UJI DAYA REDUKSI EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) TERHADAP ION FERRI SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
AKTIVITAS EKSTRAK KLOROFORM DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) SEBAGAI AGEN PENGKHELAT LOGAM Fe DAN PENANGKAP MALONALDEHID (MDA) SKRIPSI

POTENSI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) SEBAGAI AGEN PENGKHELAT LOGAM Fe DAN PENANGKAP MALONALDEHID SKRIPSI

AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L) SEBAGAI AGEN PENGKHELAT LOGAM Fe DAN PENANGKAP MALONALDEHID (MDA) SKRIPSI

OPTIMASI PEMBUATAN EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) MENGGUNAKAN METODE MASERASI DENGAN PARAMETER KADAR TOTAL SENYAWA FENOLIK DAN FLAVONOID

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. antioksidan. Hal ini terjadi karena sebagian besar penyakit terjadi karena adanya

UJI AKTIVITAS PENANGKAP RADIKAL ISOLAT DARI FRAKSI V EKSTRAK ETANOL DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) DENGAN METODE DPPH SKRIPSI

OPTIMASI PEMBUATAN EKSTRAK DAUN DEWANDARU

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang memiliki satu elektron

I. PENDAHULUAN. rusak serta terbentuk senyawa baru yang mungkin bersifat racun bagi tubuh.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini telah banyak diungkapkan bahaya lingkungan yang tidak sehat

Company LOGO ZAT WARNA /PIGMEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lewat reaksi redoks yang terjadi dalam proses metabolisme dan molekul yang

BAB I PENDAHULUAN. terakhir. Efek pangan dapat berdampak terhadap kesehatan, karena

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Fotografi Cahaya Terhadap Pigmen Warna Tanaman

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PERSIAPAN SAMPEL DAN EKSTRAKSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH

Aktivitas antioksidan ekstrak buah labu siam (Sechium edule Swartz) Disusun oleh : Tri Wahyuni M BAB I PENDAHULUAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Buah pepaya kaya akan antioksidan β-karoten, vitamin C dan flavonoid. Selain itu buah pepaya juga mengandung karpoina, suatu alkaloid yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. secara alamiah. Proses tua disebut sebagai siklus hidup yang normal bila

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko

BAB I PENDAHULUAN. datangnya tepat waktu. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan

J. Gaji dan upah Peneliti ,- 4. Pembuatan laporan ,- Jumlah ,-

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Universitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dikenal dengan banyak

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh mereka untuk berbagai keperluan, antara lain sebagai

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman obat telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai

I. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Ca-Bentonit. Na-bentonit memiliki kandungan Na +

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sinar matahari berlebih, asap kendaraan bermotor, obat-obat tertentu, racun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai tanaman obat. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Molekul ini sangat reaktif sehingga dapat menyerang makromolekul sel seperti lipid,

FORMULASI ETANOL SKRIPSI K SURAKARTA. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Ketidakstabilan ini disebabkan karena atom tersebut memiliki satu atau lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

BAB I PENDAHULUAN. (Cyclea barbata Meer), cincau hitam (Mesona palustris), cincau minyak

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dihambat (Suhartono, 2002). Berdasarkan sumber. perolehannya ada 2 macam antioksidan, yaitu antioksidan alami dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman bayam merupakan sayuran daun yang sudah lama dikenal dan

BAB I PENDAHULUAN. Antioksidan adalah senyawa kimia baik alami maupun sintetik yang

DAFTAR LAMPIRAN. xvii

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pada lingkungan hidup masyarakat terutama perubahan suhu, udara, sinar UV,

BAB I PENDAHULUAN. tarik sendiri, seperti rasa yang lezat, aroma yang khas, serta warna dan bentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas ialah atom atau gugus yang memiliki satu atau lebih

I PENDAHULUAN. masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, dunia kedokteran dan kesehatan banyak membahas tentang

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan zat psikotropika dengan penggunaan yang paling luas.

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penggumpal, serta kombinasi dari perlakuan-perlakuan tersebut, sehingga

Aktifitas Anti Oksidan Ekstrak Metanol 70% Daun Krokot (Portulaca oleracea L.)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan di perairan tropis diketahui memiliki

BAB I PENDAHULUAN. lebih elektron tidak berpasangan sehingga, sangat reaktif. Radikal bebas dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) TERHADAP DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYL HYDRAZYL) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan bahan alam sebagai obat tradisional akhir-akhir ini sangat

I. PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan terjadinya peningkatan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak berpasangan menyebabkan spesies tersebut sangat reaktif (Fessenden dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa

I. PENDAHULUAN. penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

LATAR BELAKANG. Radikal bebas adalah atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari seduhan tanaman teh ( Camelia sinensis ). Secara umum teh

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TABLET EFFERVESCENT KOMBINASI EKSTRAK ETANOL DAUN DEWANDARU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAI\I. (1) senyawa-senyawa yang bersifat lafuogogue (dapat menstimulir produksi

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri keberadaannya. Dewasa ini, banyak penyebab penyebab yang

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGISI MANITOL-LAKTOSA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

I. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif seperti diabetes melitus tipe 2, hipertensi,

Transkripsi:

UJI DAYA REDUKSI EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) TERHADAP ION FERRI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai Derajat Sarjana Farmasi (S. Farm) Progam Studi Ilmu Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Surakarta Oleh : M. NUR DWI SUKARNAWAN K 100040166 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008 i

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Logam transisi memiliki elektron yang tidak berpasangan sehingga sangat reaktif dalam mencari pasangan elektron. Jika tidak ada senyawa yang memberikan elektron maka logam transisi merampas elektron dari molekul pada dinding sel. Akibatnya dinding sel mengalami kerusakan dan berakibat timbulnya penyakit-penyakit degeneratif, kanker, proses penuaan dan lain-lain. Oleh karena itu, dibutuhkan senyawa yang mampu memberikan elektron misalnya antioksidan. Sistem antioksidan dalam tubuh dapat mengalami defisiensi sebagai akibat sejumlah keadaan seperti rendahnya kualitas makanan yang mengandung antioksidan. Untuk membantu ketidakmampuan sistem antioksidan dari dalam tubuh maka dicari beberapa senyawa alami dalam tumbuhan yang juga berperan sebagai antioksidan (Anonim, 2006). Salah satu tumbuhan Indonesia yaitu Dewandaru (Eugenia uniflora L.). Tanaman dewandaru mengandung flavonoid, saponin dan tanin. Flavonoid dan vitamin C merupakan antioksidan karena senyawa tersebut dapat berfungsi sebagai reduktor, yang mudah mengalami oksidasi sehingga mampu mencegah oksidasi yang terjadi pada senyawa yang dilindungi (Da i dan Margono, 2001). Senyawa antioksidan dapat beraksi sebagai pereduksi, penangkap radikal bebas, pengkelat logam, peredam terbentuknya singlet oksigen. Penelitian yang dilakukan Utami dkk (2005) meneliti adanya aktivitas penangkap radikal dari 1

2 ekstrak daun dewandaru, sedangkan Widianingrum, Hasanah dan Sriyani (2008) meneliti adanya aktivitas pengkhelat logam dari ekstrak daun dewandaru. Diduga senyawa yang berpotensi sebagai penangkap radikal bebas dan pengkhelat logam dalam ekstrak tersebut adalah flavonoid. Purwanti (1998) menyatakan bahwa flavonoid mampu mereduksi ferri menjadi ferro dan akan membentuk kompleks dengan mereaksikan ferro dengan senyawa pengompleks. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian terhadap ekstrak daun dewandaru yang bertujuan untuk mengetahui potensi aktivitas antioksidan ekstrak daun dewandaru (Eugenia uniflora L.) sebagai agen pereduksi melalui mekanisme kemampuan ekstrak daun dewandaru dalam mereduksi ion ferri menjadi ion ferro. B. Perumusan Masalah Apakah ekstrak daun dewandaru (Eugenia uniflora L.) memiliki potensi antioksidan sebagai agen pereduksi? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan potensi antioksidan ekstrak daun dewandaru (Eugenia uniflora L.) sebagai agen pereduksi. D. Tinjauan Pustaka a. Antioksidan Antioksidan adalah zat yang melindungi tubuh dari efek radikal bebas yang merusak sel-sel tubuh dan menyebabkan penyakit degeneratif seperti

3 kanker dan jantung. Suatu senyawa dikatakan memiliki sifat antioksidatif bila mampu mendonasikan satu atau lebih elektron, kemudian mengubah senyawa oksidan menjadi senyawa yang lebih stabil. Antioksidan dapat berbentuk gizi, seperti vitamin E dan vitamin C, dapat berupa zat non gizi seperti pigmen (karoten, likopen, flavonoid, klorofil) dan enzim (glutation peroksidase, koenzim Q10 atau ubiquinon) (Anonim, 2006). Antioksidan dapat digolongkan berdasarkan kelarutan menjadi dua yaitu larut dalam air (water soluble antioxidant) dan larut dalam lemak (lipid soluble antioxidant). Antioksidan yang larut dalam air meliputi vitamin C dan asam urat, sedangkan antioksidan yang larut dalam lemak meliputi ubiquinon, tokoferol dan karpotenoid, glutation sulfhidril (GSH), karotenoid, retinoid, tokoferol dan flavonoid (Elliot et al., 2000). b. Tanaman Dewandaru 1. Uraian tanaman Eugenia uniflora L. merupakan tanaman perdu yang tumbuh tahunan. Tingginya ± 5 m. Batangnya tegak, berkayu, berbentuk bulat, dan berwarna coklat. Daunya tunggal, tersebar, berbentuk lonjong, dengan ujung yang teruncing, dan bagian pangkalnya meruncing dengan tepi yang rata, pertulangannya menyirip, panjangnya ± 5 cm dengan lebar ± 4cm, berwarna hijau. Bunga berkeping tunggal, berkelamin dua, daun pelindung kecil, banyak, berwarna putih, putik berbentuk silindris, mahkota berbentuk kuku,

4 berwarna kuning, buah berbentuk bulat, dengan diameter ± 1,5 cm, berwarna merah, bijinya kecil, keras dan berwarna coklat. 2. Sistematika dan Klasifikasi tanaman Divisi Sub divisi Kelas Bangsa Suku Marga : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledoneae : Myrtales : Myrtaceae : Eugenia Jenis : Eugenia uniflora L. Nama Umum Nama Daerah : Dewandaru : Cereme asam (Sumatra, Melayu) Asam selong, belimbing londo, dewandaru (Jawa) (Hutapea, 1991) a. Kandungan Kimia Menurut Hutapea (1991) daun dan batang tanaman dewandaru yang sudah diketahui mengandung flavonoid, saponin, dan tanin. b. Kegunaan Sebagai obat diare dan obat flu (Hutapea, 1991) c. Potensi tanaman Dewandaru Penelitian terdahulu (Utami dkk, 2005) membuktikan adanya aktivitas antiradikal yang tinggi pada ekstrak kloroform, etil asetat, dan etanol daun dewandaru. Sedangkan Wijekisera (1991) menyebutkan bahwa kandungan

5 fenol dan polifenol pada daun dewandaru berperan dalam proses fotosintesis sehingga merupakan senyawa metabolit sekunder yang penting bagi tanaman itu sendiri. Diperkuat oleh penelitian Utami dkk (2005) bahwa senyawa fenol dan polifenol bertanggung jawab terhadap aktivitas antioksidan. Pada penelitian Yanuarti (2007) menyatakan bahwa ekstrak etanol daun dewandaru dapat menghambat aktivitas GST (Glutation S- Transferase). Kandungan antosianin pada bagian buah yang diteliti oleh Einbond et al., (2004) sebagai antioksidan yang sangat aktif dengan nilai IC 50 sekitar 4 ± 0,2 mg/ ml. d. Uji Daya Reduksi Metode ini berdasarkan adanya ion ferro yang terbentuk dari proses reduksi ion ferri. Ion ferro bereaksi dengan ortofenantrolin membentuk kompleks yang berwarna merah. Intensitas warna merah ini diukur absorbansinya. Semakin intens warna merahnya menunjukkan bahwa semakin banyak ion ferro yang terbentuk. Pada struktur ortofenantrolin (Gambar 1), masing-masing kedua atom nitrogen mempunyai sepasang elektron tak terpakai yang dapat dipakai bersama dengan ion ferro. Warna dari kompleks ferri dengan ortofenantrolin adalah biru muda dan karena itu perubahan warna yang jelas terjadi apabila ferri direduksi menjadi ferro yang membentuk kompleks dengan ortofenantrolin (Day dan Underwood, 2002).

6 N N 1,10-phenanthroline Gambar 1. Struktur 1,10-fenantrolin (Day dan Underwood, 1986) e. Vitamin C Asam askorbat (Gambar 2) berwarna putih, membentuk kristal, dan sangat larut dalam air. Vitamin C ditemukan hampir sepenuhnya dalam makanan nabati, yaitu sayuran dan buah-buahan segar, tetapi tidak ditemukan dalam serealia atau sayuran kacang-kacangan yang kering (Gaman dan Sherington, 1977). Dalam keadaan kering stabil di udara, dalam larutan cepat teroksidasi. Oleh pengaruh cahaya lambat laun menjadi berwarna gelap. Kelarutan mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform, eter dan benzen (Anonim, 1995). Degradasi vitamin C dalam larutan terutama disebabkan oleh adanya udara, logam-logam seperti Cu dan Fe. Sifat yang paling utama dari vitamin C adalah kemampuan mereduksi yang kuat dan mudah teroksidasi seperti dikatalisis oleh beberapa logam (Andarwulan dan Koswara, 1992). HO OH H HO CH2 O O CH 2 OH Gambar 2. Struktur Vitamin C (Anonim, 1995) L Asam askorbat; C 6 H 8 O 6 ; BM 176,13

7 Berdasarkan sifat fisika dan kimianya, vitamin C digunakan sebagai reduktor. Ciri-ciri dari senyawa reduktor adalah mempunyai gugus enadiol. Struktur umum seperti tertera dalam gambar 3. R 1 C C C R 2 OH OH O Gambar 3. Struktur umum reduktor (Andarwulan dan Koswara, 1992) Vitamin C sangat mudah rusak pada penyimpanan dan pemanasan serta berbagai proses teknologi pangan, sehingga di dalam hidangan, vitamin C yang tersisa jauh lebih kecil kadarnya dibandingkan dengan kadarnya di dalam bahan makanan yang segar sebelum mengalami pemasakan atau penanganan lainnya (Kumalaningsih, 2006). E. LANDASAN TEORI Tanaman dewandaru mengandung flavonoid, saponin dan tanin (Hutapea, 1991). Peneliti terdahulu (Utami dkk, 2005) telah meneliti adanya aktivitas penangkap radikal dari ekstrak daun dewandaru. Dan senyawa yang berpotensi sebagai penangkap radikal bebas dalam ekstrak tersebut diduga adalah flavonoid. Purwanti (1998) menyatakan bahwa flavonoid mampu mereduksi ferri menjadi ferro dan akan membentuk kompleks dengan mereaksikan ferro dengan senyawa pengompleks. Kandungan flavonoid dalam ekstrak daun dewandaru memungkinkan ekstrak daun dewandaru memiliki kemampuan untuk mereduksi ion ferri menjadi ion ferro yang dapat membentuk kompleks dengan ortofenantrolin.

8 Flavonoid dengan 2 gugus hidroksil yang berdekatan yang memungkinkan lepasnya atom hidrogen dari hidroksil sehingga mampu menyumbangkan elektron kepada logam transisi atau senyawa yang membutuhkan elektron. F. HIPOTESIS Ekstrak etanol, ekstrak etil asetat dan ekstrak kloroform daun dewandaru (Eugenia uniflora L.) mempunyai potensi aktivitas antioksidan sebagai agen pereduksi.