SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN BANTUAN DANA ATAU KREDIT UNTUK USAHA KECIL MENENGAH (UKM) PADA BANK NEGARA INDONESIA (BNI)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE SAW PADA KOPERASI RS. MUHAMMADIYAH BANDUNG

PENERAPAN METODE WEIGHTED PRODUCT UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BANTUAN BERAS MASYARAKAT MISKIN (RASKIN)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGAJUAN KREDIT DENGAN METODE SAW PADA KJKS AR RAHMAH. Ervin Fightorini 1, Bowo Nurhadiono 2

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN LOKASI USAHA BARU DENGAN METODE SIMPLE ADDTIVE WEIGTHING(SAW) Studi Kasus : TUPANG ENTERTAIMENT

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELULUSAN UJIAN SARINGAN MASUK JALUR PMDK BERDASARKAN NILAI RATA-RATA MATEMATIKA DAN BAHASA INGGRIS

Jurnal Informasi Volume VII No.1 / Februari / 2015

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN PINJAMAN TERHADAP NASABAH DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) STUDI KASUS: PT. BPR LAKSANA GUNA PERCUT

Daniel Oktodeli Sihombing Program Studi Manajemen Informatika, AMIK BSI, Pontianak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENENTUAN PEMBERIAN BEASISWA TINGKAT SEKOLAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jasmir Prodi Teknik Informatika, STIKOM Dinamika Bangsa Jambi

PERENCANAAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN KRITERIA PENCAIRAN DANA KREDIT NASABAH BMT EL-IHSAN. Siti Nurjanah 1, Zulkifli 2

IMPLEMENTASI SISTEM REKOMENDASIAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FMADM

Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Dosen Pembimbing Skripsi

Sistem Pendukung Keputusan Untuk Pemberian Bantuan Usaha Mikro Dengan Metode Simple Additive Weighting

Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Kredit Usaha Menggunakan Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) Pada Bank BPD Sulteng

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGAJUAN KREDIT PADA PD BPR BKK BOJA DENGAN METODE SAW. Riris Niken Pratiwi

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 GISTING DENGAN METODE SAW (Simple Additive Weighting)

BAB 2 LANDASAN TEORI

METODE FUZZY SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN KUALITAS KULIT ULAR UNTUK KERAJINAN TANGAN (STUDI KASUS : CV. ASIA EXOTICA MEDAN)

PERANCANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK PENERIMAAN KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DI CV SURYA ABADI

PENENTUAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT PADA BANK MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: Yogyakarta, 20 Juni 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Humaidi Hidayatullah( 2015), Hotma Sadariahta Sipayung (2014), dan Rizal

PENENTUAN SISWA BERPRESTASI PADA SMK WIDYA YAHYA GADINGREJO DENGAN METODE SAW

PENGEMBANGAN SISTEM PENENTUAN KELAYAKAN KPR MENGGUNAKAN METODE SAW PADA BANK SYARIAH BUKOPIN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN SISWA BARU PADA SMA THERESIANA WELERI KENDAL MENGGUNAKAN METODE SAW

Kata Kunci : Fuzzy MADM, SAW, kriteria, beasiswa.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN JURUSAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY SAW (Studi Kasus SMKN 4 Bandar lampung)

PENENTUAN KARYAWAN TERBAIK MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING PADA PT. PATRA NUR ALASKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU PADA SMA NEGERI 5 KUPANG DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PEMBELIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN METODE SAW

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN GURU TELADAN DI SMP N 24 SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MAHASISWA BERPRESTASI DI STIKES MUHAMMADIYAH PRINGSEWU DENGAN METODE SAW

RANCANGAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PILIHAN PRODUK LAPTOP MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW)

MODEL MULTI ATTRIBUTE DECISION MAKING METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DALAM PENENTUAN PENERIMA PINJAMAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KEBUTUHAN RESEPSI PERNIKAHAN MENGGUNAKAN METODE SAW PADA PORTAL WEBSITE PERNIKAHAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN ANGGOTA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING BERBASIS WEB DI KOPERASI SIMPAN PINJAM MELATI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DI MA MA ARIF 8 BANGUNREJO.

BAB IV DESAIN DAN UJI COBA

Prosiding SENTIA 2016 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN:

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Gudang di Perusahaan dengan Metode Weighted Product

Metode Simple Additive Weighting Sebagai Sistem Pendukung Keputusan Penerima Beasiswa Murid Berprestasi

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA TELADAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (STUDI KASUS : DI SMP NEGERI 3 TASIKMALAYA)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN BIBIT CABAI RAWIT MENGGUNAKANKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) BERBASIS WEB

SISTEM PENILAIAN KARYAWAN TERBAIK MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING PADA DEALER MOTOR

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING STUDI KASUS PT.SURYA ENERGI INDOTAMA (SEI)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA DI SMA NEGERI 6 PANDEGLANG

Kata Kunci: Guru, Decision support systems, MADM, SAW. 1. Pendahuluan

Prosiding Seminar Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Vol. 1, No. 1, September 2016 ISSN

MADM-TOOL : APLIKASI UJI SENSITIVITAS UNTUK MODEL MADM MENGGUNAKAN METODE SAW DAN TOPSIS.

PENERAPAN METODE FUZZY SAW UNTUK PENYELEKSIAN BEASISWA BIDIKMISI (STUDI KASUS : UNIVERSITAS POTENSI UTAMA)

Perancangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan untuk Penerimaan Beasiswa dengan Metode SAW (Simple Additive Weighting)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENILAI KELAYAKAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) PADA BPR ARTO MORO SEMRARANG

PEMILIHAN PEGAWAI BERPRESTASI BERDASAR EVALUASI KINERJA PEGAWAI DENGAN METODE SAW

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Rizki Handayani (2014), Membuat penelitian skripsi yang dapat

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU SMK MA ARIF 01 KALIREJO LAM-TENG MENGGUNAKAN METODE SAW (SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING)

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2013) ISBN

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

FAKULTAS TEKNIK (FT) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UN PGRI KEDIRI 2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bayu Erlangga 1, Elisabet Y.A 2

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERASI MITRA MANDIRI SEJAHTERA KOTA SEMARANG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA DIKLAT DENGAN FUZZY MADM

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Beasiswa Pendidikan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting

PERBANDINGAN PENERAPAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PEMILIHAN LAPTOP

Rudi Hartoyo ( )

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer ( S.Kom ) Pada Prodi Teknik Informatika OLEH :

RANCANGAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PILIHAN PRODUK TABLET PC MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU DI SMA NEGERI 2 PEMALANG DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM SELEKSI BEASISWA SMA NEGERI 2 BAE KUDUS DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) ABSTRAK

Implementasi Metode Simple Additive Weighting pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Pemasok Bahan Baku di PT. Abadi Kimia

Volume : II, Nomor : 1, Pebruari 2014 Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN : X

Desi Reskika Sari ( )

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) ARTIKEL SKRIPSI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN BURUNG PUYUH DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

Penerapan Metode Simple Additive Weighting Pada Aplikasi Penilaian Kinerja Dosen Fakultas Ilmu Komputer Unversitas Muslim Indonesia

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN WALLPAPER BERBASIS DESKTOP DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Implementasi Simple Additive Weighting untuk Rekomendasi Pencari Kerja Terbaik Dalam Sistem Informasi Lowongan Kerja

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

SISTEM REKOMENDASI PEMBERHENTIAN HUBUNGAN KERJA MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING METODE SIMPLE ADDTIVE WEIGHTING (SAW) SKRIPSI

Jurnal TIMES, Vol. IV No 2 : 24-30, 2015 ISSN : Harold Situmorang

Oleh : Tutut Maitanti*, Ema Utami**, Emha Taufiq Luthfi**

ANALISIS KOMPARASI SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DAN WEIGHTED PRODUCT DALAM PENENTUAN PENERIMA BEASISWA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA DIi SMK N 1 SUKOHARJO DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

KORELASI NORMATIF PEMILIHAN JURUSAN DI SMK BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MEMILIH LAPTOP UNTUK MAHASISWA MULTIMEDIA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW)

MENENTUKAN PRIORITAS PENILAIAN MICROTEACHING INSTRUKTUR KURSUS MENGGUNAKAN SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (STUDI KASUS LPK ALFABANK SEMARANG)

ANALISIS PEMILIHAN CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode Fuzzy SAW Untuk Penilaian Kinerja Dosen Politeknik Harapan Bersama Tegal

Kata Kunci : Sistem pendukung keputusan; simple additive weighting; guru;, SMK

Transkripsi:

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN BANTUAN DANA ATAU KREDIT UNTUK USAHA KECIL MENENGAH (UKM) PADA BANK NEGARA INDONESIA (BNI) Angka Oktara Riyandi 1*, Nataniel Dengen 2, Islamiyah 3 Jurusan Ilmu Komputer, FKTI, Universitas Mulawarman Jl. Kuaro Gunung Kelua, Universitas Mulawarman Telp. 0541-749343, Samarinda 119 - Kalimantan Timur E-Mail : anka.oktara24@gmail.com, ndengen@gmail.com, islamiyah1601@yahoo.co.id ABSTRAK Usaha Kecil Menengah (UKM) adalah usaha produktif milik perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Pada usaha yang sudah berjalan, modal tetap menjadi kendala lann untuk berkembang. Masalah yang menghadang usaha kecil menyangkut kemampuan akses pembiayaan, akses konsumen dan pemasaran, serta produksi. Kesulitan lain yang bisa terjadi pada usaha kecil menengah adalah mengakses sumber-sumber modal yang disebabkan keterbatasan informasi dan kemampuan menembus sumber modal tersebut. Lembaga keuangan bank adalah sumber modal terbesar yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha kecil. Pemberian bantuan dana atau pembiayaan ini sangat membantu bagi pengusaha kecil dalam rangka perluasaan usaha, hanya saja bagi pihak bank ini juga menimbulkan masalah, karena banyaknya pengembalian dana yang bermasalah. Selain itu, semakin banyaknya para pengusaha yang ingin mengajukan pinjaman terhadap pihak bank, hal ini akan menyulitkan pihak bank untuk menyaring dan menentukan pengusaha mana yang memenuhi persyaratan dari mereka dan layak untuk diberikan pinjaman. Oleh sebab itu dibutuhkan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dengan metode Simple Additive Weighting (SAW) yang akan memberikan alternatif yang terbaik dan sesuai kriteria yang ada. Dan ini akan memudahkan pihak Bank Negara Indonesia dalam menyeleksi dan memutuskan memberikan pemberian bantuan dana pada pihak yang tepat. Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan (SPK), Simple Additive Weighting (SAW), Usaha Kecil Menengah (UKM), Bantuan dana 1. PENDAHULUAN Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2008 pengertian Usaha Kecil adalah: Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Aktivitas melakukan usaha yang dilakukan masyarakat pada masa sekarang ini pada umumnya membutuhkan biaya. Dan ini mendorong lembaga perbankan untuk melakukan aktivitas pembiayaan. Hal itu sesuai dengan peraturan bank Indonesia Nomor 17/12/PBI/2015 Dalam rangka mendorong pemberian Kredit dan Pembiayaan perbankan kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM), Bank Indonesia telah mewajibkan Bank Umum untuk memberikan Kredit atau Pembiayaan kepada UKM. Beberapa tahun terakhir Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia semakin berkembang pesat akibat dampak dari adanya sosial media seperti Kaskus, Facebook, Twitter, dan baru baru ini yang sedang hangat- hangatnya adalah Instagram. Media sosial ini karena murah dalam penerapannya, banyak dimanfaatkan oleh pebisnis berskala kecil dan menengah sebagai media promosi dan mengenalkan brand image mereka di mata masyarakat. Tidak hanya mereka saja yang sudah memiliki barang untuk dijual menggunakan media sosial ini untuk mempromosikan barang dagangan mereka, melainkan mereka yang belum memiliki barang dagangan mereka juga ikut memanfaatkan media sosial ini untuk memulai usaha mereka sendiri dengan cara menjual barang milik orang lain. Dalam hal ini, kebanyakan dari mereka yang awalnya hanya menjual barang orang lain dan mulai berhasil serta ingin mengembangkan usaha, mereka akan mulai memikirkan untuk memproduksi barang dagangan mereka sendiri untuk meningkatkan profit usaha mereka. Lagi-lagi permasalahan yang dihadapi para pengusaha untuk memulai produksi sendiri ini adalah modal, karena sejak dari awal mereka hanya menggunakan modal pribadi. Pemberian pembiayaan atau pinjaman bagi para pengusaha tentu sangat membantu dalam perluasan usaha mereka. Hanya saja bagi pihak bank, hal ini juga menimbulkan masalah yang tidak mudah dipecahkan. Terbukti dengan banyaknya pembiayaan yang bermasalah. Penyebabnya karena pinjaman yang telah dikeluarkan tidak dibayarkan *Corresponding Author 8

dalam jangka waktu tertentu, sehingga banyak penunggakan. Dan para pengusaha juga kurang mengetahui kemampuan usaha mereka dalam membayar pengembalian dana yang sudah diberikan oleh bank. Untuk menghindari banyaknya penunggakan ini perbankan harus lebih teliti dalam menentukan pengusaha mana saja yang layak menerima pinjaman modal. Selain itu, semakin banyaknya para pengusaha yang ingin mengajukan pinjaman terhadap pihak bank, hal ini akan menyulitkan pihak bank untuk menyaring dan menentukan pengusaha mana yang memenuhi persyaratan dari mereka dan layak untuk diberikan pinjaman. Agar permasalahan tersebut dapat teratasi, maka penulis mencoba membangun Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Bantuan Dana/Kredit untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) Pada Bank Menggunakan Metode Simple Additive Weighthing (SAW) dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu membantu peran manajer bank dalam proses pengambilan keputusan serta memberikan informasi pada para pengusaha yang akan mengajukan pinjaman. Menurut Sri Eniyati (2011), metode SAW sesuai untuk proses pengambilan keputusan karena dapat menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perangkingan yang akan menyeleksi aternatif terbaik dari sejumlah alternatif terbaik. (Henry Wibowo S, 2010; Hamdani, Haviluddin, MS Abdillah, 2011) menyatakan bahwa total perubahan nilai yang dihasilkan oleh metode SAW lebih banyak sehingga metode SAW sangat relevan untuk menyelesaikan masalah pengambilan keputusan. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Sistem pendukung keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan dan pemanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tidak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Tampubolon,2010). Sistem Pendukung Keputusan sebagai sistem berbasis komputer yang terdiri dari tiga komponen yang saling berinteraksi, yaitu (1) Sistem Bahasa merupakan mekanisme untuk memberikan komunikasi antara pengguna dan komponen sistem pendukung keputusan lainnya, (2) Sistem Pengetahuan merupakan repositori pengetahuan domain masalah yang ada pada Sistem Pendukung Keputusan baik sebagai data maupun sebagai prosedur, dan (3) Sistem Pemrosesan Masalah merupakan hubungan antara dua komponen lainnya, terdiri dari satu atau lebih kapabilitas manipulasi masalah umum yang diperlukan untuk mengambil keputusan. Konsep-konsep yang diberikan oleh definisi tersebut sangat penting untuk memahami hubungan antara SPK dan Pengetahuan (Manurung,2011). 2.1.1 Tujuan Sistem Pendukung Keputusan Tujuan dari Sistem Pendukung Keputusan adalah sebagai berikut (Bahtiar dkk,2012) yaitu : a. Membantu manager dalam pengambilan keputusan atas masalah semi terstruktur. b. Mendukung penilaian manajer bukan untuk mencoba untuk menggantikannya. c. Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil manager lebih dari pada efisiensinya. 2.1.2 Langkah langkah pemodelan SPK Decision Support System (Sistem Pendukung Keputusan) yang dalam proses menghasilkan keputusan yang baik ada beberapa tahapan proses yang harus dilalui oleh sistem dalam pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan melalui beberapa tahap sebagai berikut (Eniyati,2011) : a. Tahap Studi Kelayakan (Intelegence) Pada langkah ini, sasaran ditentukan dan dilakukan pencarian prosedur, pengumpulan data, identifikasi masalah, identifikasi kepemilikan masalah, hingga akhirnya terbentuk sebuah pernyataan masalah. b. Tahap Perancangan (Design) Memformulasikan model yang akan digunakan dan kriteria kriteria yang ditentukan. Setelah itu dicari alternatif model yang bisa menyelesaikan permasalahan tersebut. Langkah selanjutnya adalah memprediksi keluaran yang mungkin. Kemudian ditentukan variable variable model. c. Tahap Pemilihan (Choice) Pada tahapan ini akan dilakukan pemilihan modelnya termasuk solusi dari model tersebut. Selanjutnya dilakukan analisis sensitivitas, yakni dengan mengganti beberapa variable. d. Tahap Implementasi Pengambil keputusan menjalankan rangkaian aksi pemecahan yang dipilih di tahap choice. Implementasi yang sukses ditandai dengan terjawabnya masalah yang dihadapi, sementara kegagalan ditandai masih adanya masalah yang sedang dicoba untuk diatasi. Dari tahap ini didapatkan laporan pelaksanaan solusi dan hasilnya. 2.2 Usaha Kecil Menengah (UKM) Usaha Kecil Menengah (UKM) adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah, dan memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,-(Satu Miliar Rupiah). Milik Warga Negara Indonesia, bangunan tempat usaha dan usaha yang berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan, yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafilasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Besar (Haris, 2011). Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut: 9

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Miliar Rupiah). c. Milik Warga Negara Indonesia. d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar. e. Berbentuk usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi. 2.3 Pengertian Kredit Kredit adalah pemberian pinjaman oleh pihak lain yang akan dikembalikan pada suatu masa tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil atau yang diterima sekarang akan dikembalikan pada masa yang akan datang sedangkan dalam arti ekonomi, kredit adalah penandaan. Kata kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu Credere artinya kepercayaan, dengan demikian wirausahawan yang memperoleh kredit dari bank adalah berdasarkan pada kepercayaan dalam hal ini berarti prestasi yang diberikan benar-benar sudah diyakini, karena dapat dikembalikan lagi oleh sipenerima kredit (nasabah) sesuai dengan waktu persyaratannya. Dalam analisa kredit jika dilakukan dengan benar dapat berjalan sebagai penyaringan pertama agar bank tidak terbelit oleh kredit bermasalah. Bila sisi aktiva neraca bank diperhatikan dengan cermat, maka akan nampak bahwa bagian terbesar dana operasional setiap bank adalah jumlah kredit yang diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa kredit adalah sumber pendapatan terbesar namun sekaligus merupakan risiko terbesar. Oleh karena itu keberhasilan atau kegagalan bank dalam mengelola kredit akan sangat berpengaruh terhadap nasib uang milik banyak nasabah. Jika analisa kredit kurang tepat, maka pemberian kredit tersebut dapat menyulitkan bank dan bahkan jika presentase kredit bermasalah pada suatu bank cukup tinggi akan dapat mengganggu likuditas keuangan bank tersebut (Prayetno, 2013). 2.4 Metode Simple Additive Weighthing (SAW) Metode Simple Additive Weighthing (SAW) sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode Simple Additive Weighthing (SAW) adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternative yang ada. Langkah penyelesaian Simple Additive Weighting (SAW) sebagai berikut: a. Pengambil keputusan memberikan bobot preferensi yang akan diproses dalam perangkingan dengan matriks yang telah ternormalisasi. W = {W1, W2,... Wn} Keterangan : W = Nilai Bobot b. Matriks dibentuk dari tabel kecocokan Alternatif (A) dan Kriteria (C). c. Setelah mendapatkan nilai matriks X, maka dilakukan normalisasi matriks dengan matriks dengan persamaan berikut: r ij X ij Max i Xij jika j atribut keuntungan (benefit) Min i Xij jika j adalah atribut biaya (cost) { X ij Keterangan: r_ij = nilai rating kinerja ternormalisasi x_ij = nilai atribut yang dimiliki setiap kriteria Max x_ij = nilai terbesar dari setiap kriteria Min x_ij = nilai terkecil dari setiap kriteria benefit = jika nilai terbesar adalah terbaik cost = jika nilai terkecil adalah terbaik d. Setelah diperoleh matriks ternormalisasi (R) maka dibuat proses perangkingan dengan nilai preferensi untuk setiap alternatif (V i ) diberikan sebagai berikut : n V i = W j r ij j=1 Keterangan: V i = rangking untuk setiap alternatif W j = nilai bobot dari setiap kriteria r ij = nilai rating kinerja ternormalisasi Nilai V_i yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif A_i lebih terpilih sebagai alternatif terbaik, sehingga alternatif (A_i) yang memiliki nilai yang memiliki V_i terbesar yang terpilih. (Wibowo, 2010). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Parameter atau Indikator Parameter - parameter kriteria penilaian yang dilakukan oleh bank Bank Negara Indonesia (BNI) dilakukan dengan analisis 5C, adapun penjelasannya sebagai berikut : Tabel 1 Kriteria dan Bobot Nama Kriteria Nilai Bobot Keterangan (Cj) (W) Character 35 C1 (Benefit) Capasity 25 C2 (Benefit) Capital 15 C3 (Benefit) Collateral 15 C4 (Benefit) Condition 10 C5 (Benefit) a. Character Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar benar dapat dipercaya yang tercermin dari latar belakang calon peminjam dana, apakah pernah menunggak dalam pembiayaan sebelumnya. b. Capacity 10

Melihat calon penerima bantuan dana dalam kemampuanya dalam membayar kembali bantuan dana yang sudah diberikan, ini dapat dilihat dari jumlah penghasilan usaha yang dijalankan c. Capital Melihat struktur modal yang dipunyai dan dari mana saja sumber modal yang didapat. d. Collateral Merupakan jaminan yang diberikan calon penerima bantuan dana baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan harus melebihi jumlah kredit yang rencana akan dipinjam. e. Condition Merupakan keadaan usaha dari calon penerima bantuan dana yang dapat dilihat apakah usaha yang dijalankan mengalami kemajuan atau kemunduran dari awal usaha dimulai. Rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria seperti Tabel 2 berikut: Tabel 2 Tabel Crips Nilai Crips Character Capasity Capital 25 Buruk <=10 <=15 Cukup 10-<=25 15- <= Baik 25-<= 100 Sangat Baik >= - <=100 >=100 Collate Conditi ral on => Statis 40% 30% 1 20% 2-<=5 <= 10% >= 5 Parameter nilai kelayakan calon penerima bantuan dana pada Bank Negara Indonesia (BNI) dapat dilihat pada tabel 3 berikut,,,,,,,, X =,,, 100,,,, 100, { } Tahap Selanjutnya adalah melakukan normalisasi matriks keputusan X menjadi matriks R. Dalam menormalisasi matriks X ke matriks R, maka yang menormalisasi matriks X ke matriks R, maka yang harus dinormalisasikan adalah menentukan nilai R dari masing-masing kriteria. Alternatif A1 R11 = = 0, 67 R12 = 0,67 R13 = R14 = = 0,5 R15 = Max (;;;) Max (;;;) = Max (;;;) Max (;;100;100) Max (;;;) Alternatif A2 R21 = = 0, 67 R22 = R23 = R24 = = 0, R25 = Max (;;;) Max (;;;) Max (;;;) Max (;;100;100) Max (;;;) Tabel 3 Parameter Kelayakan Nilai alternatif (Vi) Keterangan < = Tidak layak - <= 70 Layak dengan resiko besar 70 - <=90 Layak dengan resiko kecil 90-100 Sangat layak 3.2 Perhitungan Manual Berikut perhitungan manual calon penerima bantuan pembiayaan yang memiliki data sebagai berikut: Alternatif A3 R31 = R32 = R33 = Max (;;;) Max (;;;) Max (;;;) Alternatif A4 R41 = = 0, 67 R42 = R43 = Max (;;;) Max (;;;) Max (;;;) Tabel 4 Rating Kecocokan Ai C1 C2 C3 C4 C5 A1 A2 A3 100 A4 100 Keterangan: A1 = Sarung Fatmawati A2 = Bakso Hendro A3 = Telur Asin Pandan Wangi A4 = Kripik Ceker Ayam Selanjutnya membuat matriks keputusan (X) berdasarkan nilai yang diinputkan dengan kecocokan nilai bobot sub kriteria. R34 = R35 = 100 Max (100;100;;) Max (;;;) R44 = R45 = 100 Max (100;100;;) Max (;;;) Dari hasil perhitungan di atas maka didapat matriks ternormalisasi R, yaitu: 11

0,67, 0,67, 1, 0,5, 1 0,67, 0,67, 1, 0,, 1 R, 1, 1, 1, 0,67 0,67, 0,67, 1, 1, 0,67 { } Langkah terakhir adalah proses perangkingan dengan nilai bobot preferensi untuk setiap alternatif menghasilkan nilai Vi. Hasil penjumlahan nilai Vi yang terbesar akan dipilih sebagai alternatif terbaik. Nilai bobot preferensi untuk calon penerima bantuan dana adalah: W = { 35, 25, 15, 15, 10 } Perangkingan V i untuk calon penerima bantuan dana sebagai berikut: V1 = {(35 x 0,67) + (25 x 1) + (15 x 1) + (15 x 1) + (10 x 1)} = 72,5 V2 = {(35 x 0,67) + (25 x 1) + (15 x 1) + (15 x 0,67) + (10 x 1)} = 76,25 V3 = {(35 x 1) + (25 x 0,67) + (15 x 1) + (15 x 0,5) + (10 x 0,67)} = 96,67 V4 = {(35 x 0,67) + (25 x 1) + (15 x 1) + (15 x 0,5) + (10 x 0,67)} = 76,67 Dari hasil perhitungan nilai Vi dari setiap alternatif calon penerima bantuan dana maka dapat dibuat tabel penentuan ranking berdasarkan hasil akhir perhitungan. Tabel 5 Perangkingan Ai Nama Alternatif Vi Rank A3 Telur Asin Pandan Wangi 96,67 1 A4 Kripik Ceker 76,67 2 Ayam A2 Bakso Hendro 76,25 3 A1 Telur Asin Pandan Wangi 72,5 4 3.3 Pembahasan Berdasarkan hasil implementasi dan pengujian yang dilakukann, sistem pendukung keputusan yang dibangun telah mampu memberikan hasil yaitu berupa alternatif yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Sistem Pendukung keputusan adalah bagian dari Sistem Informasi berbasis komputer, termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau sebuah perusahaan. 3.4 Tampilan Website Pada bagian ini akan dibahas mengenai tampilan program yang di peruntukkan bagi Admin, Admin Bank dan Pengguna. a. Halaman Register Digunakan oleh user untuk mendapatkan username, password dan digunakan untuk masuk ke sistem pendukung keputusan. Gambar 1 Registrasi b. Halaman Login Menu ini digunakan pengguna bila ingin masuk ke sistem. Gambar 2 Login c. Laporan Digunakan oleh admin bank dan super admin untuk menampilkan data hasil normalisasi dan data hasil perhitungan terhadap data yang diinputkan pada proses perangkingan sebelumnya beserta hasil ranking yang didapatkan. Gambar 3 Laporan 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Dari proses pembuatan Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Pemberian Bantuan Dana/Kredit pada Bank Negara Indonesia (BNI) serta dari penelitian dan pembahasan dibangunnya Sistem Pendukung Keputusan ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Dengan adanya Sistem Pendukung Keputusan ini, proses penyeleksian dan penentuan calon penerima bantuan dana dapat lebih terseleksi dan hasil keputusan dapat lebih objektif. b. Dengan metode Simple Additive Weighting (SAW) masalah penilaian calon penerima bantuan dana pada Bank Negara Indonesia (BNI) dapat dipecahkan dalam bentuk matriks keputusan sesuai rating kecocokan dengan bobot preferensi dan membandingkan semua rating alternatif yang ada. Kemudian diperoleh 12

rangking dari nilai yang didapat sebagai keputusan yang diusulkan. 4.2 Saran Penulis menyadari bahwa penelitian yang dilakukan masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena ini, penulis mengajukan beberapa saran yang dapat membantu proses pengembangan sistem nantinya, antara lain: a. Dalam perkembangan sistem pendukung keputusan ini dapat menambahkan jenis bank yang ada untuk digunakan sebagai perbandingan. b. Sistem pendukung keputusan ini perlu dilengkapi dengan metode lain, untuk melakukan perbandingan antara metode SAW dengan metode yang lainnya. 5. DAFTAR PUSTAKA [1]. Bahtiar, Nurdin dkk (Ed.). 2012. Sistem Pendukung Keputusan, Komputasi dan Simulasi. Yogyakarta: Graha Ilmu [2]. Eniyati, Sri. 2011. Perancangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan untuk Penerimaan Beasiswa dengan Metode SAW (Simple Additive Weighting). Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK Volume 16 No.2. 171-176. [3]. Haris, Mohammad. 2011. Sistem Penunjang Keputusan Pembiayaan Usaha Kecil Menengah (UKM) Menggunakan Logika Fuzzy Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Skripsi. Jakarta. [4]. Manurung, P. 2011. Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Beasiswa Dengan Metode AHP dan Topsis. Skripsi Ilmu Komputer, Universitas Sumatra Utara [5]. Prayetno dan Muslihadin, 2013. Model Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kelayakan Pemberian Kredit. Jurnal Sarjana Teknik Informatika Volume 1 No.1. Yogyakarta. [6]. Tampubolon, M.V. 2010. Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Penyakit Diabetes Mellitus Dengan Metode Sugeno. Skripsi Ilmu Komputer, Universitas Sumatra Utara. [7]. Wibowo, Henry. S., 2010. Aplikasi Uji Sensitivitas Untuk Model MADM MenggunakanMetode SAW Dan TOPSIS. Jurnal Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi. 2010 (SNATI 2010). 1907-22, 56-61. [8]. Hamdani, H Haviluddin, MS Abdillah. 2011. Sistem Pendukung Keputusan Pembelian Notebook Menggunakan Logika Fuzzy Tahani. Jurnal Informatika Mulawarman 6 (3), 98-104. 13