PENERAPAN VISUAL- AUDITORY- KINESTETIK DALAM TARI MELINTING PADA EKSTRAKURIKULER SMPN 1 SEKAMPUNG UDIK. (Jurnal Penelitian) Oleh

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMA PERINTIS 2 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal Penelitian) Oleh ARIYADI

PEMBELAJARAN TARI MELINTING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SMAN 10 BANDAR LAMPUNG (JURNAL) Oleh FATIMAH AZZAHRAH

PEMBELAJARAN TARI MELINTING MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM DALAM KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DI SMK. (Jurnal Penelitian) Oleh GITA SHERVINA

PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 25 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal) Oleh NADIA APRINA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN MELALUI METODE DEMONSTRASI DI SMAN 9 BANDAR LAMPUNG. Oleh RAHMAWATI (Jurnal)

ABSTRAK PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SISWA DI SMA NEGERI 15 BANDAR LAMPUNG. Oleh Widya Tri Ningrum

(Jurnal Penelitian) Oleh. Maria Regina Maharani Pembimbing: 1. Dr. Muhammad Fuad, M.Hum. 2. Fitri Daryanti, S.Sn., M.Sn.

KEMAMPUAN MENARI BEDANA SISWI KELAS XI DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER. (Jurnal) Oleh. Nia Daniati

PENGGUNAAN METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN TARI MELINTING DI MTS MA ARIF NU 08 MATARAM BARU. (Jurnal) Oleh WINDA PRASTIKA NINGRUM

PEMBELAJARAN TARI MULI SIGER MENGGUNAKAN METODE DRILL PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 8 METRO. (Jurnal Penelitian) Oleh RATNA JUWITA MZ

BAB III METODE PENELITIAN. Metode Deskriptif adalah penelitian yang hanya benar-benar memaparkan apa

PEMBELAJARAN TARI BEDAYO TULANG BAWANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SMP NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal Penelitian)

PEMBELAJARAN TARI KREASI LAMPUNG DENGAN KONSEP KOREOGRAFI NONLITERAL DI SMPN 1 METRO. (Jurnal Penelitian) Oleh NOVA DELYANTI

PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN SMP NEGERI 1 BATANGHARI. (Jurnal Penelitian) Oleh

Media Audio Visual dalam Pembelajaran Tari Melinting di MTs Negeri 2 Bandar Lampung

Penerapan Metode Group Investigasi Dalam Pembelajaran Tari Bedana Di SMP Wiratama Kotagajah. (Jurnal Penelitian) Oleh TANJUNG ASMARA

PEMBELAJARAN GERAK DASAR TARI LAMPUNG MENGGUNAKAN MODEL GERLACH DAN ELY DI SMA. (Jurnal Penelitian) Oleh: FERLITA RORA SUMETA

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUNTEN DALAM KEGIATAN EKTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 2 SEPUTIH BANYAK. (Jurnal Penelitian) Oleh NI WAYAN PRAMI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. Maksudnya,

Jurnal Seni dan Pembelajaran Februari 2017

PEMBELAJARAN TARI PIRING DUA BELAS MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS X. (Jurnal Penelitian) Oleh FREDI TENANG

PEMBELAJARAN TARI KIPAS NYAMBAI BEBAI MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DI SDN 1 WAYSINDI. (Jurnal Penelitian) Oleh: INNA RAHMADONA

PEMBELAJARAN TARI MENGGUNAKAN TAHAPAN KOREOGRAFI PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMA NEGERI 1KALIREJO. (Jurnal Penelitian) Oleh

PENERAPAN METODE DRILL PADA PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUNTEN DI SMA NEGERI 1 TUMIJAJAR. (Jurnal Penelitian) Oleh Ardan Rahmat Senogala

PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA SISWA SMP XAVERIUS METRO ELISABETH HESTI ARIYANTI ABSTRAK

PEMBELAJARAN TARI PIRING DUA BELAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal Penelitian) Oleh

III. METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KELAS X.MIA.2 DI SMAN 2 KOTA METRO. (Jurnal Penelitian) Oleh:

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kualitatif. Menurut (Sugiyono, 2013: 3) metode penelitian adalah cara

PEMBELAJARANTARI MULI SIGER MENGGUNAKAN METODE DRILLDI SMPN 1 JATI AGUNG. (Jurnal Penelitian) Oleh RATIH ASTARI

PENERAPAN EVALUASI FORMATIF PADA PEMBELAJARAN TARI BEDANA DI SMK WIYATA KARYA NATAR. (Jurnal Penelitian) Oleh FIVITA AYU

SILABUS PEMBELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi. Tes uji kerja. 1. Siswa mampu memeragakan. ragam. gerak tari melinting. 2. Siswa.

PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA MENGGUNAKAN METODE IMITASI DI TK FRANSISKUS 01 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal Penelitian) Oleh: Geby Finka Rani

BAB III METODE PENELITIAN. dan kegunaan tertentu (Mahmud, 2011: 23). Metode penelitian juga digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif adalah prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. Metode Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara melakukan penelitan. Desain

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan judul penelitian yaitu pembelajaran tari piring dua belas dengan

PEMBELAJARAN TARI BEDANA MARAWIS PUTRI DI SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal) Oleh DEWI LESTARI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung pada proses belajar mengajar dan mengajar yang dialami siswa dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Jenis deskriptif

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP NEMUI NYIMAH PADA SISWA SD NEGERI 01 SIMPANG AGUNG LAMPUNG TENGAH. (Jurnal Penelitian) Oleh

PEMANFAATAN OLAH TUBUH TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN DI SMP MUHAMMADIYAH 3 BANDAR LAMPUNG

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

PENGARUH LATAR BELAKANG GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan

STUDI EVALUASI TENTANG EVALUASI PEMBELAJARAN TARI BEDANA SMA NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal Penelitian) Oleh DEVIELIA VEBRIANA JUNETE.

BAB I PENDAHULUAN. berarti menghasilkan, menciptakan, sekalipun tidak banyak, sekalipun suatu

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) tertentu.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan mendeskripsikan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disekitar individu, belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada

Yuanis et al., Penerapan Model Quantum Learning...

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

PEMBELAJARAN TARI BEDANA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DI SMA NEGERI 4 METRO. (Jurnal Penelitian) Oleh MARLINA ZULKARNAIN

Pembelajaran Tari Piring Sumatera Barat Menggunakan Metode Latihan pada Ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Tumijajar

PEMANFAATAN ALAM UNTUK KREATIVITAS GERAK TARI DI SMAN 1 MARTAPURA. (Jurnal Penelitian) Oleh RHISMA WAHYUNI Pembimbing:

BAB I PENDAHULUAN. dan ketrampilan, serta manusia-manusia yang memiliki sikap positif terhadap

Diajukan Oleh: Clara Setyo Hanani A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan

Joyful Learning Journal

TARI ZAPIN PECAH LIMA SEBAGAI STIMULUS UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DALAM PROSES EKSPLORASI GERAK TARI

PEMBELAJARAN TARI KREASI LAMPUNG MELALUI KOREOGRAFI DI SMAN 5 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal Penelitian) Oleh NABILLA KURNIA ADZAN

Keywords: Auditory Intellectually Repetition, manipulative media, Mathematics

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hasil praktik yang diulang-ulang (Kimble, Garmezy dalam Thobroni

LEARNING MODEL APPLICATION EXPLICIT INSTRUCTION TO INCREASE THE ABILITY OF MOTION ZAPIN DANCE BASIC CLASS V SDN 143 PEKANBARU

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN KEJURUAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SMK N 1 PURWOREJO

I PENDAHULUAN. Pendidikan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan

ABSTRACT THE USE OF AUDIO VISUAL MEDIA ON LEARNING SIGEH PENGUTEN DANCE AT IV B CLASS OF SD NEGERI 1 BANDAR AGUNG NOVITA HENDRA TRISNA WATI

TAHUN AJARAN 2015/2016

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN DRAMA MELALUI PENDEKATAN SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELLEKTUAL (SAVI)

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan jenjang pendidikan. Semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan

PEMBELAJARAN GERAK TARI DAN LAGU MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI TK KARTIKA II-31. (Jurnal Penelitian) Oleh. SendyAnisa.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE JURNAL. Oleh ENDANG SRI JAYANTI SUWARJO SITI RACHMAH S

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini akan dipaparkan data-data dan menganalisis data. Istilah deskriptif

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 5, No.2, pp , May 2016

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 RAO KABUPATEN PASAMAN

PEMBELAJARAN TARI KREASI LAMPUNG DENGAN KONSEP KOREOGRAFI MELALUI AUDIOVISUAL DI SMPN 1 BANJAR MARGO

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SENI TARI PADA SISWA SMP MELALUI KEGIATAN APRESIASI SENI

Oleh : NI KOMANG ARI RANI PARWATI

Motivasi Siswa Terhadap Kegiatan Pengembangan Diri Seni Tari di SMP Negeri 28 Kecamatan Kuranji Padang

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENALAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE

Jurnal Seni dan Pembelajaran TEKNIK PENILAIAN OBSERVASI PADA RAGAM GERAK TARI BEDANA DI SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan olahraga memiliki peran yang sangat penting

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN STRATEGI GUIDED DISCOVERY LEARNING

Kata kunci : Gaya Belajar, Siswa Kinestetik, Hasil Belajar

Pertama Diterima: 27 April 2017 Bukti Akhir Diterima: 06 Mei 2017

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN TARI PIRING DUA BELAS DI SMA NEGERI 1 KALIREJO LAMPUNG TENGAH.

KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LEMBAH MELINTANG KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL

KEMAMPUAN SISWA MENARI BEDANA MELALUI METODE LATIHAN DI SMP NEGERI 2 SEPUTIH MATARAM ABSTRACK

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL

Transkripsi:

PENERAPAN VISUAL- AUDITORY- KINESTETIK DALAM TARI MELINTING PADA EKSTRAKURIKULER SMPN 1 SEKAMPUNG UDIK (Jurnal Penelitian) Oleh BAMBANG SUTEJO 1113043012 Pembimbing: Susi Wendhaningsih, S.Pd., M.Pd. Fitri Daryanti, S.Sn., M.Sn. Pembahas: Dr. I Wayan Mustika, M. Hum. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2015

ABSTRAK PENERAPAN VISUAL- AUDITORY- KINESTETIK DALAM TARI MELINTING PADA EKSTRAKURIKULER SMPN 1 SEKAMPUNG UDIK Oleh Bambang Sutejo Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana proses dan hasil pembelajaran tari melinting menggunakan VAK (visual-auditori-kinestetik) pada kegiatan ekstrakurikuler di SMPN 1 Sekampung Udik. Teori yang digunakan yaitu teori pembelajaran VAK (visualauditori-kinestetik) pada tari melinting. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru, 12 siswa, dan ragam gerak tari melinting. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Prosedur penggunaan pendekatan VAK (visual-auditori-kinestetik), pertama menyampaikan materi. kedua, guru mendemonstrasikan gerak. ketiga memberi kesempatan kepada siswi berlatih. Keempat, evaluasi. Penilaian diberikan melalui empat aspek yaitu wiraga, wirama, wirasa dan hafalan ragam gerak. Hasil pembelajaran tari melinting dapat diketahui bahwa rata-rata siswi mendapatkan kriteria cukup dengan ratarata nilai 69,58. Kata kunci: pembelajaran, pendekatan VAK, tari melinting.

ABSTRACT APPLYING VISUAL- AUDITORY- KINESTHETIC IN THE EXTRACURRICULAR MELINTING DANCE SMPN 1 SEKAMPUNG UDIK By Bambang Sutejo The problem in this research is how the process and outcomes of melinting dance using VAK (visual-auditory-kinesthetic) in extracurricular activities Junior High School seven grade 1 Sekampung Udik. The theory used are VAK learning theory (visual-auditory-kinesthetic) on melinting dance. This type of research was a qualitative descriptive. Sources of data in this study were teacher, 12 students, and shapes of melinting dance. Data collection techniques source used were observation, interviews, and documentation. Procedures using approach VAK (visual-auditory-kinesthetic), first give the materials. second, teachers demonstrate motion. third, gives the opportunity to the students to practice. fourth, evaluation. The evaluation was given based on four aspects such as wiraga, wirama, wirasa, and memorizing the kind of movement. Learning outcomes melinting dance can be seen that the average student getting sufficient criteria with an average value of 69.58 Key words: learning, VAK approach, dance melinting.

PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu wadah kegiatan yang berusaha untuk membangun masyarakat dan watak bangsa secara berkesinambungan yaitu membina mental, intelektual, dan kepribadian dalam rangka membentuk manusia seutuhnya. Oleh karena itu, pendidikan perlu mendapat perhatian, penanganan, dan prioritas secara intensif dari pemerintah, masyarakat maupun pengelola pendidikan (Wanger, 2004:11). Pembelajaran yaitu suatu aktifitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengukuhkan kepribadian. Pada pembelajaran kurikulum 2013 proses pembelajaran pada satuan pendidikan dislenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu, setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, dan pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisien dan efektivitas ketercapaian kopetensi lulusan (Fadlillah, 2014:172). Tari melinting merupakan tarian hiburan lepas sebagai tari penyambutan Tamu Agung yang datang ke daerah Lampung. tari melinting terdapat beberapa ragam gerak yaitu babar kipas, babarkipas duduk, babar kipas berdiri, sukhung sekapan, balik palo, kenui melayang,nyiduk, salaman, suali, niti batang, luncat kijang, lapah ayun, jang sembah, timbangan, melayang, nginyou bias, injak tai manuk, injak lado, lapah ayun (Djuwita, 2004:5). Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas dan bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu (Hamzah, 2013: 4). Pada intinya pelajaran visual menggunakan apa yang mereka lihat untuk me-nyerap informasi yang didapatnya. Karakteristik khas pelajar visual adalah sebagai berikut: memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan, mengingat dengan gambar, lebih suka membaca dari pada dibacakan (Deporter, 2010: 123). Para pelajar auditory mungkin lebih suka merekam pada kaset daripada mencatat, karena mereka suka mendengarkan informasi berulang-ulang. Mereka mungkin mengulang sendiri dengan keras apa yang dikatakan pendidik (DePorter, 2010: 216). Belajar dengan kinestetik lebih mengandalkan kepada sentuhan seperti gerak dan emosi untuk dapat mengingat suatu informasi. Mereka memiliki dua saluran yaitu kinestetik (gerakan) dan taktil (sentuhan). Karakteristik khas pelajar kinestetik adalah berbicara perlahan belajar dengan menunjukkan tulisan saat membaca, mengingat sambil berjalan dan melihat (Deporter, 2010:217). Ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan, diluar struktur program yang ada pada umumnya yang merupakan kegiatan pilihan Suharsimi (Suryosubroto, 2009: 287). SMP N 1 Sekampung Udik, Sekolah ini terletak di Kabupaten Lampung Timur tepatnya di Kecamatan Sekampung Udik Desa Pugung Raharjo merupakan salah satu sekolah yang menerapkan pembelajaran tari sebagai pembelajaran ekstrakurikuler disekolah. Seni tari merupakan gerak tubuh manusia yang terangkai yang berirama sebagai ungkapan jiwa atau ekspresi manusia yang

didalamnya terdapat unsur keindahan gerak, ketepatan irama, dan ekspresi. Dalam tari juga dikenal wiraga (tubuh), wirama (irama), wirasa (penghayatan), dan wirupa (wujud) Mustika (2012: 22). Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, masalah yang penelitian ini rumuskan adalah Bagaimana proses dan hasil pembelajaran dengan menggunakan pendekatan VAK (Visual, Auditori, Kinestetik) di SMP Negeri 1 Sekampung Udik? Tujuan dari penelitian ini adalah 1.1.1 Mendiskripsikan proses pembelajaran dengan menggunakan pedekatan VAK (Visual, Auditori, Kinestetik) di SMP Negeri 1 Sekampung Udik. 1.1.2 Mendiskripsikan hasil pembelajaran dengan menggunakan pedekatan VAK (Visual, Auditori, Kinestetik) di SMP Negeri 1 Sekampung Udik. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan Pendekatan VAK (visual, auditori, kinestetik) dalam Pembelajaran Tari Melinting pada Kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Sekampung Udik. Penelitian diskriptif merupakan penelitian yang bertujuan mendiskripsikan, menggambarkan dan menjelaskan masalah yang diteliti secara sistematis. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata kata tertulis atau lisan dari orang orang dan prilaku yang dapat diamati (Margono, 2010: 36). SUMBER DATA Sumber data penelitian ini adalah data pembelajaran tari melinting yang dilakukan di SMP Negeri 1 Sekampung Udik dengan menggunakan Pendekatan VAK yaitu guru bidang studi seni budaya, siswa yang akan mengikuti pembelajaran dengan pendekatan VAK sebanyak 12 siswi dan ragam gerak tari melinting yaitu babar kipas, babar kipas duduk, jong sembah, sukhung sekapan injak lado, injak tai manuk, melayang, timbangan, nginyou bias, salam, niti batang, balik palo, suali, kenui melayang, nyiduk, dan lapah ayun. TEKNIK PENGUMPULAN DATA 1. OBSERVASI Observasi adalah lembar kerja yang berfungsi untuk mengobservasi, mengumpulkan data, dan mengukur tingkat keberhasilan atau ketercapaian suatu penelitian dan yang terpenting yaitu proses proses pengamatan dan ingatan (Sugiono 2013: 203). 2. WAWANCARA Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal hal dari responden yang lebih mendalam (Sugiyono 2013: 194). 3. DOKUMENTASI Teknik pengumpulan data ini menggunakan dokumentasi untuk memperoleh informasi berupa data dan laporan dalam bentuk video maupun foto yang diambil dalam pembelajaran tari pada kegiatan ekstrakulikuler di SMP N 1 Sekampung Udik. yang bertujuan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan proses dan hasil belajar siswa dan siswi. Teknik yang digunakan pada dokumentasi ini yaitu langsung mengambil foto dan video ketika pembelajaran ekstrakurikuler berlangsung.

TES PRAKTIK Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pembelajarn tari melinting yang berbentuk praktik untuk memperoleh hasil belajar siswa dan siswi. Teknik Analisis Data Hasil analisis disusun untuk mendiskripsikan pembelajaran gaya belajar VAK (visual, auditori, kinestetik) dalam pembelajaran tari melinting pada kegiatan ekstrakulikuler di SMP Negeri 1 Sekampung Udik. Langkah langkah analisis data pada penelitian ini adalah: 1. Mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran pendekatan VAK (visual, auditori, kinestetik) dalam pembelajaran tari melinting. 2. Menganalisis hasil tes tari melinting menggunakan gaya belajar VAK (visual, auditori, kinestetik). 3. Memberi nilai hasil tes praktik siswa dan siswi. Nilai = Skor perolehan X 100 Skor maksimal 4. Menentukan hasil tes praktik yang diakumulasikan, kemudian diukur hasil belajar siswa dalam pembelajaran tari melinting menggunakan tolak ukur sebagai berikut. Tabel 3.6 Presentase Skala Lima Interval Preentase Keterangan Tingka Penguasaan 85% - 100% Baik Sekali 75% - 84% Baik 60% - 74% Cukup 40% - 59% Kurang Hasil Dan Pembahasan Hasil yang diperoleh dari penelitian ini berupa deskripsi yang dihasilkan dari pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Guru tari pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP N 1 Sekampung Udik adalah Ibu Nur Asih, peserta yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini keseluruhannya adalah siswi yang terdiri dari kelas VII berjumlah 12 orang dan kelas VIII berjumlah 10 orang. Kegiatan ekstrakulikuler bidang tari ini dilakukan pada ruang yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran pada jam sekolah. Pada penelitian ini dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan pada setiap hari Rabu dan Jum at setelah jam sekolah usai. Hasil penelitian ini berupa laporan penelitian yang diperoleh dari proses pembelajaran tari melinting dengan menggunakan Pendekatan Visual, Auditori, Kinestetik yang berupa pengamatan lembar tes praktik, lembar tes VAK dan dokumentasi dalam setiap pertemuan. Permohonan Izin Tanggal 12 Februari 2015 diadakan kunjungan di SMP N 1 Skampung Udik Lampung Timur untuk mengantarkan surat dan meminta izin penelitian untuk menyelesaikan studi. Pada waktu itu kepala sekolah sedang berada di tempat sehingga dapat bertemu langsung dengan beliau. Disampaikan maksud kedatangan untuk mengadakan penelitian sekripsi yang bersifat non partisipan yaitu peneliti tidak memberikan materi melaikan hanya mengamati guru ekstrakurikuler dan juga melakukan penelitian dengan mengamati proses latihan pada setiap pertemuan terhadap siswa dalam ekstrakulikuler tari dengan judul sekripsi pembelajaran tari melinting menggunakan Pendekatan VAK (Visual, Auditori, Kinestetik). 0% - 39% Gagal (Sugiyono 2013: 257)

Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilakukan pada hari Rabu tanggal 21 Februari 2015. Kegiatan pertama pada pertemuan pertama ini adalah perkenalan kepada siswi bahwa peneliti akan melakukan pengamatan kepada mereka. Pelaksanaan pendekatan visual, auditori, kinestetik tahap 1 dilaksanakan setelah para siswi mengerti, yaitu guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran. Materi yang akan diajarkan pada kegiatan pertemuan pertama ini adalah 4 ragam gerak tari melinting yaitu babar kipas, lapah ayun, babar kipas duduk, jong sembah. Kegiatan yang dilaksanakan pada aspek visual siswa terlihat memperhatikan guru dalam menyampaikan meteri serta memperlihatkan video tari melinting, namun dalam penyampaian materi ada beberapa siswi yang kadang memperhatikan dan kadang tidak memperhatikan. Kemudian siswa juga memperhatikan guru di depan yang sedang mempraktikkan gerak tari melinting, disini terlihat siswa sangat antusias. Pada aspek auditori terlihat siswa mendengarkan guru menyampaikan materi tari melinting, namun juga terlihat ada 4 siswi yang tidak mendengarkan dan mengobrol. Kemudian pada aspek ini siswa juga mendengarkan hitungan setiap gerak tari melinting dan siswi terlihat bosan namun, cukup bersemangat. Kegiatan yang dilaksanakan pada aspek kinestetik siswa terlihat mengikuti bentuk dan teknik gerakan yang dilakukan oleh guru di depan, siswa merasa kesulitan ketika bergerak gerak lapah ayun karena tari yang diajarkan termasuk baru diajarkan di SMP N 1 Sekampung Udik. Kemudian juga siswa mempraktikan gerak gerak babar kipas, lapah ayun, babar kipas duduk, jong sembah tanpa dibantu guru dalam bentuk langkah evaluasi setiap pertemuan, disini terlihat ada beberapa siswi yang melakukan gerak dengan tenang dan benar. Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 25 Februari 2015 diruang kelas VII A SMP N 1 Sekampung Udik. Materi yang akan diajarkan pada pertemuan kedua ini yaitu 4 ragam gerak putra (Sukhung sekapan berdiri, Lapah ayun,luncat kijang, Sukhung sekapan duduk) dan 4 ragam gerak putri (Sukhung sekapan, Lapah ayun, Melayang, Timbangan). Kegiatan yang dilaksanakan pada aspek visual siswa memperhatikan guru menyampaikan materi dan siswa memperhatikan saat guru memberikan contoh gerak tari melinting. Pada aspek auditori terlihat siswa mendengarkan guru ketika menyampaikan materi tari melinting dan juga siswa mendengarkan dan menghafal hitungan setiap gerakan tari yang diajarkan. Pada aspek kinestetik guru mengajarkan gerak tari dan siswi pun mengikuti. Terlihat hampir sebagian siswi kesulitan untuk memperagakan gerak tari putri karena siswi belum terbiasa dengan gerak antara kaki, badan dan tangan. Namun pada gerakan tari putra siswi tidak terlalu mengalami kesulitan karena gerak tari putra ini cukup sederhana dan mudah untuk ditirukan. Pertemuan Ketiga Pertemuan ketiga dilakukan pada tanggal 28 Februari 2015 diruang kelas VII B SMP N 1 Sekampung Udik. Materi untuk pertemuan ketiga yaitu 3 ragam gerak putra (Suali, Lapah ayun, Kenui melayang) dan 3 ragam gerak putri (Melayang, Injak lado, Timbangan).

Pada aspek visual guru memberikan materi dan siswa memperhatikan. Terlihat disini hampir semua siswa memperhatikan, ketika guru memberikan contoh gerak pada pertemuan ketiga. Pada aspek auditori terlihat guru mengajarkan materi dan siswi mendengarkan. Juga terlihat siswi mendengarkan hitungan pada setiap gerak yang diajarkan. Pada asek kinestetik guru mengawali dengan mengajarkan gerak gerak tari putri terlebih dahulu dan selanjutnya gerak tari putra. Pada tahap ini guru mengajarkan gerak tari dan siswi pun mengikuti. Terlihat hampir sebagian siswi sudah bisa untuk memperagakan gerak tari putri karena siswi sudah terbiasa dengan gerak antara kaki, badan dan tangan. Dan pada gerakan tari putra siswi tidak terlalu mengalami kesulikan karena gerak tari putra ini cukup sederhana dan mudah untuk ditirukan. Pertemuan Keempat Pertemuan kempat dilakukan pada hari Rabu tanggal 4 Maret 2015, seperti biasa karena ekstrakurikuler tari tidak mempunyai ruangan khusus akhirnya ruangan yang digunakan untuk pertemuan keempat di kelas VII B. Materi yang akan dipelajarai oleh siswi pada pertemuan keempat ini yaitu pada kelompok putra (Niti batang, Salaman, Balik palo) dan pada gerak putri (Ngiyau bias, Injak lado, Ngiyau bias, Injak tai manuk) seperti biasa guru memisahkan antara kelompok putra dan kelompok putri. Pada aspek visual terlihat siswi memperhatikan saat guru memberikan contoh didepan. Pada aspek auditori terlihat siswa masih mendengarkan hitungan setiap teknik gerak yang diajarkan. Pada kegiatan aspek kinestetik untuk giliran pertama guru mengajarkan kepada kelompok putri namun tanpa disuruh kelompok putra juga ingin belajar dan mengikuti dibelakang pada pembelajaran kelompok putri ini terlihat ada beberapa siswi yang cukup susah melakukan gerak ngiyau bias yaitu dengan inisial SS dan RY namun tidak berarti AN, AM, BS, dan WD tidak mengalami kesulitan, mereka masih bisa mengikuti dengan hitungan dan melihat langsung guru. Setelah pada kelompok putri selesai mendapatkan materi pertemuan kempat guru mengistirahatkan mereka dan guru lanjut memberikan materi kepada kelompok putra. Seperti kelompok putra kelompok putri pun mengikuti materi kelompok putra dibelakang dari itu semua terlihat bahwa antusiasnya siswi yang ingin bisa sangat tinggi. Pada kelompok putra dalam matri 3 gerak melinting cukup bisa mengikuti hitungan dan gerak dari guru, namun ada beberapa yang sering telat dengan hitungan yaitu siswi dengan inisial MP, RN dan RP. Pertemuan Kelima Pertemuan kelima dilakukan pada hari Sabtu tanggal 7 Maret 2015 diruang kelas Lab SMP N 1 Sekampung Udik Lampung Timur. Pada pertemuan kelima ini siswi diberikan urutan gerak tari melinting pada bagian awal. Karena pada musik bagian awal gerak putra dan gerak putri melakukan gerak yang sama, jadi pada pertemuan kelima ini kelompok putra dan kelompok putri tidak dipisahkan. Pada tahap ini pula terlihat antusias dari siswi yang sangat ingin cepat-cepat untuk menari tari melinting. Terlihat pada aspek visual dan aspek kinestetik tahap 4 guru mempriktikkan urutan ragam gerak pada musik bagian awal dan tahap 5 siswi mengikuti gerakan tari melinting yang diajarkan guru pada musik bagian awal

yaitu Babar kipas, babar kipas duduk, jong sembah. Pertemuan Keenam Pertemuan keenam dilakukan pada hari Rabu tanggal 11 maret 2015 diruang kelas VII B. Materi yang akan dipelajari oleh siswi pada pada pertemuan keenam yaitu ragam gerak tari melinting dari awal tengah dengan memperdengarkan musik disini terlihat aspek auditori terlaksana. Pada aspek visual dan kinestetik terlihat Pada tahap 4 yaitu guru mulai mempreragakan urutan ragam gerak tari melinting bagian awal tengah menggunakan musik iringan. Dan selanjutnya Siswi mengikuti guru. Pada tahap ini terlihat siswi cukup menguasai ragam gerak awal, namun pada ragam gerak tengah siswi mengalami kesulitan pada gerak dan iringan musik. Tetapi mereka terbantu dengan melihat langsung guru yang mempraktikkan didepan. Pertemuan Ketujuh Pertemuan ketujuh dilakukan pada hari Sabtu tanggal 14 maret 2015. Materi yang akan dipelajari pada pertemuan ketujuh. Yaitu urutan gerak tari melinting menggunakan musik awal sampai akhir. Pada tahap selanjutnya disini terlihat aspek kinestetik dan aspek visual yaitu siswi mulai menggerakkan urutan gerak awal sampai akhir dengan melihat guru didepan. Pertemuan Kedelapan Pertemuan kedelapan dilakukan pada hari Sabtu tanggal 21 maret 2015, pertemuan kedelapan ini merupakan pertemuan terakhir, karena pada pertemuan ini akan dilakukan penilaian keberhasilan para siswi dalam menarikan tari melinting. Dalam presentasi ini siswi mempresentasikan tari melinting yaitu tetap dengan kelompok putra dan putri namun, dalam penilaian induvidu tetap dilakukan. Kelompok yang mendapat giliran maju pertama adalah kelompok putri yaitu dengan inisial AM, AN, BS, RY, SS, dan WD. Para siswi dengan inisial AM, AN, SS terlihat grogi karena harus maju pertama, pengambilan nilai yang dilakukan oleh guru hanya sebatas pada teknik gerak, penghayatan, iringan musik dan hafalan Saja, tidak dengan pola lantai. Siswi dengan inisial AM dan AN terlihat sangat menguasai tari, terlihat saat menari AM dan AN menari dengan gerak, tempo, dan hafalan yang tepat. Sementara ada siswi yang mengalami masalah pada gerak timbangan dan melayang yaitu dengan inisial BS. Siswi dengan inisial RY ternyata masih tidak hafal pada saat menari, terlihat masih melihat kanan kiri. Dapat dilihat diatas bahwa terlihat bahwa aspek visual, auditori dan kinestetik dalam evaluasi masih digunakan oleh siswa untuk melakukan gerakan. Kelompok yang terakhir maju adalah kelompok putra. Siswi pada kelompok putra yaitu CE, HK, MP, RA, RN, dan RP. Pada kelmpok putra terlihat lebih siap dari kelompok putri, masing masing siswi sudah hafal gerak, namun masih ada 3 siswi yang mengalami kendala mereka adalah HK, MP dan RP beberapa gerak yang tidak sesuai dengan tempo, seperti gerak balik palo dan niti batang. Pembelajaran pendekatan VAK (visual, auditori, kinestetik) terdapat poses dan hasil belajar siswa dari pertemuan pertama hingga pertemuan kedelapan. Berikut merupakan tabel proses dan hasil belajar siswa dengan pendekatan VAK (visual, auditori,kinestetik).

Tabel proses belajar siswi dari pertemuan pertama hingga pertemuan kedelapan No Pertemuan Ke Penerapan VAK Aspek yang diamati V A K Rata rata Kriteria 1 Pertama 4 ragam gerak tari melinting : Cukup Babar kipas, lapah ayun, babar kipas duduk, jong sembah 80 60 40 60,00 2 Kedua 4 ragam gerak putra: shukhung Cukup sekapan berdiri, lapah ayun, luncat kijang, sukhung sekapan duduk. 4 ragam gerak putri: sukhung sekapan, lapah ayun, melayang, timbangan. 90 80 40 70,00 3 Ketiga Ragam gerak putra :Suali, Lapah Cukup ayun, Kenui melayang. Ragam gerak putri : Melayang, Injak lado, Timbangan, 70 70 60 66.66 4 Keempat Ragam gerak putra : Niti batang, Salaman, Balik palo Cukup Ragam gerak putri : Ngiyau bias, Injak lado, Ngiyau bias, Injak tai manuk 80 60 80 73,33 5 Kelima Urutan ragam gerak tari melinting Cukup menggunakan pengenalan musik bagian awal 100 30 80 70,00 6 Keenam Urutan ragam gerak tari melinting Kurang menggunakan (musik bagian awal tengah) 80 30 30 46,66 7 Ketujuh Urutan ragam gerak tari melinting Baik menggunakan musik bagian awal sampai akhir 80 90 80 83,00 8 Kedelapan Pengambilan nilai dan Evaluasi 100 70 100 Baik 90,00 Sekali Rata rata 85 61 63 73,33 Cukup Tabel Hasil tes praktik menari melinting siswa pertemuan kedelapan (evaluasi) No Inisial Aspek Wirama Hafalan Wiraga Wirasa Jumlah Skor Nilai Kriteria 1 AM 4 5 4 3 16 80 Baik 2 AN 4 5 5 3 17 85 Baik sekali 3 BS 3 4 3 2 12 60 Cukup

4 RY 3 4 3 2 12 60 Cukup 5 SS 2 4 4 3 13 65 Cukup 6 WD 2 4 4 3 13 65 Cukup 7 CE 3 4 3 3 13 65 Cukup 8 HK 4 5 4 3 16 80 Baik 9 MP 3 4 3 4 14 70 Cukup 10 RA 4 5 4 4 17 85 Baik sekali 11 RN 2 4 4 3 13 65 Cukup 12 RP 2 4 3 2 12 55 Kurang Jumlah 168 835 36 52 44 36 skor - Rata rata skor 3,00 4,33 3,66 2,92 13,92 - - Rata rata nilai 60,00 86,66 73,33 58,33-69,58 - Kriteria Cukup Baik sekali Baik Kurang - Cukup - SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Proses pembelajaran VAK (visual, auditori, kinestetik) mengalami peningkatan dari pertemuan pertama hingga pertemuan kedelapan. Terlihat dari 3 aspek VAK, yaitu: aspek visual terlihat siswa yang memperhatikan pembelajaran tari melinting dari pertemuan pertama hingga pertemuan kedelapan yaitu gerak Babar Kipas, Lapah Ayun, Babar Kipas Duduk, Jong Sembah, sukhung sekapan, injak lado, injak tai manuk, melayang, timbangan, nginyou bias, salam, niti batang, suali, kenui melayang. Aspek auditori terlihat siswa mendengarkan pada saat pembelajaran tari melinting dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedelapan yaitu gerak babar kipas, lapah ayun, babar kipas duduk, jong sembah, sukhung sekapan, injak lado, injak tai manuk, melayang, timbangan, nginyou bias, salam, niti batang, suali, kenui melayang, namun pada pertemuan kelima dan keenam siswa mengalami penurunan. Aspek kinestetik siswa menari dengan teknik dan urutan gerak tari melinting dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedelapan yaitu gerak babar kipas, lapah ayun, babar kipas duduk, jong sembah, sukhung sekapan, injak lado, injak tai manuk, melayang, timbangan, nginyou bias, salam, niti batang, suali, kenui melayang, namun siswa mengalami penurunan pada pertemuan keenam. Adanya peningkatan pemahaman siswa yang mendapat pembelajaran pendekatan VAK karena adanya Faktor utama yang menyebabkan ada peningkatan pemahaman, yaitu: (a) siswa; masih memiliki sifat sosial (saling membantu), (b) guru; cukup menggali kemampuan siswa. Aspek sikap siswa terhadap pembelajaran tari melinting memperlihatkan pencapaian pembentukan karakter dan keterampilan sosial siswa berupa: teliti, kreatif, pantang menyerah, rasa ingin tahu, kerja sama, dan tenggang rasa yang mengikuti pembelajaran VAK.

Hasil pembelajaran VAK (visual, auditori, kinestetik) secara keseluruhan menunjukkan bahwa siswa sudah mampu mamperagakan tari melinting dengan mendapatkan kriteria cukup sesuai dengan topik pembelajaran. Penilaian diberikan melalui empat aspek, yaitu: wirama yang mendapat kriteria cukup dengan skor 60,00. Hafalan yang mendapat kriteria baik sekali dengan skor 86,66. Wiraga yang mendapat kriteria baik dengan skor 73,33. Wirasa yang mendapat kriteria kurang dengan skor 58,33. Dari seluruh hasil pembelajaran yang artinya bahwa rata-rata dari seluruh siswa yang mengikuti pembelajaran tari melinting dengan menggunakan pendekatan VAK pada kegiatan ekstrakurikuler sangan cocok untuk diterapkan, hal ini terbukti dari siswa yang sangat aktif terlihat dari aspek VAK yaitu siswa melihat, siswa mendengarkan dan siswa memperagakan, pada saat pembelajaran berlangsung. Saran Berdasarkan simpulan tersebut, penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Diharapkan guru dapat lebih menggali kemampuan siswa dalam proses pembelajaran dan membentuk karakter siswa dengan menerapkan pembelajaran VAK secara optimal. 2. Diharapkan peneliti lain, dapat menjadikan bahan referensi penelitian lanjut atau penelitian serupa sebagai pengembangan dari penelitian ini dengan menggunakan pembelajaran VAK. DAFTAR PUSTAKA Deporter B. (2010). Quantum Teaching. Bandung: KAIFA. Djuwita, Titik. 2004. Diskripsi Tari Melinting. UPTD Taman Budaya Provinsi Lampung: Dinas Pendidikan Provinsi Lampung. Fadlillah M. 2014. Implmentasi Kurikulum 2013. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA. Hamzah, Mohamad. 2013. Belajar dengan pendekatan PAIKEM. Jakarta: Remaja Rosdakarya. Margono S. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Mustika I Wayan. 2012. Teknik Dasar Gerak Tari Lampung. Bandar Lampung: AURA. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA. Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta. Wanger Win. 2004. Teaching & Learnig. Bandung: NUANSA.