PERANAN PERMAINAN TRADISIONAL GOBAG SODOR DALAM PENGEMBANGAN ASPEK MOTORIK DAN KOGNITIF ANAK TK PILANGSARI I GESI SRAGEN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut Hasan (2011: 15), adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar yang diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah usia emas dimana anak memiliki karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Pendidikan bagi anak usia dini bukan sekedar meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa

MENINGKATKAN KOMPETENSI SOSIAL MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek, baik kognitif, efektif maupun fisik motorik. besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya berjalan, berlari,

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat bagi perkembangan buah hatinya. Dengan demikian anak akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap pasangan suami istri yang telah menikah pasti mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang. ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIFITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK DI TK. PGRI 1 KANDANGSAPI, JENAR, SRAGEN TAHUN 2014 / 2015 NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. Dunia anak adalah dunia bermain. Bermain merupakan naluri alamiah yang telah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kemampuan Kerjasama Anak Usia Dini.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditunjukan bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut. (Pasal 1 ayat 14 menurut UU No. 20 Tahun 2003)

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, melalui bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. anak usia dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak- Kanak termasuk jenjang Pendidikan Anak Usia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agaranak memiliki kesiapan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian, minat, dan kemampuan dalam belajar. Segala yang ia lihat, ia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat,

SRI PRIHATINI PUSPITOWATI A

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anaknya yang mulai memasuki

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha SMARATUNGGA Boyolali

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhandan perkembangannya.pada usia 0 tahun 8 tahaun merupakan. mengoptimalkan lima aspek perkembangan.

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

I. PENDAHULUAN. Pendidkan anak usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK EL. ROY BALEURA KECAMATAN LORE TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. proses perubahan untuk membangunmanusia bermutu. Becker (Jasmansyah,

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. gerak sebagai aktifitas jasmani, maka dari itu besar bagi manusia untuk mengenal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

PERANAN PERMAINAN TRADISIONAL GOBAG SODOR DALAM PENGEMBANGAN ASPEK MOTORIK DAN KOGNITIF ANAK TK PILANGSARI I GESI SRAGEN SKRIPSI Diajukan Guna Mendapat Gelar Sarjana Pendidikan Guru PAUD Fakultas keguruan dan Ilmu pendidikan Jurusan S 1 PAUD Disusun oleh: DANIKA MARTUN EMILIYANA A 520 080 106 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa anak-anak bermain merupakan dasar pendidikan untuk perkembangannya. Kebanyakan anak lebih suka terhadap permainan. Siagawati (2007:2) menyatakan bahwa permainan merupakan esensi dari gambaran kehidupan nyata. Strukturnya merefleksikan proses kehidupan nyata yang mana perancangnya berharap bisa mengajarkan atau mendapatkan data. Ia menambahkan, dalam bermain anak-anak cenderung mengembangkan efektivitas dan kontrol peran mereka karena aksi yang mereka lakukan dari sebuah permainan menghasilkan kesimpulan. Menurut Siagawati (2007:3), permainan dapat diartikan sebagai aktivitas manusia dalam berbagai bentuk sebagai cermin kebutuhan untuk memperoleh pengetahuan baru secara menyenangkan. Kaitannya dengan anak-anak, permainan dapat diartikan sebagai aktivitas yang dilakukan anak dalam berbagai bentuk secara spontan, tanpa paksaan, mendatangkan kegembiraan dan dalam suasana menyenangkan. Permainan tradisional merupakan sarana untuk mengenalkan anak-anak pada nilai budaya dan norma-norma sosial yang diperlukan untuk mengadakan hubungan atau kontak sosial dan memainkan peran sesuai dengan kedudukan sosial dalam masyarakat. Masa modern sekarang ini selain anak dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan zaman juga diharapkan di kemudian hari anak-anak TK

mengetahui akan jenis-jenis permainan tradisional di Indonesia. Interaksi anak-anak dalam permainan akan membangkitkan kemampuan anak untuk menilai mana yang baik dan tidak baik, misalnya, ada anak yang bermain curang dalam permainan, pasti teman-temannya akan memberi hukuman moral dengan tidak mengikutkan anak yang curang tersebut dalam permainan. Permainan tradisional mampu menumbuhkan nilai sportivitas, kejujuran, dan gotong royong. Permainan tradisional yang dimainkan secara berkelompok melatih kepekaan sosial anak-anak. Permainan berkelompok akan membangkitkan rasa saling membutuhkan antar anak sehingga akan dapat tumbuh saling menghargai. Permainan tradisional sangat beragam bentuk dan jumlahnya, namun dapat dikelompokkan menjadi beberapa, yaitu berdasarkan arena, berdasarkan kebutuhan akan alat tertentu, berdasarkan cara bermain, berdasarkan hukuman pihak yang kalah dalam permainan, berdasarkan akibat yang ditimbulkan, berdasarkan maksud yang dikandung. Permainan tradisional dapat digunakan sebagai media yang penting untuk mencapai tujuan pendidikan, sehingga permainan tradisional sangat tepat dimanfaatkan sebagai wahana untuk memberikan pendidikan, baik untuk pendidikan jasmani maupun rohani dengan berbagai segi misalnya, sifat sosial, disiplin, etika, kejujuran, kemandirian, dan percaya diri. Permainan tradisional yang bersifat beregu dapat memupuk rasa sosial anak, sehingga sifat egois dapat dihindarkan. Anak dapat menentukan siapa yang menang dan

yang kalah dengan adanya aturan-aturan permainan, sehingga anak dituntut untuk disiplin. Permainan tradisional biasanya menghendaki anak-anak untuk saling belajar tentang banyak hal antara lain, melatih anak untuk tidak malu dan dapat menumbuhkan rasa percaya diri anak. Aktivitas anak dalam bermain merupakan mediayang tepat untuk mengembangkan, mengungkapkan jati dirinya, pembentukan karakter, anak bisa memiliki kesiapan mental, dan kesiapan diri untuk mengatasi masalah sehari-hari (Astuti 2009: 38). Permainan yang dilakukan oleh anak merupakan suatu kegiatan yang banyak menggunakan unsur berlari, melompat, dan kejar-kejaran sehingga otot-otot tubuh dapat bergerak dan berfungsi sebagaimana mestinya. Tanpa disadari hal ini sangat membantu menjaga kesehatan anak.seorang anak yang sehat akan terlihat dari kelincahan dalam bergerak. Permainan tradisional pada dasarnya dapat membentuk kepribadian anak. Anak dapat memahami dan mengenal kultur atau budaya bangsa serta pesanpesan moral yang terdapat dalam permainan tradisional. Adanya pesan moral tersebut, diharapkan permainan tradisional yang hampir dilupakan oleh masyarakat dapat ditumbuhkan kembali. Bagi anak-anak, bermain memiliki manfaat yang sangat penting, bermain bukan hanya untuk kesenangan tetapi juga suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Melalui kegiatan bermain, anak dapat belajar tentang diri mereka sendiri, orang lain dan lingkungannya. Anak usia TK biasanya mengalami masa-masa peka, di mana anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya

pengembangan seluruh potensi. Masa ini adalah masa yang sangat bagus dan cocok untuk meletakkan dasar pertumbuhan dalam mengembangkan kemampuan fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, disiplin, seni, moral, dan nilai-nilai agama. Usaha untuk mewujudkan kegiatan belajar sambil bermain di lingkungan anak-anak, harus dengan cara yang menimbulkan kesenangan bagi anak. Guru Taman Kanak-kanak merupakan salah satu pihak yang menentukan dan berperan dalam menciptakan situasi belajar anak dalam bermain. Bermain sambil belajar adalah suatu istilah yang digunakan untuk menandai bahwa anak belajar melalui bermain. Bermain dilakukan sambil belajar yang dilakukan dengan rileks tanpa paksaan dan tentunya menjadi sesuatu yang menyenangkan untuk anak. Permainan merupakan suatu hal yang sudah umum di kalangan masyarakat. Seperti di lingkungan anak-anak, pemuda, dan orang dewasa. Sebuah permainan selalu dilakukan dengan gerakan. Permainan gobag sodor mempunyai bermacam-macam jenis nama sesuai dengan daerah yang ada di Indonesia. Nama gobag sodor terkenal di daerah Jawa Tengah, nama ini mempunyai arti tersendiri, arti dari sodor sendiri dalam bahasa Indonesia adalah sebuah benda yang panjang. Tetapi masyarakat Jawa sodor adalah sebuah bambu, di mana bambu sodor ini bisa digunakan untuk membantu suatu pekerjaan. Biasanya sodor digunakan untuk menyenggek sesuatu / buahbuahan yang berada di ketinggian.

Permainan gobag sodor merupakan suatu permainan yang sangat menyenangkan bagi anak. Permainan gobag sodor tidak menuntut anak untuk mendapatkan hasil akhir, seperti suatu pekerjaan yang harus menuntut hasil akhir yang didapat serta membutuhkan pemikiran yang serius. Melalui permainan ini anak akan menjadi sehat, hal ini dapat dilihat dari kelincahan anak pada saat bermain gobag sodor. Selain itu melalui permainan ini kemampuan anak akan berkembang, seperti kemampuan motorik dan kognitifnya. Kemampuan motorik dan kognitif pada anak sangat penting untuk dikembangkan, sebagai dasar untuk kemampuan gerak maupun berfikir di usia selanjutnya. Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa (Sujiono, 2005:1.2). Melalui kognitif tersebut, anak akan mempunyai ide-ide di dalam memainkan permainan gobag sodor, yaitu pada saat ia ingin menerobos garis ia berusaha mengalihkan perhatian anak lain yang sedang menjaga garis, kemudian dengan kelincahan motoriknya ia berlari masuk ke dalam petak. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang peranan permainan tradisional Gobag Sodor dalam pengembangan aspek motorik dan kognitif anak TK Pilangsari I Gesi Sragen.

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Permainan tradisional Gobag Sodor mempunyai peran untuk mengembangkan aspek motorik anak TK Pilangsari I Gesi Sragen. 2. Pengembangan aspek kognitif anak TK Pilangsari I Gesi Sragen dapat melalui permainan tradisional Gobag Sodor. C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, terarah, dan dapat diuji lebih mendalam maka diperlukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini dilakukan pada anak TK Pilangsari I Gesi Sragen tahun ajaran 2009/2010. 2. Aspek pengembangan yang dikaji anak TK Pilangsari I Gesi Sragen terbatas pada aspek perkembangan motorik dan kognitif melalui permainan gobak sodor.

D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Mengapa permainan tradisional Gobag Sodor mempunyai peran mengembangkan aspek motorik anak TK Pilangsari I Gesi Sragen? 2. Mengapa pengembangan aspek kognitif anak TK Pilangsari I Gesi Sragen dapat melalui permainan tradisional Gobag Sodor? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui peranan permainan tradisional Gobag Sodor dalam pengembangan aspek motorik anak TK Pilangsari I Gesi Sragen. 2. Untuk mengetahui peranan permainan tradisional Gobag Sodor dalam pengembangan aspek kognitif anak TK Pilangsari I Gesi Sragen. F. Manfaat Penelitian Berdasarkan dari pembatasan masalah, rumusan masalah, dan tujuan tersebut, maka penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan untuk pendidik dan khususnya untuk anak TK Pilangsari I Gesi Sragen. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi sekolah, guru Taman Kanak-kanak, dan peneliti, dapat mengingatkan kembali jenis-jenis permainan tradisional Jawa pada anakanak, khususnya permainan Gobag Sodor, serta dapat digunakan untuk membantu merangsang aspek-aspek pada anak, misalnya aspek motorik dan kognitif. 2. Bagi orang tua, dapat mengingatkan kembali permainan tradisional Gobag Sodor serta mengajarkan pada anaknya. 3. Bagi anak, melalui permainan Gobag Sodor dapat melatih fisik motorik kasar, kognitif, ketangkasan, kelincahan, serta memahami aturan permainan yang dapat menumbuhkan rasa emosional yang diperlukan dalam masa pertumbuhan, dapat juga menimbulkan rasa sukacita anak.