OPTIMASI PENGOLAHAN TEH KULIT BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) OPTIMIZATION OF DRAGON FRUIT (Hylocereus polyrhizus) SKIN TEA PROCESSING

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN TUGAS AKHIR ZAT WARNA ALAMI DARI KULIT BUAH NAGA SUPER MERAH (Hylocereus costaricensis)

Jurnal Bahan Alam Terbarukan

OLEH : LYDIA INDAH NRP

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH SUPER

SKRIPSI OLEH : LUCIANA HENDRIKA SUWARNO NRP

OLEH : LYDIA INDAH NRP

PENGARUH PEMAKAIAN KULIT BUAH NAGA MERAH TERHADAP KUALITAS KUE KU

I. PENDAHULUAN. dari daerah beriklim tropis. Pemanfaatan buah naga merah (Hylocereus

BAB I PENDAHULUAN. Buah ini memiliki ciri-ciri yang unik yaitu memiliki kulit seperti kulit naga. Buah naga

I. PENDAHULUAN. sinar matahari berlebih, asap kendaraan bermotor, obat-obat tertentu, racun

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat

OLEH : VANNY SANTOSO NRP

STUDI PEMBUATAN TEH DAUN KOPI

OLEH: KRISTIAN WIJAYA

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN TIKUS WISTAR JANTAN

BAB I PENDAHULUAN. Sirup merupakan salah satu produk olahan cair yang dikonsumsi

PENGARUH LAMA PEMERAMAN TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK WINE ANGGUR BALI (ALPHONSO LAVALLE) SKRIPSI

UJI VITAMIN C DAN ORGANOLEPTIK TEH KOMBINASI DAUN KELOR DAN KULIT JERUK RASA JAHE DENGAN VARIASI SUHU PENGERINGAN

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1. Teh Hijau (Green Tea)

OLEH : VANNY SANTOSO NRP

PENGARUH RASIO DAGING DAN KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP KARAKTERISTIK SELAI SKRIPSI

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

INTISARI UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan

PEMANFAATAN KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) SEBAGAI TEH HERBAL

Kata kunci: Sorbet, terong belanda, buah bit, carboxy methyl cellulose, antioksidan.

III. METODE PENELITIAN

PENGUJIAN ZAT WARNA DARI KULIT BUAH NAGA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER OPTIMA SP-300

PENGARUH GRADE TEH HIJAU DAN KONSENTRASI GULA STEVIA (Stevia rebaudiana bertoni M.) TERHADAP KARAKTERISTIK SIRUP TEH HIJAU (GREEN TEA)

PENGARUH KONSENTRASI BUSA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

PENGARUH SUHU EKSTRAKSI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SARI BUAH KAWIS DAN MARKISA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, teh berasal dari tanaman teh (Camellia sinensis). Teh Camellia

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa. Hal tersebut menyebabkan wilayah Indonesia selalu terpapar sinar

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SELAI MARKISA KUNING (Passiflora edulis f. flavicarpa) DENGAN PENGGUNAAN VARIASI KONSENTRASI PEKTIN SKRIPSI

PENGARUH KONSENTRASI STABILIZED CALCIUM CARBONATE 140 TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SUSU BERAS MERAH-KEDELAI SKRIPSI

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna. memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian. Oleh: TIRTA TIARA NUSAPUTRI

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

OPTIMALISASI PRODUKSI SEMI-REFINED CARRAGEENAN DARI RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII DENGAN VARIASI TEKNIK PENGERINGAN DAN KADAR AIR BAHAN BAKU

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI AIR SEDUHAN TEH HIJAU TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK PERMEN JELLY TEH HIJAU (Camellia Sinensis) SKRIPSI

TINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP MINUMAN HERBAL TEH DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn.)

I. PENDAHULUAN. kuning atau merah (Prajnanta, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Buah naga merupakan tanaman kaktus dari famili Cactaceae dengan subfamily

MEMPELAJARI PENGARUH LAMA PELAYUAN DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP KUALITAS TEH DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava)

PENGARUH SUHU PENGERINGAN TERHADAP MUTU ROSELLA KERING (Hibiscus sabdariffa) Rita Hayati, Nurhayati, dan Nova Annisa

SIFAT KIMIA DAN TINGKAT KESUKAAN PERMEN KERAS (Hard Candy) SARI BUAH PALA (Myristica fragrans houtt famili myristicaseae)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 3 No.1 ; Juni 2016 ISSN OPTIMASI PEMBUATAN KURTO (KURMA TOMAT)

TINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP TEH DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) PADA VARIASI SUHU DAN WAKTU PENYEDUHAN

ANALISIS CITRA PEWARNA ALAMI DARI EKSTRAK KULIT BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif seperti diabetes melitus tipe 2, hipertensi,

UJI BEDA UKURAN MESH TERHADAP MUTU PADA ALAT PENGGILING MULTIFUCER

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015

PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI BAHAN PENGAWET ALAMI DAN KONSENTRASINYA TERHADAP MUTU NIRA AREN (Arenga pinnata) SKRIPSI. Oleh:

SUSU SAGA (Adenanthera pavonina) INSTAN BERPROTEIN BERDASARKAN SUHU PENGOVENAN

ABSTRACT

PENGARUH KONSENTRASI PVP K 30 DALAM SEDIAAN MASKER WAJAH BENTUK GEL YANG MENGANDUNG EKSTRAK BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus)

KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA SERBUK BIT MERAH (Beta vulgaris L.) YANG DIPROSES DENGAN VARIASI DRYING AGENTS DAN MALTODEKSTRIN SEBAGAI COATING AGENT

PENGARUH PROPORSI DAGING BUAH PALA DENGAN AIR DAN KONSENTRASI PUTIH TELUR TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SARI DAGING BUAH PALA SKRIPSI

UJI VARIASI SUHU TERHADAP HASIL PENGERING PADA ALAT PENGERING IKAN (TIPE KABINET) DRAFT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

PENGGUNAAN EDIBLE COATING GEL LIDAH BUAYA TERHADAP PERUBAHAN WARNA, KEKERASAN, DAN ORGANOLEPTIK BUAH TOMAT SELAMA PENYIMPANAN

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS WISTAR JANTAN

PENGARUH PENAMBAHAN BUBUK EKSTRAK JAHE EMPRIT

I. PENDAHULUAN. Produk pangan fungsional (fungtional food) pada beberapa tahun ini telah

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. ditambahkan dengan starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus

SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK JELLY DRINK TEH HITAM DARI BERBAGAI WAKTU PENYEDUHAN DAN KONSENTRASI SEDUHAN SKRIPSI

PENGARUH KONSENTRASI PATI UBI JALAR PADA BAHAN PELAPIS EDIBEL TERHADAP MUTU BUAH SALAK SIDIMPUAN TEROLAH MINIMAL SELAMA PENYIMPANAN SKRIPSI OLEH :

OLEH: SUZANNA TANIAJI

SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK FLAKE

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

ARTIKEL ILMIAH PERBEDAAN PENGGUNAAN TEPUNG TERIGU, PATI SINGKONG DAN PATI JAGUNG TERHADAP TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA KRUPUK PEPAYA

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan. Oleh : ERIKA SARASWATI

PENGARUH SUHU DAN LAMA WAKTU PENYEDUHAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN SENYAWA ALKALOID PADA TEH CELUP DAUN SIRSAK(Annona muricata L.

PENGARUH KONSENTRASI GUM XANTHAN TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK CAKE BERAS RENDAH LEMAK DENGAN PENGURANGAN 50% TELUR SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. bermanfaat jika diolah, misalnya dibuat marmalade (Sarwono, 1991). Bagian

PEMBUATAN YOGURT BUAH NAGA MERAH

PENGARUH PROPORSI EKSTRAK ROSELA DAN STRAWBERRY TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SIRUP ROSELA-STRAWBERRY SKRIPSI OLEH: ELVANA_

PENGARUH PENAMBAHAN MADU TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK PADA MINUMAN BELUNTAS (Pluchea indica Less) MADU SKRIPSI

FORMULASI TABIR SURYA EKSTRAK AIR DAUN TEH HIJAU (CAMELLIA SINENSIS LINN.) DALAM BENTUK SEDIAAN KRIM NOVILIA SANTOSO

PENGARUH PERBANDINGAN BUAH NAGA MERAH DENGAN SIRSAK DAN KONSENTRASI AGAR-AGAR TERHADAP MUTU SELAI LEMBARAN

PENGARUH PENAMBAHAN GUM ARAB SEBAGAI BAHAN ENKAPSULASI PADA PEMBUATAN SERBUK INSTAN TEMUMANGGA DENGAN METODE FREEZE DRYING

PENGARUH LAMA PEMERAMAN TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK WINE NENAS (ANANAS SATIVUS) SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Kerupuk adalah salah satu produk olahan tradisional yang digemari

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

PENGARUH PROPORSI ANGKAK BIJI DURIAN:AIR DAN SUHU AIR TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL FENOL DAN DPPH SKRIPSI

PENGARUH PENAMBAHAN AIR PERASAN LEMON TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDUHAN BELUNTAS (Pluchea indica Less) LEMON SKRIPSI

PENGARUH KONSENTRASI KALSIUM KARBONAT TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SUSU BERAS MERAH-KEDELAI PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH EDIBLE COATING DARI PATI JAGUNG DAN LAMA PENCELUPAN TERHADAP MUTU BUAH NENAS TEROLAH MINIMAL

PENGARUH JENIS GULA DAN KONSENTRASI EKSTRAK RUMPUT LAUT TERHADAP MUTU JELLI ASAM JAWA (Tamarindus indica L.)

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

PENGARUH COATING AGENT DAN LETAK SAMPEL PADA CHAMBER DI SOLAR TUNNEL DRYER TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA SERBUK BIT MERAH (Beta vulgaris L)

Transkripsi:

OPTIMASI PENGOLAHAN TEH KULIT BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) OPTIMIZATION OF DRAGON FRUIT (Hylocereus polyrhizus) SKIN TEA PROCESSING Mukhti Ali Program Studi Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Dehasen Bengkulu ABSTRAK Kulit buah naga yang selama ini sebagai limbah belum diolah secara optimal, bahkan hanya dijadikan limbah oleh masyarakat, padahal kulit buah naga dapat diolah menjadi teh kulit buah naga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar antioksidan dan aktivitas antioksidan, serta tingkat kesukaan panelis terhadap teh kulit buah naga merah dan putih dengan metode pengeringan menggunakan oven, plastik UV, dan sinar matahari langsung. Penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis variasi jenis buah naga dan teknik pengeringan terhadap kadar antioksidan dan aktivitas antioksidan, serta sifat organoliptik teh kulit buah naga. Pada penelitian ini digunakan enam kombinasi antara jenis buah naga (Merah dan Putih) dan metode pengeringan (Oven, Plastik UV, dan Sinar Matahari Langsung. Parameter yang dianalisis adalah kadar antioksidan dan aktivitas antioksidan dan tingkat kesukaan panelis terhadap warna, rasa, dan aroma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan jenis buah naga terhadap kadar antioksidan dan aktivitas antioksidan pada taraf nyata 5%. Sedangkan metode pengeringan tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kadar antioksidan dan aktivitas antioksidan. Berikutnya jenis buah naga juga memberikan pengaruh yang berbeda terhadap tingkat kesukaan panelis terhadap warna teh kulit buah naga, sedangkan metode pengeringan tidak memberikan pengaruh yang nyata. Namun, jenis buah naga tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap rasa dan aroma teh kulit buah naga. Begitu juga dengan metode pengeringan, tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap rasa dan aroma teh kulit buah naga. Kata Kunci : kulit buah naga, proses pengeringan, teh, kadar antioksidan, aktivitas antioksidan. ABSTRACT Dragon fruit skin that had not been processed as waste in an optimal, even just be a waste to society, but the skin can be processed into a dragon fruit dragon fruit peel tea. The purpose of this study was to determine the levels of antioxidants and antioxidant activity, as well as the preference level of the tea panelists red dragon fruit peel and white by using the oven drying method, UV plastic, and direct sunlight. The study also aimed to analyze variations in the type of dragon fruit and drying techniques to the levels of antioxidants and antioxidant activity, as well as the properties of tea organoliptik dragon fruit skin. In this study used six combinations between types of dragon fruit (Red and White) and the drying method (Oven, Plastic UV and Direct Sunlight. The parameters analyzed were the levels of antioxidants and antioxidant activity and the level of A panelist on color, flavor, and aroma. 216

The results show that there is significant influence on the kind of dragon fruit antioxidant levels and antioxidant activity at the 5% significance level. While the drying method does not give a different effect on the levels of antioxidants and antioxidant activity. The next type of dragon fruit also gives different effect on the preference level of the color of tea panelists dragon fruit skin, while the drying method does not provide a real impact. However, the type of dragon fruit no significant effect on the taste and aroma of tea dragon fruit skin. As well as the drying method, no significant effect on the taste and aroma of tea dragon fruit skin. Keywords: dragon fruit skin, drying, tea, antioxidant levels, antioxidant activity. PENDAHULUAN Secara umum buah naga terdiri dari buah naga merah dan buah naga putih. Namun secara klasifikasi buah naga terdiri dari empat, yaitu buah naga daging putih (Hylocereus undatus), buahnaga daging merah (Hylocereus polyrhizus), buah naga daging super merah (Hylocereuscostaricensis), dan buah naga kulit kuning daging putih (Selenicerius megalanthus) (Emil, 2011). Dari keempat jenis buah naga tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing misalnya, buah naga merah terkenal dengan rasa manisnya, buah naga putih terkenal dengan ukurannya yang lebih besar (Kristianto, 200). Selama ini buah naga hanya dimanfaatkan daging buahnya saja, sedangkan kulitnya dibuang sebagai limbah karena dianggap tidak ada manfaatnya. Limbah kulit buah naga merah masih sangat jarang dimanfaatkan. Padahal, kulit buah naga masih mengandung senyawa antioksidan yang cukup tinggi. Senyawa antioksidan mampu melawan oksidasi dalam tubuh. Pemanfaatannya yang dapat dilakukan pada kulit buah naga salah satunya adalah dengan mengekstraknya sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar beragam pangan fungsional yang akan bermanfaat bagi kesehatan. Namun pemanfaatan dengan cara mengekstraksi lebih sulit dilakukan karena banyak mengunakan peralatan dan pelaksanaannya membutuhkan ketelitian yang tinggi. Pemanfaatan kulit buah naga merah yang paling mudah dilakukan adalah dengan cara diolah menjadi teh. Teh pada umumnya adalah serbuk yang berasal dari daun tumbuhan yang diolah dengan cara dikering. Kebayakan teh memang berasal dari tanaman teh tetapi ada juga daun yang diolah menjadi teh bukan berasal dari tanaman teh ( Camellia sinensis ) tetapi tanaman lain misalnya dari daun jambu biji. Pengolahan teh pada prinsipnya adalah mengeringkan bagian (lembaran) dari tanaman baik berupa daun maupun kulit dengan tujuan mengurangi kadar air pada bagian tersebut (Ghani, 217

2002). Menurut Muchtadi dan Sugiono (2013), teknik pengeringan yang dilakukan dapat berupa sun drying (dibawah sinar matahari), oven drying (mengunakan oven), dan teknik pengeringan yang lainnya. Beberapa teknik pengeringan mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga perlunya penelitian teknik pengeringan yang tepat. METODOLOGI PENELITIAN Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit buah naga merah dan putih, dan air. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah baskom untuk wadah kulit buah naga.pisau digunakan untuk mengiris /membelah kulit buah naga, talenan digunakan untuk alas sewaktu mengiris kulit buah naga, timbangan untuk mengukur bahan-bahan yang diperlukan.oven, rak pengering dengan plastik UV, tampah dan alat analisis kimia Metode 1. Proses pengolahan teh kulit buah naga Kulit buah naga merah atau putih diiris-iris menjadi potongan kecil-kecil 0,5 cm kemudian dilakukan pengeringan, dengan variasi perlakuan : menggunakan oven drying, rak pengering menggunakan plastik UV, dan dengan penjemuran langsung dibawah sinar matahari. 2. Pengeringan dilakukan sebagai berikut dengan menggunakan : a. Oven; suhu38 o C,waktu8 Jam. b. Rak pengering dengan plastik UV; suhu 30-35 o C, waktu 20 jam dan c. sinar matahari; suhu 30-35 o C waktu24 jam. 3. Analisis kimia (kandungan anti oksidan) dan uji organoleptik. HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar Antioksidan Teh Kulit Buah Naga Pada penelitian ini digunakan enam buah sampel kulit buah naga, yakni kulit buah naga merah oven, kulit buah naga merah yang dikeringkan di bawah sinar matahari namun diberi pelindung plastik UV, kulit buah naga merah di bawah sinar matahari langsung, kulit buah naga putih oven, kulit buah naga putih yang dikeringkan di bawah sinar matahari namun diberi pelindung plastik UV, kulit buah naga putih di bawah sinar matahari langsung. Parameter yang di analisis pada penelitian ini adalah kadar antioksidan dan aktivitas antioksidan. Gambaran hasil uji laboratorium kadar antioksidan pada keenam sampel teh kulit buah naga dapat dilihat pada tabel 1. 216

Tabel 1. Kadar Antioksidan Teh Kulit Buah Naga Terhadap Variasi Jenis Buah Naga dan Jenis Buah Naga Oven Plastik UV Matahari Langsung Merah 20,42%a 20,12%a 20,04%a Putih 11,65%b 11,27%b 11,07%b Ket : Angka yang diikuti oleh kode huruf yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan nyata pada taraf signifikansi 5% Pada uji pengaruh jenis kulit buah naga terhadap kadar antioksidan diperoleh bahwa nilai p value = 0,001 < 0,05, sehingga hipotesis nol ditolak, artinya warna kulit buah naga memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kadar antioksidan teh kulit buah naga. Sedangkan pada uji pengaruh metode pengeringan terhadap kadar antioksidan pada teh kulit buah naga diperoleh nilai p value = 0,256 > 0,05 sehingga hipotesis nol diterima, artinya tidak terdapat pengaruh yang berbeda metode pengeringan terhadap kadar antioksidan teh kulit buah naga. Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa teh kulit buah naga yang berwarna merah memiliki kadar antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan dengan teh kulit buah naga berwarna putih. Menurut Wisesa (2014) kadar antioksidan buah naga tergantung dengan kandungan antioksidannya. Pada tabel 2 menunjukkan buah naga merah memiliki kandungan zat antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan dengan buah naga putih. Oleh karena itu terdapat perbedaan pengaruh jenis buah naga kadar antioksidan buah naga merah dan putih terhadap kadar antioksidan. Jenis Buah Naga Tabel 2.Kandungan Zat Antioksidan Buah Naga TSP (µg GA/g puree) TAA (mg/100g puree) ORAC TE/g puree) (µm DPPH GA/g puree) Merah 1075.8 ± 71.7 55.8 ± 2.0 7.6 ± 0.1 134.1 ± 30.1 Putih 523.4 ± 33.6 13.0 ± 1.5 3.0 ± 0.2 34.7 ± 7.3 Sumber : Mahattanatawee et al, 2006 Keterangan :TSP : Total Soluble Phenolic, TAA : Total Ascorbic Acid, ORAC : Oxygen Radical Absorbance Capacity (µg 217

Kadar antioksidan teh kulit buah naga tertinggi adalah pada teh kulit buah naga berwarna merah dengan metode pengeringan menggunakan oven, yakni sebesar 20,42%. Sedangkan kadar antioksidan terendah adalah pada teh kulit buah naga berwarna putih dengan metode pengeringan dibawah matahari langsung, yakni 11,07%. Aktivitas Antioksidan Teh Kulit Buah Naga Gambaran hasil uji laboratorium aktivitas antioksidan pada keenam sampel kulit buah naga dapat dilihat pada tabel 3. Pada uji pengaruh jenis kulit buah naga terhadap aktivitas antioksidan diperoleh bahwa nilai p value = 0,002 < 0,05, sehingga hipotesis nol ditolak, artinya warna kulit buah naga memberikan pengaruh yang berbeda terhadap aktivitas antioksidan teh kulit buah naga. Hal ini tentunya disebabkan oleh kandungan zat antioksidan yang berbeda antara buah naga merah dan putih. dengan kandungan zat antioksidan Sedangkan pada uji pengaruh metode pengeringan terhadap aktivitas antioksidan pada teh kulit buah naga diperoleh nilai p value = 0,161 > 0,05 sehingga hipotesis nol diterima, artinya tidak terdapat pengaruh yang berbeda metode pengeringan terhadap aktivitas antioksidan teh kulit buah naga. Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa teh kulit buah naga yang berwarna merah memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan dengan teh kulit buah naga berwarna putih. Kadar antioksidan teh kulit buah naga tertinggi adalah pada teh kulit buah naga berwarna merah dengan metode pengeringan menggunakan oven, yakni sebesar 7,44/mol. Sedangkan kadar antioksidan terendah adalah pada teh kulit buah naga berwarna putih dengan metode pengeringan dibawah matahari langsung, 2,11/mol. Tabel 3. Aktivitas Antioksidan Teh Kulit Buah Naga Terhadap Variasi Jenis Buah Naga dan Jenis Buah Naga Oven Plastik UV Matahari Langsung Merah 7,44/mol a 7,29/mol a 7,14/mol a Putih 2,65/mol b 2,31/mol b 2,11/mol b Ket : Angka yang diikuti oleh kode huruf yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan nyata pada taraf signifikansi 5% 218

Sifat Sensoris Warna Teh Kulit Buah Naga Pada penelitian ini, terdapat 2 warna teh kulit buah naga yang diberikan, yakni merah dan putih. Dilakukan uji kesukaan (hedonik) responden yang berjumlah 20 orang terhadap warna teh kulit buah naga. Nilai rata-rata kesukaan panelis terhadap warna teh kulit buah naga disajikan pada tabel 4. Pada uji beda tingkat kesukaan responden terhadap warna pada jenis teh kulit buah naga dengan variasi metode pengeringan dan warna kulit buah naga diperoleh bahwa terdapat perbedaan tingkat kesukaan responden terhadap warna pada variasi warna kulit buah naga. Hal ini didasarkan pada nilai p value = 0,002 < 0,05, sehingga hipotesis nol ditolak, artinya warna kulit buah naga memberikan pengaruh yang berbeda terhadap tingkat kesukaan responden terhadap warna teh kulit buah naga. Berikutnya metode pengeringan teh kulit buah naga tidak memberikan pengaruh yang berbeda pada tingkat kesukaan responden terhadap warna teh kulit buah naga, karena nilai p value = 0,136 > 0,05 sehingga hipotesis nol diterima, artinya tidak terdapat pengaruh yang berbeda metode pengeringan terhadap tingkat kesukaan warna teh kulit buah naga. Akan tetapi, interaksi antara warna kulit buah naga dan metode pengeringan memberikan pengaruh yang berbeda pada tingkat kesukaan terhadap warna teh kulit buah naga. Hal ini dapat dilihat dari nilai p value = 0,045 < 0,5, hipotesis nol ditolak, artinya terdapat perbedaan pengaruh interaksi warna kulit buah naga dan metode pengeringan terhadap tingkat kesukaan terhadap warna. Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa tingkat kesukaan tertinggi responden terhadap warna teh kulit buah naga adalah pada teh kulit buah naga yang berasal dari kulit buah naga berwarna merah dan metode pengeringan menggunakan plastik UV. Rata-rata kesukaan responden terhadap warna teh kulit buah naga ini adalah 3,85 4 yang berarti responden suka terhadap teh kulit buah naga tipe ini. Salah satu alasan yang mungkin adalah berdasarkan pengamatan warna teh kulit buah naga merah yang dikeringkan dengan bantuan plastik UV memiliki kualitas warna yang lebih terang dibandingkan dengan teh jenis lain. Seduhan teh kulit buah naga yang berasal dari kulit buah naga merah dan dikeringkan langsung di bawah sinar matahari juga memiliki tingkat kesukaan yang cukup tinggi, yakni 3,75. Hal ini berarti respon suka terhadap teh jenis ini. Sedangkan tingkat kesukaan responden terhadap teh kulit naga tipe lainnya, berada pada kategori agak suka. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata tingkat 219

kesukaan responden yang lebih besar dari 3. Sifat Sensoris Rasa Teh Kulit Buah Naga Pada penelitian ini, terdapat 2 warna teh kulit buah naga yang diberikan, yakni Merah dan Putih. Dilakukan uji kesukaan (hedonik) responden yang berjumlah 20 orang terhadap rasa teh kulit buah naga. Nilai rata-rata kesukaan panelis terhadap rasa teh kulit buah naga disajikan pada tabel 5. Pada tabel 5 dapat dilihat bahwa tingkat kesukaan tertinggi responden terhadap rasa teh kulit buah naga adalah pada teh kulit buah naga yang berasal dari kulit buah naga berwarna merah dan metode pengeringan menggunakan matahari langsung. Rata-rata kesukaan responden terhadap rasa teh kulit buah naga ini adalah 3,30 3 yang berarti responden lumayan suka terhadap teh kulit buah naga tipe ini. Teh kulit buah naga yang berasal dari kulit buah naga merah dan dikeringkan dengan metode plastik UV juga memiliki tingkat kesukaan rasa yang hampir sama dengan tipe teh kulit buah naga dari kulit buah naga merah dan dikeringkan dengan plastik UV, rata-rata tingkat kesukaan rasa sebesar 3,20. Hal ini berarti respon agak suka terhadap teh jenis ini. Pada uji beda tingkat kesukaan responden terhadap rasa pada jenis teh kulit buah naga dengan variasi jenis buah naga dan metode pengeringan diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kesukaan responden terhadap rasa pada variasi warna kulit buah naga. Hal ini didasarkan pada nilai p value = 0,264 > 0,05, sehingga hipotesis nol diterima, artinya warna kulit buah naga memberikan pengaruh yang berbeda terhadap tingkat kesukaan responden terhadap rasa teh kulit buah naga. Berikutnya juga metode pengeringan teh kulit buah naga tidak memberikan pengaruh yang berbeda pada tingkat kesukaan responden terhadap rasa teh kulit buah naga, karena nilai p value = 0,271 > 0,05 sehingga hipotesis nol diterima, artinya tidak terdapat pengaruh yang berbeda metode pengeringan terhadap tingkat kesukaan rasa teh kulit buah naga. Begitu juga interaksi antara warna kulit buah naga dan metode pengeringan tidak memberikan pengaruh yang berbeda pada tingkat kesukaan terhadap rasa teh kulit buah naga. Hal ini dapat dilihat dari nilai p value = 0,821 > 0,05, hipotesis nol diterima, artinya tidak terdapat perbedaan pengaruh interaksi warna kulit buah naga dan metode pengeringan terhadap tingkat kesukaan rasa teh kulit buah naga. 220

Tabel 4. Analisis Hedonik Warna Teh Kulit Buah Naga Variasi Jenis Buah Naga dan Jenis Buah Naga Oven Plastik UV Matahari Langsung Merah 3,10 a 3,85 a 3,75 a Putih 3,15 b 3,05 b 3,10 b Ket : Angka yang diikuti oleh kode huruf yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan nyata pada taraf signifikansi 5%. Skala : 1 = Sangat Tidak Suka, 2 = tidak Suka, 3 = Agak Suka, 4 = Suka, 5 = Sangat Suka. Tabel 5. Analisis Hedonik Rasa Teh Kulit Buah Naga Variasi Jenis Buah Naga dan Jenis Kulit Buah Naga Oven Plastik UV Matahari Langsung Merah 2,90 a 3,20 a 3,30 a Putih 2,85 a 2,90 a 3,10 a Ket : Angka yang diikuti oleh kode huruf yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan nyata pada taraf signifikansi 5%. Skala : 1 = Sangat Tidak Suka, 2 = tidak Suka, 3 = Agak Suka, 4 = Suka, 5 = Sangat Suka. Sifat Sensoris Aroma Teh Kulit Buah Naga Dilakukan uji kesukaan (hedonik) responden yang berjumlah 20 orang terhadap aroma teh kulit buah naga. Nilai rata-rata kesukaan panelis terhadap aroma teh kulit buah naga disajikan pada tabel 6. Pada tabel 6 dapat dilihat bahwa tingkat kesukaan tertinggi responden terhadap aroma teh kulit buah naga adalah pada teh kulit buah naga yang berasal dari kulit buah naga berwarna merah dan metode pengeringan menggunakan matahari langsung dan teh kulit buah naga dari kulit buah naga merah dan metode pengeringan dengan plastik UV. Rata-rata kesukaan responden terhadap rasa teh kulit buah naga ini adalah 3,20 3 yang berarti responden lumayan suka terhadap aroma teh kulit buah naga kedua tipe ini. Pada uji beda tingkat kesukaan responden terhadap aroma pada jenis teh kulit buah naga dengan variasi metode pengeringan dan warna kulit buah naga diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kesukaan responden terhadap aroma pada variasi warna kulit buah naga. Hal ini didasarkan pada nilai p value = 0,478 > 0,05, sehingga hipotesis nol diterima, artinya warna kulit buah naga memberikan pengaruh yang berbeda terhadap tingkat kesukaan responden terhadap aroma teh kulit buah naga. 221

Tabel 6. Analisis Hedonik Aroma Teh Kulit Buah Naga Variasi Jenis Buah Naga dan Jenis Buah Naga Oven Plastik UV Matahari Langsung Merah 3,10 a 3,20 a 3,20 a Putih 2,95 a 3,10 a 3,15 a Ket : Angka yang diikuti oleh kode huruf yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan nyata pada taraf signifikansi 5%. Skala : 1 = Sangat Tidak Suka, 2 = tidak Suka, 3 = Agak Suka, 4 = Suka, 5 = Sangat Suka. Metode pengeringan teh kulit buah naga tidak memberikan pengaruh yang berbeda pada tingkat kesukaan responden terhadap aroma teh kulit buah naga, karena nilai p value = 0,648 > 0,05 sehingga hipotesis nol diterima, artinya tidak terdapat pengaruh yang berbeda metode pengeringan terhadap tingkat kesukaan aroma teh kulit buah naga. Begitu juga interaksi antara warna kulit buah naga dan metode pengeringan tidak memberikan pengaruh yang berbeda pada tingkat kesukaan terhadap aroma teh kulit buah naga. Hal ini dapat dilihat dari nilai p value = 0,951 > 0,05, hipotesis nol diterima, artinya tidak terdapat perbedaan pengaruh interaksi warna kulit buah naga dan metode pengeringan terhadap tingkat kesukaan aroma teh kulit buah naga. SIMPULAN Jenis buah naga memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kadar antioksidan dan aktivitas antioksidan. Sedangkan metode pengeringan tidak memberikan pengaruh yang berbeda pada kadar antioksidan dengn nilai (11,07% s.d 20,42%) dan aktivitas antioksidan dengan nilai (2,11/mol s.d 7,44/mol). Sementara metode pengeringan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar antioksidan dan aktivitas antioksidan. Jenis buah naga memberikan pengaruh yang nyata terhadap tingkat kesukaan panelis terhadap warna teh kulit buah naga, tetapi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap rasa dan aroma teh kulit buah naga. Sementara metode pengeringan tidak memberikan panguruh yang nyata terhadap warna, rasa, dan aroma teh kulit buah naga. DAFTAR PUSTAKA Amanda, Rianti. 2008. Khasiat Tanaman Herbal untuk Tubuh. Pringganidani : Padalarang. Emil S. 2011. Untung Berlipat Dari Bisnis Buah Naga Unggul. Lily Publisher. Yogyakarta. Ghani, Mohamad A. 2002. Dasar-dasar Budidaya Teh. Penebar Swadaya. Jakarta Kristianto, Daniel. 2003. Buah Naga. Penebar Swadaya. Surabaya 222

Muchtadi dan Sugiyono.2013.Prinsip Proses & Teknologi Pangan.Alfabeta. Bandung Setyamidjaja, Djoehana. 1998. Teh Budidaya dan Pengolahan Pasca Panen. Kanisius. Yogyakarta. Tarbiana, F.2013. Analisis Kualitas Produk Surabi Berbasis Organoleptik Pada Pedagang Surabi di Kota Bandung.UPI. Bandung Usman, H. 2006. Pengantar Statistik. Bumi Aksara. Yogyakarta Wisesa. 2014. Penentuan Nilai Maksimum Proses Ekstraksi Kulit Buah Naga Merah. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol.2 No.3 p.88-97, Juli 2014 223