BAB II TINJAUN PUSTAKA. socialnya (action theory), yaitu mengenai tindakan yang dilakukan seseorang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia berinteraksi dengan lingkungannya (Tirtarahardja &Sula, 2000: 105).

Modul ke: TEORI INTERPRETIF 15FIKOM INTERAKSIONAL SIMBOLIK. Fakultas. Dr. Edison Hutapea, M.Si. Program Studi Public Relations

PRINSIP DASAR MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL DI MASYARAKAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. 1. Tipe - tipe Interaksi Sosial menurut James S. Coleman

Interaksionisme Simbolik dalam Penelitian Kualitatif

Kuliah ke-7 Amika Wardana, PhD. Teori Sosiologi Kontemporer

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kasoos. Untuk itu, di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang apa

II. TINJAUAN PUSTAKA

BABII KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Interaksi sosial adalah sebagai atau merupakan dasar dari proses-proses sosial,

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

SOSIOLOGI KOMUNIKASI. KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI Rika Yessica Rahma,M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Penyiaran

BAB I PENDAHULUAN. merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam (Yesmil anwar dan adang 2013:194) menyatakan bahwa, Interaksi. individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia dilahirkan di dunia, ia telah memiliki naluri untuk berbagi dengan

KONFLIK SOSIAL Pengertian Konflik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II MODERNISASI DAN PERGESERAN BUDAYA SALAMAN DALAM TINJAUAN TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK HERBERT BLUMER

Pertemuan ke-6. TEORI KOMUNIKASI Pengampu: Dr. Rulli Nasrullah, M.Si

II. TINJAUAN PUSTAKA. khusus dari interaksi sosial. Menurut Soekanto (1983: 80), berlangsungnya

komunikasi. Menurut Soerjono Soekanto (2005: 67)

TINJAUAN MATA KULIAH...

BAB II KAJIAN TEORI. individu dengan individu lainnya. 15 Didalam interaksi sosial terdapat

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB II KAJIAN TEORI. maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat

August Comte Selo Soemardjan Soelaeman Soemardi

II. KAJIAN PUSTAKA. makhluk lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari pasti mengalami apa itu proses. dalam kehidupan sosial (Soekanto, 1996: 140).

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL. IR. HJ. KHODIJAH, M.Si

BAB II KONFLIK DALAM KACAMATA RALF DAHRENDORF. keterlibatan konflik yang di dalamnya terdapat waktu, tenaga, dana, dan

Manusia sebagai Makhluk Sosial

PERAN KOMUNIKASI DALAM MENYELESAIKAN KONFLIK DIANTARA REMAJA DI DESA SENDANGAN KECAMATAN KAKAS

Pengetahun, wawasan, dan pengalaman menjadikan manusia bijak

BAB II INTERAKSIONALISME SIMBOLIK-GEORGE HERBERT MEAD. interaksi. Sebagaimana interaksi social itu sendiri dipandang sebagai tindakan

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang karena konsep diri merupakan kerangka acuan (frame of reference) dalam

BAB II INTERAKSIONISME SIMBOLIK HERBERT MEAD. dahulu dikemukakan oleh George Herbert Mead, tetapi kemudian dimodifikasi oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. A. Interaksi Sosial. Walgito (2007) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan antara

PROSES SOSIAL dan INTERAKSI SOSIAL. Slamet Widodo

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT

KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (2002 : 115) mengemukakan beberapa persyaratan sebuah kelompok sosial.

BAB I PENDAHULUAN. sosial tertentu. Proses komunikasi antar pribadilah yang dapat menumbuhkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sehingga konflik bersifat inheren artinya konflik akan senantiasa ada dalam

I. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia akan berkembang apabila manusia itu sendiri dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Bidan Desa Agen Peningkatan Kesehatan Masyarakat. persaingan global yang semakin ketat yang menuntut masyarakat serta semua

BAB II KONFLIK DALAM PERSPEKTIF DAHRENDORF. melekat dalam setiap kehidupan sosial. Hal-hal yang mendorong timbulnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi salah satu ruang penting penunjang terjadinya interaksi sosial

BAB V. PENUTUP. memiliki kondisi yang berbeda-beda pada masing-masing keluarga. Hanya hak anak

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. pembeda adalah penanganan dalam proses tindak pemidanaan terhadap narapidana

sebagai penjembatan dalam berinteraksi dan berfungsi untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Poli atau Polus yang artinya banyak, dan kata Gamein atau Gamos yang berarti

DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Hakikat Dan Makna Lingkungan Bagi Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok

BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan manusia sudah mempunyai naluri untuk hidup berkawanan, sehingga

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

BAB V INTERAKSI SOSIAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Seperti yang dikutip penulis dalam Fadwa El Guindi (2005:30), jilbab

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. interaksi manusia antara lain imitasi, sugesti, simpati, identifikasi, dan empati.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keinginan untuk mencintai dan dicintai oleh lawan jenis. menurut

BAB 5 PENUTUP. Utopia.com..., Raditya Margi Saputro, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian tentang interaksi sosial sangat berguna di dalam memperhatikan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal dengan istilah adolescence merupakan peralihan dari masa kanakkanak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TEORI KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV INTERPRESTASI HASIL PENELITIAN. telah dipilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk

BAB II INTERAKSI SOSIAL DAN INTERAKSIONISME SIMBOLIK. menyangkut hubungan antara orang-orang-perorangan, antara kelompokkelompok

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. orang lain dalam proses interaksi. Interaksi sosial menghasilkan banyak bentuk

RADIKALISME AGAMA (Suatu Pendekatan Sosiologi) Oleh: Abu Hapsin, Ph.D.

4/9/2014. Kuliah ke-6 Amika Wardana, Ph.D Teori Sosiologi Kontemporer

PROSES SOSIAL E K O N U G R O H O, S. P T, M. S C FA K U LTA S P E T E R N A K A N U N I V E R S I TA S B R AW I J AYA S E M E S T E R G A N J I L

PERTEMUAN KE 8 POKOK BAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bersama-sama menyentuh. Interaksi social adlaah proses dimana orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. karena dibekali dengan akal dan pikiran dalam bertindak. Manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. lain dalam kelompok (Bungin, 2006:43). Komunikasi yang terjalin dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

MAKALAH PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. yang mana dalam komunikasi terjadilah interaksi. Semakin baik interaksi. maka semakin baik pula hubungan yang terjadi antar sesama.

SYMBOL AND MEANING. Modul ke: 13FIKOM PENGERTIAN, KOSTRUKSI DAN APLIKASI. Fakultas. Dr. Edison Hutapea, M.Si. Program Studi Public Relations

MAKALAH INTERAKSI SOSIAL

SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN

Kuliah ke-8 Teori Sosiologi Kontemporer Amika Wardana, Ph.D.

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan orang lain. Stuart dan Sundeen (dalam Keliat,1992).

PARADIGMA POSITIVISTIK DALAM PENELITIAN SOSIAL

I. PENDAHULUAN. sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai tugas dalam memenuhi harapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Sistem Sosial

BAB I PENDAHULUAN. di dalam mempertahankan hidupnya. Hal ini terbukti dari salah satu seni di

Transkripsi:

BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1 Teori Interaksi Simbolik Untuk mempelajari interaksi sosial digunakan suatu pendekatan yang di kenal dengan pendekatan interaksional simbolik. Salah satu tokoh pelopor teori interaksionisme simbolik dengan pandangan tenteng sosiologi interpetatif yang sedikit banyaknya terispirasi dari tokoh kennamaan Marx Weber dengan tindakan socialnya (action theory), yaitu mengenai tindakan yang dilakukan seseorang berdasarkan makna subjektif yang diberikan individu. Dan tindakan ini memperhatikan unsur tindakan orang lain. Yang setelah meninggalnya Mead dikembangkan oleh teman sejawatnya Herbert Blumert yang kemudian lebih dikenal dengan interaksionisme simbolik adalah suatu pendekatan yang di bangun atas dasar formasi social dari symbol symbol, makna - makna yang dipahami bersama, dan penggunaan dalam komunikasi, baik di dalam diri self maupun di dalam orientasi self terhadap orang lain, dalam berbagai interaksi di antara agen agen atau pelaku- pelaku sosial. Interaksionisme simbolis yang diketengahkan Blumer (Poloma 2010 :258) bertumpu pada tiga premis : 1. Manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna yang ada pada sesuatu itu bagi mereka. 2. Makna tersebut berasal dari interaksi sosial seseorang dengan orang lain. 3. Makna-makna tersebut di sempurnakan di saat proses interaksi sosial berlangsung. 12

Teoritisi Interaksionisme simbolik memusatkan perhatian terutama pada dampak dari makna dan symbol terhadap tindakan dan interaksi manusia. Simbol dan arti memberikan ciri-ciri khusus pada tindakan sosial manusia dan pada interaksi sosial manusia. Dalam melakukan tindakan seorang actor mencoba menafsirkan pengaruhnya terhadapa actor lain yang terlibat. Dalam proses interaksi sosial manusia secara simbolik mengomunikasikan arti terhadap orang yang lain yang terlibat. Dengan kata lain dalam interaksi sosial para aktor terlibat dalam proses saling memengaruhi. Manusia mempunyai kemampuan dalam menggunakan arti dan makna symbol maka manusia mempunyai kemampuan dalam membuat pilihan tindakan di mana mereka terlibat. Dalam teoritisi interaksi simbolik aktor setidak mempunyai kebebasan dalam membuat pilihan yang unik dan bebas. W.I Thomas dan Dorothy Thomas membantu menekan kemampuan kreatif manusia dalam konsep mereka tentang definisi situasi. Menurut W.I Thomas bila manusia telah mendefenisikan situasi sebagai sesuatu yang nyata maka akibatnyapun nyata. Thomas mengatakan individu mendefinisikan situasi secara spontan yang memungkinkan mereka mengubah dan memodifikasi arti dan symbol. 2.2 Jarak sosial Konsep jarak sosial menurut Edward T. Hall dalam (Suanarto: 2004) merupakan suatu jarak orang berinteraksi satu sama lain dapat berbicara secara wajar tetapi tidak saling menyentuh. Menurut Utoyo dalam (ayu kartika:2010) jarak social merupakan hubungan yang dapat di terima Individu dengan anggota kelompok lain. Jarak sosial di pengararuhi oleh beberapa factor diantaranya 13

kelompok primer. Kelompok primer dalam jarak sosial dalam jarak sosial disebut juga dengan face to face group merupakan suatu hubungan kelompok sosial yang paling sederhana dimana anggotanya saling mengenal serta adanya kerja sama yang erat. Dalam kamus sosiologi jarak sosial (sosial distance) mengacu pada perasaan yang terpisah atau bejarak di antara kelompok-kelompok sosial. istilah ini untuk mengidinkasi tingkat keterpisahan atas kedekatan antar anggota kelompok etnis yang berlainan. Menurut Emory S. Borgadus (1882-1972) jarak sosial digunakan untuk mengukur jauh atau dekatnya kedekatan emosi antara individu dengan individu lain. Jarak sosial dapat dilihat dari indikator perilaku menjauhi kelompok lain, perilaku berteman dan bergaul dengan teman sendiri dan bemukim hanya dengan anggota kelompok sendiri. Jarak sosial melandasi adanya perbedaan hubungan antara kelompok- kelompok masyarakat yang menciptakan pola hubungan berdasarkan adanya kriteria-kriteria tertentu. Jarak sosial dalam penelitian ini digunakan untuk mengambarkan hubungan sosial yang terjalin diantara masyarakat yang berbeda, berdasarkan kriteria diantara : 1. Keakraban dalam hubungan sosial diantara masyarakat pemukiman kumuh, masyarakat menengah dan masyarakat elite 2. Pola interaksi yang terjalin diantara ketiga golongan masyarakat yang berbeda. 3. Kedekatan yang terjalin antara masyarakat kumuh, menengah, dan elite 2.3 Interaksi Sosial Interaksi social merupakan bagian dari proses- proses social sebagai pengaruh hubungan timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama di dalam 14

kehidupan social. Interaksi social merupakan hubungan antara manusia yang sifat dari hubungan tersebut bersifat dinamis artinya hubungan itu selalu mengalami dinamika. Interaksi social berasal dari kata antar dan aksi yaitu aksi dan reaksi. Ketika dua orang bertemu, berjabat tangan dan saling berbicara bahkan samapai terjadi perkelahian. dalam peristiwa tersebut salah satu pihak memberikan aksinya kemudian pihak lain memberikan respon (reaksi) terhadap aksi tersebut maka dari sini kegiatan aksi reaksi terjadi, maka peristiwa tersebut di sebut interaksi socia. Interaksi social merupakan kegiatan manusia dan manusia bukan manusia dengan benda mati. Dengan demikian selama ada aksi dan reaksi tidak antar manusia, maka aktivitas tersebut bukan interaksi social.(kolip dan Elly.M, 2011). Dari paparan tersebut dapat disimpulkan interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik antara individu dengan individu individu dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok. Interaksi social akan berlangsung apabila seorang Individu melakukan, tindakan dan tindakan tersebut menimbulkan reaksi Individu lain. Secara teoritis, sekurang-kurangnya ada dua syarat terjadinya interaksi social yaitu terjadi kontak social dan kumunikasi. Terjadi kontak social tidaklah semata-mata tergantung pada tindakan, tetapi tergantung pada adanya anggapan terhadap tindakan tersebut. Sedangkan aspek terpenting dalam kumunikasi adalah bila seseorang memberikan tafsiran pada sesuatu atau perilaku orang lain.(bagong,2004 :16). Dalam interaksi sosial juga memilikin aturan, dan aturan itu dilihat dalam dimensi ruang dan waktu dari Robert T. hall dan Defenisi Situasi dari W.I 15

Thomas mengenai ruang Hall membagi ruang dalam interaksi menjadi empat batasa yaitu : a) Jarak intim berkisar antara 0-18 inci menunjukkan adanya keterlibatan tubuh individu dalam beinteraksi. b) Jarak pribadi berkisar antara 18 inchi 4 kaki hubungan interaksi yang saling menyentuh, misalnya bersalaman. c) Jarak sosial atau jarak psikologis 4 kaki -10 kaki, dimana seseorang mulai merasa cemas saat orang lain memasuki wilayahnya (zona transaksi personal.) orang yang berinteraksi tidak saling menyentuh. d) Jarak public beriksar 10 kaki-tidak terbatas, interaksi yang dilakukan di depan umum seperti politikus.(kamanto-sunarto 2004:41) Pada dimensi waktu ini terlihat adanya batasan toleransi waktu yang dapat mempengaruhi bentuk interaksi. Aturan yang terakhir adalah dimensi situasi yang dikemukakan oleh W.I. Thomas. Definisi situasi merupakan penafsiran seseorang sebelum memberikan reaksi. Definisi situasi ini dibuat oleh individu dan masyarakat. Seseorang mendefiniskan tindakan berdasarkan situasi yang ditafsirkan tanpa memandang penafsiran individu yang lain. Interaksi social tidak cukup hanya dijelaskan sebagai hubungan timbal-balik antar manusia berdasarkan pola-pola tertentu, maka interaksi social memiliki ciri-ciri tertentu tertentu yaitu : a. Harus ada pelaku yang jumlahnya lebih dari satu kriteria ini merupakan persyaratan mutlak sebab tidak mungkin terjadi aksi dan reaksi dari tindakan manusia jika tidak ada teman atau lawan. 16

b. Ada kumunikasi antar pelaku dengan menggunakan symbol-simbol tertentu.yang dimaksud symbol dalam hal ini adalah benda, bunyi, gerak atau tulisan yang memiliki arti. Adapun kumunikasi merupakan hubungan timbale balik seseorang atau sekelompok dengan pihak lain menggunakan symbol- symbol yang berupa suara, tulisan, gerakan sehingga kedua belah pihak saling menafsirkan dilakukan pihak lain. c. Ada dimensi waktu (yaitu, lampau kini, dan mendatang) yang menetukan sifat aksi sedang berlangsung. Interaksi social akan senantiasa terjadi dalam kuru dan waktu, artinya kapan dan dimana-mana.(kolip dan Elly.M, 2011). Interaksi social adalah bentuk social, yaitu pengaruh timbal balik antara berbagai bidang kehidupan bersama. Menurut Soekanto interaksi sosial merupakan bentuk yang tampak apabila orang sering mengadakan hubumgan baik secara individu maupun secara kelompok. Adapun bentuk-bentuk interaksi social dapat berupa kerja sama (cooeperation), persaingan (competition), pertentangan (conflict) dan akomodasi (akomodation). Adapun penjelasannya sebagai berikut : kerjasama (coorperation) merupakan bentuk interaksi yang dilakukan oleh Individu dengan Individu maupun individu dengan kelompok yang didorong kesamaan tujuan yang di peroleh dalam kelompok tersebut. Menurut Charles H.Cooley kerja sama timbul jika orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian diri sendiri untuk memenuhi kepentingan mereka. 17

Persaingan (competition) merupakan proses social dimana orang perorangan atau kelompok manusia yang terlibat dalam proses tersebut saling berebut keuntungan melalui bidang kehidupan tertentu tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan. Pertentangan (conflict) merupakan interaksi social yang berlangsung antara masing-masing pihak karena adanya perbedaan penafsiran terhadap perilaku Individu sehingga menimbulkan ketidak serasian diantara kepentingankepentingan maka unruk mencapai tujuan saling menghancurkan, menyingkirkan, mengalahkan pihak lawan. Akomodasi (acomodation) merupakan bentuk interaksi social untuk meyelesaikan suatu pertikaian atau konflik. Biasanya komodasi di awali dengan upaya-upaya oleh pihak bertikai untuk saling mengurangi pertentangan diantara kedua belah pihak. Manusia sebagai mahkluk social tidak dapat hidup sendiri melainkan, ia membutuhkan orang lain untuk berinteraksi guna memenuhi kebutuhan dasar akan hidupnya. Interaksi social tidak terbatas oleh waktu dan tempat terjadinya, melainkan interaksi dapat terjadi kapan dan dimana saja. Interaksi sangat penting dalam aktivitas-aktivitas social merupakan hubungan dinamis yang menyangkut hubungan Individu dengan Individu maupun Individu dengan kelompok sehingga membentuk hubungan social yang di dahului oleh kontak social dengan adanya kumunikasi secara langsung atau tidak langsung. Adapun hal-hal yang mempengaruhi interaksi social dalam hubungan maupun interaksi sosial diantaranya : 18

1. Kedekatan : hubungan kedekatan akan terkait dengan factor geografis. Di suatau tempat tertentu anggota kelompok menjalin interaksi lebih banyak di banding antar kelompok diluar daerahnya. Hal ini lah yang memunculkan adanya kelompok dalam in group dan kelomok luar out group. Ikatan kelompok dalam bermain dapat tercermin dari perasaan ikatan solidaritas, kesamaan identitas, karakter dan sebagainya. Dalam kelompok ini tersusun atas Individu yang saling beriteraksi. Semakin dekat jarak geografis antara dua orang semakin mungkin memiliki tingkat keseringan berinteraksi seperti berbicara, melihat dan bersosialisasi 2. Kesamaan : selain hubungan kedekatan secara fisik, terdapat factor kesamaan antar mereka yang menyebabkan timbulnya rasa keanggotaan. Ada kecenderungan manusia untuk memilih berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan seperti kesamaan minat, agama,nilai, usia, tingkat pendidika dan karakter personal lainnya. (Elly M. dan Usman Kolip 2011:102). 19