Hubungan Antara Brand Awareness Dengan Motivasi Pembelian

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH TERPAAN SALES KIT TERHADAP BRAND AWARENESS, KETERTARIKAN, DAN MINAT MENGGUNAKAN KEMBALI PRODUK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Ekuitas merek memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian

Account Management. KULIAH 3 Konsep dan Strategi Pemasaran Jasa. BERLIANI ARDHA, SE, M.Si

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pemasaran merupakan ilmu dan seni yang mengatur tentang sistem

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 PENGARUH HARGA, PROMOSI DAN FASILITAS PENDUKUNG TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

BAB7 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Account Management. KULIAH 4 Konsep Mind Maping Dalam Penerapan Analisis Pemasaran. BERLIANI ARDHA, SE, M.Si

Ilham et al., Analisis Pengaruh Merek, Persepsi Harga dan Daya Tarik Iklan Terhadap Minat Beli...

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENERAPAN GREEN MARKETING MELALUI DESAIN PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP BRAND IMAGE DAN KEPUTUSAN PEMBELIAN ABSTRAK

Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap niat pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). a. Mohammad Reza Jalilvand, Neda Samiei, Seyed Hessamaldin Mahdavinia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Dari hasil analisa data dan pembahasan dapat disimpulkan hasil penelitian. ini, antara lain :

Account Management. KULIAH 5 Client Brief, Creative Brief dan Media Brief. BERLIANI ARDHA, SE, M.Si

Harry Christian Barus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH WORD OF MOUTH COMMUNICATION TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN KARTU SELULER PRABAYAR IM3 (Studi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo)

BAB III METODE PENELITIAN. Center lantai 4 No. 1006, Jl. Asia Afrika Pintu IX-Gelora Senayan Jakarta 10270

Bisma, Vol 1. No. 10, Februari 2017 PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP LOYALITAS NASABAH TABUNGAN BISNIS PADA PT BANK PANIN, Tbk. CABANG UTAMA PONTIANAK

PENGARUH DIMENSI EKUITAS MEREK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA MEREK AZWA PERFUME DI KOTA PADANG ABSTRACT

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINERAL KEMASAN (Studi Kasus Desa Tohudan, Colomadu Karanganyar)

Account Management. KULIAH 13 Teknik Pitching. BERLIANI ARDHA, SE, M.Si. Life is really simple, but we insist on making it complicated.

PENGARUH PRODUK, HARGA, PROMOSI, SALURAN DISTRIBUSI, DAN PROSES TERHADAP KEPUTUSAN BRAND SWITCHING PADA KARTU TELEPON SELULER SKRIPSI

PENGARUH PROMOTIONAL MIX (BAURAN PROMOSI) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HONDA VERZA. (STUDI PADA MAHASISWA di MALANG RAYA) SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA BRAND IMAGE DAN MOTIVASI DENGAN KEPUTUSAN PESERTA DIDIK MEMILIH SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SIDAYU KABUPATEN GRESIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gambar, nama, kata, huruf, angka-angka, susunan atau kombinasi. digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.

Bab IV PENUTUP. apabila diantarai oleh tingkat pengetahuan. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan dan bagian kedua yang berupa saran. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan

Hubungan Iklan Le Minerale dengan Kesadaran Merek

Account Management. KULIAH 6 Proses Produksi Iklan Pada Media. BERLIANI ARDHA, SE, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Iklan adalah suatu penyampaian pesan melalui media-media yang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,

BAB III. Metode Penelitian

BAB 3. Penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian deskriptif, penulis menjelaskan hal-hal

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan oleh penulis pada bulan April sampai dengan september 2015.

BAB II LANDASAN TEORI

MOTIVASI BERBELANJA KONSUMEN PADA PASAR TRADISIONAL DAN PASAR SWALAYAN DI KOTA MADIUN. Rindyah Hanafi

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang

Kajian Hubungan antara Jingle Iklan Televisi Mastin Ekstrak Kulit Manggis dengan Brand Awareness Produk pada Mahasiswa

III. METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang penulis gunakan adalah jenis penelitian explanatory. Penelitian

DIPONEGORO JOURNAL OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE Tahun 2014, Hal 1-10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam setiap perusahaan yang semakin, membutuhkan

Pengaruh Komunikasi Pemasaran Terpadu Terhadap Ekuitas Merek (Brand Equity) Pada Produk Shampo Emeron

PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN NOTEBOOK TOSHIBA. Gesit Sukma Arif Wibowo

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian

Pengaruh Rangsangan Pemasaran Terhadap Perilaku Ibu Rumah Tangga dalam Membeli Susu Bubuk untuk Konsumsi Balita di Kota Jambi

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

PENGARUH VARIABEL RETAIL MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI RITA PASARAYA KEBUMEN. Oleh: Didik Darmanto Manajemen

Strategi Brand Management

PENGARUH PERSEPSI HARGA DAN KUALITAS MAKANAN CEPAT SAJI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Volume II No. 2, Juni 2016 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH IKLAN TELEVISI TERHADAP KESADARAN MEREK

ACCOUNT MANAGEMENT. Anggaran / Budgeting. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

Hubungan Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah dengan Prestasi Belajar Siswa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kampoeg Wisata Tabek Indah Resort yang beralamat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Iklan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Handphone Dual

MEREK BERBAHASA ASING DALAM KAITANYA DENGAN PERSEPSI KONSUMEN

BAB 5 Simpulan dan Saran

Account Management. KULIAH 2 Agen Periklanan. BERLIANI ARDHA, SE, M.Si. Life is really simple, but we insist on making it complicated.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN Universitas Dian Nuswantoro

BAB V PENUTUP. City, Vivo Apartement, Sahid Yogyakarta Lifestyle Center, The H Residence,

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

JURNAL PENGARUH HARGA, PROMOSI, DAN PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PAKET WISATA PADA CV AMRITA TOUR

Universitas Paramadina Program Studi Ilmu Komunikasi 2013

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR TRUST IN A BRAND TERHADAP BRAND LOYALTY PADA KONSUMEN AIR MINUM AQUA DI KOTA YOGYAKARTA

III. METODE PENELITIAN. untuk mengatasi masalah dan menghadapi tantangan lingkungan dimana. pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat.

DIPONEGORO JOURNAL OF SOCIAL AND POLITICAL Tahun 2017, Hal 1-6

A. Kerangka Pemikiran Restoran fast food yang banyak bermunculan di kota Bogor saat ini memicu persaingan antar restoran fast food tersebut di kota

PENGARUH DEAD ENDORSER PADA KEPRIBADIAN MEREK PADA IKLAN KUKU BIMA ENER G DI TELEVISI (Survei pada Konsumen Kuku Bima Ener G di Purworejo)

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN GADGET

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA BUS ROSALIA INDAH

Grace Mandasari Suharyono Sunarti Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

PENGARUH TINGKAT TERPAAN SPONSORSHIP

ANALISIS POSITIONING NOTEBOOK ACER BERDASARKAN PERSEPSIAN KONSUMEN ABSTRAK

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Data 82 responden yang terdiri atas mahasiswa ilmu komunikasi FISIP

PENGARUH DISTRIBUTION INTENSITY, ADVERTISING, DAN SALES PROMOTION TERHADAP BRAND AWARENESS, DAN BRAND EQUITY PADA PRODUK SUNLIGHT DI SURABAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH TERPAAN IKLAN DAN BRAND AWARENESS TERHADAP SIKAP PADA MEREK

: Andian Ari Anggraeni, M.Sc Universitas Negeri Yogyakarta

Journal of Social and Industrial Psychology

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only.

Transkripsi:

Hubungan Antara Brand Awareness Dengan Motivasi Pembelian Naning Damayanti 1,Funny Mustikasari 2, Uud Wahyudin 3 Jurusan Ilmu Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Corresponding Author: naningd@gmail.com Abstract This research studies about the relationship between brand awareness with purchase motivation. The proposed of this research is to find out whether there is a correlation between brand awareness bottled drinking water (AMDK) WaterMed dan Hanaang with purchase motivation product AMDK Perusahaan Daerah Air Minum Tirtawening Kota Bandung. Correlation method and quantitative analysis technique are used in this research. Variabels were tasted using spearman rank correlation and the extrapolation was using SPSS version 18. From the research result is was obtained a correlation value (rs) of 0,541 and t-test significance test of 7,370 and t- table 2,013. The study result concluded that there are correlation between brand awareness bottled drinking water (AMDK) WaterMed dan Hanaang with purchase motivation product AMDK Perusahaan Daerah Air Minum Tirtawening Kota Bandung. The suggsestion that given by the researchers is a company needs to conduct promotional mix and marketing mix better, so that products can be recognized by the public. Keyword : brand awareness, purchase motivation Pendahuluan Beberapa tahun belakangan ini perkembangan industri-industri yang bergerak dalam bidang air minum dalam kemasan (AMDK) sudah sangat pesat, khususnya air 1 Penulis 2 Pembimbing Utama 3 Pembimbing Pendamping Page 1 of 15

mineral dalam kemasan cup, botol maupun galon. Perkembangan industri air minum dalam kemasan (AMDK) ini tidak terlepas dari kebutuhan masyarakat akan air minum yang mudah untuk dikonsumsi, terutama kebutuhan akan air mineral. Menyadari kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat terhadap air minum dalam kemasan, maka saat ini banyak sekali air minum dalam kemasan yang beredar dipasaran. Konsumen tidak hanya disuguhkan oleh air minum merekmerek terkenal saja, tetapi juga banyak merek-merek lain yang ikut terjun dalam industri air minum dalam kemasan ini. Konsumen ditawarkan dalam beragam pilihan merek air minum dalam kemasan (AMDK), yaitu terkait dengan keputusan mengenai merek dari air minum dalam kemasan mana yang akan mereka beli. Dalam menjalankan usahanya, tentu saja para produsen air minum dalam kemasan ini menghadapi para pesaing yang menawarkan produk yang serupa. Perusahaan menggunakan brand (merek) sebagai simbol perantara kepada konsumennya untuk berkomunikasi sehingga perusahaan dapat memperoleh nilai tambah tersendiri. Perusahaan berbicara melalui brand (merek), konsumen mencerna brand (merek) tersebut kemudian mengolahnya untuk menciptakan sebuah pengalaman akan sebuah merek. Dalam hal ini perusahaan harus menciptakan brand awareness (kesadaran merek) dalam diri konsumen atau calon pembeli. Brand awareness adalah seberapa nama merek mampu disebutkan oleh konsumen atau kemampuan dari seseorang yang merupakan calon pembeli (potential buyer) untuk mengenali atau menyebutkan kembali suatu merek yang merupakan bagian dari suatu kategori tertentu (Aaker, 1991: 61) Sebelum melakukan pembelian biasanya konsumen memiliki tahap perkenalan kepada merek tersebut. Tahap ini menurut David A. Aaker terdiri dari 4 langkah, yaitu : 1. Unaware of Brand (tidak menyadari merek) adalah tingkat paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari adanya suatu merek. 2. Brand Recognition (pengenalan merek) adalah tingkatan minimal Page 2 of 15

kesadaran merek, dimana pengenalan suatu merek muncul lagi setelah dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan (aided recall). 3. Brand Recall (pengingat kembali terhadap merek) adalah pengingat kembali terhadap merek tanpa bantuan (unaided brand). 4. Top of Mind (puncak pikiran) adalah merek yang disebutkan pertama kali oleh konsumen atau yang pertama kali muncul dalam benak konsumen. Dengan kata lain merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada dalam benak konsumen (Rangkuti, 2008:40-41) Brand awareness merupakan titik dimana konsumen mulai tahu akan suatu produk, oleh karena itu brand awareness sangat menentukan apakah produk itu dikenal atau tidak. Brand awareness merupakan merupakan langkah awal bagi setiap konsumen untuk tahu akan keberadaan suatu produk. Secara tidak langsung brand awareness akan suatu produk akan tercipta dalam diri konsumen, ketika mereka tahu dan merasakan manfaat dari suatu produk. Pada saat mereka butuh dan ingin menggunakan suatu produk tertentu, jika kesadaran merek sudah muncul maka mereka tidak akan memilih produk lain, melainkan langsung memilih produk yang sudah ada dalam benak mereka. PDAM Kota Bandung sebagai penyedia kebutuhan air Kota Bandung juga ikut terjun dalam industri air minum dalam kemasan (AMDK). Air minum dalam kemasan (AMDK) Perusahaan Daerah Air Minum Tirtawening Kota Bandung, memproduksi air minum dalam kemasan yang diberi nama WaterMed dan Hanaang. PDAM sebagai perusahaan milik daerah berupaya menyediakan air minum dalam kemasan yang terjangkau harganya oleh masyarakat dan juga dengan kualitas yang tidak berbeda jauh dengan merek-merek yang sudah terkenal. Sebagai produk yang terbilang cukup baru, PDAM sebagai produsen AMDK WaterMed dan Hanaang ini harus menciptakan brand awareness dalam diri calon pembeli. Dengan adanya brand awareness yang kuat dalam diri konsumen atau calon pembeli, maka hal ini akan berpengaruh kepada Page 3 of 15

motivasi pembelian konsumen. Motivasi pembelian konsumen akan menjadi tinggi karena konsumen sudah sadar akan keberadaan suatu merek. Motivasi adalah daya penggerak yang menjadi aktif pada saat tertentu bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau dihayati (W. S. Winkel, 1996:27). Menurut Wells dan Prensky (1996), motivasi sebagai titik awal dari semua perilaku konsumen, yang merupakan proses dari seseorang untuk mewujudkan kebutuhannya serta memulai melakukan kegiatan untuk memperoleh kepuasan. Motivasi pembelian dibagi menjadi dua, yaitu motivasi rasional dan motivasi emosional. Motivasi membeli ini ada dikarenakan, konsumen sudah tahu, merasa cocok dan percaya oleh produk yang ditawarkan oleh AMDK WateMed dan Hanaang. Konsumen merasa bahwa produk AMDK WaterMed dan Hanaang tidak jauh berbeda dengan produk-produk air mineral lain dipasaran. Kajian Pustaka Setiap pemasar suatu produk harus bisa mengarahkan usahanya pada penciptaan brand awareness (kesadaran merek) dalam diri konsumen. Brand awareness merupakan titik awal dimana konsumen mulai tahu akan suatu produk, oleh karena itu brand awareness sangat menentukan apakah produk itu dikenal atau tidak. Brand awareness (kesadaran merek) akan menciptakan sikap dan nilai positif dalam benak konsumen akan suatu merek. Brand awareness adalah seberapa nama merek mampu disebutkan oleh konsumen atau kemampuan dari seseorang yang merupakan calon pembeli (potential buyer) untuk mengenali atau menyebutkan kembali suatu merek yang merupakan bagian dari suatu kategori tertentu (Aaker, 1991:61). Brand awareness (kesadaran merek) membutuhkan jangkauan kontinum (continum ranging) dari perasaan yang tidak pasti bahwa merek tersebut telah dikenal sebelumnya, sehingga konsumen yakin bahwa produk tersebut merupakan satu-satunya merek dalam suatu kelompok tertentu. Konsumen cenderung memilih merek yang sudah dikenal karena Page 4 of 15

merasa aman dengan merek yang sudah dikenal, mereka merasa aman, terhindar dari berbagai resiko pemakaian dengan asumsi bahwa merek yang sudah dikenal lebih dapat diandalkan, produk dengan merek yang sudah dikenal itu dikatakan memiliki kesadaran merek yang cukup baik (Durianto, dkk, 2001:54). Dengan kata lain, sebuah merek yang dikenal mempunyai kemungkinan bisa diandalkan, kemantapan dalam bisnis, dan kualitas yang dipertanggungjawabkan. Menurut David A.Aaker ada empat tingkat dalam brand awareness, yaitu : 1. Unaware of Brand (tidak menyadari merek) adalah tingkat paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari adanya suatu merek. 2. Brand Recognition (pengenalan merek) adalah tingkatan minimal kesadaran merek, dimana pengenalan suatu merek muncul lagi setelah dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan (aided recall). 3. Brand Recall (pengingat kembali terhadap merek) adalah pengingat kembali terhadap merek tanpa bantuan (unaided brand). 4. Top of Mind (puncak pikiran) adalah merek yang disebutkan pertama kali oleh konsumen atau yang pertama kali muncul dalam benak konsumen. Dengan kata lain merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada dalam benak konsumen (Rangkuti, 2008:40-41). Brand Awareness adalah suatu tahapan yang sangat penting, setelah merek melakukan tahapan positioning, merek harus memiliki tingkat kesadaran dari konsumen, karena kualitas produk yang baik jika tidak dibarengi dengan brand awareness yang tinggi tidak akan mempengaruhi brand attitude konsumen terhadap produk. Konsumen yang tidak mengenal atau mengetahui suatu merek produk akan cenderung bertanya-tanya akan kualitas merek tersebut, sehingga akhirnya mempengaruhi sikap konsumen terhadap pembelian (Percy, 2008:93). Motivasi adalah daya penggerak yang menjadi aktif pada saat tertentu bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau dihayati (W. S. Winkel, 1996:27). Page 5 of 15

Menurut Morgan (1961), motivasi adalah sebuah istilah umum yang merujuk pada suatu keadaan yang memotivasi sebuah perilaku, suatu perilaku yang termotivasi oleh keadaan tersebut, dan pada suatu tujuan atau akhir dari perilaku tersebut. Selain itu menurut Robbins (1993), motivasi adalah suatu dorongan yang menghitung intensitas, arah dan persistence dari usaha seseorang untuk mencapai suatu harapan atau cita-cita. emosional. Menurut Wells dan Prensky (1996), motivasi sebagai titik awal dari semua perilaku konsumen, yang merupakan proses dari seseorang untuk mewujudkan kebutuhannya serta memulai melakukan kegiatan untuk memperoleh kepuasan. Dalam bidang pemasaran Sigit (2002:17) menjelaskan bahwa motivasi pembelian adalah pertimbanganpertimbangan dan pengaruh yang mendorong orang untuk melakukan pembelian. Dalam motivasi pembelian terbagi menjadi dua bagian menjadi motivasi rational dan motivasi emosional. Motivasi rasional adalah pembelian yang didasarkan pada kenyataan-kenyataan yang ditunjukkan oleh suatu produk kepada konsumen dan merupakan atribut produk yang fungsional serta obyektif keadaannya misalnya kualitas produk, harga produk, ketersediaan barang, efisiensi kegunaan barang tersebut dapat diterima. Sedangkan motivasi emosional dalam pembelian berkaitan dengan perasaan, kesenangan yang dapat ditangkap oleh pancaindera misalnya dengan memiliki suatu barang tertentu dapat meningkatkan status sosial, peranan merek menjadikan pembeli menunjukkan status ekonominya dan pada umumnya bersifat subyektif dan simbolik. Pada saat seseorang akan mengambil keputusan untuk membeli suatu produk tentunya akan dipengaruhi oleh kedua jenis motivasi tersebut yaitu motivasi rasional dan emosional. Motivasi pembelian akan muncul dalam diri konsumen ketika konsumen sudah percaya dan memiliki sikap positif akan suatu merek. Jika konsumen sudah percaya pada suatu merek maka bisa dipastikan jika brand awareness (kesadaran merek) sudah melekat dalam diri konsumen. Page 6 of 15

Hipotesis Berdasarkan kerangka diatas, maka penulis mengemukakan suatu hipotesis untuk identifikasi masalah dan tujuan penelitian sebagai berikut : H0 : Tidak ada hubungan antara brand awareness dengan mitovasi H1 : Ada hubungan antara brand awareness dengan motivasi H0 : Tidak ada hubungan antara Unaware of Brand (tidak menyadari merek) dengan motivasi pembelian konsumen AMDK H1: Ada hubungan antara Unaware of Brand (tidak menyadari merek) dengan motivasi pembelian konsumen AMDK WaterMed dan Hanaang. H0 : Tidak ada hubungan antara Brand Recognition (pengenalan terhadap merek) dengan motivasi H1 : Ada hubungan antara Brand Recognition (pengenalan terhadap merek) dengan motivasi H0 : Tidak ada hubungan antara Brand Recall (pengingat kembali terhadap merek) dengan motivasi H1 :Ada hubungan antara Brand Recall (pengingat kembali terhadap merek) dengan motivasi H0: Tidak ada hubungan antara Top of Mind (puncak pikiran) dengan motivasi pembelian konsumen AMDK H1: Ada hubungan antara Top of Mind (puncak pikiran) dengan motivasi Metode Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan penelitian kuantitatif dengan studi korelasional, yaitu metode yang bermaksud meneliti hubungan antara variabel (Rakhmat, 1991 : 27). Dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara brand awareness dengan motivasi pembelian konsumen Air Page 7 of 15

Minum Dalam Kemasan (AMDK) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:80). Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu. Populasi diambil dari konsumen AMDK WaterMed dan Hanaang di 2 daerah yaitu daerah Gedebage/Ujungberung dan Karees. Jumlah populasi yang diambil adalah 205 orang konsumen. Setelah populasi ditentukan, maka selanjutnya diambil sampel. Sampel sering diartikan sebagi populasi, oleh karena itu sampel harus memenuhi ciri-ciri yang sama dengan populasi. Sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling acak sederhana, sampel dalam penelitian ini berjumlah 67 orang. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 1. Kuesioner (angket), 2. Observasi, 3. Wawancara, 4. Studi Kepustakaan. Pada penelitian ini, teknik pengukuran yang digunakan adalah skala Likert, karena salah satu ukuran yang digunkan dalam penelitin ini adalah skal ordinal. Skala ini memungkinkan responden untuk mengkespresikan intensitas perasaan mere (Simamora, 2004:46). Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Hasil dan Pembahasan Pengukuran validitas pada penelitian ini menggunakan rumus korelasi Rank Spearman. Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur (instrumen) yang digunakan dapat dipercaya atau dilakukan untuk mengetahui konsistensi dan ketepatan pengukuran. Untuk mengetahui ketepatan alat ukur yang digunakan adalah reliabilitas uji belah dua (Split Half) dari Spearman Brown. Suatu item dinyatakan valid atau dapat mengukur variabel penelitian yang dimaksud jika nilai koefisien Page 8 of 15

validitasnya lebih dari satu atu sama dengan 0,30 (Kaplan dan Saccuzo, 1993: 141). Selain harus valid alat ukur juga harus reliabel. Instrumen yang reliabel belum tentu valid. Kaplan dan Saccuzo (1993 : 123) menyatakan : Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliabel dan berhasil mengukur variabel yang kita ukur jika koefisien reliabilitasnya lebih dari atau sama dengan 0,700 (Kaplan, 1993:123). Berdasarkan penelitian pendahuluan terhadap 30 orang responden untuk menguji kelayakan kuesioner penelitian diperoleh hasil uji validitas dan uji reliabilitas sebagai berikut : Tabel 1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Brand Awareness No Item Koefisien Ket Validitas 5 0,757 Valid 6 0,864 Valid 7 0,758 Valid 8 0,751 Valid 9 0,601 Valid 10 0,601 Valid 11 0,757 Valid 12 0,864 Valid 13 0,722 Valid 14 0,837 Valid 15 0,751 Valid 16 0,862 Valid 17 0,583 Valid 18 0,637 Valid 19 0,617 Valid 20 0,949 Valid 21 0,587 Valid 22 0,596 Valid 23 0,361 Valid 24 0,373 Valid 25 0,735 Valid 26 0,797 Valid 27 0,680 Valid 28 0,766 Valid Split Half 0,976 Reliabel Sumber : pengolahan data Hasil perhitungan korelasi untuk uji validitas alat ukur brand awareness berkisar antara 0,361 sampai 0,949. Angka yang dipergunakan sebagai pembanding untuk melihat valid atau tidaknya suatu item, seperti dikemukanan oleh (Kaplan dan Saccuzo, 1993:141) suatu item dinyatakan valid atau dapat mengukur variabel penelitian yang dimaksud jika nilai koefisien validitasnya lebih dari satu atu sama dengan 0,30. Hasil di atas menunjukkan dari 24 item telah dinyatakan valid. Berdasarkan uji reliabilitas, diperoleh koefisien reliabilitas Split Half sebesar 0,976 diatas standar yang ditetapkan yaitu Page 9 of 15

0,700. Nilai koefisien reliabilitasnya (0,976) menunjukkan kuesioner tersebut mempunyai kendalan yang baik dalam mengukur Varibel Brand Awareness. Dengan demikian kuesioner cukup layak dipergunakan untuk penelitian. Hubungan antara brand awareness dengan motivasi pembelian diukur dengan menggunakan korelasi rank spearman. Adapun hasil jawaban atas hipotesis-hipotesis penelitian adalah sebagai berikut : Tabel 2 Hubungan antara brand awareness (X) dengan motivasi pembelian konsumen (Y) Variabel r s t hitung t tabel Keputusan Keterangan X dan Y 0,541 7,370 2,013 Ho ditolak Signifikan Sumber : Data diolah, 2012 Tabel 3 Hubungan antara Unaware of Brand (tidak menyadari merek) (X 1 ) dengan motivasi pembelian konsumen (Y) Variabel r s t hitung t table Keputusan Keterangan X 1 dan Y 0,512 4,257 2,013 Ho ditolak Signifikan Sumber : Data diolah, 2012 Tabel 4 Hubungan antara Brand Recognition (pengenalan merek) (X 2 ) dengan motivasi pembelian konsumen (Y) Variabel r s t hitung t table Keputusan Keterangan X 2 dan Y 0,524 4,735 2,013 Ho ditolak Signifikan Sumber : Data diolah, 2012 Page 10 of 15

Tabel 5 Hubungan antara Brand Recall (pengingat kembali terhadap merek) (X 3 ) dengan motivasi pembelian konsumen (Y) Variabel r s t hitung t table Keputusan Keterangan X 3 dan Y 0,497 3,611 2,013 Ho ditolak Signifikan Sumber : Data diolah, 2012 Tabel 6 Hubungan antara Top of Mind (puncak pikiran) (X 4 ) dengan motivasi pembelian konsumen (Y) Variabel r s t hitung t table Keputusan Keterangan X 4 dan Y 0,493 4,088 2,013 Ho ditolak Signifikan Sumber : Data diolah, 2012 Pada tabel 2 diatas dapat dilihat korfisien korelasi rank spearman (r s ) adalah sebesar 0,541. Hasil uji signifikansi diperoleh nilai t hitung sebesar 7,370 dan nilai t tabel sebesar 2,013, maka dapat dilihat bahwa t hitung (7,370) > t tabel (2,013) sehingga H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara Brand Awareness (X) dengan Motivasi Pembelian (Y). Pada tabel 3 diatas dapat dilihat koefisien korelasi rank spearman (r s ) adalah sebesar 0,512. Hasil uji signifikansi diperoleh nilai t hitung sebesar 4,257 dan nilai t tabel sebesar 2,013, maka dapat dilihat bahwa t hitung (4,257) > t tabel (2,013), sehingga H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara Unaware of Brand (tidak menyadari merek) dengan motivasi pembelian. Pada tabel 4 diatas dapat dilihat koefisien korelasi rank spearman (r s ) adalah sebesar 0,524. Hasil uji signifikansi diperoleh nilai t hitung sebesar 4,735 dan nilai t tabel sebesar 2,013, maka dapat dilihat nilai t hitung (4,735) > t tabel (2,013), sehingga H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara Brand Recognition (pengenalan merek) dengan motivasi pembelian. Page 11 of 15

Pada tabel 5 diatas dapat dilihat koefisien korelasi rank spearman (r s ) adalah sebesar 0,497. Hasil uji signifikansi diperoleh nilai t hitung sebesar 3,611 dan nilai t tabel sebesar 2,013, maka dapat dilihat nilai t hitung (3,611) > t tabel (2,013), sehingga H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara Brand Recall (pengingat kembali terhadap merek) dengan motivasi pembelian. Pada tabel 6 diatas dapat dilihat koefisien korelasi rank spearman (r s ) adalah sebesar 0,493. Hasil uji signifikansi diperoleh nilai t hitung sebesar 4,088 dan nilai t tabel sebesar 2,013, maka dapat dilihat nilai t hitung (4,088) > t tabel (2,013), sehingga H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara Top of Mind (puncak pikiran) dengan motivasi pembelian. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara brand awareness dengan motivasi pembelian konsumen AMDK Untuk kesimpulan sub variabelnya adalah sebagai berikut : 1. Ada hubungan yang signifikan antara Unaware of Brand (tidak menyadari merek) dengan motivasi 2. Ada hubungan yang siginfikan antara Brand Recognition (pengenalan merek) dengan motivasi pembelian konsumen AMDK 3. Ada hubungan yang signifikan antara Brand Recall (pengingat kembali terhadap merek) dengan motivasi pembelian konsumen AMDK 4. Ada hubungan yang signifikan antara Top of Mind (puncak pikiran) dengan motivasi Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka penulis mengajukan beberapa saran yang diharapkan dapat berguna, sebagai berikut: 1. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa atribut dari merek air minum dalam kemasan WaterMed dan Hanaang cukup dikenal oleh konsumen, perusahaan PDAM Tirtawening Kota Bandung harus lebih meningkatkan promosi dalam Page 12 of 15

memperkenalkan produk WaterMed dan Hanaang kepada masyarakat Bandung. 2. Hubungan semua sub variabel brand awareness dengan motivasi WaterMed dan Hanaang merupakan hubungan yang cukup berarti, perlu ditingkatkan oleh PDAM Tirtawening agar hubungan tersebut menjadi kuat, dengan cara melakukan bauran promosi atau buaran pemasaran produk. Page 13 of 15

DAFTAR PUSTAKA Aaker A. David dan John G. Myers. 1986. Advertising Management. Prentice Hall. ----------------------. 1991. Managing Brand Equity: Capitalizing on the Value of a Brand Name. New York. The Free Press. Aaker A., David, 1997. Manajemen Ekuitas Merek. Jakarta: Spektrum Mitra Utama. Azwar, Syaifuddin. 2002. Realibilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baron, Robert A & Donn Byrne. 2003. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga. Blech, George E.& Michael A. Belch. 2003. ADVERTISING AND PROMOTION An Intergrated Marketing Communication Perspective, Sixth Edition, The McGraw Hill Companies. Durianto, Darmadi, Sugiarto & Lie Joko Budiman. 2004. Brand Equity Ten : Strategi Menimpin Pasar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Kasali, Rhenald. 2007. Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. Keller, Kevin. L. 2003. Strategic Brand Management. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Kotler, Philip. 1994. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, implementasi dan Pengendalian. Jakarta: Penerbit Erlangga-Prentice Hall.. 2002. Manajemen Pemasaran Edisi Millenium. Jakarta: PT. Prenhalindo.. 2005. Manajemen Pemasaran Edisi Kesebelas Jilid 2. Jakarta: Indeks.. 2008. Manajemen Pemasaran Edisi keduabelas Jilid 1. Jakarta: Indeks. Page 14 of 15

Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Pickton, David & Amanda Broderick. 2001. Integrated Marketing Communication. Harlow: Prentice Hall. Prasetijo, Ristiyanti, Dra., MBA & Ihalauw, John J.O.I, Prof., Ph.D. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Andi. Prisgunanto, Ilham, M.Si. Komunikasi Pemasaran : Strategi dan Taktik. Bogor: Ghalia Indonesia Rakhmat, Jalaluddin. 2002. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.. 2005. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rangkuti, F. 2003. Riset Pemasaran. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.. 2004 The Power of Brands. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama. Shimp, Terence A. 2003. Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu Jilid I. Jakarta: Erlangga. Siegel, Sydney. 1997. Statistik Non Parametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: PT. Gramedia. Sigit, Soehardi. 2002. Pemasaran Praktis Edisi Ke-Tiga. Yogyakarta: BPFE. Simamora, Bilson. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia.. 2003. Aura Merek, 7 Langkah Membangun Merek yang Kuat. Jakarta: PT. Gramedia. Sugiyono, Prof., Dr. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alvabeta. Tjiptono, Fandy. 2005. Brand Management and Strategy. Yogyakarta: Andi. Page 15 of 15