BAB I PENDAHULUAN. Mahkamah Internasional (International Court of Justice ICJ, Malaysia atas kebudayaan-kebudayaan asli Indonesia.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. kesimpulan dalam penulisan hukum ini, yang antara lain:

PERANAN UNESCO TERHADAP PENGKLAIMAN BUDAYA TIDAK BERWUJUD DAN PENERAPAN HUKUMNYA DI INDONESIA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Warisan kebudayaan Indonesia yang bermacam macam ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. lebih mencintai kemerdekaan. Munculnya sebuah pengakuan dari Malaysia yang

SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH INDONESIA DALAM MEMPERTAHANKAN CULTURAL HERITAGE PASCA KLAIM MALAYSIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai artistik dan nilai jual yang tinggi, seperti cerita wayang,

BAB I PENDAHULUAN. Kemanusiaan dari Indonesia yang merupakan budaya lisan dan nonbendawi oleh

JURNALISME DAMAI DALAM PEMBERITAAN MASALAH KLAIM MALAYSIA ATAS KARYA SENI BUDAYA BANGSA INDONESIA TAHUN 2009

KONVENSI ROMA 1961 KONVENSI INTERNASIONAL UNTUK PERLINDUNGAN PELAKU, PRODUSER REKAMAN DAN BADAN-BADAN PENYIARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sumber: Indonesiarevive.com 4 Januari 2011

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang berarti bahwa semua manusia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. baik seni rupa, seni musik, teater atau tarian, baik yang bersifat tradisional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki ribuan pulau

Potensi Budaya Indonesia Dan Pemanfaatannya

BAB I PENDAHULUAN. budaya daerah yang dapat digunakan sebagai icon atau simbol untuk

BAB I PENDAHULUAN. Media informasi yang berkaitan dengan masyarakat pada zaman yang modern saat

SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP HAK KARYA CIPTA LAGU BERDASARKAN UU NO. 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA (STUDI KASUS DI LOKANANTA SURAKARTA)

PENGATURAN HASIL KARYA INTELEKTUAL ATAS LAYANGAN JANGGAN SEBAGAI EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL KE DALAM HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

HAK CIPTA SOFTWARE. Pengertian Hak Cipta

BAB I PENDAHULUAN. suku bangsa dimana masing-masing suku bangsa tersebut memiliki

Abstract. Keywords: Indonesian culture, Rumah Indonesia, People of Indonesian border

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

SIMBIOSIS MUTUALISME ANTARA PEMERINTAH DAERAH DAN PENGUSAHA BATIK DI KABUPATEN BANTUL

MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR PERANAN BUDAYA LOKAL MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. bersifat kompleks, abstrak, dan luas (

BAB I PENDAHULUAN. Sumartini, Penerapan Hasil Belajar "Mewarna Pada Kain Dan Serat" Dalam Praktikum Pewarnaan Batik

BAB I PENDAHULUAN. umumnya menggunakan buku, dimana didalamnya berisikan nama budaya serta

Ambalat: Ketika Nasionalisme Diuji 1 I Made Andi Arsana 2

BAB I PENDAHULUAN. bidang industri, ilmu pengetahuan, kesusasteraan atau seni. 1 Hak atas kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kita sebagai suatu kebutuhan, dari hanya sekedar untuk tahu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Selain keberagaman kebudayaan Indonesia, juga dikenal sebagai negara

: /2 /0 04

BAB I PENDAHULUAN. baik dibanding dengan tahun lalu. Kondisi ini tidak lepas dari pembangunan

EKSISTENSI ARSIP SEBAGAI JATI DIRI SUATU BANGSA DITEGAKKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman seperti ini, peranan bahasa sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2007) ekonomi gelombang ke-4 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sesuatu dari hasil daya pikir dan kemampuannya. Setiap orang dapat

A. Latar Belakang Masalah

Hak Cipta Program Komputer

I. PENDAHULUAN. invensi. Ciptaan atau invensi tersebut merupakan milik yang diatasnya melekat

BAB V PENUTUP. bersangkutan. Dalam menyampaikan materinya Majalah Rolling Stone Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat

INTISARI HAK CIPTA. UU No 28 Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kesenian asli dari Sumatera Utara. (Marboen, 2012)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki keragaman budaya dari berbagai daerah, yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan semakin berkembangnya kegiatan perekonomian dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

PENDAHULUAN Latar Belakang

KASUS AMBALAT : KONFLIK WILAYAH ANTARA INDONESIA DAN MALAYSIA ( )

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

VARIASI GAYA BAHASA SLOGAN DALAM ATRIBUT CALEG PEMILU 2009 DI SURAKARTA SKRIPSI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HASIL WAWANCARA DENGAN DITJEN HKI. (Dengan Bapak Agung Damarsasongko) : Berapa lama jangka waktu perlindungan Hak Cipta?

BAB IV UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini banyak ditemukan berbagai jenis peralatan teknologi

PEMILIHAN UMUM TAHUN Agustus Februari PENYUSUNAN PERATURAN KPU 1 Agustus Januari 2019

SKRIPSI. Oleh: SITI MUKARROMAH YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah Wisatawan Dalam Negeri Luar Negeri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia seperti wayang, batik, keris, angklung, reog. Wayang adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI

P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

BAB 1 PENDAHULUAN. Wayang merupakan kesenian asli Indonesia yang sudah diresmikan sebagai

Urgensi Pengaturan Perlindungan Pengetahuan Tradisional Dalam Hukum Positif Indonesia Oleh: Akhmad Aulawi *

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1962 adalah TVRI ( Televisi Republik Indonesia). Selama 27

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. Kerajinan batik merupakan sebuah industri tradisional yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Syarat dan Ketentuan Penggunaan Materi

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antar sesama dan senantiasa menjaga hubungan tersebut dengan sebaikbaiknya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pemanfaatan resensi..., Yusuf Margono, FIB UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Solo sebagai salah satu kota administratif di Jawa Tengah memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. akhir-akhir ini. Pengaruhnya telah merubah tata cara manusia bersikap dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dunia seni saat ini semakin banyak jumlah dan beragam bentuknya.

LEGAL ASPEK PRODUK TIK IMAM AHMAD TRINUGROHO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan mendatangkan devisa dan menambah penerimaan negara. Kegiatan promosi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

PENYELESAIAN SENGKETA HAK CIPTA MENURUT UNDANG-UNDANG NO.19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA. Oleh : Jatmiko Winarno, SH, MH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR: 01/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA PENDAPAT MENGIKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki berbagai jenis daya Tarik wisata baik daya Tarik

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Restitusi adalah pembayaran ganti kerugian yang d

LOMBA PENULISAN KREATIFITAS MASYARAKAT (PKM) TINGKAT NASIONAL 2015 ALARM NUSANTARA UNTUK ANAK INDONESIA

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

kami. Apabila pekerjaan cetak tidak bersponsor, maka anda harus membayar biaya cetak langsung ke toko percetakan. KETENTUAN PENGGUNAAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah sempat mereda, ketika diputusnya kasus sengketa kepemilikan Kepulauan Sipadan dan Ligitan oleh 17 Hakim Mahkamah Internasional (International Court of Justice ICJ, putusan pada Desember 2002) dan adanya sengketa kepulauan Ambalat pada tahun 2005 yang kemudian kedua pihak sepakat melakukan rekonsiliasi, hubungan antara Indonesia dengan Malaysia kembali memanas, pada tahun 2008, dengan adanya klaim negara Malaysia atas kebudayaan-kebudayaan asli Indonesia. Terkait sengketa kebudayaan, sebelumnya pada Tahun 2004, terjadi sengketa kasus Reog Ponorogo, yang bermula ketika kesenian Reog, dikenal juga di Malaysia dengan sebutan Barongan, yang mempunyai ciri khas menggunakan topeng dadak merak, diklaim Malaysia dalam situs website iklan pariwisatanya. Namun dalam kasus ini telah ditemukan titik terang pada tahun 2007, setelah pada akhir November 2007, Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Datuk Zainal Abidin Muhammad Zain menyatakan bahwa Pemerintah Malaysia tidak pernah mengklaim Reog Ponorogo sebagai budaya asli negara itu. Reog yang disebut Barongan di Malaysia dapat dijumpai di Johor

2 dan Selangor, karena dibawa oleh rakyat Indonesia (Jawa) yang merantau ke negeri tersebut. 1 Dan akhirnya, pada tahun 2008, dapat dikatakan Malaysia semakin menjadi-jadi. Dimulai dengan Lagu Rasa Sayange, lagu daerah Indonesia yang berasal dari Maluku, pada Oktober 2007 yang oleh Departemen Pariwisata Malaysia dijadikan sebagai lagu promosi dalam iklan pariwisata Visit Malaysia. Kasus ini, patut disayangkan karena keterlambatan reaksi dari pihak Indonesia, menjadi heboh di Indonesia pada tahun 2008 dan sampai akhirnya Pemerintah Malaysia mengakui bahwa lagu tersebut adalah milik bersama Bangsa Melayu (Indonesia dan Malaysia) setelah pihak Indonesia mampu membuktikan bahwa Lagu tersebut direkam di Indonesia pertama kalinya di Perusahaan Rekaman Negara, Lokananta, Surakarta, Jawa Tengah. 2 Kemudian menyusul klaim-klaim Malaysia berikutnya, yang diantaranya: 1. Tari Pendet (Agustus 2009). awal mula terjadinya sengketa dikarenakan Tari Pendet diklaim oleh Malaysia dalam iklan. Kasus ini sedikit mulai menemui titik cerah setelah Pemerintah Malaysia mengakui adanya kesalahan yang dilakukan oleh Discovery Channel sebagai salah satu 1 2 Anonim, Reog (Ponorogo), id.wikipedia.org., http:// id.wikipedia.org/wiki/reog_(ponorogo), diakses 16 April 2015. Ruslan Burhani, Malaysia Akhirnya Akui Rasa Sayange Sebagai Milik Bersama, Antaranews.com, http://www.antaranews.com/view/?i=1194772834&c=nas&s=, diakses 20 April 2011.

3 produser/ pembuat iklan pariwisata Malaysia pada September 2009. 2. Kasus pelecehan Lagu Indonesia Raya (Agustus 2009). Dalam kasus ini, lagu Indonesia Raya diplesetkan dengan diubah syair lagunya. Pemerintah Malaysia telah meminta maaf terhadap kasus ini, menurut mereka kasus ini dilakukan oleh oknum. 3. Kasus Lagu Terang Bulan dengan Lagu Kebangsaan Malaysia Negaraku (Agustus 2009). Berbeda dengan kasus-kasus sebelumnya yang muncul karena aksi nakal Malaysia, dapat dikatakan kasus ini terjadi karena aksi balas dendam rakyat Indonesia yang tidak terima setelah adanya kasus pelecehan Lagu Indonesia Raya. Kasus ini semakin memperbesar kemarahan rakyat kedua negara. Hal ini dapat kita lihat di forum-forum dunia maya ketika melakukan pencarian (searching) yang terkait dengan kasus ini, karena di dalam forum-forum tersebut, banyak tanggapan dari rakyat kedua negara yang saling membela diri. Puncaknya ketika dari pihak Indonesia berencana melakukan gugatan. Sampai sekarang kasus ini masih menjadi tanda tanya, karena kurangnya informasi dan kesimpang-siuran berita.

4 4. Beberapa kasus lain yang sempat menjadi pembicaraan namun telah ditemui titik terangnya karena adanya peran Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization-UNESCO), antara lain: Klaim Batik, Klaim Angklung, Klaim Wayang, dan Klaim Keris. 3 Dalam kasus Lagu Terang Bulan, menurut penulis, menjadi menarik untuk diteliti karena terdapat banyak pendapat tentang asal mula dan pencipta lagu tersebut, sehingga memunculkan permasalahan di bidang hukum khususnya mengenai Hak Cipta sebuah lagu. Dalam penelitian awal yang dilakukan penulis, setidaknya penulis menemukan 6 (enam) sumber darimana asal dan beberapa versi lagu tersebut. Selain itu, di dalam kasus ini terdapat hal yang menarik bila ditinjau dari segi hukum, baik dari aspek sengketa Internasional maupun Hukum Hak Kekayaan Intelektual khususnya mengenai Hak Cipta. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa dalam kasus ini terdapat upaya hukum dari pihak Indonesia yang berbentuk gugatan perdata terhadap Malaysia. Bagaimana proses gugatan itu berlangsung, tinjauan dari aspek hukum materiil khususnya dalam 3 Taufik Rachman, Unesco Tetapkan Tari Saman Sebagai Warisan Budaya Dunia, republika.co.id., http://www.republika.co.id/berita/senggang/unik/11/04/18/ljutbeunesco-tetapkan-tari-saman-sebagai-warisan-budaya-dunia, diakses: 20 April 2011.

5 hal Hak Cipta, dan tinjauan dari aspek hukum formiil yaitu ke pengadilan mana gugatan diajukan dan siapa saja para pihaknya. Dari segi politik khususnya Hubungan Internasional, permasalahan ini tentu dapat menimbulkan suatu kegemparan apabila ternyata pihak Indonesia yang dimenangkan. Malaysia, apabila Indonesia dimenangkan, tentu harus mencantumkan nama pencipta musik (arranger/ composer) dari Indonesia, sebagai bentuk pemenuhan Hak Moril suatu karya cipta, bahkan memberikan ganti rugi pembayaran royalti apabila lagu tersebut digunakan untuk kepentingan komersial. Bisa dibayangkan apabila menggunakan sistem pembayaran royalti, tentu ganti rugi yang harus dibayar sangatlah besar, karena ini merupakan Lagu Kebangsaan (Anthem Song) sebuah negara. Dan bagaimana sikap dunia internasional terhadap kasus ini tentu menjadi suatu kajian yang menarik. Kesimpang-siuran berita juga menjadi suatu bahasan yang wajib untuk dilakukan penelitian dan konfirmasi tentang kebenaran berita tersebut. Salah satu hal yang cukup mengejutkan, dari penelitian awal yang dilakukan penulis di Perusahaan Rekaman Lokananta, Surakarta; ditemukan fakta bahwa yang mengajukan gugatan pada kasus ini bukanlah Negara Indonesia atau Perusahaan Rekaman Lokananta (Perum Percetakan Nasional) melainkan Ahli Waris dari arranger (penata musik) Lagu Terang Bulan yang direkam dan diperdengarkan pada tahun 1956 di Radio Republik Indonesia (RRI)

6 yang kemudian direkam untuk digandakan pertama kali di Lokananta pada tahun 1965. Hal ini sangatlah berbeda dengan kebanyakan informasi yang dapat kita peroleh di media massa seperti media cetak atau elektronik, khususnya media internet, dimana sebagian besar memberitakan bahwa pihak yang mengajukan gugatan adalah Perusahaan Rekaman Negara Lokananta yang berkedudukan di Surakarta (Solo), Jawa Tengah. Dari fakta tersebut satu hal yang sangat disayangkan oleh penulis adalah kurangnya upaya pembetulan informasi (klarifikasi) tentang hal ini oleh media-media di tanah air. Menurut penulis, dari penelitian awal yang dilakukan, hanya Metro TV (Dalam acara Metro TV News dan website metrotvnews.com) dan Kompas (melalui kompas.com) saja yang memberitakan bahwa ahli waris dari komposer Syaiful Bahri (yang bernama Aden Bahri) yang berniat mengajukan gugatan setelah adanya kegemparan kasus ini. Namun sayangnya, fakta-fakta yang diinformasikan MetroTV kurang mendapat respon positif dari masyarakat Indonesia, karena dari fakta-fakta tersebut justru melemahkan posisi Indonesia dalam kasus ini. Singkatnya, fakta-fakta yang ditemukan MetroTV menyatakan bahwa siapa pencipta lagu Terang Bulan ini masih menjadi pertanyaan, karena banyaknya versi-versi gubahan dari lagu tersebut (seperti yang sudah penulis kemukakan sebelumnya). Hal inilah yang menyebabkan masyarakat Indonesia sedikit kecewa dengan MetroTV karena MetroTV dianggap tidak memberikan

7 fakta yang mendukung negaranya sendiri. Hal ini dapat kita lihat pada komentar-komentar pengunjung website Metro TV terkait masalah ini. 4 Sebetulnya fakta yang ditemukan oleh MetroTV, menurut penulis, merupakan suatu bahan pertimbangan penting untuk mengajukan gugatan. Mengutip dari statement Kris Biantoro (presenter musik era 70-80 an yang juga pemilik piringan hitam dan partitur lagu Malayan Moon ) yang mengatakan, Jangan buru-buru mau bikin somasi. Malu nanti. Apa keluarga punya bukti yang sah dan meyakinkan? Kalau tidak, bisa malu Indonesia nantinya. 5 Penulis cenderung sependapat dengan pendapat ini, bahwa penggugat harus memiliki bukti yang kuat, jika tidak, maka Kasus Sipadan dan Ligitan akan terulang kembali karena Indonesia lemah dalam mempersiapkan bukti. Peran Pemerintah dalam kasus ini, menurut penulis, juga belum maksimal. Berdasarkan penelitian awal di Perusahaan Rekaman Lokananta, menurut Kepala Lokananta yang menjabat saat ini, Bapak Pendy Heryadi, Pemerintah melalui Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, sempat mendatangi Lokananta guna 4 Anonim, Anak Syaiful Bahri Klaim Terang Bulan Ciptaan Ayahnya, metrotvnews.com, http://metrotvnews.com/index.php/metromain/newsvideo/2009/09/01/89455/anak- Syaiful-Bahri-Klaim-Terang-Bulan-Ciptaan-Sang-Ayah, diakses: 20 April 2011. 5 Yurnaldi, Soal Terang Bulan Kris Biantoro Punya Bukti Hitam Di Atas Putih, Kompas, http://nasional.kompas.com/read/2009/09/01/21263796/soal.terang.bulan.kris.bi antoro.punya.bukti.hitam.di.atas.putih, diakses: 21 April 2011.

8 mendapatkan kejelasan tentang kasus sengketa Lagu Terang Bulan ini. Mereka menanyakan tentang kebenaran apakah Lagu Terang Bulan direkam untuk kemudian diperbanyak oleh Lokananta dan juga menanyakan tentang keberadaan piringan hitam tersebut. Lokananta sendiri membenarkan hal tersebut dan kemudian menunjukkan piringan hitam dan file lagu asli dari rekaman yang ada di piringan hitam tersebut yang sudah dikonversikan ke dalam bentuk file musik digital. Hanya saja, semenjak tahun 2009 sampai dengan sekarang, menurut Kepala Lokananta yang menjabat saat ini, Bapak Pendy Heryadi, belum ada kabar atau pemberitahuan selanjutnya kepada Lokananta dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (sekarang Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan) mengenai kasus ini, sehingga beliau pun beranggapan bahwa kasus ini berhenti di tengah jalan. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan suatu penulisan hukum dengan tema Tinjauan Hukum Kasus Lagu Terang Bulan. Karenanya masalah tersebut perlu untuk segera diteliti. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan di atas, maka penulis memberikan pembatasan terhadap permasalahan yang akan diteliti agar penelitian hukum ini efektif, dan efisien, dan

9 lebih terfokus. Pembatasan permasalahan tersebut antara lain sebagai berikut: 1. Bagaimanakah peranan Pemerintah dalam kasus ini dan permasalahan apa sajakah yang timbul dalam proses pengajuan gugatan tersebut? 2. Bagaimanakah kedudukan hukum Perusahaan Rekaman Lokananta dalam kasus ini dan bagaimana penerapan Hak Terkait ( Neighboring Rights ) yang biasanya diterapkan di Perusahaan Rekaman Lokananta apabila dihubungkan dengan kasus tersebut? 3. Bagaimana kedudukan hukum Perusahaan Rekaman Lokananta sebagai pemegang/ pengganda Lagu Terang Bulan? C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah yang diuraikan di atas, maka tujuan penulis melakukan penelitian hukum ini adalah: a. Tujuan Subyektif Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penyusunan penelitian hukum guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana strata-1 (satu) di bidang ilmu hukum Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. b. Tujuan Obyektif

10 1. Memberikan gambaran tentang peranan Pemerintah dalam kasus ini dan menjelaskan fakta terkait dasar hukum adanya gugatan serta permasalahan yang timbul pada saat pengajuan gugatan tersebut ke dalam proses formal peradilan dalam kasus lagu Terang Bulan antara ahli waris composer lagu dengan Negara Malaysia. 2. Menjelaskan kedudukan hukum Perusahaan Rekaman Lokananta dalam kasus sengketa lagu Terang Bulan. 3. Menjelaskan kedudukan hukum Perusahaan Rekaman Lokananta sebagai pemegang hak pengganda lagu (produser rekaman suara) lagu Terang Bulan melalui perbandingan perjanjian-perjanjian antara Lokananta dengan para musisi dari tahun 1960-an, dan menjelaskan apabila kedepannya (dengan adanya fakta bahwa pencipta lagu sudah meninggal dunia) terdapat sengketa kasus dengan pihak lain terkait Lagu Terang Bulan. D. Keaslian Penelitian Penelitian hukum dengan judul: Tinjauan Hukum Kasus Lagu Terang Bulan, belum pernah dilakukan sebelumnya di lingkungan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada sehingga

11 dapat dikatakan bahwa penelitian hukum ini bersifat orisinil dan memenuhi syarat keaslian suatu penelitian hukum. E. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian hukum mengenai Tinjauan Hukum Kasus Lagu Terang Bulan ini, penulis berharap kedepannya dapat memberikan manfaat yang nyata bagi semua pihak, antara lain: a. Manfaat Bagi Penulis Dengan adanya penelitian ini, manfaat nyata yang diperoleh oleh penulis adalah bertambahnya ilmu dalam bidang hukum khususnya dalam bidang hukum Hak atas Kekayaan Intelektual dan Hukum Internasional. b. Manfaat Bagi Pemerintah Dengan adanya penelitian ini, secara umum penulis berharap kedepannya Pemerintah lebih peduli terhadap para musisi nasional dan karya-karya anak bangsa. Dan secara khusus, Pemerintah lebih peduli lagi dengan kasus sengketa lagu Terang Bulan dan perlindugan hukum lagulagu nasional lainnya agar kedepannya tidak ada lagi kasus yang serupa atau kasus yang sifatnya pencurian terhadap kekayaan budaya bangsa Indonesia. Serta semoga Pemerintah dapat menggunakan hasil dari penelitian ini sebagai bahan referensi tambahan dalam amandemen dan/

12 atau pembentukan peraturan terkait Hak atas Kekayaan Intelektual khususnya di bidang Hak Cipta maupun sebagai referensi tambahan dalam pengambilan kebijakan. c. Manfaat Bagi Masyarakat Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap semoga dapat memberikan gambaran fakta yang sejelasjelasnya dan obyektif dari sudut pandang manapun kepada masyarakat luas khususnya bangsa Indonesia, sehingga kedepannya masyarakat bangsa Indonesia dapat lebih peduli terhadap kekayaan budaya bangsa Indonesia dan peduli dengan karya-karya anak bangsa. Selain itu penulis berharap agar hasil dari penelitian hukum ini dapat menjadi bahan referensi tambahan dalam penelitianpenelitian hukum berikutnya yang berkaitan.