KOMUNIKASI INTERPERSONAL PELATIH SEPAKBOLA DI PUSAT LATIHAN TIM SEPAKBOLA PSIM YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
TINGKAT KESIAPAN LIFE SKILLS PEMAIN PSS SLEMAN ANGGOTA DIVISI UTAMA PSSI TAHUN 2016/2017 SETELAH GANTUNG SEPATU

IN PRAMBANAN STATE SENIOR HIGH SCHOOL KLATEN

MINAT SISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 2 TEMPEL KAB. SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

TINGKAT PENGETAHUAN TAKTIK DAN STRATEGI SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 2 MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 2 KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016

MINAT SISWA KELAS VII SMP N 1 SENTOLO DALAM MENGIKUTI MATERI BUDAYA HDUP SEHAT DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL

TINGKAT PENGETAHUAN STRATEGI DAN TAKTIK BAGIPEMAIN SPIRIT FUTSAL AKADEMI KULON PROGO TAHUN 2015 ARTIKEL E-JOURNAL

TANGGAPAN SISWA KELAS IV TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SDN 1 KARANGREJO TAHUN 2017

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian tentang persepsi citra tubuh anggota fitness Pesona Merapi

FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN SENAM LANTAI MENURUT PENDAPAT PESERTA DIDIK KELAS X DI SMK NEGERI 1 KASIHAN KABUPATEN BANTUL

MOTIVASI ATLET MENGIKUTI LATIHAN BOLA VOLI YUSO SLEMAN PUTRI DITINJAU DARI MOTIF BERPRESTASI E-JOURNAL

TINGKAT MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN GULING DEPAN KELAS VIII TAHUN AJARAN 2016/2017 DI SMP NEGERI 7 KOTA MAGELANG

TINGKAT KOHESIVITAS TIM BASKET DAN GAYA KEPEMIMPINAN PELATIH TIM BASKET PUTRA PESERTA LIGA MAHASISWA DIY TAHUN 2015

PROFIL KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA PERKUMPULAN SEPAKBOLA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

POLA HIDUP SEHAT SISWA KELAS ATAS SD NEGERI GEMBONG 1 KABUPATEN PACITAN TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

PEMAHAMAN PEMAIN U 23 PERSATUAN SEPAK BOLA EAGLE SIDOHARJO PACITAN TENTANG PPC (PENCEGAHAN DAN PERAWATAN CEDERA) TAHUN 2015

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKTAKRAW DI SD KRADENAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2015/2016

TINGKAT PEMAHAMAN MEMBER FITNESS TERHADAP FASE DAN PRINSIP-PRINSIP LATIHAN BEBAN DI CAKRA SPORT CLUB, HECIENDA DAN PESONA MERAPI

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PJOK MATERI BELADIRI DI SLTA SE-KECAMATAN SRAGEN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KONSENTRASI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMP N 1 NGAGLIK E-JOURNAL

MOTIVASI DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS VIII SMP. (Jurnal) Oleh THOMAS WAHYU WIDYA SANJAYA

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA KELAS X DAN XI TERHADAP USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMA NEGERI 1 SEYEGAN

MINAT SISWA KELAS V SD N PERCOBAAN 4 WATES TERHADAP PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK TAHUN AJARAN 2015 / 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 WATES TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET

Oleh: Titis Permatasari Dewi Priyatno, Universitas Negeri

KETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

Tingkat Keterlaksanaan Administrasi (Sumi Fitriana)

STATUS BIOMOTOR PEMAIN BOLA VOLI SENIOR PUTRA KLUB GARUDA DAN PADMANABA KULON PROGO TAHUN 2012 JURNAL PENELITIAN

MOTIVASI ORANG TUA MENGIKUTSERTAKAN PUTRA/PUTRINYA OLAHRAGA BELA DIRI TAEKWONDO DOJANG EKADANTA RINDAM MAGELANG

TINGKAT KETERAMPILAN GERAK DASAR PASSING

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS

Oleh: Erlanda Bayu Pratama, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis bahwa tingkat kreativitas pelatih bola voli di

PERAN GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL DIY TAHUN

TINGKAT KECAKAPAN BERMAIN SEPAKBOLA DAN TEKNIK SEPAKBOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA REAL MADRID FOUNDATION UNY USIA TAHUN

TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN

BAB III METODE PENELITIAN. artinya penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan kausalita atau

PERSEPSI GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN SENAM LANTAI DI SMP SE-KABUPATEN BANJARNEGARA

THE FACTOR THAT INFLUENCES APPLICATION OF LEARNING IN THE KINDERGARDEN OF MARPOYAN DAMAI SUBDISTRICT IN PEKANBARU

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Berdasarkan analisis deskriptif menunjukkan bahwa penilaian kualitas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan minat siswa putra

KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BAMBANGLIPURO KABUPATEN BANTUL TAHUN 2017

KREATIVITAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KOTA GEDE 1 DALAM MEMAINKAN ALAT OLAHRAGA BOLA KASTI DAN SIMPAI

BAB III METODE PENELITIAN

MOTIVASI SISWA MEMILIH KELAS KHUSUS BAKAT ISTIMEWA OLAHRAGA (BIO) DI SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA

TANGGAPAN PESERTA DIDIK TERHADAP PEMBELAJARAN KEBUGARAN JASMANI DI KURIKULUM 2013 KELAS X SMK N 1 DEPOK SLEMAN

TINGKAT MOTIVASI ATLET MENGIKUTI LATIHAN DI UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) ATLETIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Sistem Rem Siswa

TINGKAT PEMAHAMAN AKTIVITAS RENANG PADA SISWA KELASXI SMAN 1 JOGONALAN KABUPATEN KLATEN T.A 2016/2017

Kata kunci: kemampuan motorik kasar, anak tunagrahita, SLB Negeri Pembina Yogyakarta.. ABSTRACT

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

TINGKAT PENGETAHUAN GURU PENJAS SEKOLAH DASAR NEGERI SE- KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA TERHADAP GAYA MENGAJAR LATIHAN

Oleh: Tedi Permadi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta,

KOMUNIKASI INTERPERSONAL PELATIH SEPAKBOLA DI PUSAT LATIHAN TIM SEPAKBOLA PSIM YOGYAKARTA. SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan Hasil penelitian persepsi siswa kelas VIII terhadap media gambar dalam

PERSREPSI MEMBER VIRENKA GYM FITNESS CENTER TERHADAP STRATEGI PEMASARAN

TINGKAT KETERAMPILAN PUKULAN FOREHAND DAN BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN SISWA SEKOLAH BANTUL TENIS CAMP DIY

Penggunaan Media Dalam Pembelajaran...(Friza Muhammad)

TINGKAT KEPUASAN PEMAIN BOLA BASKET TERHADAP KINERJA WASIT PADA PORDA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2015

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN. dalam kategori kinerja sangat baik, yakni sebesar 41,66% (5 guru)

MOTIVASI KELAS UNGGULAN DAN KELAS REGULER DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI MTs MUSLIMAT NU PALANGKARAYA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONDISI BELAJAR SENI MUSIK SISWA SMP NEGERI 2 PEKALONGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

KETEPATAN SERVIS BAWAH BOLAVOLI SISWA EKSTRAKULIKULER KELAS VIII SMP NEGERI 1 PURING KEBUMEN Abstrak

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PESERTA UKM TENIS LAPANGAN UNY TERHADAP PERMAINAN TONNIS

BAB III METODE PENELITIAN

KORELASI ANTARA KETERAMPILAN PEMBERIAN PENGUATAN DENGAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS III

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengikuti ekstrakurikuler sepakbola memiliki motivasi sangat tinggi yakni

TANGGAPAN SISWA KELAS VII TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 2 PLERET

Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani Edisi ke Tahun 2016

MELAMBUNG PADA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 2 KEC. MERAWANG KAB. BANGKA

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI MINI SISWA KELAS V DAN VI DI SD N PAKEM TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN TAHUN AJARAN 2016/2017

KEADAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA TAHUN 2016 SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

MOTIVATION OF LEARNERS IN FOLLOWING ARCHERY EXTRACURRICULAR IN SD ISLAM TERPADU AR- RAIHAN SUMBERBATIKAN TRIRENGGO, BANTUL ACADEMIC YEAR 2015/2016

TINGKAT KESULITAN BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA KELAS V SD NEGERI SE KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB III METODE PENELITIAN

PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP KEBERADAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI OBJEK WISATA JAM GADANG BUKITTINGGI BAYU PERMANA PUTRA

Tingkat Kemampuan Renang... (Muhammad Noviantoro Sholikhin) 1

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap sesuatu masalah, sehingga

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI DI SMK MUHAMMDIYAH 1 PRAMBANAN KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016

ANALISIS PERSEPSI SISWA UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK LAS BUSUR MANUAL DI SMKN 1 SEDAYU

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

TINGKAT KESEGARAN JASMANI PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI MTS HASYIM ASY ARI PIYUNGAN TAHUN AJARAN 2016/2017

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG POLA HIDUP SEHAT SISWA KELAS V DAN VI DI SD NEGERI JANTEN, KECAMATAN TEMON, KABUPATEN KULONPROGO

MINAT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 NGAGLIK TERHADAP PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI

MOTIVASI SISWA KELAS OLAHRAGA MENGIKUTI LATIHAN DI SMP NEGERI 1 KALASAN KABUPATEN SLEMAN TAHUN AJARAN 2016/2017

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 BOROBUDUR YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI DI SEKOLAH E-JOURNAL

PERSEPSI GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SD SE-KECAMATAN BERBAH

BAB III METODE PENELITIAN

SURVEY TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA BARU PENJASKES STKIP-PGRI PONTIANAK TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN

TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KUALITAS JASA PELAYANAN FITNESS CENTER GEDUNG OLAHRAGA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Analisis Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal. Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Transkripsi:

Komunikasi Interpersonal Pelatih..(Edi Saputra) 1 KOMUNIKASI INTERPERSONAL PELATIH SEPAKBOLA DI PUSAT LATIHAN TIM SEPAKBOLA PSIM YOGYAKARTA THE INTERPERSONAL COMMUNICATION FOOTBALL COACH IN TRAINING CENTER PSIM YOGYAKARTA Oleh: Edi Saputra, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta. Edisaputra.es11@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses komunikasi interpersonal ditinjau dari komunikasi verbal dan nonverbal pelatih sepakbola di pusat latihan tim sepakbola PSIM Yogyakarta. Subjek penelitian ini adalah atlet sepakbola yang ada di tim sepakbola PSIM Yogyakarta. Objek penelitian ini berupa komunikasi verbal dan nonverbal pelatih dalam proses latihan. Penelitian ini mengambil tempat di pusat latihan tim sepakbola PSIM Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan angket sebagai instrumen pengambilan data. Populasi penelitian adalah atlet PSIM Yogyakarta yang berjumlah 5 atlet. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik total sampling yang teknik penentuan sampelnya berdasarkan seluruh jumlah populasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa presentase tertinggi komunikasi interpersonal pelatih sepakbola di PSIM Yogyakarta berada pada kategori baik dan cukup dengan pertimbangan presentase berada pada kategori sangat baik 1 orang atau %, baik 8 orang atau 3%, cukup 6 orang atau %, kurang 8 orang atau 3% dan sangat kurang orang atau 8%. Kata Kunci : komunikasi, interpersonal, Pelatih ABSTRACT The purpose of this research is to describe interpersonal communication process that can be seen from verbal and non-verbal communication of coach in Training Center PSIM Yogyakarta Football team. The subject of the research is the player in PSIM Yogyakarta Football team. The object is verbal and non-verbal communication of coach in training process. The place of this research is in PSIM Yogyakarta Training Center. The method is survey with questionnaire as the date instrument data retrieval. The population is PSIM Yogyakarta player (5 player/athletes). The process of taking sample is by using total sampling that is choose by all of the population. The data analysis that is used in this research is descriptive percentage. The result of this research shows that the highest percentage interpersonal communication coach in PSIM Yogyakarta Football team as good category and fair with percentage considerations as very good 1 person (%), good 8 person (3%), fair 6 person (%), less than 8 person (3%) and very less person (8%). Keywords: Communication, Interpersonal, Coach

Komunikasi Interpersonal Pelatih..(Edi Saputra) 11 PENDAHULUAN Komunikasi secara umum adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan atau informasi antara dua individu atau lebih dengan efektif sehingga dapat dipahami dengan mudah. Pada dasarnya semua komunikasi dilakukan sejak manusia tersebut terlahir dan terus berjalan seiring dengan kehidupan manusia. Dalam dunia sepakbola komunikasi merupakan komponen penunjang penampilan dan keberhasilan latihan. Komunikasi adalah jembatan penyatu antara pelatih dan juga atlet yang dilatihnya. Tujuan dari semua latihan dapat di transfer dan di sampaikan kepada atlet melalui komunikasi, seperti perintah, larangan, aba-aba maupun kritik dan saran dalam memberikan evaluasi. Latihan tidak akan bisa berjalan tanpa adanya komponen komunikasi seperti bahasa, suara, gerakan tubuh, gerakan muka, simbol maupun kata-kata yang baik antara pelatih dan atlet. Peran komunikasi sangat berpengaruh dalam proses penunjang prestasi atlet karena berawal dari komunikasi yang baik akan menghasilkan kedekatan yang baik antara atlet dan pelatih, dampaknya adalah semua program latihan yang diberikan oleh pelatih akan lebih mudah diterima dan dipahami, selain itu juga komunikasi yang baik akan meningkatkan motivasi atlet dalam berlatih sehingga prestasi yang diharapkan bisa diraih diawali dengan komunikasi yang baik antara pelatih dan atlet. Proses komunikasi interpersonal yang terjadi di tim sepakbola PSIM Yogyakarta antara atlet dan juga pelatih berjalan dalam latihan. Pelatih mengirim sebuah pesan atau perintah berupa perintah verbal maupun non verbal kepada atlet. Pesan verbal adalah pesan yang disampaikan secara langsung hanya melalui suara sedangkan pesan non verbal menggunakan gerakan seperti tangan, kaki maupun gerakan lainnya yang mendukung suara yang disampaikan. Kemudian perintah yang

Komunikasi Interpersonal Pelatih..(Edi Saputra) 1 disampaikan dilakukan oleh atlet dengan seketika apabila tidak ada gangguan. Gangguan biasanya bisa dari pelatih seperti intonasi yang kurang jelas, besar kecilnya suara, maupun jelas atau tidaknya pesan yang disampaikan. sedangkan gangguan dari atlet sendiri biasanya karena atlet capek, tidak memperhatikan, kurang serius, maupun kurang memahami isi pesan yang disampaikan oleh pelatih. Pelatih harus memiliki hubungan yang baik dengan atlet dan sisi lain pelatih harus tegas dalam menangani atletnya. Seperti yang diungapkan pakar psikologi, bahwa kebutuhan utama sebagai makhluk sosial adalah kebutuhan akan hubungan sosial yang Dasar peneliti memilih masalah komunikasi interpersonal pelatih dalam penelitian ini karena berdasarkan pengalaman peneliti ketika komunikasi antara pelatih dan juga atlet baik maka akan menjadikan tim yang solid dan juga kompak dan kemungkinan pelatih berhasil memberikan prestasi dalam sebuah tim akan lebih besar. Namun sebaliknya, ketika pelatih tidak memiliki komunikasi yang baik terhadap atletnya maka tidak akan bisa meraih hasil yang baik dan juga maksimal bahkan kemungkinan terburuknya bisa membuat pelatih dipecat karena tidak bisa memberikan hasil yang di inginkan manajemen tim. Salah satu contoh yang baru-baru ini terlihat jelas adalah ketika ramah, yang hanya bisa terpenuhi Jose mourinho tidak sepaham dengan dengan membina hubungan yang baik dengan orang lain ( Deddy Mulyana, 010:16 ). Oleh sebab itu untuk mencapai tujuan dari sebuah latihan para pemain Real Madrid maka prestasi atlet maupun tim menjadi menurun, akhirnya jose mourinho dipecat dan kehilangan pekerjaan menjadi pelatih. seorang pelatih harus memiliki ketrampilan komunikasi yang baik serta Hasil pengamatan langsung dilakukan oleh peneliti pada yang bulan membangun hubungan yang baik. Maret 016 menunjukkan bahwa, proses

Komunikasi Interpersonal Pelatih..(Edi Saputra) 11 latihan di tim sepakbola PSIM Yogyakarta sudah tampak terjalin komunikasi interpersonal pelatih dengan atlet namun belum diketahui seberapa besar tingkat komunikasi interpersonalnya dilihat dari sifat verbal dan non verbal. Pencapaian interaksi latihan yang maksimal tersebut tentu saja perlu komunikasi yang efektif antara atlet dan pelatih, sehingga terpadunya dua kegiatan, yakni melatih dengan berlatih yang tujuannya untuk mewujudkan keberhasilan latihan dalam mencapai prestasi olahraga akan tercapai. Dapat dilihat dari cara pelatih memberikan perintah berupa verbal dan nonverbal sudah dilakukan namun belum terlalu baik menurut pandangan peneliti. Akan tetapi kondisi tersebut belum tentu sama dengan penilaian atlet. Oleh sebab itu, penelitian ini ingin mencoba mengambil penilaian dari sudut pandang atlet. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, peneliti ingin Komunikasi Interpersonal Pelatih Di Pusat Latihan Tim Sepakbola PSIM Yogyakarta. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Instrumen dalam peneltian ini menggunakan angket. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada tanggal 9-10 Juni 016. Lokasi penelitian berada di pusat latihan tim PSIM Yogyakarta. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini populasinya adalah atlet sepakbola PSIM Yogyakarta dengan jumlah 5 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan Teknik total sampling. Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data Metode yang digunakan dalam peneilitan Ini adalah angket. Angket yang digunakan dalam penelitian ini merupakan angket tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih, dengan angket langsung menggunakan skala bertingkat. melakukan penelitian yang berjudul

Komunikasi Interpersonal Pelatih..(Edi Saputra) 1 Setelah semua data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data sehingga data-data tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif. Perhitungan dalam angket menggunakan persentase. deskriptif Cara perhitungan analisis data mencari besarnya frekuensi relative persentase. menggunakan rumus sebagai berikut (Anas Sudjiono, 008: 3): Keterangan: F P N x100% P = Persentase yang dicari (Frekuensi Relatif) F = Frekuensi N = Jumlah Responden Untuk memudahkan dalam mengidentifikasi dan mendiskripsikan tiap tiap indikator dalam penelitian ini dilakukan katagorisasi dan klasifikasi menggunakan nilai mean dan standar deviasi. Untuk menghitung persentase digunakan rumus sebagai berikut: Tabel 3. Kelas Interval No Interval Katego ri 1 ( M 1 1 S) X Sangat Baik ( M 1 S) X ( M 1 ) 1 s Baik 3 ( M 1 S) X ( M 1 S) Cukup M 1 1 S) X ( M 1 S) Kuran g 5 1 Sangat X ( M S) kurang Keterangan: M : Nilai rata-rata (Mean) X : Skor S : Standar Deviasi HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang memberikan gambaran terhadap objek penelitian apa adanya. Deskriptif yang dimaksudkan adalah untuk memberikan gambaran tentang bagaimana komunikasi interpersonal pelatih sepakbola di pusat latihan tim sepakbola PSIM Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 9-10 Juni 016 dan diperoleh responden sebanyak 5 orang. Data untuk mengidentifikasi komunikasi interpersonal pelatih sepakbola di pusat latihan tim PSIM Yogyakarta diungkapkan dengan angket yang terdiri dari 3 Pernyataan yang

Komunikasi Interpersonal Pelatih..(Edi Saputra) 11 terbagi dalam dua sub variabel, yaitu (1) verbal, () nonverbal. 1. Deskripsi Hasil Komunikasi Interpersonal Pelatih Tim Sepakbola PSIM Yogyakarta Dari hasil perhitungan data penelitian yang dilakukan maka dapat dideskripsikan dalam bentuk tabel sebagai berikut : Tabel. Deskripsi Statistik Komunikasi Interpersonal Pelatih Tim Sepakbola PSIM Yogyakarta Statistik Skor Mean 108,800 Median 110,0000 Mode 100,00 a Std. Deviation 8,09588 Range 6,00 Minimum 96,00 Maximum 1,00 Dari data di atas dapar dideskripsikan komunikasi interpersonal pelatih Tim Sepakbola PSIM Yogyakarta dengan rerata sebesar 108,8, nilai tengah sebesar 110, nilai sering muncul sebesar 100 dan simpangan baku sebesar 8,09. Sedangkan skor tertinggi sebesar 1 dan skor terendah sebesar 96. Dari hasil tes maka dapat dikategorikan komunikasi interpersonal pelatih tim sepakbola PSIM Yogyakarta adalah sebagai berikut. Perhitungan tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 5. Kategorisasi Komunikasi Interpersonal Pelatih Tim Sepakbola PSIM Yogyakarta No 1 3 5 Interval Frek uensi Persent ase (%) X > 1 10,3 11,3 < X 8 10, 3 10,5 < X 6 11,33 96,16 < X 8 10, 3 X 96,15 8 Jumlah 5 100 Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kuran g Sangat kurang Hasil penelitian menunjukkan bahwa presentase tertinggi komunikasi interpersonal pelatih sepakbola di PSIM Yogyakarta berada pada kategori baik dan cukup dengan pertimbangan presentase berada pada kategori sangat baik 1 orang atau %, baik 8 orang atau 3%, cukup 6 orang atau %, kurang 8 orang atau 3% dan sangat kurang orang atau 8%. Komunikasi interpersonal pelatih tim sepakbola PSIM

persentase Komunikasi Interpersonal Pelatih..(Edi Saputra) 1 Yogyakarta yang berkategori sangat baik 1 orang atau %, baik 8 orang atau 3%, cukup 6 orang atau %, kurang 8 orang atau 3% dan sangat kurang orang atau 8%. Berikut adalah grafik ilustrasi komunikasi interpersonal pelatih tim Sepakbola PSIM Yogyakarta: Komunikasi Interpersonal Statistik Skor Mean 7,8800 Median 7,0000 Mode 53,00 Std. Deviation,3358 Range 15,00 Minimum 1,00 Maximum 56,00 Dari data di atas dapar dideskripsikan komunikasi interpersonal pelatih tim sepakbola PSIM Yogyakarta secara 0 30 0 10 8 3 3 verbal dengan rerata sebesar 7,8, nilai tengah sebesar 7, nilai sering muncul sebesar 53 dan simpangan 0 Kurang Sekali Kurang Cukup Baik Baik Sekali Gambar. Diagram Batang Komunikasi Interpersonal Pelatih Tim Sepakbola PSIM Yogyakarta. Deskripsi Hasil Komunikasi Interpersonal Pelatih Tim Sepakbola PSIM Yogyakarta secara Verbal Dari hasil analisis data penelitian yang dilakukan maka dapat dideskripsikan dalam bentuk tabel sebagai berikut : Tabel 6. Deskripsi Statistik Komunikasi Interpersonal Pelatih Tim Sepakbola PSIM Yogyakarta secara Verbal baku sebesar,3. Sedangkan skor tertinggi sebesar 56 dan skor terendah sebesar 1. Dari hasil tes maka dapat dikategorikan komunikasi interpersonal pelatih tim sepakbola PSIM Yogyakarta secara verbal. Perhitungan tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 7. Kategorisasi Komunikasi Interpersonal Pelatih Tim Sepakbola PSIM Yogyakarta secara Verbal No Frek Interval uens i X > 5,37 Persen tase (%) Katego ri Sang 1 at 8 Baik 50,05 < 6 Baik

Komunikasi Interpersonal Pelatih..(Edi Saputra) 11 3 5 X 5,36 5,73 < X 50,0 1,1 < X 5,7 X 1,0 7 9 1 8 36 Jumlah 5 100 Cuku p Kura ng Sang at kuran g sepakbola PSIM Yogyakarta secara verbal: Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa komunikasi interpersonal pelatih tim sepakbola PSIM Yogyakarta secara verbal adalah kurang dengan pertimbangan frekuensi terbanyak berapa pada kategori kurang dengan 9 orang atau 36%. Komunikasi interpersonal pelatih tim sepakbola PSIM Yogyakarta secara verbal yang berkategori sangat baik orang atau 8%, baik 6 orang atau %, cukup 7 orang atau 8%, kurang 9 orang atau 36% dan sangat kurang 1 orang atau %. Berikut adalah grafik ilustrasi Gambar 3. Diagram Batang Komunikasi Interpersonal Pelatih Tim Sepakbola PSIM Yogyakarta Secara Verbal. 3. Deskripsi Hasil Komunikasi Interpersonal Pelatih Tim Sepakbola PSIM Yogyakarta secara Non Verbal Dari hasil analisis data penelitian yang dilakukan maka dapat dideskripsikan dalam bentuk tabel sebagai berikut : Tabel 8. Deskripsi Statistik Komunikasi Interpersonal Pelatih Tim Sepakbola PSIM Yogyakarta secara Non Verbal Statistik Skor Mean 60,000 Median 61,0000 Mode 65,00 Std. Deviation,371 Range 1,00 Minimum 53,00 Maximum 67,00 komunikasi interpersonal pelatih tim

Komunikasi Interpersonal Pelatih..(Edi Saputra) 1 Dari data di atas dapar dideskripsikan komunikasi interpersonal pelatih Tim Sepakbola PSIM Yogyakarta secara non verbal dengan rerata sebesar 60,, nilai tengah sebesar 61, nilai sering muncul sebesar 65 dan simpangan baku sebesar,3. Sedangkan skor tertinggi sebesar 67 dan skor terendah sebesar 53. Dari hasil tes maka dapat dikategorikan komunikasi interpersonal pelatih Tim Sepakbola PSIM Yogyakarta secara non verbal. Perhitungan tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut: Yogyakarta secara non verbal adalah baik dengan pertimbangan frekuensi terbanyak berapa pada kategori baik dengan 10 orang atau 0%. Komunikasi interpersonal pelatih Tim Sepakbola PSIM Yogyakarta secara non verbal yang berkategori sangat baik 0 orang atau 0%, baik 10 orang atau 0%, cukup 6 orang atau %, kurang 6 orang atau % dan sangat kurang 3 orang atau 1%. Berikut adalah grafik ilustrasi komunikasi interpersonal pelatih tim sepakbola PSIM Yogyakarta secara non verbal: Tabel 9. Kategorisasi Komunikasi Interpersonal Pelatih Tim Sepakbola PSIM Yogyakarta secara Non Verbal N o Interval Frek uens i Perse ntase (%) Kategori 1 X > 67,06 0 0 Sangat Baik 6,63 < X Baik 10 67,05 0 3 58,19 < X Cukup 6 6,6 53,76 < X Kurang 6 58,19 5 X 53,76 3 1 Sangat kurang Jumlah 5 100 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa komunikasi interpersonal pelatih Tim Sepakbola PSIM Gambar. Diagram Batang Komunikasi Interpersonal Pelatih Tim Sepakbola PSIM Yogyakarta Secara Non Verbal A. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa presentase tertinggi komunikasi interpersonal pelatih sepakbola di PSIM

Komunikasi Interpersonal Pelatih..(Edi Saputra) 11 Yogyakarta berada pada kategori baik dan cukup dengan pertimbangan presentase berada pada kategori sangat baik 1 orang atau %, baik 8 orang atau 3%, cukup 6 orang atau %, kurang 8 orang atau 3% dan sangat kurang orang atau 8%. Komunikasi interpersonal pelatih Tim Sepakbola PSIM Yogyakarta yang berkategori sangat baik 1 orang atau %, baik 8 orang atau 3%, cukup 6 orang atau %, kurang 8 orang atau 3% dan sangat kurang orang atau 8%. Keadaan ini menunjukkan bahwa pelatih telah melakukan komunikasi interpersonal dengan baik namun masih ada catatan kurang yang harus diperbaiki pelatih. Kurangnya pendekatan yang dilakukan oleh pelatih secara menyeluruh ini akan mengakibatkan kerenggangan antar pelatih dan pemain. Keadaan tersebut tercermin dengan masih ada 8 orang berkategori kurang dan orang berkategori sangat kurang, belum melakukan komunikasi interpersonal secara menyeluruh. Meskipun secara keseluruhan komunikasi interpersonal menunjukkan kategori baik. kategori kurang dan sangat kurang ini bisa dipengaruhi oleh intensitas dan frekuensi pelatih melakukan komunikasi interpersonal dengan 10 orang tersebut. Dengan demikian, pelatih harus mampu memperbaiki pola komunikasi interpersonalnya agar semua pemain merasakan manfaat yang sama. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa presentase tertinggi komunikasi interpersonal pelatih sepakbola di PSIM Yogyakarta berada pada kategori baik dan cukup dengan pertimbangan presentase berada pada kategori sangat baik 1 orang atau %, baik 8 orang atau 3%, cukup 6 orang atau %, kurang 8 orang atau 3% dan sangat kurang orang atau 8%. Saran Sesuai dengan kesimpulan, implikasi dan keterbatasan di atas, saran hal ini menunjukkan bahwa pelatih

Komunikasi Interpersonal Pelatih..(Edi Saputra) 1 yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut: 1. Pelatih harus melakukan komunikasi secara menyeluruh kepada semua pemain agar terjalin suasana yang kondusif dalam tim.. Kebiasaan yang baik dalam berkomunikasi akan membantu pelatih untuk menyampaikan pesannya kepada pemain. DAFTAR PUSTAKA Agus M. Hardjana. (003). Komunikasi Intrapersonal dan Komunikasi Interpersonal.Yogyakarta: Kanisius Deddy Mulyana. (008). Ilmu Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya..(010). Ilmu Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Devito, Joseph A. (1997). Komunikasi Antar Manusia. Edisi Ke- 5 Penerj. Agus Maulana. Jakarta: Profesional Books. Djoko Pekik I. (00). Dasar Kepelatihan. Yogyakarta: FIK UNY. Onong Uchjana Effendy. (008). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Monty P. Setiadarma. (000). Dasar- Dasar Psikologi Olahraga. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Rosmawaty.(010).Mengenal Ilmu Komunikasi. Bandung: Widya Padjadjaran. Stewart L. Tubss dan Sylvia Moss. (008). Human Communication Perinsip- perinsip Dasar. Bandung: PT. Rosda Karya..(199), Human Communication, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung Sudjana. (00). Metode Statistika. Bandung: Transito. Sugiyono. (007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rinieka Cipta.. (006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Sukadiyanto. (1997). Pembinaan Kondisi Fisik Petenis. Jakarta: PB PELTI. Sumanto. (1995). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Aplikasi Metode Kuantitatif dan Satistika dalam Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset. Suranto Aw. (011). Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sutrisno Hadi. (1980). Statistik II. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM.. (1991). Analisis Butir Untuk Instrumen. Yogyakarta: Andi Offset. Nasution.(1996).MetodeResearch.Jakarta: Bumi Aksara