METODE PENELITIAN. Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Wardani (2007:

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Menurut Tarigan (2011: 103), penelitian

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas, atau disebut dengan Classroom Action Research (CAR).

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

III. METODE PENELITIAN. atau sering juga disebut dengan Classroom Action Research. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan baik dan benar (Kunandar, 2011: 41). Adlan (2011: 4) menjelaskan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research.

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

METODE PENELITIAN. dilakukan dalam kelas (Wardhani, 2004: 3). Sedangkan Arikunto (2006: 58)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan kepada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan Classroom Action

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. (2011: 4) penelitian tindakan kelas istilah dalam bahasa

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan tindakan dengan dibantu oleh guru mitra yang bertugas sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan dalam berbagai aspek. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melalui refleksi, colaboratif, dan partisipatif. Menurut Arikunto, S., dkk. (2006:

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan model pembelajaran AIR ( Auditory Intellectually

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktifitas dan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research, yaitu satu action research yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom

BAB III METODE PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani&

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di SDN2 Labuhan Ratu Kecamatan Kedaton. Bandar lampung pada semester II tahun 2011.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN 2

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisa suatu. pada metode yang digunakan oleh penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Hamdani (2011: 326) Penelitian Tindakan Kelas pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunkan dalam penelitian ini menggunakan metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. diungkapkan pada latar belakang, yaitu peneliti melakukan penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. 2008: 58). Sedangkan menurut Kunandar (2010: 46) PTK dapat juga

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

III. METODE PENELITIAN. yang dilaksanakan ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

Transkripsi:

34 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ( research) merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu masalah. Fungsi penelitian adalah mencairkan penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan serta mencairkan penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah, menurut Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil program sarjana, penelitian merupakan kegiatan puncak dari studi. Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari bahasa asing yaitu Classroom Action Research satu Action Research yang dilakukan di kelas. Menurut Wardhanni dan Wihardit ( 2009: 1.4) menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih meningkat. Namun dengan perkembangan pembelajaran, sekarang penelitian tindakan kelas tidak hanya dalam wujud ruangan saja. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Arikunto ( 2011: 3) menyatakan bahwa menurut pengertian pengajaran, kelas bukan hanya wujud ruang kelas tetapi dimana saja tempatnya, yang penting ada sekelompok anak yang sedang belajar. Peristiwa

35 tersebut dapat terjadi di laboratorium, di perpustakaan, di lapangan olahraga, di tempat kunjungan atau tempat lain yang dimana siswa sedang berkerumun dan belajar tentang hal yang sama, dari seorang guru atau fasilitator yang sama. Menurut Arikunto ( 2011: 58) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran, dan tujuan utama dari penelitian tindakan kelas untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas serta melakukan perbaikan kembali dengan melakukan refleksi. Menurut Arikunto (2011 : 16) secara garis besar terdapat empat tahapan penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Pada penelitian ini tidak hanya dilakukan dalam satu siklus, tetapi dapat dilaksanakan beberapa kali sampai tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Adapun model dan pelaksanaan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut. Perancanaan Refleksi Siklus I Pelaksanaan Pengamatan Perancanaan Refleksi Siklus II Pelaksanaan Pengamatan Refleksi Perancanaan Siklus III Pelaksanaan Pengamatan Gambar 2 : Siklus PTK (Adopsi dari Arikunto, 2011: 16)

36 B. Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas adalah siswa dan guru kelas IV C SDN 11 Metro Pusat dengan jumalah 25 orang siswa yang terdiri 10 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV C SDN 11 Metro Pusat, Jln. Veteran No.50 Hadimulyo Barat, Kecamatan Metro Pusat, Kota Metro. 3. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 selama kurang lebih 5 bulan. Kegiatan penelitian dimulai dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian (bulan Januari sampai Mei 2014). C. Teknik Pengumpulan Data Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan keseluruhan data yang diperoleh berdasarkan instrument penelitian yaitu dengan teknik non tes dan tes. 1. Teknik non tes digunakan untuk memperoleh data yang diambil dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana kinerja guru, dan keterampilan berpikir kreatif siswa dalam penerapan model problem posing pada pembelajaran tematik. 2. Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa nilai-nilai siswa yang bersifat kuantitatif, guna mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik setelah diterapkannya model problem posing.

37 D. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpul data yang peneliti gunakan dalam penelitian tindakan kelas adalah lembar observasi, dan tes. 1. Lembar observasi, yaitu instrument ini digunakan untuk mengetahui kinerja guru, dan keterampilan berpikir kreatif siswa dalam proses pembelajaran menggunakan model problem posing pada siswa kelas IV C SDN 11 Metro Pusat. 2. Soal-soal tes, digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa nilai-nilai siswa guna mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik dengan model problem posing di kelas IV C SDN 11 Metro Pusat di semester genap. E. Teknik Analisis Data 1. Analisis Kualitatif Analisis kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan dinamika proses yaitu kineja guru dan keterampilan berpikir kreatif siswa selama pembelajaran berlangsung. a. Kinerja Guru 1) Kategori pada instrumen penilaian kinerja guru Tabel 2. Kategori Kinerja Guru. Skor Rentang Nilai Kategori 5 81 100 Sangat baik 4 61 80 Baik 3 41 60 Cukup 2 21 40 Kurang 1 0 20 Sangat kurang Sumber: Modifikasi dari Poerwanti (2008: 7.8).

38 2) Pemerolehan nilai kinerja guru = Keterangan: NS = Nilai kinerja guru R = Skor yang diperoleh guru SM = Skor maksimum 100 = Bilangan tetap Sumber: Modifikasi dari Purwanto (2008: 112). b. Keterampilan Berpikir Kreatif 1) Kategori keterampilan berpikir kreatif Tabel 3. Kategori Keterampilan Berpikir Kreatif Nilai Predikat Kategori Keterampilan Skor 0-100 86-100 A Sangat Terampil 81-85 A- 76-80 B+ 71-75 B Terampil 66-70 B- 61-65 C+ 56-60 C Cukup 51-55 C- 46-50 D+ Kurang 0-45 D Sumber: Modifikasi dari Kemendikbud (2013: 131). 2) Pemerolehan nilai individu = Keterangan: NS = Nilai keterampilan berpikir kreatif R = Skor yang diperoleh SM = Skor maksimum 100 = Bilangan tetap Sumber: Modifikasi dari Purwanto (2008: 112).

39 3) Nilai rata-rata keterampilan berpikir kreatif = Keterangan: X = Nilai rata-rata keterampilan berpikir kreatif siswa. = Jumlah nilai keterampilan berpikir kreatif siswa. N = Jumlah siswa. Sumber: Adopsi dari Sudjana (2010: 109). 2. Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif dalam penelitian digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik dengan model problem posing. a. Kategori hasil belajar siswa Tabel 4. Kategori Hasil Belajar Siswa Nilai Predikat Kategori Skor 0-100 86-100 A Sangat Baik 81-85 A- 76-80 B+ 71-75 B Baik 66-70 B- 61-65 C+ 56-60 C Cukup 51-55 C- 46-50 D+ Kurang 0 45 Sumber: Adaptasi dari Kemendikbud (2013: 131) b. Penghitungan nilai tes tertulis siswa secara individu = Keterangan: NP =Nilai hasil belajar R =Skor yang diperoleh SM =Skor maksimum

40 100 =Bilangan tetap Sumber: Modifikasi dari Purwanto (2008: 112). c. Perhitungan nilai rata-rata tes tertulis siswa = Keterangan: =Nilai rata-rata =Jumlah nilai N =Jumlah siswa Sumber: Adopsi dari Sudjana (2010: 109). d. Persentase klasikal ketuntasan hasil belajar = % S =Persentase ketuntasan klasikal =Jumlah siswa yang tuntas belajar N =Jumlah seluruh siswa 100%=Bilangan tetap Sumber: Modifikasi dari Aqib, dkk (2009: 41) Hasil analisis ini digunakan untuk melakukan refleksi pada siklus selanjutnya, sebagai bahan perencanaan dalam pembuatan rancangan pembelajaran agar lebih baik lagi. F. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Prosedur penelitian tindakan kelas yang ditempuh adalah pengkajian berdasarkan siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian tindakan kelas pada pembelajaran tematik dilaksanakan dengan tiga sklus, yaitu siklus I, siklus II dan siklus III.

41 1. Siklus I a. Perencanaan Pada tahapan ini yang dilakukan peneliti ialah menyusun penelitian secara terencana agar dapat sesuai dengan hasil yang diinginkan. dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Melakukan wawancara kepada guru kelas untuk menganalisis tema, subtema, dan pembelajaran yang sudah diajarkan guna penyesuaian penyusunan perangkat pembelajaran dengan model problem posing. 2) Melakukan analisis Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD) dan indikator yang akan diajarkan. 3) Menyusun Rencana Pembelajaran Pembelajaran (RPP) secara kolaboratif antara peneliti dengan guru kelas IV C sesuai dengan KI dan KD yang akan diajarkan. 4) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan media gambar yang sesuai dengan materi serta model yang digunakan. 5) Menyiapkan instrumen penilaian yang terdiri dari lembar observasi untuk mengamati kinerja guru dan keterampilan berpikir kreatif siswa, serta soal-soal tes formatif untuk mengukur hasil belajar siswa. b. Pelaksanaan Tahap pelaksanaan merupakan langkah selanjutnya dalam penerapan model problem posing. Kegiatan pembalajaran dengan tahap sebagai berikut:

42 1) Kegiatan pembukaan a) Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa. b) Guru memeriksa kehadiran siswa dan mengkondisikan siswa agar siap untuk memulai pembelajaran. c) Guru melakukan kegiatan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. d) Guru menempelkan gambar dan siswa diminta untuk mengamati serta mendeskripsikan gambar tersebut. e) Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang keindahan alam yang ada di Indonesia. 2) Kegiatan Inti a) Guru menjelaskan materi pembelajaran melalui penerapan model problem posing. b) Guru membimbing siswa dalam berlatih membuat soal, disesuaikan dengan mata pelajaran yang sedang dipelajari. c) Guru memberikan latihan soal secukupnya. d) Seluruh siswa dibagi menjadi 6 kelompok secara heterogen yang masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa. e) Guru membagi tugas berupa teks bacaan, dan meminta siswa secara berkelompok membuat pertanyaan dari teks bacaan yang diberikan oleh guru. f) Siswa membuat beberapa pertanyaan yang sesuai dengan hasil analisis data dan dalam lembar pertanyaan yang telah disediakan

43 oleh guru dengan diberi label posing I. Kriteria atau ketentuan pembuatan soal diarahkan oleh guru. g) Lembar pertanyaan yang dibuat oleh masing-masing kelompok awal dikumpulkan kepada guru, dan guru memberikan secara acak pertanyaan-pertanyaan tersebut ke setiap kelompok lain. h) Setiap kelompok yang mendapatkan soal yang telah diberikan oleh guru, menuliskan jawaban mereka pada lembar yang telah disediakan dengan diberi label posing II. i) Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok dan jawaban mereka di depan kelas. j) Guru memberikan penguatan kepada siswa dan memotivasi siswa, kemudian siswa diberi kesempatan untuk bertanya kepada guru. k) Siswa mengerjakan tes sesuai dengan materi yang telah dijelaskan oleh guru. 3) Kegiatan Penutup a) Siswa beserta dengan guru membuat kesimpulan kegiatan hari ini. b) Guru mengajak siswa untuk bersyukur atas pemberian Tuhan kepada kita. c) Guru mengapresiasi kegiatan pembelajaran siswa hari ini. d) Siswa mendapat tugas yang harus dikerjakan di rumah. e) Doa penutup pembelajaran dan guru mengucapkan salam.

44 c. Pengamatan Peneliti mengamati kegiatan belajar siswa selama pembelajaran berlangsung.selama proses pembelajaran berlangsung kinerja guru, dan keterampilan berpikir kreatif siswa diamati dengan cara memberikan chek list dan skor pada lembar yang telah disediakan. d. Refleksi Peneliti bersama guru melakukan refleksi untuk menganalisis kelebihan dan kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang dianalisis adalah kinerja guru, keterampilan berpikir kreatif siswa dan hasil belajar siswa. Analisis tersebut sebagai acuan perbaikan kinerja guru dan digunakan sebagai acuan untuk menentukan langkah-langkah lebih lanjut dalam rangka mencapai tujuan penelitian tindakan kelas. Hasil analisis juga dapat digunakan sebagai bahan perencanaan pada siklus II dengan membuat rencana tindakan baru agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih baik lagi. 2. Siklus II a. Perencanaan Kegiatan pada siklus II ini dibuat setelah merefleksi dari hasil kegiatan yang diperoleh dari siklus I. Pada siklus kedua ini, peneliti melakukan perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil analisis siklus I. Perencanaan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi masalah dan kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I.

45 2) Merancang perbaikan untuk proses pembelajaran di siklus II berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. 3) Menyiapkan perangkat pembalajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran di kelas. 4) Menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran. b. Pelaksanaan 1) Guru menjelaskan materi dan memberikan latihan soal secukupnya. 2) Media gambar dipergunakan oleh guru untuk mendukung pembelajaran. 3) Seluruh siswa dibagi menjadi 6 kelompok secara heterogen yang terdiri dari 4-5 orang anggota. 4) Guru membagi tugas untuk diselesaikan secara kelompok. 5) Guru membagi tugas berupa teks bacaan, dan meminta siswa secara berkelompok membuat pertanyaan dari teks bacaan yang diberikan oleh guru. 6) Siswa membuat beberapa pertanyaan yang sesuai dengan hasil analisis data dan dalam lembar pertanyaan yang telah disediakan oleh guru dengan diberi label posing I. Kriteria atau ketentuan pembuatan soal diarahkan oleh guru. 7) Lembar pertanyaan yang dibuat oleh masing-masing kelompok awal dikumpulkan kepada guru, dan guru memberikan secara acak pertanyaan-pertanyaan tersebut ke setiap kelompok lain.

46 8) Setiap kelompok yang mendapatkan soal yang telah diberikan oleh guru, menuliskan jawaban mereka pada lembar yang telah disediakan dengan diberi label posing II. 9) Siswa mempresentasikan hasil diskusi mereka kedepan kelas dengan perwakilan, masing-masing kelompok satu orang mempresentasikan kedepan kelas. 10) Siswa mengerjakan tes sesuai dengan materi yang telah dijelaskan oleh guru. c. Pengamatan Peneliti mengamati kegiatan belajar siswa selama pembelajaran berlangsung. Selama proses pembelajaran berlangsung kinerja guru, dan keterampilan berpikir kreatif siswa diamati dengan cara memberikan chek list dan skor pada lembar observasi yang telah disediakan. d. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti menganalisis keberhasilan dan kekurangan dalam proses pembelajaran yang menggunakan model problem posing. Merefleksi kembali tentang berhasil atau tidaknya kegiatan penelitian yang dilakukan. Hasil analisis digunakan sebagai bahan perencanaan pada siklus III.

47 3. Sikus III a. Perencanaan Kegiatan pada siklus III ini dibuat setelah merefleksi dari hasil kegiatan yang diperoleh dari siklus II. Pada siklus kedua ini, peneliti melakukan tahap perbaikan dari pembelajaran berdasarkan hasil analisis dari siklus II. Perencanaan dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1) Mengidentifikasi masalah dan kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus II. 2) Merancang perbaikan untuk proses pembelajaran di siklus III berdasarkan hasil refleksi pada siklus II. 3) Menyiapkan perangkat pembalajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran di kelas. 4) Menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran. b. Pelaksanaan 1) Guru menjelaskan materi dan memberikan latihan soal secukupnya. 2) Media dipergunakan oleh guru untuk mendukung pembelajaran. 3) Seluruh siswa dibagi menjadi 6 kelompok secara heterogen yang terdiri dari 4-5 orang anggota. 4) Guru membagi tugas untuk diselesaikan secara kelompok. 5) Guru membagi tugas berupa teks bacaan, dan meminta siswa secara berkelompok membuat pertanyaan dari teks bacaan yang diberikan oleh guru.

48 6) Siswa membuat beberapa pertanyaan yang sesuai dengan hasil analisis data dan dalam lembar pertanyaan yang telah disediakan oleh guru dengan diberi label posing I. Kriteria atau ketentuan pembuatan soal diarahkan oleh guru. 7) Lembar pertanyaan yang dibuat oleh masing-masing kelompok awal dikumpulkan kepada guru, dan guru memberikan secara acak pertanyaan-pertanyaan tersebut ke setiap kelompok lain. 8) Setiap kelompok yang mendapatkan soal yang telah diberikan oleh guru, menuliskan jawaban mereka pada lembar yang telah disediakan dengan diberi label posing II. 9) Siswa mengomunikasikan hasil pekerjaan dan jawaban mereka kedepan kelas dengan perwakilan, masing-masing kelompok satu orang mempresentasikan kedepan kelas. 10) Siswa mengerjakan tes sesuai dengan materi yang telah dijelaskan oleh guru. c. Pengamatan Peneliti mengamati kegiatan belajar siswa selama pembelajaran berlangsung. Selama proses pembelajaran berlangsung kinerja guru, dan keterampilan berpikir kreatif siswa diamati dengan cara memberikan chek list dan skor pada lembar observasi yang telah disediakan.

49 d. Refleksi Dalam kegiatan refleksi tentunya membahas segala sesuatu yang terjadi di dalam pembelajaran, baik itu kelebihan atau kelemahan selama proses pembelajaran berlangsung. Jika pada siklus ketiga pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan telah terjadi peningkatan dibanding siklus sebelumnya, maka penelitian dianggap cukup. Namun apabila masih terdapat kekurangan, penelitian dilanjutkan pada siklus selanjutnya. G. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan pada penelitian tindakan kelas ini antara lain ialah: 1. Adanya peningkatan nilai rata-rata keterampilan berpikir kreatif siswa secara klasikal pada setiap siklusnya minimal dengan kategori terampil. 2. Adanya peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa secara klasikal pada setiap siklusnya, serta 75% dari jumlah keseluruhan siswa mencapai standar nilai minimal yaitu 66 ( baik).