BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berdasarkan usia, jenis kelamin, elemen gigi dan posisi gigi. Berikut tabel

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keberhasilan perawatan kaping pulpa indirek dengan bahan kalsium hidroksida

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. jaringan ikat tubuh lainnya yang tersusun oleh jaringan pembuluh darah dan

RADIOGRAPHIC EVALUATION OF CAPPING PULP DIRECT WITH CALCIUM HIROXIDE HARD SETTING IN DENTAL HOSPITAL UMY

CLINICAL EVALUATION THE SUCCESS OF DIRECT PULP CAPPING USING HARD SETTING CALCIUM HIDROXIDE AT DENTAL HOSPITAL UMY ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Community Dental Oral Epidemiologi menyatakan bahwa anakanak. disebabkan pada umumnya orang beranggapan gigi sulung tidak perlu

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 dilakukan pemantauan oleh Depkes RI yang. menunjukkan bahwa dari 13 jenis penyakit gigi dan mulut, yang paling

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan sosialnya (Monica, 2007). Perawatan ortodontik merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki permasalahan pada gigi dan mulut sebesar 25,9%,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Selama beberapa tahun terakhir, perawatan endodontik cukup sering

Rata-rata nilai plak indeks (%)

BAB I PENDAHULUAN. bagi tubuh. Fungsi gigi berupa fungsi fonetik, mastikasi dan. ataupun yang hilang bisa berdampak pada kesehatan.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pulpa gigi merupakan jaringan yang membentuk dentin selama

Diagnosis Penyakit Pulpa dan Kelainan Periapikal

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama usia reproduktif.

BAB V HASIL PENELITIAN. n = 3990 = 363, sampel 3990 (5%) 2 + 1

BAB I PENDAHULUAN. dari sisa makanan, menghilangkan plak dan bau mulut serta memperindah

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Hasil Analisis Univariat Analisis Statistik Deskriptif Lama Kehilangan, Usia dan Ekstrusi Gigi Antagonis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada pasien Pasien pra-pengguna gigi tiruan sebagian lepasan di RSGM UMY

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mengevaluasi keberhasilan perawatan yang telah dilakukan. 1,2,3 Kemudian dapat

Rizqilayli Fajriyani 1, Erma Sofiani 2. Kedokteran Gigi FKIK UMY ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Beer dkk., 2006; Walton dan Torabinejad, 2008). gejalanya, pulpitis dibedakan menjadi reversible pulpitis dan

RADIOGRAPHIC EVALUATION OF INDIRECT PULP CAPPING WITH HARD SETTING CALCIUM HYDROXIDE IN RSGM UMY

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju terlebih lagi bagi negara berkembang. Angka kematian akibat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

*coret yang tidak perlu

BAB II KEADAAN JARINGAN GIGI SETELAH PERAWATAN ENDODONTIK. endodontik. Pengetahuan tentang anatomi gigi sangat diperlukan untuk mencapai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yang mengenai

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. kesehatan, terutama masalah kesehatan gigi dan mulut. Kebanyakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. saluran akar menjadi sumber berbagai macam iritan.iritan-iritan yang masuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENTINGNYA OLAH RAGA TERHADAP KEBUGARAN TUBUH, KESEHATAN GIGI DAN MULUT.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai masalah karies dan gingivitis dengan skor DMF-T sebesar

ENDODONTIC-EMERGENCIES

BAB I PENDAHULUAN. jenis. Kehamilan merupakan keadaan fisiologis wanita yang diikuti dengan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh penggunaan susu botol atau cairan lainnya yang termasuk karbohidrat seperti

BAB I. dalam kehidupan sehari-hari. Kesehatan pada dasarnya ditunjukan untuk. untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Penyakit gigi dan mulut

Perawatan Endodontik pada anak. Written by Administrator Tuesday, 13 December :46

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelayanan kesehatan. Undang-Undang No.36 tahun 2009

BAB 2 EKSTRAKSI GIGI. Ekstraksi gigi adalah proses pencabutan gigi dari dalam soket dari tulang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 107 mahasiswa profesi PSPDG

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulpitis adalah penyebab utama di antara seluruh jenis nyeri yang dirasakan

BAB IV PEMBAHASAN. seperti semula sehingga dapat berfungsi kembali. Hal ini menunjukkan bahwa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mulut yang sering terjadi di Indonesia adalah karies dengan prevalensi karies aktif

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kehilangan gigi geligi disebabkan oleh faktor penyakit seperti karies dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri. Salah satu cara untuk mendapatkan kesehatan rongga mulut adalah dengan

1. Mitos: Menyikat gigi beberapa kali sehari merugikan enamel.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Resin komposit merupakan salah satu restorasi estetik yang paling populer

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. terapeutik pilihan yang dilakukan pada gigi desidui dengan pulpa terinfeksi.

BIOLOGI ORAL. Pengertian :

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan rasio antara laki-laki dan perempuan berkisar 2:1 hingga 4:1.

BAB 1 PENDAHULUAN. kelenjar saliva, dimana 93% dari volume total saliva disekresikan oleh kelenjar saliva

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. sehingga apabila kehilangan gigi akan memilih menggunakan gigi tiruan

BAB I PENDAHULUAN. (D = decayed (gigi yang karies), M = missing (gigi yang hilang), F = failed (gigi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saliva merupakan cairan rongga mulut yang memiliki peran penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Tabel 1 : Data ph plak dan ph saliva sebelum dan sesudah berkumur Chlorhexidine Mean ± SD

BAB 2 OSTEOMIELITIS KRONIS PADA RAHANG. infeksi yang terjadi dapat disebabkan oleh infeksi odontogenik. Osteomielitis dibagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian selular, termasuk odontoblas yang membentuk dentin. Anatomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan rongga mulut merupakan bagian penting dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. ini. Anak sekolah dasar memiliki kerentanan yang tinggi terkena karies,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui utilization rate pelayanan

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Populasi dalam penelitian ini adalah cetakan gigi pasien yang telah. Rumus Federer = (t-1)(n-1) 15 keterangan = n 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama perawatan saluran akar ialah menghilangkan bakteri yang invasi

BAB I PENDAHULUAN. dimana sebanyak 129,98 juta jiwa merupakan penduduk dengan jenis kelamin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. merupakan salah satu tujuan kesehatan gigi, khususnya di bidang ilmu

BAB V HASIL PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (Pedersen, 1966). Selama melakukan prosedur pencabutan gigi sering ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ortodontik berdasarkan kebutuhan fungsional dan estetik. Penggunaan alat

Gambaran Status Karies Gigi Pada Mahasiswa Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Jakarta 1,2008

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagian besar pasien dengan kehilangan gigi sebagian. 3 Salah satu kelemahan

BAB III METODE PENELITIAN. kebersihan gigi dan mulut pada pasien pra-pengguna gigi tiruan cekat.

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi atau yang biasanya dikenal masyarakat sebagai gigi berlubang,

Grafik 1. Distribusi TDI berdasarkan gigi permanen yang terlibat 8

BAB 2 RESIN KOMPOSIT. yang dihasilkan dari restorasi resin komposit, sebuah restorasi yang paling digemari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Gigi merupakan organ manusia yang terpenting, tanpa gigi geligi manusia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memikirkannya sehingga dapat memahaminya. Hal ini tersirat dalam Q.S.An-

BAB I PENDAHULUAN. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. dalam rongga mulut terdapat fungsi perlindungan yang mempengaruhi kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi geligi dan struktur yang menyertainya dari suatu lengkung gigi rahang atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gigi impaksi adalah gigi yang gagal untuk erupsi secara utuh pada posisi

Transkripsi:

Hasil Penelitian A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian telah dilakukan di RSGM UMY mengenai evaluasi keberhasilan perawatan kaping pulpa direk dengan bahan kalsium hidroksida hard setting berdasarkan analisis pemeriksaan klinis objektif dan pemeriksaan klinis subjektif. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara melihat dari rekam medis yang telah disimpan antara tahun 2011 sampai 2016. Sampel yang diperolah sejumlah 41 sampel dengan jumlah sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi 38 sampel, 3 sampel yang tidak sesuai dengan kriteria inklusi dikarenakan pasien tidak pernah datang untuk kontrol. Responden dibagi dalam empat karakteristik yaitu berdasarkan usia, jenis kelamin, elemen gigi dan posisi gigi. Berikut tabel ditribusi karakteristik responden : Tabel 2. Distribusi hasil pemeriksaan klinis pada pasien perawatan kaping pulpa direk RSGM UMY berdasarkan usia. Usia Baik Cukup Kurang Jumlah Presentase 10-20 Tahun 12 0 2 14 36,84% 21-30 Tahun 17 2 0 19 50,00% 41-50 Tahun 4 0 0 4 10,53% >50 Tahun 1 0 0 1 2,63% Tabel 2 menunjukkan distribusi hasil pemeriksaan klinis pada pasien perawatan kaping pulpa direk RSGM UMY berdasarkan usia, dari 38 pasien terdapat 14 pasien berusia 10-20 tahun, 19 pasien berusia 21-30 tahun, 4 pasien berusia 41-50 tahun, dan satu pasien berusia diatas 50 37

38 tahun. Kategori pasien berusia 10-20 tahun terdapat 12 pasien dengan kategori baik, dan 2 pasien dengan kategori kurang. Kategori pasien berusia 21-30 tahun pada pemeriksaan klinis terdapat 17 pasien kategori baik dan 2 pasien kategori cukup. Kategori pasien berusia 41-50 tahun pada pemeriksaan klinis. Pasien berusia diatas 50 tahun berada pada kategori baik. Tabel 3. Distribusi hasil pemeriksaan klinis pada pasien perawatan kaping pulpa direk RSGM UMY bersadarkan jenis kelamin. Jenis Kelamin Baik Cukup Kurang Jumlah Presentase Laki-laki 10 1 1 12 31,57% Perempuan 24 1 1 26 68,43% Tabel 3 menunjukkan distribusi hasil pemeriksaan klinis pada pasien perawatan kaping pulpa direk RSGM UMY berdasarkan jenis kelamin, dari 38 pasien terdapat 12 pasien laki-laki dan 26 perempuan. Pada kategori jenis kelamin laki-laki hasil pemeriksaan klinis terdapat 10 pasien dengan hasil kategori baik, dan terdapat satu pasien dengan kategori cukup, dan satu pasien dengan kategori kurang. Jenis kelamin perempuan terdapat 24 pasien dengan kategori baik, terdapat satu pasien dengan kategori cukup, dan satu pasien dengan kategori kurang. Tabel 4. Distribusi hasil pemeriksaan klinis pada pasien perawatan kaping pulpa direk RSGM UMY berdasarkan elemen gigi. Elemen Gigi Baik Cukup Kurang Jumlah Presentase Anterior 13 2 0 15 39,47% Posterior 21 0 2 23 60,53%

39 Tabel 4 menunjukkan distribusi hasil pemeriksaan klinis pada pasien perawatan kaping pulpa direk RSGM UMY berdasarkan elemen gigi, dari 38 elemen terdapat 15 elemen gigi anterior, dan 23 elemen gigi posterior. Kategori lemen gigi anterior pada pemeriksaan klinis terdapat 13 kategori baik, dan terdapat dua elemen dengan kategori cukup. Kategori elemen gigi posterior pada pemeriksaan klinis terdapat 21 elemen dengan kategori baik, dan terdapat dua elemen gigi dengan kategori kurang. Tabel 5. Distribusi hasil pemeriksaan klinis pada pasien perawatan kaping pulpa direk RSGM UMY berdasarkan posisi gigi. Posisi Gigi Baik Cukup Kurang Jumlah Presentase Maksila 21 2 0 23 60,53% Mandibula 13 0 2 15 39,47% Tabel 5 menunjukkan distribusi hasil pemeriksaan klinis pada pasien perawatan kaping pulpa direk RSGM UMY berdasarkan posisi gigi, dari 38 gigi terdapat 23 gigi pada maksila, dan 15 gigi pada mandibula. Kategori gigi pada maksila hasil pemeriksaan klinis terdapat 21 gigi dengan kategori baik, dan terdapat dua elemen dengan kategori cukup. Kategori gigi pada mandibula hasil pemeriksaan klinis terdapat 13 gigi dengan kategori baik, dan terdapat dua elemen gigi dengan kategori kurang.

40 B. Pembahasan Penelitian untuk mengetahui keberhasilan perawatan kaping pulpa direk berdasarkan pemeriksaan klinis dilaksanakan mulai bulan Januari sampai dengan bulan April 2016 di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Asri Medical Center, jalan Hos Cokroaminoto, Yogyakarta. Penelitian dilakukan dengan mencari data sekunder yaitu rekam medis pasien yang telah dilakukan perawatan kaping pulpa direk berdasarkan diagnosa pasien yaitu pulpitis reversibel. Pasien dirawat oleh mahasiswa klinik Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan telah melakukan beberapa kali kunjungan kontrol. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi terhadap beberapa mahasiswa klinik karena banyaknya data yang sulit terdeteksi melalui sistem. Penelitian dilakukan oleh 2 mahasiswa dan dibantu oleh admin sistem rekam medis Rumah Sakit Gigi dan Mulut Asri Medical Center. Data yang diperoleh terdapat dua kategori yaitu pemeriksaan subjektif dan pemeriksaan objektif. Pemeriksaan klinis subjektif dan objektif diperoleh berdasarkan penilaian pemeriksaan klinis Rukmo Mandojo dengan kriteria baik, cukup dan kurang. Kriteria baik bila pemeriksan subjektif tidak menunjukkan ada keluhan dan gejala, kriteria cukup bila pada pemeriksaan subjektif tidak didapatkan keluhan, namun pada pemeriksaan objektif terdapat satu pemeriksaan menunjukkan kepekaan (+), kriteria kurang bila pada pemeriksaan subjektif tidak didapatkan keluhan, namun pada pemeriksaan objektif terdapat dua

41 pemeriksaan menunjukkan kepekaan. Buruk adalah ketika pemeriksaan subjektif menunjukkan hasil positif dan pemeriksaan objektif menunjukkan kepekaan (+). Berdasarkan tabel 1 hasil penelitian pemeriksaan klinis perawatan kaping pulpa direk menunjukkan bahwa dari 38 pasien yang telah dirawat, 34 pasien menunjukkan hasil yang baik. Hasil yang cukup banyak tersebut sesuai dengan peran kalisum hidroksida yang secara klinis dan histologis sangat baik sebagai bahan kaping pulpa direk maupun indirek. Kalsium hidroksida mampu merangsang terbentuknya dentin tersier oleh pulpa, dan secara klinis dibuktikan bahwa kesuksesan kalsium hidroksida dalam perawatan kaping pulpa direk sebesar 80% (Duda, 2008). Pada kriteria cukup dan kurang didapatkan sebanyak 2 pasien, hal tersebut kemungkinan terjadi dikarenakan prosedur klinis. Prosedur klinis yang sangat penting pada saat perawatan kaping pulpa adalah isolasi. Dilaporkan bahwa prosedur tanpa isolasi rubber dam kemungkinan 60% terjadi spesimen abses dan 40% menunjukkan adanya inflamasi kronis. Perawatan kaping pulpa direk tanpa menggunakan rubber dam meningkatkan terjadinya bakteri invasi (Kitasako, 1999). Faktor lain penyebab terbukanya pulpa adalah faktor mekanik dan karies, keberhasilan yang disebabkan oleh kesalahan mekanik lebih besar yaitu 7,8% dari pada disebabkan karies sebesar 66,7% (Horsted, 2010). Berdasarkan tabel 2 hasil penelitian pemeriksaan klinis perawatan kaping pulpa direk berdasarkan usia menunjukkan bahwa hasil kategori

42 baik paling banyak ditunjukkan pada usia 21-30 tahun yaitu sebanyak 19 orang. Menurut penelitian Monica dkk (2015) pasien dengan usia 20-30 mempunyai keberhasilan yang tinggi karena sel di dalam pulpa yang banyak sehingga memungkinkan proses penyembuhan berjalan dengan baik. Pasien usia diatas 50 tahun yaitu sebanyak satu pasien menunjukkan kategori baik, hal tersebut dapat saja terjadi dikarenakan hasil pemeriksaan klinis yang kurang tepat. Tidak terdapat efek yang berarti pada pulp testing usia lanjut, hal tersebut dikarenakan secara histologi ditemukannya kalsifikasi saraf pulpa sehingga menurunkan densitas saraf seiring berjalannya usia (Harkins,1997). Berdasarkan tabel 3 hasil penelitian pemeriksaan klinis perawatan kaping pulpa direk berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa pasien paling banyak adalah jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 24. Dalam penelitian perempuan lebih peduli terhadap kesehatan gigi dan mulut dibandingkan dengan laki-laki. Hal tersebut juga diungkapkan oleh Ambarwati (2012) bahwa perempuan lebih mengutamakan estetik dibanding laki-laki, sehingga perempuan lebih memperhatikan kesehatan giginya. Dalam tabel 3 juga menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan klinis yang menunjukkan kategori baik terbanyak dialami oleh pasien wanita. Hal tersebut dapat terjadi karena salah satu faktor yaitu faktor hormon. Hormon yang berperan estrogen dan progesteron dapat memicu meningkatkan sekresi saliva. Sekresi saliva yang meningkat akan meningkatkan zat-zat organik maupun anorganik seperti kalium, fosfat,

43 HCO3, florida dan lain-lain yang dapat mencegah bakteri berkembang biak di dalam rongga mulut sehingga dapat membantu keberhasilan perawatan kaping pulpa direk (Pardede, 2004). Berdasarkan tabel 4 distribusi hasil klinis perawatan kaping pulpa direk berdasarkan elemen gigi anterior dan posterior menunjukkan bahwa gigi yang berada pada posisi posterior lebih banyak dilakukan perawatan kaping pulpa dibandingkan gigi anterior. Menurut literatur, gigi posterior terdapat fisura-fisura yang merupakan bagian yang sangat rentan sebagai tempat bakteri berkumpul, hal lain yang mendukung adalah fisura-fisura ini lebih sulit dibersihkan saat menggosok gigi (Wang, 2012). Presentase elemen gigi anterior lebih rendah dibandingkan dengan gigi posterior, hal tersebut terjadi kemungkinan dikarenakan posisi gigi anterior yang sangat mudah dijangkau saat menggosok gigi, dan letak gigi anterior rahang bawah terletak dekat dengan duktus kelenjar saliva submandibularis dan sublingualis sehingga sekresi kelenjar saliva melindungi dan membersihkan plak bakteri pada gigi anterior rahang bawah (Chukwu, 2004) Berdasarkan tabel 5 distribusi hasil klinis perawatan kaping pulpa direk berdasarkan posisi gigi menunjukkan bahwa gigi yang berada pada posisi mandibula berada pada kategori kurang sebanyak 2. Hal ini kemungkinan terjadi karena lokasi sisa-sisa makanan mudah tersangkut pada gigi-geligi rahang bawah sehingga menyebabkan bakteri banyak berkumpul di rahang bawah (Kaur, 2009). Bakteri merupakan

44 faktor yang sangat mempengaruhi terjadi kegagalan perawatan kaping pulpa, yaitu dapat terjadi bacterial leakage. Bacterial leakage selama preparasi sangat berpengaruh pada ketahanan restorasi, jika hal tersebut terjadi maka tidak dapat dihindari hal-hal seperti inflamasi, diskolorisasi margin, sensitifitas, karies sekunder bahkan berakhir perawatan saluran akar (Murray, 2002).

45