BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia. Kebutuhan itu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia. Baik itu pendidikan formal yang biasa dilakukan oleh lembagalembaga

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS DALAM UPAYA DALAM MATERI AJAR PENGGABUNGAN FOTOGRAFI DIGITAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS BERBANTUAN MEDIA MOVIE MAKER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 18 BANDA ACEH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERINTEGRASI

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. hidup seseorang bahkan dalam kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang beradab menganggap pendidikan sebagai suatu kebutuhan

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

Oleh : AYU METI SEPTIANINGSIH A

I. PENDAHULUAN. dibahas beberapa hal yang lebih mengarah pada judul yaitu rumusan masalah,

JPF Volume 2 Nomor 2 ISSN: ABSTRAK

1. PENDAHULUAN. Diantara banyak siswa menganggap mata pelajaran fisika adalah satu bidang

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. pikir manusia yang terus berkembang. Perkembangan tersebut terjadi di segala

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, AND SATISFACTION)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam setiap aktifitas

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki

PENERAPAN MODEL ARIAS

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan manusia

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian, analisis data hasil penelitian serta

Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin. Kata kunci: Hasil belajar, model pembelajaran ARIAS, konsep zat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu persoalan penting bagi kemajuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki, berpikir kritis dan memecahkan permasalahan yang. mengarah pada peningkatan hasil belajar.

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seorang atau. kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

Education Elementary School Teacher Faculty Of Training and Education Sciener University Of Riau

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Sejalan dengan perkembangan. meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia,karena melalui pendidikan akan dapat menciptakan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. berkompetensi di era global. Upaya yang tepat untuk meningkatkan sumber daya manusia

PENERAPAN MODEL ARIAS SETTING KOOPERATIF JIGSAW DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SD

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pesat telah membawa perubahan besar terhadap pendidikan. Dewasa ini perlu

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan bidang ilmu yang memiliki kedudukan penting

BAB I PENDAHULUAN. Asesmen adalah aspek yang sangat penting dalam pembelajaran. Asesmen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan atau tuntutan pendidikan nasional yaitu mewujudkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. ada rasa ingin tahu, tanpa pertanyaan, dan tanpa ada daya tarik terhadap hasil

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data pemahaman konsep matematis siswa untuk setiap sampel penelitian yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, masing- masing dengan tujuan

I. PENDAHULUAN. manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat berproses ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif dapat. mengembangkan potensi pada dirinya untuk dapat memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 1 Januari 2012 Halaman 78-88

BAB I PENDAHULUAN. Dengan mengacu pada definisi pendidikan di atas dalam upaya meningkatkan hasil

Kata Kunci: model pembelajaran ARIAS, aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, dalam kaitannya dengan pendidikan sebaiknya dijadikan tempat

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menganalisis yang dimiliki setiap individu akan membawa

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempelajari fakta dan informasi saja, namun juga harus mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia terdidik sesuai dengan tuntutan jaman. adalah situasi yang mempengaruhi pertumbuhan individu.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

I. PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

PENERAPAN MODEL ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESMENT AND SATISFACTION ) DALAM PEMBELAJARAN TIK (TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan

Hasnah PGSD UPP Parepare Fakultas Ilmu Pendidikan UNM

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

BAB I PENDAHULUAN. kajian yang tidak pernah berhenti, dan upaya ke arah pendidikan yang lebih baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakansalahsatunegara yang sedangmembangun.salah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman yang berkembang semakin cepat. Masalah pendidikan di

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

ANALISIS SITUASI. IPS. Pelajaran IPS bagi sebagian besar siswa adalah pelajaran yang membosankan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. jenjang pendidikan menengah, sehingga tanggung jawab para pendidik di

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, DAN SATISFACTION)

BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran yang harus diberikan di Sekolah Dasar (SD). Mata pelajaran ini

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan metode pembelajaran yang kurang. Djamarah (2013:3) menyatakan

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha untuk membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

PENERAPAN METODE DRILLS BERBASIS MULTIMEDIA UNTUKMENINGKATKANHASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VIII SMPN 2 BANDA ACEH

I. PENDAHULUAN. menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak suatu penciptaan dibatasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. masih rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia. Kebutuhan itu sendiri ialah segala sesuatu yang harus dipenuhi oleh manusia dan apabila tidak terpenuhi maka akan mengganggu kelangsungan hidupnya. Jadi, pendidikan adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pendidikan juga berkaitan dengan belajar dan proses pembelajaran manusia untuk terus mengembangkan potensi yang dimilikinya. Sebagaimana yang ditegaskan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 yang menyatakan bahwa: Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Belajar adalah proses perubahan seseorang dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak bisa menjadi bisa. Belajar merupakan tahapan-tahapan yang dijalani untuk mencapai perubahan baik dari segi pemahaman, pengetahuan maupun sikap. Hasil belajar adalah bukti pencapaian dari proses belajar yang telah dijalani peserta didik yang terlihat dari perubahan pemahamannya. Dengan kata lain, hasil belajar merupakan perubahan keseluruhan untuk menjadi lebih baik dalam interaksinya dengan lingkungan dan berdasarkan pengalaman yang diterimanya. 1

2 Sudjana (dalam Praptinasari, 2012: 1) menyatakan bahwa: Faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar siswa dibedakan menjadi dua. Faktor pertama berasal dari dalam diri siswa meliputi kemampuan yang dimiliki siswa, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasan belajar, ketekunan serta sosial ekonomi. Faktor kedua berasal dari luar diri siswa yaitu kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran mengacu pada efektif tidaknya proses belajar-mengajar dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran. Motivasi sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar perlu ditingkatkan lagi peranannya pada setiap peserta didik. Motivasi merupakan dorongan yang timbul pada diri seseorang untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu guna mencapai tujuan tertentu. Motivasi juga berkaitan dengan belajar yang disebut dengan motivasi belajar. Motivasi belajar adalah dorongan pada diri peserta didik yang mengarahkan dan menggerakkannya untuk belajar guna memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Dalam kaitannya dengan pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial), maka seorang guru perlu melakukan upaya strategis agar siswa dapat menguasai dan memahami materi pembelajaran secara mendalam. Penguasan dan pemahaman tersebut dapat dilihat dari pencapaian hasil belajar IPS yang tinggi. Salah satu upaya strategis yang dapat dilakukan oleh seorang guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS adalah dengan pemilihan dan penggunaaan model pembelajaran yang sesuai. Model pembelajaran yang sesuai akan dapat membantu siswa untuk mencapai hasil belajar tinggi.

3 Ahmadi (dalam Praptinasari, 2012: 12) menyatakan, Model pembelajaran merupakan suatu pola atau suatu perencanaan yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat pembelajaran. Model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) adalah model pembelajaran yang mencakup lima komponen yang saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan yang perlu diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Kelima komponen dari model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) adalah Assurance (kepercayaan diri), Relevance (relevansi), Interest (minat), Assessment (evaluasi), dan Satisfaction (kepuasan). Menurut Rahman dan Amri (2014: 204-207) bahwa: Assurance (kepercayaan diri) berhubungan dengan sikap percaya, keyakinan serta harapan untuk berhasil. Relevance (relevansi) berhubungan dengan kehidupan siswa, baik berupa pengalaman sekarang maupun pengalaman yang telah dimiliki serta berhubungan dengan kebutuhan karir yang akan datang. Interest (minat) berhubungan dengan minat siswa. Assessment (evaluasi) berhubungan dengan penilaian terhadap siswa yang merupakan suatu bagian pokok dalam pembelajaran. Satisfaction (kepuasan) adalah reinforcement (penguatan) yang dapat memberikan rasa bangga dan puas pada diri siswa yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan observasi pra penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 6 Kisaran mengenai hasil belajar IPS siswa kelas VII, diperoleh data bahwa hasil belajar mereka belum memuaskan. Hal ini terbukti dari masih banyak siswa yang tidak tuntas pada ulangan harian karena memperoleh nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan guru mata pelajaran IPS yaitu nilai 75. Adapun data hasil belajar IPS siswa kelas VII dapat dilihat pada tabel 1.

4 Kelas Tabel 1 Data Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII SMP Negeri 6 Kisaran Tahun Pelajaran 2015/2016 Jumlah Siswa Tidak Tuntas Persentase Ketidaktuntasan Tuntas Persentase Ketuntasan VII-1 38 20 52,63% 18 47,37% VII-2 38 22 57,89% 16 42,11% VII-3 38 21 55,26% 17 44,74% VII-4 38 22 57,89% 16 42,11% VII-5 38 24 63,16% 14 36,84% Total 190 109 57,37% 81 42,63% Sumber: Daftar Nilai Guru Mata Pelajaran IPS Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 190 siswa kelas VII terdapat 109 siswa yang tidak tuntas pada ulangan harian dengan persentase ketidaktuntasan mencapai 57,37% dan hanya 81 siswa yang tuntas dengan persentase ketuntasan 42,63%. Persentase ketidaktuntasan tertinggi yaitu pada kelas VII-5 dengan persentase ketidaktuntasan mencapai 63,16% dan persentase ketidaktuntasan terendah yaitu pada kelas VII-1 dengan persentase ketidaktuntasan yang masih lebih dari 50% yaitu mencapai 52,63%. Pada observasi pra penelitian yang dilakukan juga ditemukan bahwa guru mata pelajaran IPS masih menggunakan model pembelajaran konvensional dalam menyampaikan materi pembelajaran sehingga pembelajaran masih berlangsung satu arah dan hanya terpusat pada guru (teacher center). Hal tersebut berdampak pada siswa yang pasif dan kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Faktanya guru menguasai materi pembelajaran dengan baik tetapi kurang tepat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hal tersebut terjadi karena guru

5 belum tepat dan kurang bervariasi dalam memilih model pembelajaran sehingga siswa cenderung memperoleh hasil belajar rendah. Guru juga terfokus pada target waktu yang ditetapkan yang mengharuskan guru untuk dapat menyampaikan seluruh materi pembelajaran, sehingga guru lebih banyak menyampaikan materi secara langsung dan kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran. Pengamatan di kelas juga menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Motivasi belajar rendah tersebut terlihat dari siswa yang kurang semangat dalam belajar dan masih banyak siswa yang tidak menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru, baik tugas yang dikerjakan langsung di sekolah maupun tugas yang dikerjakan di rumah. Dari daftar nilai guru diperoleh data yang menunjukkan bahwa dari 190 siswa kelas VII terdapat 75 siswa yang tidak mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru dengan persentase mencapai 39,47%. Rendahnya motivasi belajar siswa juga terlihat dari masih sedikitnya siswa yang memiliki keberanian untuk mengemukakan pendapatnya baik dalam menjawab pertanyaan yang diajukan guru maupun untuk mengajukan pertanyaan kepada guru dalam proses pembelajaran. Pada saat guru mengajukan pertanyaan, siswa cenderung akan menjawab serentak dan masih sedikit yang memiliki keberani untuk menjawab sendiri. Berdasarkan observasi pra penelitian yang dilakukan juga terlihat bahwa, dari setiap kelas rata-rata hanya 3 siswa yang memiliki keberanian dan kemauan untuk menjawab pertanyaan guru maupun untuk mengajukan pertanyaan kepada guru. Jika, dipersentasekan dari 190 siswa kelas VII hanya 15 siswa yang

6 memiliki keberani untuk menjawab pertanyaan guru maupun untuk mengajukan pertanyaan kepada guru dengan persentase yang hanya mencapai 7,89%. Bertolak dari latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII SMP Negeri 6 Kisaran Tahun Pelajaran 2015/2016. 1.2 Identifikasi Masalah Bedasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS masih rendah. 2. Guru mata pelajaran IPS kurang bervariasi dalam menggunakan model pembelajaran ditunjukkan dengan guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional dalam pembelajaran. 3. Proses pembelajaran masih berlangsung satu arah ditunjukkan dengan guru masih mendominasi pembelajaran akibatnya siswa menjadi pasif. 4. Rendahnya motivasi belajar IPS siswa ditunjukkan dengan siswa yang kurang semangat dalam belajar dan antusias siswa masih rendah dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru. 5. Motivasi belajar IPS yang rendah juga ditunjukkan dengan masih sedikit siswa yang memiliki kemauan dan keberanian untuk

7 mengajukan pertanyaan kepada guru maupun untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. 1.3 Pembatasan Masalah Guna memperoleh kedalaman kajian dan menghindari penafsiran yang berbeda mengenai masalah yang diteliti, maka yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Subjek penelitian dibatasi pada semua siswa kelas VII SMP Negeri 6 Kisaran semester genap Tahun Pelajaran 2015/2016. 2. Objek penelitian dibatasi pada: a. Hasil belajar IPS, yang diambil dari hasil tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test). b. Model pembelajaran, meliputi: ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) pada kelas eksperimen dan konvensional pada kelas kontrol. c. Motivasi belajar IPS. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan antara penerapan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction)

8 dengan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII SMP Negeri 6 Kisaran Tahun Pelajaran 2015/2016? 2. Apakah terdapat perbedaan antara motivasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII SMP Negeri 6 Kisaran Tahun Pelajaran 2015/2016? 3 Apakah terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) dan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII SMP Negeri 6 Kisaran Tahun Pelajaran 2015/2016? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui perbedaan antara penerapan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) dengan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII SMP Negeri 6 Kisaran Tahun Pelajaran 2015/2016. 2. Mengetahui perbedaan antara motivasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional terhadap hasil

9 belajar IPS siswa kelas VII SMP Negeri 6 Kisaran Tahun Pelajaran 2015/2016. 3. Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) dan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII SMP Negeri 6 Kisaran Tahun Pelajaran 2015/2016. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, antara lain: 1. Bagi peneliti, dapat menjadi wadah dalam mengaplikasikan kemampuan dan pengetahuan yang diperoleh selama menjalani perkuliahan serta menambah pengetahuan mengenai model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction). 2. Bagi sekolah, dapat menjadi sumbangan pemikiran dan masukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran serta menemukan alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan guru dalam pembelajaran. 3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menjadi referensi dan masukan dalam melakukan penelitian sejenis.