timur Kabupaten Kerinci 22

akan lebih parah jika musim hujan tiba, akibatnya bau akan semakin kuat dan mudah menyebar. Untuk mengatasi bau kandang ini, selama pemeliharaan mulai periode awal hingga siap potong/jual pada pakan atau minum yang diberikan secara berkala ditambahkan dengan probiotik. Selain pemberian probiotik, upaya mengurangi bau kandang dilakukan dengan mengupayakan kandang selalu kering. Untuk itu air minum yang diberikan dalam kandang umbaran dibuat dengan membuat saluran air yang melintas ditengah kandang. Ketersediaan air yang cukup melimpah didaerah/areal peternakan menjadikan air terus mengalir. 4.8. Peluang Pasar Sampai saat ini pemasaran dan peluang pasar terhadap daging itik masih cukup tinggi dan belum ada kendala. Permintaan yang tinggi tersebut dikarenakan terbatasnya pasokan itik potong dipasaran, sebagai akibat terbatasnya peternak/petani yang mengkhususkan diri memelihara itik jantan sebagai ternak potong. Kendala yang dialami oleh KT. Mitra Bersama dalam memasarkan itik potong tersebut justeru karena terbatasnya stok/persediaan itik siap potong yang akan dijual. Keterbatasan ini terutama berkaitan dengan rutinitas pemasaran yang dilakukan setiap minggu, sehingga harus mengatur itik yang harus dijual setiap minggu. Dimana setiap minggu KT. Mitra Bersama harus memasok kebutuhan itik siap potong kepada sejumlah pelanggannya yang ada diluar daerah dan tersebar mulai dari Bangko, Sarolangun, Muara Bulian dan Kota Jambi. Saat ini kemampuan dan kapasitas KT. Mitra Mandiri dalam memasarkan itik perminggu mencapai 300 400 ekor. Dari jumlah itu, 200-250 ekor berasal dari itik pedaging/potong jantan dan 100 150 ekor berasal dari itik petelur afkir. Tabel 2. Jumlah Itik Yang Dijual dan Anak (DOD) Yang Dipelihara Selama Kegiatan Tanggal Itik Yang Dijual (Ekor) Anak Itik (DOD) No. Penjualan yang Dipilihara Itik Jantan Betina Afkir (Tahun 2014) (Ekor) 1 13 Juli 220 120 240 2 20 Juli 215 136 250 3 29 Juli 228 105 225 4 04 Agustus 138 96 248 5 10 Agustus 227 134 352 6 17 Agustus 226 130 245 7 24 Agustus 220 145 250 8 31 Agustus 232 175 238 9 07 September 214 136 255 10 14 September 240 127 240 11 21 September 246 138 370 12 28 September 242 145 260 13 05 Oktober 300 120 239 Kecamatan Air Hangat Timur Kabupaten Kerinci 23

No. Tanggal Penjualan (Tahun 2014) Itik Yang Dijual (Ekor) Itik Jantan Betina Afkir Anak Itik (DOD) yang Dipilihara (Ekor) 14 12 Oktober 389 115 230 15 19 Oktober 410 105 250 16 26 Oktober 390 110 225 Beberapa bantuan bibit dan sarana produksi selama kegiatan pengabdian berlangsung, seperti anak itik (DOD), telur tetas, mesin tetas, pakan, pembinaan dan perbaikan sarana pemeliharaan (kandang, peralatan kandang, tirai, probiotik dll.) cukup membantu kelompok tani dalam mengembangkan usahanya. Seperti terlihat pada Tabel 2, bantuan yang diberikan pada kelompok tani mampu meningkatkan jumlah ternak yang dijual, terutama itik jantan pada bulan Oktober. Hal dikarenakan pada awal oktober, anak itik yang menetas dan bantuan anak-anak itik sudah memenuhi standart bobot badan dan siap untuk dijual. Sedangkan pada penetasan kedua dan ketiga masih dalam tahap pembesaran. Bantuan anak-anak itik (DOD) pada kelompok tani diberikan dalam 2 (dua) tahap, yaitu pada tanggal 14 Agustus 2014 sebanyak 300 ekor dan tanggal 28 September 2014 sebanyak 300 ekor. Walau mempunyai potensi dan prospek yang cukup baik, peternak/kelompok tani masih menghadapi beberapa kendala. Sehingga upaya untuk meningkatkan populasi itik tidak mudah dilakukan. Kendala yang membatasi peningkatan populasi budidaya ini antara lain : - Keterbatasan modal Modal yang diperlukan untuk menambah populasi itik tidak hanya pada bibit, akan tetapi biaya pakan selama pemeliharaan dan biaya obatobatan (jika ternak sakit) harus disediakan oleh peternak. Disisi lain keuntungan yang diperoleh dari penjualan itik habis untuk biaya seharihari, seperti makan, sekolah anak, pinjaman dll. - Ketersediaan bibit/anak itik Ketersediaan bibit tidak selalu ada setiap minggu. Walau sebagian bibit telah dicukupi dan dipasok oleh KT. Mandiri Bersama, akan tetapi kekurangan bibit masih harus dicari dari luar kelompok tani. Sedangkan ketersediaan dari luar kelompok masih harus bersaing dengan pembeli lain, akibatnya ketersediaan bibit kurang terjamin. 4.9. Perhitungan Analisis Usaha Berdasarkan data yang didapat, maka dapat diperhitungkan analisis usaha peternakan itik jantan. Pakan yang diberikan adalah pakan perbaikan dengan menggunakan dan jagung sebagai bahan pakan lokal, ditambah pakan BR-1 untuk tahap awal dan konsentrat untuk tahap pertumbuhan/akhir. Analisis usaha (biaya produksi, penjualan dan keuntungan) dibuat dengan asumsi : Ternak itik yang dipelihara sebanyak 250 ekor Rata-rata konsumsi pakan tahap awal (1 15 hari) 5 kg/hari Rata-rata konsumsi pakan tahap grower (16 70 hari) 25 kg/hari Harga pakan tahap awal Rp. 5.050,-/kg Harga pakan tahap grower/finisher Rp. 4.000,-/kg Bobot potong itik rata-rata umur 10 minggu 1.4 kg Angka kematian (mortalitas) 6 % atau 15 ekor Kecamatan Air Hangat Timur Kabupaten Kerinci 24

Harga anak itik jantan Rp. 5.000,- /ekor Harga jual itik siap potong Rp. 33.000,-/ekor Berdasarkan asumsi diatas, maka diperoleh : a. Konsumsi pakan selama pemeliharaan (1 80 hari) (5 kg x 15 hari) + (25 kg x 55 hari)= 1.450 kg b. Konversi pakan adalah jumlah pakan yang dihabiskan selama pemeliharaan dibagi dengan 1,4 kg dikali 250 ekor = 1.450 / (1,4 x 250) = 4,14 c. Biaya pakan selama pemeliharaan adalah : (4 x Rp. 4.000,-) + (0,14 x Rp. 5.050,-) = Rp. 16.708,-/ekor d. Biaya pakan dan bibit itik selama pemeliharaan mencapai Rp 21.708,-/ekor e. Keuntungan pemeliharaan itik jantan perekor mencapai Rp. 33.000,- -- Rp. 21.708,- = Rp. 11.292,- f. Jika dalam satu periode dipelihara 250 ekor, maka diperoleh keuntungan sebesar : Jumlah ternak hidup (asumsi kematian 6 %) = 235 ekor Rp. 11.292,- x 235 = Rp. 2.653.620,- g. Keuntungan tersebut belum termasuk biaya obat-obatan, penyusutan kandang, tenaga kerja dan transportasi. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan, pengembangan itik jantan sebagai ternak potong mempunyai prospek yang cukup baik, pasar dan peluang pasar masih sangat terbuka. Kendala yang dihadapi peternak adalah ketersediaan bibit, biaya pakan dan bau kandang. 5.2. Saran Berdasarkan kegiatan diatas, dapat disarankan perlunya pembinaan secara rutin oleh dinas terkait dan dukungan modal atau pinjaman bunga rendah untuk meningkatkan produksi. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, R.Z. 2005. Pemanfaatan khamir Saccharomyces cerevisiae untuk ternak. Wartazoa Vol. 15 No.1. Hal. 49 55. Kompiang, L.P. 2002. Pengaruh ragi Saccharomyces cerevisiae dan ragi laut sebagai pakan imbuhan probiotik terhadap kinerja unggas. JITV. Vol. 7 No. 1 hal. 18 21. Lukman, H., J. Andayani dan Yatno, 1997. Upaya peningkatan kualitas karkas melalui pembatasan pakan dan umur pemotongan pada itik jantan. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Lukman, H. Dan Suryono. 2010. Pengaruh pemberian probiotik dalam ransum terhadap kualitas karkas dan daging itik kerinci jantan. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Ranto dan M. Sitanggang. 2007. Panduan Lengkap Beternak Itik. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta. Yatno, 2012. Pemilihan dan Penyusunan Formulasi Ransum Unggas. Materi Pelatihan Pengembangan Kelembagaan dan Pengelolaan Pabrik Pakan Ternak Skala Kecil (PPTSK) pada Kelompok Tani Kasih Bunda. Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Batanghari. Kecamatan Air Hangat Timur Kabupaten Kerinci 25