BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan. Begitu pun dalam hal lalu-lintas atau transportasi.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hampir terjadi diberbagai daerah terutama di kota-kota besar. Kondisi semacam

BAB I PENDAHULUAN. heran karena seirama dengan kemajuan dalam berbagai kehidupan, pertambahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2005 : 4) menyatakan bahwa penelitian

STUDI TENTANG KESADARAN HUKUM SISWA DALAM BERLALU LINTAS:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu kota, terutama kota besar yang memiliki banyak aktivitas dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang kesadaran hukum siswa dalam berlalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aas Assa adatul Muthi ah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pifih Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. hukum(rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). 1

BAB I PENDAHULUAN. Penjelasan umum Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu

BAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kendaraan bermotor baik kendaraan roda dua, roda empat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widya Budhi Wicoksono, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang mengandung arti bahwa hukum. merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan

I. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

I. PENDAHULUAN. bahwa : Tidak ada satupun lembaga kemasyarakatan yang lebih efektif di dalam. secara fisik tetapi juga berpengaruh secara psikologis.

I. PENDAHULUAN. menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan antar wilayah,

BAB I PENDAHULUAN. untuk berpindah atau bergerak tersebut akan semakin intensif. Hal ini tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Lalu lintas dan angkutan jalan

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam

I. PENDAHULUAN. dan mencerminkan kehendak rambu-rambu hukum yang berlaku bagi semua subyek

BAB I PENDAHULUAN. kata lain terjadi kemacetan lalu lintas dan berbagai gangguan lalu lintas lainnya. termasuk ancaman keselamatan lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan manusia dalam membantu kegiatannya sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk sosial yang hidup dalam suatu

IV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Polresta Bandar Lampung. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) meru pakan merupakan alat

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh dengan mudah. Hal ini berpengaruh terhadap pergeseran kebutuhan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum, dalam pelakasanaan pemerintahan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra suatu negara ditunjukkan oleh citra sistem lalu lintas di negara

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dalam rangka mencapai kemajuan kesejahteraan yang

I. PENDAHULUAN. masyarakat menimbulkan dampak lain, yaitu dengan semakin tinggi kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan berperan sebagai sektor penunjang pembangunan (the promoting

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini

III. METODE PENELITIAN. yang bertujuan mendeskrifsikan apa-apa yang saat ini berlaku, didalamnya

BAB I PENDAHULUAN. dan terwujudnya rasa aman, tentram, tertib dan damai sebagai suatu amanah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepentingan yang segara diselesaikan oleh individu, sehingga seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. lintas merupakan hal yang tidak asing lagi.

BAB I PENDAHULUAN. transportasi. Menurut Morlok (1991) transportasi adalah suatu proses pergerakan atau

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 21 Tahun 2017 Seri E Nomor 15 PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat, sebaliknya peningkatan taraf

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari

LAPORAN HASIL KEGIATAN KAMSELTIBCAR LANTAS KEPADA SISWA SMK YKPP BONTANG PADA HARI SELASA, 25 SENIN 2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan transportasi untuk memindahkan orang dan atau barang dari suatu

I. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah masalah lalu lintas. Hal ini

I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah

BAB I PENDAHULUAN. karena fungsi utama jalan raya adalah sebagai prasarana untuk melayani pergerakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian manusia. Pada intinya pendidikan

HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU TERTIB BERLALU LINTAS

Salah satu roda perekonomian yang berperan penting adalah transportasi jalan

BAB I PENDAHULUAN. sepeda motor yang tidak memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi). Kurangnya

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEMBATASAN ANGKUTAN BARANG PADA RUAS JALAN PROVINSI RUAS JALAN SAKETI-MALINGPING-SIMPANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PRAKTIK MASYARAKAT KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN MEMILIKI MODA ANGKUTAN DAN KETAATAN TERHADAP LALU LINTAS

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

BAB I PENDAHULUAN. bertumbukan, serang-menyerang, dan bertentangan. Pelanggaran artinya

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional disatu sisi telah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PENUTUP. sebagai jawaban atas permasalahan, yaitu : Klaten, antara lain adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa. Untuk menunjang pembangunan tersebut salah satu sarana yang di

ABSTRAK. Kata kunci : Pembelajaran sepeda motor berbasis multimedia PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kepolisisan Batavia pada jaman penjajahan Belanda yang di bentuk pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap individu menginginkan sebuah pemenuhan dan kecukupan atas

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi tata cara kita berperilaku atau

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dilaksanakan secara bersama-sama oleh

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pengaruh era globalisasi di segala bidang kehidupan berbangsa dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

perbaikan hidup berkeadilan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. perlengkapan kendaraan bermotor sudah di atur dalam Undang-Undang No

BAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

Foto 5. public adress Foto 7. public adress

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat, di samping berbagai indikator sosial ekonomi lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 13 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN LOMBA TERTIB LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KOTA

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap masyarakat senantiasa berada dalam proses perubahan sosial dengan kata lain perubahan sosial merupakan gejala yang melekat disetiap kehidupan masyarakat. Setiap aspek kehidupan yang ada di masyarakat senantiasa akan mengalami perubahan. Begitu pun dalam hal lalu-lintas atau transportasi. Transportasi di Indonesia semakin hari semakin maju, kemajuan ini tidaklah mengherankan karena seirama dengan kemajuan dalam berbagai kehidupan. Pertambahan jumlah kendaraan yang tidak seimbang dengan perkembangan sektor lainnya seperti : pertambahan jumlah penduduk, ruas jalan atau volume jalan, pengembangan lingkungan seperti pertokoan, industri dan pertanian. Sehingga fungsi lalu lintas yang dirasa sangat penting terhadap kehidupan kita, dimana jika terjadi gangguan akan mempengaruhi mobilitas masyarakat yang memiliki kepentingan dan keperluan yang beragam. Fungsi lalu lintas dapat disamakan dengan peredaran darah dalam tubuh kita. Kesehatan kita sangat tergantung dari kesempurnaan saluran-saluran darah dalam menunaikan fungsinya. Ketidaklancaran atau kemacetan dalam peredaran darah akan menimbulkan berbagai macam penyakit. Demikian pula halnya dengan lalu lintas, kelancaran lalu lintas akan membawa pula kelancaran dalam segala usaha. Sebaliknya jika lalu lintas tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik, pengaruhnya akan dialami dalam seluruh kehidupan masyarakat. Keamanan dan kelancaran lalu lintas dapat menjamin kesejahteraan bagi rakyat dan Negara,

2 tetapi sebaliknya lalu lintas yang tidak aman dan tidak lancar akan membawa berbagai kesukaran bagi masyarakat. Dengan menyadari pentingnya peranan transportasi, maka lalu lintas dan angkutan jalan harus ditata dalam suatu sistem transportasi nasional secara terpadu dan mampu mewujudkan tersedianya jasa transportasi yang sesuai dengan tingkat kebutuhan lalu lintas dan pelayanan angkutan yang tertib, nyaman, cepat, teratur, lancar dan dengan biaya yang terjangkau oleh daya beli masyarakat. Untuk itu pemerintah telah mengeluarkan kebijakan di bidang transportasi darat yaitu dengan dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagai Pengganti UU No. 14 Tahun 1992. Dikeluarkannya UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan bertujuan agar masyarakat lebih taat pada hukum saat berkendara. Selain itu adanya UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan ini untuk menyesuaikan dengan keadaan lalu lintas saat ini,. Sebab, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sudah tidak sesuai lagi untuk mengimbangi keadaan lalu-lintas yang semakin berkembang saat ini. Namun dalam realita yang terjadi dimasyarakat, masih banyak pengguna jalan yang tidak taat pada peraturan lalu lintas saat berkendara. Lebih dari itu, banyak masyarakat yang masih kurang memahami atau mengetahui dengan adanya UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Hal ini dapat terlihat dari data kejadian Laka dan pelanggaran Lantas yang terjadi dari bulan januari 2010 hingga desember 2011. Data tersebut menunjukkan adanya jumlah peningkatan sebanyak 13 lembar dari data tahun 2010 ke tahun 2011. yang

3 dapat dirinci melalui tabel di bawah ini! Tabel 1.1 data pelanggaran Lantas dari bulan Januari Desember 2010 No Jumlah Pelanggaran STNK SIM RODA 2 RODA 4 Keterangan Dikirim ke 1 611 542 39 28 2 Pengadilan Lembar lembar buah Unit Unit Melalui Sat Lantas Polres Bandung Sumber: Kasi Umum Polsek Majalaya Tabel 1.2 data pelanggaran Lantas dari bulan Januari Desember 2011 No Jumlah Pelanggaran STNK SIM RODA 2 RODA 4 Keterangan Dikirim ke 1 624 550 40 30 4 Pengadilan Lembar lembar buah Unit Unit Melalui Sat Lantas Polres Bandung Sumber: Kasi Umum Polsek Majalaya Hal tersebut diungkapkan oleh kepala kepolisian sektor Majalaya, Rundi Ade Sunia pada saat pra penelitian. Salah satu sebab dari masyarakat yang masih kurang memahami atau mengetahui dengan adanya UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah kurangnya sosialisasi yang

4 dilakukan oleh aparat kepolisian sebagai pemegang kewenangan dalam mensosialisasikan UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Sosialisasi mengenai UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan ini sangat penting dilakukan, sebab tanpa masyarakat mengetahui akan adanya peraturan tersebut, mustahil masyarakat bisa berlaku tertib dan taat pada peraturan tersebut. Berdasarkan uraian di atas bahwa kesadaran hukum masyarakat terhadap peraturan lalu lintas merupakan salah satu faktor penting dalam menyelenggarakan lalu lintas, untuk itu kesadaran hukum perlu ditanamkan kepada seluruh masyarakat selaku pengguna jalan raya sebagai rasa tanggung jawab terhadap lancarnya roda pembangunan. Untuk mewujudkan masyarakat yang sadar hukum perlu adanya usaha agar hukum tersebut diketahui, dimengerti, ditaati, dan dihargai. Apabila sikap-sikap tersebut sudah tertanam dalam diri masyarakat, maka rasa memiliki terhadap hukum akan menjiwai sikap-sikap dan perilaku masyarakat sebagaimana yang diungkapkan oleh Soerjono Soekanto (1983 : 122) berikut ini : Masalah kesadaran hukum masyarakat sebenarnya menyangkut faktorfaktor apakah suatu ketentuan hukum tertentu diketahui, dimengerti, ditaati dan dihargai. Apabila masyarakat hanya mengetahui adanya suatu ketentuan hukum, maka taraf kesadaran hukumnya masih rendah daripada apabila mereka memahaminya dan seterusnya. Fenomena yang telah diuraikan di atas merupakan gejala sosial yang tidak bisa dibiarkan begitu saja karena berdampak kurang baik terhadap ketertiban dan ketentraman hidup bermasyarakat. Oleh karena itu upaya untuk membina dan meningkatkan kesadaran hukum masyarakat dalam mengemudikan kendaraan

5 bermotor sangat penting dilakukan, guna terwujudnya lalu lintas yang selamat, aman, tertib, teratur, lancar, nyaman dan efisien. Banyak cara dan metode yang telah dikenal untuk membina dan meningkatkan kesadaran hukum masyarakat untuk mematuhi peraturan hukum yang berlaku yakni melalui pendidikan formal (sekolah) yang dikemas dalam mata pelajaran tertentu (PKn) maupun pendidikan non formal seperti penyuluhan hukum, bantuan hukum dan pelatihan-pelatihan. Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka penulis bermaksud mengkaji lebih dalam melalui penelitian yang berjudul : Suatu kajian tentang sosialisasi UU No 22 tahun 2009 tentang Lalu lintas dan angkutan jalan guna meningkatkan kesadaran hukum masyarakat dalam berlalu-lintas (studi deskriptif di wilayah hukum polsek majalaya). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang penulis utarakan di atas, maka secara umum rumusan masalah dalam penulisan ini adalah : Bagaimana sosialisasi UU No 22 tahun 2009 tentang LLAJ yang dilaksanakan oleh polsek majalaya? Dengan sub-sub masalah sebagai berikut : 1. Mengapa harus ada sosialisasi UU NO 22 tahun 2009 tentang LLAJ? 2. Bagaimana proses perencanaan sosialisasi UU NO 22 tahun 2009 tentang LLAJ dilaksanakan? 3. Bagaimana proses pelaksanaan sosialisasi UU NO 22 tahun 2009 tentang LLAJ?

6 4. Bagaimana evaluasi sosialisasi UU NO 22 tahun 2009 tentang LLAJ dilaksanakan? C. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Tujuan Umum Secara umum tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana sosialisasi UU No 22 tahun 2009 tentang LLAJ yang dilaksanakan oleh polsek majalaya. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui Mengapa sosialisasi UU NO 22 tahun 2009 tentang LLAJ harus dilaksanakan. b. Untuk mengetahui bagaimana proses perencanaan sosialisasi UU NO 22 tahun 2009 tentang LLAJ dilaksanakan. c. Untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan sosialisasi UU NO 22 tahun 2009 tentang LLAJ. d. Untuk mengetahui bagaimana evaluasi sosialisasi UU NO 22 tahun 2009 tentang LLAJ dilaksanakan. D. Kegunaan Penelitian Suatu penelitian akan lebih bermakna bila bermanfaat baik bagi pengembangan ilmu pengetahuan, maupun bagi kehidupan masyarakat. Maka dari itu, penelitian ini mempunyai kegunaan secara teoritis maupun praktis. 1. Kegunaan Teoritis Kegunaan teoritis yang diperoleh dari penelitian ini akan memberikan

7 wawasan keilmuan bagi penulis baik secara langsung maupun tidak langsung memberikan sumbangan konsep-konsep baru, yang diharapkan akan menunjang terhadap pengembangan konsep pendidikan hukum khususnya yang berkenaan dengan kesadaran hukum dalam berlalu lintas. Dalam artian ilmu untuk ilmu. 2. Kegunaan Praktis Kegunaan praktis dari penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara langsung maupun tidak langsung dalam praktek kehidupan seharihari, diantaranya: a. Bagi kalangan pendidik khususnya bagi calon guru PKn, penelitian ini memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman untuk mengarahkan, mendidik dan membina masyarakat khususnya siswa untuk sadar dan taat pada hukum. b. Memberikan masukan pada pihak terkait seperti Depdiknas dan Polantas dalam upaya bersama membina dan meningkatkan kesadaran hukum masyarakat. c. Bagi penulis mudah-mudahan semakin memperluas wawasan berfikir dalam memahami kesadaran hukum masyarakat khususnya diwilayah hukum polsek majalaya. d. Sebagai bahan kajian lebih lanjut dan mendalam di masa yang akan datang.

8 E. Penjelasan Istilah 1. Sosialisasi Giddens (1994:60) melukiskan proses sosialisasi sebagai sebuah proses yang terjadi ketika seorang bayi yang lemah berkembang secara aktif melalui tahap demi tahap sampai akhirnya menjadi pribadi yang sadar akan dirinya sendiri pribadi yang berpengetahuan dan terampil akan cara hidupnya dalam kebudayaan tempat ia tinggal. Peter berger dalam (Efendi Ridwan & Malihah Elly, 2007:37) mendefinisikan sosialisasi sebagai a process by which a child learms to be a participant member of society, yaitu proses dimana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat Dari pendapat diatas dapat ditarik beberapa pengertian pokok tenteng sosialisasi sebagai berikut a. Sosialisasi adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia. b. Dalam sosialisasi terjadi saling pengaruh antara individu beserta segala potensi kemanusian kemanusiannya masyarakat beserta kebudayaannya. c. Melalui proses sosialisasi, individu menyerap pengetahuan, kepercayaan nilai nilai norma, sikap dan keterampilan keterampilan dari kebudayaan masyarakatnya. d. Hasil Sosialisasi adalah berkembangnya kepribadian seseorang menjadi satu pribadi yang unik, sedangkan kebudayaan masyarakat

9 juga terpelihara dan berkembang melalui proses sosialisasi 2. Lalu Lintas Konsep lalu lintas menurut Kamus Umum Besar Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 1987 : 556) diartikan sebagai : Perhubungan antara sebuah tempat dengan tempat yang lain. Sedangkan menurut Pasal 1 UU no 22 tahun 2009 tentang LLAJ yang dimaksud dengan Lalu Lintas adalah gerak Kendaraan dan orang di Ruang lalu lintas jalan. 3. Angkutan jalan Menurut Pasal 1 UU no 22 tahun 2009 tentang LLAJ yang dimaksud dengan angkutan adalah perpindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan Kendaraan di Ruang Lalu Lintas Jalan Sedangkan pengertian angkutan menurut Kamus Umum Besar Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 1987 : 47) mengartikan angkutan sebagai Pembawaan orang atau barang. 4. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kokom Komalasari (1995 : 55) mengemukakan pengertian lalu lintas dan angkutan adalah keadaan hilir mudiknya orang dan atau barang serta pemindahan orang dan atau barang dengan menggunakan kendaraan dari suatu tempat ke tempat lainnya. Sedangkan menurut Pasal 1 UU no 22 tahun 2009 tentang LLAJ yang dimaksud dengan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas Lalu Lintas, Angkutan Jalan, Jaringan Lalu Lintas

10 dan Angkutan Jalan, Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Kendaraan, Pengemudi, Pengguna Jalan, serta pengelolaannya. 5. Kesadaran Hukum Kesadaran hukum menurut Soerjono Soekanto (1982 : 152) sebenarnya merupakan kesadaran akan nilai-nilai yang terdapat didalam diri manusia tentang hukum yang ada dan tentang hukum yang diharapkam ada. Dan atau kesadaran hukum merupakan konsepsi-konsepsi abstrak didalam diri manusia, tentang keserasian antara ketertiban dengan ketentraman yang dikehendaki atau yang sepantasnya.. a. Mengacu pada pendapat Soerjono Soekanto (1982 : 159) indikator kesadaran hukum mencakup hal-hal sebagai berikut : 1) Pengetahuan tentang peraturan-peraturan hukum (law awarence) 2) Pengetahuan tentang isi peraturan-peraturan hokum (law acquaintance) 3) Sikap terhadap peraturan-peraturan hukum (legal attitude) 4) Pola-pola perilaku hukum (legal behavior) Adapun indikator dalam penelitian ini mencakup empat hal tersebut di atas yaitu mengenai pengetahuan, pemahaman tentang isi peraturan-peraturan hukum (UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan No 22 Tahun 2009), sikap dan pola perilaku masyarakat dalam berlalu lintas yang meliputi : 1) Pengetahuan masyarakat tentang peraturan-peraturan hukum, adapun yang dimaksud dengan pengetahuan masyarakat tentang peraturan-peraturan hukum yaitu pengetahuan masyarakat mengenai beberapa perilaku tertentu yang diatur oleh hukum tertulis, dalam hal ini masyarakat hanya sebatas mengetahui

11 aturan perundang-undangan yang mengatur lalu lintas dan angkutan jalan yang terdapat dalam UU No. 22 tahun 2009. Pengetahuan hukum ini meliputi : a. Mengetahui perilaku yang dilarang dalam berlalu lintas b. Mengetahui perilaku yang diperbolehkan dalam berlalu lintas 2) Pemahaman masyarakat tentang peraturan-peraturan hukum, bahwa masyarakat dapat mengerti terhadap isi dan tujuan hukum dari peraturan perundang-undangan No. 22 tahun 2009 serta manfaatnya bagi pihak-pihak yang kehidupannya diatur oleh peraturan tersebut. Pemahaman hukum ini meliputi : a. Ketentuan berjalan kaki b. Ketentuan mengemudikan kendaraan bermotor 3) Sikap masyarakat dalam berlalu lintas. Sikap masyarakat disini yaitu kecenderungan masyarakat untuk berbuat sesuatu atau merespon sesuatu yang berkenaan dengan aturan-aturan yang terdapat dalam UU No. 22 Tahun 2009, yang meliputi sikap masyarakat sebagai : a. Pejalan kaki b. Pengemudi kendaraan bermotor 4) Perilaku masyarakat dalam berlalu lintas. Perilaku disini adalah tanggapan atau reaksi masyarakat terhadap aturan-aturan yang terdapat dalam UU No. 22 Tahun 2009, yang meliputi perilaku masyarakat sebagai : a. Pejalan kaki b. Pengemudi kendaraan bermotor

12 F. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriftif analitis, karena metode ini digunakan untuk meneliti kejadian-kejadian yang sedang berlangsung dan berhubungan dengan kondisi pada masa sekarang. Seperti pendapat Nazir (1983:63) mengatakan bahwa, penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian tentang kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kejadian pada masa sekarang. 2. Pendekatan Penelitian Dalam Penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2005 : 4) penelitian kualitatif adalah "sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. 3. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian, yaitu: a). Studi Pustaka (Library Research) Studi pustaka adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian. Buku tersebut dianggap sebagai sumber data yang akan diolah dan dianalisis seperti banyak dilakukan oleh ahli sejarah, sastra dan bahasa. (Danial Ar, 2009:80). Penelitian yang dilakukan dengan cara menelaah

13 dan membandingkan sumber kepustakaan untuk memperoleh data yang bersifat teoritis. Disamping itu dengan menggunakan studi pustaka penulis dapat memperoleh informasi tentang teknik-teknik penelitian yang diharapkan, sehingga pekerjaan peneliti tidak merupakan duplikasi. b). Studi Lapangan (Field Research) Yaitu peninjauan yang dilakukan langsung oleh penulis pada Polsek Majalaya yang menjadi objek penelitian dengan tujuan yakni, mencari bahan-bahan sebenarnya, bahan-bahan yang lebih banyak, lebih tepat, lebih up to date, disamping itu penulis juga melakukan suatu penelitian dengan cara: observasi, wawancara, dan dokumentasi. 4. Teknik Analisa Data Untuk menganalisis data yang diperoleh peneliti menggunakan teknik analisis data yang terdiri dari tiga kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu:, dikutip dari Sugiyono dengan bukunya Memahami Penelitian Kualitatif, ketiga teknik tersebut sebagai berikut: 1. Data Reduction (reduksi data), yaitu bagian dari proses analisia dengan bentuk analisis untuk mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan mengatur data sehingga dapat disimpulkan. 2. Data Display (penyajian data), yaitu susunan informasi yang memungkinkan dapat ditariknya suatu kesimpulan, sehingga memudahkan untuk memahami apa yang terjadi. 3. Conclusion Verification (penarikan kesimpulan), yaitu suatu kesimpulan

14 yang diverifikasi dengan cara melihat dan mempertanyakan kembali, dengan meninjau kembali secara sepintas pada catatan lapangan untuk memperoleh pemahaman yang lebih cepat. (Sugiyono, 2007:92-99) G. Lokasi dan Jadwal Penelitian Lokasi yang dijadikan penelitian adalah pada Polsek Majalaya di Jln Stasion No. 5 kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung, Telp. 022 5950110. Adapun jadwal penelitian ini selama 6 (Enam) bulan, sebagai berikut : 1. Observasi awal di Polsek Majalaya, pada bulan Februari 2011. 2. Pengajuan Judul Usulan Penelitian kepada Dosen Pembimbing, pada bulan Februari 2011. 3. Penyusunan Proposal Penelitian, pada bulan Februari 2011. 4. Seminar Proposal Penelitian, pada bulan Maret 2011.. 5. Pelaksanaan Penelitian di lapangan di polsek kecamatan majalaya, pada bulan februari-maret 2012. Pengumpulan Data di lapangan dilaksanakan pada bulan Maret 2011 juli 2012. 6. Penulisan Skripsi dilakukan pada bulan Maret 2011 Juli 2012. Jadwal Pelaksanaan Penelitian No. Nama Kegiatan Bulan 1 2 3 4 5 6 1 Penyusunan Proposal Seminar Proposal 2. Persiapan penelitian

15 3. Kajian-kajian akademis dan penyusunan instrumen penelitian 4. Uji keabsahan data 5. Penyusunan Laporan Penelitian