BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 20,24 jiwa setara dengan 8,03 dari seluruh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator dari keberhasilan pembangunan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Population Prospects: the 2015 Revision, pada

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan kesehatan nasional dengan peran serta aktif masyarakat.

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KOGNITIF DENGAN RIWAYAT JATUH PADA LANJUT USIA DI DESA JATEN KECAMATAN JUWIRING KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. menurun. World Health Organization (WHO) menggolongkan lansia

BAB I PENDAHULUAN. menjadi usia lanjut dini yaitu berkisar antara tahun, dan lansia yang

BAB I PENDAHULUAN. Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33% (Depkes,2003). Indonesia termasuk salah satu negara Asia yang pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang mulai memasuki tahap lanjut usia dimulai saat memasuki usia 60

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB I PENDAHULUAN. penduduk, dan sekaligus menambah jumlah penduduk usia lanjut. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut organisasi kesehatan dunia (WH O), ada empat tahapan batasan-batasan

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. biasanya disebabkan oleh usia yang semakin menua (Arking dalam Berk, 2011). Dari masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam sejarah, kebanyakan penduduk dapat hidup lebih dari 60 tahun. Populasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses menua adalah sebuah proses yang mengubah orang dewasa sehat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

HUBUNGAN FUNGSI KOGNITIF DENGAN RISIKO JATUH PADA LANJUT USIA DI PSTW UNIT BUDHI LUHUR YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat cepat. Setiap detik terdapat dua orang yang berulang tahun ke-60 di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran. Meningkatnya proporsi penduduk lanjut usia (lansia) ini, berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini di seluruh dunia jumlah lanjut usia (lansia) diperkirakan mencapai

BAB I PENDAHULUAN. di atas 65 tahun (7,79 % dari seluruh jumlah penduduk). Bahkan, Indonesia. paling cepat di Asia Tenggara (Versayanti, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini di seluruh dunia jumlah lansia di perkirakan lebih dari 629 juta jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. transisi epidemiologi. Secara garis besar proses transisi epidemiologi adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi global lansia saat ini yaitu setengah dari jumlah lansia di dunia yakni

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. tahun Data WHO juga memperkirakan 75% populasi lansia di dunia pada. tahun 2025 berada di negara berkembang.

BAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua negara tak terkecuali Indonesia. Penyakit ini ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ialah melihat usia harapan hidup penduduknya. Dari tahun ke tahun usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di seluruh dunia saat ini terjadi transisi demografi dimana proporsi

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB I PENDAHULUAN. polusi, dataran tinggi dan gaya hidup di mana ada yang hidup santai dan ada yang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. menahun yang disebabkan oleh penyakit degeneratif, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. No.13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 tentang kesejahteraan lanjut usia dinyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan dan menjadi beban tanggungan baik oleh keluarga, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertambahan jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia semakin

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERGANTUNGAN DALAM ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi

BAB 1 PENDAHULUAN. terbagi dalam dua tahap yaitu lanjut usia awal (early old age) yaitu usia 60-70

tahun 2005 adalah orang, diprediksi pada tahun 2020 menjadi orang dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penuaan adalah suatu proses yang mengubah seorang dewasa sehat

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA LANJUT USIA TENTANG DIET HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan. mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada

IRMA MUSTIKA SARI J

I. PENDAHULUAN. kerentanan terhadap berbagai penyakit dan kematian (Setiati et al, 2009).

pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard)

EFEKTIVITAS DAN KENYAMANAN TRANCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS) DALAM MENGURANGI NYERI KRONIK MUSKULOSKELETAL PADA USIA LANJUT

BAB I PENDAHULUAN. fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang. menurun. Menurut World Health Organization (WHO) lansia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. 62 tahun pada negara berkembang dan 79 tahun pada negara maju (WHO, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman serba modern saat ini, manusia bekerja menjadi lebih hemat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bermakna pada beberapa dekade terakhir ini. Peningkatan tersebut adalah 45,7 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat hingga dua kali lipat pada tahun 2025 (Depkes, 2013). Hal ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan akan terus meningkat prevalensinya dan memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dimensi kemanusiaan yang saling terkait yaitu aspek biologis, psikologis,

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Olahraga yang dilakukan secara terencana bertujuan untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan

Perkembangan Fisik Dewasa Akhir

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu kejadian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia. Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara Indonesia selalu menempati

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin.

BAB 1 PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini menuju proses. pembangunan,terutama di bidang kesehatan (Komnas Lansia, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. wanita mengalami menopause. Namun tidak seperti menopause pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada

STRATEGI COPING IBU DALAM MENJALANI PERAN SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Lansia adalah seseorang yang mencapai umur 60 tahun ke atas (Nugroho,

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

I. PENDAHULUAN. Andropause merupakan sindrom pada pria separuh baya atau lansia dimana

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah rumah tangga lansia sebanyak 16,08 juta rumah tangga atau 24,50 dari seluruh rumah tangga di Indonesia. Jumlah lansia di Indonesia mencapai 20,24 jiwa setara dengan 8,03 dari seluruh penduduk Indonesia tahun 2014. Jumlah lansia perempuan lebih besar daripada laki-laki, yaitu 10,77 juta lansia perempuan dibandingkan 9,47 lansia laki-laki (Badan Pusat Statistika, 2014). Menurut Setiati (2015) mengatakan penduduk dengan usia di atas 60 tahun di Indonesia akan terus bertambah. Saat ini jumlah orang lansia di Indonesia menduduki peringkat ketiga teratas setelah India dan China. Proses menua atau aging adalah suatu proses alami pada semua makhluk hidup. Menurut Suardiman (2011), menyatakan bahwa menjadi tua (aging) merupakan proses perubahan biologis secara terus menerus yang dialami manusia pada semua tingkatan umur dan waktu, sedangkan usia lanjut (old age) adalah istilah untuk tahap akhir dari proses penuaan tersebut. Semua makhluk hidup memiliki siklus kehidupan menuju tua yang diawali dengan proses kelahiran, kemudian tumbuh menjadi dewasa dan berkembang biak, selanjutnya menjadi semakin tua dan akhirnya meninggal. Seperti pada Surat Al-Mu min ayat 67 yang artinya Dialah yang menciptakanmu dari tanah, kemudian dari setetes mani, lalu dari 1

2 segumpal darah, kemudian kamu dilahirkan sebagai seorang anak, kemudian dibiarkan kamu sampai dewasa, lalu menjadi tua. Tetapi di antara kamu ada yang dimatikan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) agar kamu sampai pada kurun waktu yang ditentukan, agar kamu mengerti. Dampak dari bertambahnya usia yaitu penurunan sistem neurologis, sensori, musculoskeletal, kognitif dan masih banyak sistem lagi. Hampir 80 lansia memiliki sedikitnya satu penyakit kronis. Penyakit kronis tersebut dapat menggangu aktifitas lansia dalam pemenuhan kebutuhan tubuh mereka. Dampak penurunan fungsi ini dapat menyebabkan efek negatif pada lansia. Salah satu contoh penurunan fungsi pada lansia yaitu terjatuh. Lebih dari separuh kematian yang berhubungan dengan jatuh yang terjadi dalam rumah. Lansia rawan mengalami kejadian jatuh diakibatkan menurunnya kemampuan fisik pada lansia. Berbagai faktor yang mempengaruhi adanya jatuh pada lansia ada beberapa hal, yaitu faktor host (diri lansia), faktor aktifitas, faktor lingkungan dan faktor obat-obatan. Sekitar 30 lansia di atas 65 tahun pernah mengalami jatuh setiap tahunnya dan sekitar setengah dari mereka jatuh berulang kali. Bahkan pada lanjut usia di atas 80 tahun, sekitar 50 pernah mengalami jatuh. Kejadian luka akibat jatuh juga meningkat terutama pada usia di atas 85 tahun. Pada lansia yang jatuh, sekitar 5 mengalami patah tulang, 1 patah tulang paha, dan 5-11 mengalami luka berat. Luka merupakan penyebab kematian nomor

3 lima pada lansia dan sebagian besar akibat luka jatuh. Kematian akibat jatuh pada populasi lansia sekitar 75, sedangkan pada populasi umum sebesar 12 (Probosuseno, 2006). Setelah usia 65 tahun individu sering jatuh karena kondisi lingkungan, kondisi fisik maupun psikis. Beberapa faktor resiko jatuh meningkat secara proporsinal sebagai salah satu usia: gangguan pada ketajaman visual, gangguan kognitif, hipotensipostural, aritmia jantung, diabetes yang tidak terkontrol, gejala depresi, kelemahan ekstremitas bawah dan gangguan gaya jalan. Banyak kejadian jatuh dipengaruhi oleh beberapa hal dari lansia itu sendiri yaitu: sistem sensori, sistem saraf pusat, muskuloskeletal dan kognitif (Staats, 2008). Fungsi kognitif merupakan menjadi salah satu faktor resiko penyebab meningkatnya resiko jatuh pada lansia. Kesulitan dengan fungsi ingatan atau dalam mengekspresikan secara verbal atau berbicara merupakan bentuk-bentuk penurunan fungsi kognitif pada lansia. Penurunan dalam kecepatan memproses, diakui mempengaruhi banyak aspek kognisi di usia lanjut. Penurunan efisiensi dalam berfikir, dalam hal perhatian, jumlah informasi yang dapat dilakukan oleh kerja ingatan (memori), penggunaan strategi memori, dan pengungkapan kembali memori jangka panjang (Suardiman, 2011). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2014) pada lanjut usia di PSTW Unit Budhi Luhur Yogyakarta adalah dari 30 responden yang memiliki riwayat jatuh terbanyak yaitu 2 kali sebesar 73,3 (22

4 orang). Sedangkan yang memiliki prosentase terendah dengan riwayat jatuh 1 kali (6,7 ). Dampak yang dialami responden dari kejadian jatuh tersebut adalah luka lecet, memar dan menderita gangguan berjalan. Berdasarkan penelitian hubungan fungsi kognitif dengan resiko jatuh menunjukkan bahwa definite gangguan kognitif mempunyai hubungan dengan resiko jatuh kategori tinggi yang ditunjukkan pada 8 responden, kategori jatuh sedang 3 responden dan resiko jatuh rendah 0 responden. Selain itu juga didapat 8 orang yang memiliki probable gangguan kognitif mempunyai hubungan tertinggi pada resiko jatuh sedang. Pada fungsi kognitif normal mempunyai hubungan tertinggi pada resiko jatuh rendah 2 responden. Berdasarkan latar belakang di atas yaitu dengan melihat banyaknya faktor yang dapat menyebabkan jatuh pada lansia salah satunya dilihat dari penurunan fungsi kognitif, maka peneliti menganggap perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara fungsi kognitif dengan riwayat jatuh pada lanjut usia di Desa Jaten Kecamatan Juwiring Klaten. B. Rumusan Masalah Apakah ada hubungan antara fungsi kogntif dengan riwayat jatuh pada lanjut usia di Desa Jaten Kecamatan Juwiring Klaten?

5 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara fungsi kognitif dengan riwayat jatuh pada lanjut usia di Desa Jaten Kecamatan Juwiring Klaten. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran fungsi kognitif lanjut usia di Desa Jaten Kecamatan Jiwiring Klaten. b. Untuk mengetahui gambaran riwayat jatuh pada lanjut usia di Desa Jaten Kecamatan Juwiring Klaten. c. Untuk menganalisa hubungan antara fungsi kognitif dengan riwayat jatuh pada lanjut usia di Desa Jaten Kecamatan Juwiring Klaten. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman khususnya dalam membuat penelitian dan analisa kasus serta dapat mengembang teori yang diperoleh dari kampus. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Masyarakat Adapun secara umum di masyarakat, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengetahui hubungan antara fungsi kognitif pada lanjut usia terhadap riwayat jatuh.

6 b. Bagi Institusi Pendidikan Pelaksanaan penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai informasi ilmiah tentang hubungan antara fungsi kognitif terhadap riwayat jatuh pada lanjut usia.