PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG. Ahmad Faisol, Saddam Mirza, Nuroji *), Himawan Indarto *)

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG MENARA BRI SEMARANG. Linda Permatasari, Rahadhiyan Putra W, Parang Sabdono *), Hardi Wibowo *)

PERENCANAAN STRUKTUR APARTEMEN WHITE PEARL SEMARANG. David Mulyawan Prayogo, Dea Nika Alvianti Nuroji, Himawan Indarto ABSTRAK

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN ARMADA II DI MAGELANG. Bakhtiar Ali Afandi, Mansyur Arifudin, Himawan Indarto *), Ilham Nurhuda

PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL AMARIS SIMPANG LIMA SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR HOTEL KUDUS BERDASARKAN SNI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SAKIT ISLAM GIGI DAN MULUT RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR APARTEMEN ALAM INDAH TEMANGGUNG

PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL IBIS BUDGET SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR APARTEMEN RASUNA SOLO

PERENCANAAN GEDUNG PASCASARJANA POLTEKES SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH DI YOGYAKARTA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL CEMPAKA, KRANGGAN TEMANGGUNG

REDESAIN GEDUNG KANTOR JASA RAHARJA CABANG JAWA TENGAH JALAN SULTAN AGUNG - SEMARANG Muhammad Razi, Syaiful Anshari Windu Partono, Sukamta*)

REDESAIN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA T-24 PARAKAN DI TEMANGGUNG

PERENCANAAN STRUKTUR CONVENTION HALL KOTA MARTAPURA KALIMANTAN SELATAN. Dika Dwi Angga, Nandia Tri Pangestika Sri Tudjono, Himawan Indarto


PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL PERSONA JAKARTA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR SUNTER PARK VIEW APARTMENT DENGAN METODE ANALISIS STATIK EKUIVALEN

PERENCANAAN STRUKTUR CITRA DREAM HOTEL SEMARANG

EVALUASI DESAIN STRUKTUR GEDUNG TRAINING CENTRE II UNIVERSITAS DIPONEGORO

PERENCANAAN STRUKTUR HOTEL GRANDHIKA SEMARANG

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung (SNI ) dan tata cara perencanaan gempa

PERENCANAAN STRUKTUR HOTEL GET S SEMARANG. Ricky Imanda, Ray Irwan Maulana, Nuroji *), Himawan Indarto *)

PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN DI JALAN LAKSAMANA ADISUCIPTO YOGYAKARTA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UTAMA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Perhitungan Struktur Bab IV

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

PERENCANAAN STRUKTUR KONDOTEL GRAND DARMO SUITE SURABAYA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL FAVE SOLO BARU

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR SEWAKA DHARMA MENGGUNAKAN SRPMK BERDASARKAN SNI 1726:2012 DAN SNI 2847:2013 ( METODE LRFD )

BAB IV ANALISIS & PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Wilayah Gempa... 6

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

BAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERHOTELAN DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK) DI KOTA PADANG

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI & 1 BASEMENT DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 4

PERHITUNGAN STRUKTUR GEDUNG UNIVERSAL MEDICAL CENTER DI PANDAAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA (DUAL SISTEM) Alexander Vedy Christianto ABSTRAK

BAB II STUDI PUSTAKA

Peraturan Gempa Indonesia SNI

Reza Murby Hermawan Dosen Pembimbing Endah Wahyuni, ST. MSc.PhD

3.4.5 Beban Geser Dasar Nominal Statik Ekuivalen (V) Beban Geser Dasar Akibat Gempa Sepanjang Tinggi Gedung (F i )

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL HORISON PEKALONGAN. Andy Purwanto, M. Tri Prayogy Ilham Nurhuda * ), Parang Sabdono

PERANCANGAN STRUKTUR KANTOR INDOSAT SEMARANG. Oleh : LIDIA CORRY RUMAPEA NPM. :

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

PERENCANAAN ULANG STRUKTUR GEDUNG TUNJUNGAN PLAZA V SURABAYA DENGAN METODE SISTEM GANDA. Huriyan Ahmadus ABSTRAK

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

PERENCANAAN GEDUNG DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG. (Structure Design of DKK Semarang Building)

HUBUNGAN BALOK KOLOM

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA STRUKTUR

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG HOTEL 8 LANTAI DI JALAN AHMAD YANI 2 KUBU RAYA

2.5.3 Dasar Teori Perhitungan Tulangan Torsi Balok... II Perhitungan Panjang Penyaluran... II Analisis dan Desain Kolom...

ANALISIS PERILAKU STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN DAN TANPA BRESING V-TERBALIK EKSENTRIK

Perhitungan Penulangan Kolom Suatu kolom portal beton bertulang, yang juga berfungsi menahan beban lateral, dengan dimensi seperti gambar :

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL DI JALAN LINGKAR UTARA YOGYAKARTA

MODIFIKASI PERENCANAAN UPPER STRUKTUR SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH PADA GEDUNG PERKANTORAN DAN PERDAGANGAN JL. KERTAJAYA INDAH TIMUR SURABAYA

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

PERBANDINGAN PERILAKU ANTARA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN (SRPM) DAN STRUKTUR RANGKA BRESING KONSENTRIK (SRBK) TIPE X-2 LANTAI

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG BPK RI SURABAYA MENGGUNAKAN BETON PRACETAK DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR BOSOWA MAKASSAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG KANTOR KALIMANTAN SAWIT KUSUMA

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

BAB III METODOLOGI Tinjauan Umum

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM PROPINSI KEPULAUAN RIAU. Oleh : DEDE FAJAR NADI CANDRA NPM :

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG. Oleh : BAYU ARDHI PRIHANTORO NPM :

DAFTAR NOTASI. Luas penampang tiang pancang (mm²). Luas tulangan tarik non prategang (mm²). Luas tulangan tekan non prategang (mm²).

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR RANGKA GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN DENGAN STRUKTUR BAJA 4 LANTAI PADA DAERAH GEMPA RESIKO TINGGI DENGAN METODE LRFD (LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN)

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN PUNCAK PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN BALOK BETON PRATEKAN PADA LANTAI 15 SEBAGAI RUANG PERTEMUAN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR ATAS GEDUNG PERKULIAHAN FMIPA UNIVERSITAS GADJAH MADA

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS HOTEL ARCS DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR PROGRAM SARJANA STRATA SATU

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL TARUMA MEDICAL CENTER JAKARTA BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN GEDUNG BEDAH SENTRAL TERPADU (GBST) RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG KANTOR TUJUH LANTAI DI PONTIANAK. Arikris Siboro 1), M. Yusuf 2), Aryanto 2) Abstrak

ANALISA KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN KOLOM YANG DIPERKUAT DENGAN LAPIS CARBON FIBER REINFORCED POLYMER (CFRP)

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UMUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU

Pedoman Pengerjaan PERANCANGAN STRUKTUR BETON

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength )

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL.. i. LEMBAR PENGESAHAN ii. KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang... 1

Transkripsi:

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 649 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 649 661 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG Ahmad Faisol, Saddam Mirza, Nuroji *), Himawan Indarto *) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof Soedarto, Tembalang, Semarang. 50239, Telp.: (024)7474770, Fax.: (024)7460060 ABSTRAK Perencanaan struktur Rumah Sakit Islam Sultan Agung didesain dengan mengacu pada Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03 2847 2002)dan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung (SNI 03 1726 2012),dimana analisis beban gempa struktur gedungini dilakukan dengan Metode Analisis Dinamik Spektrum Respons. Dari hasil analisis dinamik spektrum respons struktur gedung ini termasuk dalam Kriteria Desain Seismik tipe D dengan tingkat risiko kegempaan tinggi, sehingga dalam perencanaannya digunakan metode sistem rangka gedung dengan konfigurasi struktur Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). Sistem SRPMK ini didesain agar bangunan tidak roboh atau runtuh saat terjadi gempa yang melebihi gempa yang telah didesain, oleh karena itu model SRPMK ini dirancang agar memenuhi syarat kolom kuat balok lemah, dimana kolom didesain agar dapat menahan balok pada saat balok mengalami sendi plastis. Selain itu hubungan balok kolom juga harus didesain dengan baik agar tidak terjadi keruntuhan terlebih dahulu saat balok mengalami sendi plastis. Perencanaan struktur Rumah Sakit Islam Sultan Agung ini memiliki konfigurasi bentuk yang tidak simetris, dimana ketika terjadi gempa gedung akan mengalami rotasi yang disebabkan oleh pusat kekakuan dan pusat massa yang tidak berada dalam satu titik, sehingga perlu dilakukan dilatasi agar pusat massa dan pusat kekakuan menjadi berimpit. keywords: SNI 1726 2012, sistem rangka pemikul momen khusus (SRPMK), kolom kuat balok lemah, dilatasi ABSTRACT Structure design of Sultan Agung Islamic Hospital designed by SNI 03 2847 2002 and SNI 1726 2012, where analysis of earthquake load structure the building made by Spectrum Analysis Method of Dynamic Response. The analysis dynamic response spectrum of building structure is included in Seismic Design Criteria of type D with high seismicity level of risk, so that the planning system is the method used by the building frame structure configuration bearers Special Moment Frame System(Sway special). Sway special system is designed to be the building does not collapse during an earthquake in excess of the earthquake that has been designed, therefore Sway special the model is designed to *) Penulis Penanggung Jawab 649

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 650 qualify the strong column weak beam, where the columns are designed to withstand the beam when the beam undergo plastic hinge. Additionally joint should also be designed to prevent well collapse when the beam experiencing first plastic hinge. The structure design of Sultan Agung Islamic Hospital has asymmetrical shape configuration, so when an earthquake the building will undergo rotational stiffness caused by the center of mass and the center of rigidity is not located in a single point, so that should be dilated so that the center of mass and center of stiffness becomes coincide. keywords: SNI 1726 2012, system special moment frame bearer (SRPMK), strong column weak beam, structure dilation PENDAHULUAN Latar Belakang Perencanaan pembangunan Rumah Sakit Islam Sultan Agung diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan dan mampu untuk melaksanakan fungsi sosial kemasyarakatan yaitu dengan memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat luas sehingga masyarakat akan merasa ikut terbantu dengan adanya rumah sakit ini. Pemilihan lahan untuk pembangunan rumah sakit didasarkan pada realita masih sangat minimnya rumah sakit yang cukup memadai di daerah Semarang terutama daerah Semarang bagian utara dan sekitarnya, sehingga Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung berinisiatif untuk membangun suatu Rumah Sakit Islam Sultan Agung ini di daerah Kaligawe Semarang. Pembangunan Rumah Sakit Islam Sultan Agung ini menerapkan prinsip perencanaan bangunan yaitu suatu bangunan yang aman, kuat, nyaman, indah, awet dan ekonomis. Oleh karenanya suatu perencanaan bangunan harus mempunyai kontrol mutu yang harus dapat dipertanggungjawabkan. Maksud dan Tujuan Tugas akhir ini dilakukan untuk merecanakan kekuatan struktur gedung RSI Sultan AgungSemarang berdasarkan Tata Cara Perhitungan Perencanaan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung (SNI 03 1726 2012). Berdasarkan hal diatas, tujuan Tugas Akhir ini adalah untuk merencanakan struktur atas dan bawah gedung yang terdiri daribalok, kolom, dan fondasi. TINJAUAN PUSTAKA Standar Perencanaan Berikut adalaah studi literatur yang digunakan dalam evaluasi ini yaitu: - Tata Cara Perhitungan Perencanaan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung (SNI 03 1726 2012). - Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03 2847 2002). - Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (PPPRG 1987). 650

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 651 Gambaran Umum Gedung Rumah Sakit Islam Sultan Agung ini terdiri atas 9 lantai dengan 1 lantai atap, dengan fungsi bangunan sebagai rumah sakit. Seluruh komponen struktur menggunakan beton bertulang. Lokasi RSI Sultan Agungini adalah terletak di kota Semarang, Jawa Tengah. Gedung rumah sakit ini memiliki bentuk yang tidak simetris, sehingga menyebabkan pusat kekakuan dan pusat massa gedung tidak berada pada satu titik, sehingga perlu dilakukan dilatasi. Gedung rumah sakit ini kemudian dibagi menjadi 4 bagian, yaitu gedung A, B,C dan D. Karena ukuran dari masing masing bagian gedung hampir sama, maka perhitungan struktur diwakili oleh salah satu bagian gedung yaitu gedung A. Dilatasi bangunan ini diharapkan dapat membuat pusat massa dan pusat kekakuan menjadi berimpit. Pembebanan Struktur Struktur bangunan gedungrumah Sakit Islam Sultan AgungSemarang ini diperhitungkan terhadap beberapa kemungkinan kombinasi pembebanan (load combination) yang terjadi. Pembebanan pada struktur ini meliputi beban hidup, beban mati, dan beban gempa. Beban beban tersebut tebagi menjadi kombinasi beban tetap dan sementara: - Kombinasi Pembebanan Tetap U = 1,4 D U = 1,2 D + 1,6 L - Kombinasi Pembebanan Sementara U = 1,2 D + 1 L ± 1,0 Ex ± 0,3 Ey U = 1,2 D + 1 L ± 0,3 Ex ± 1,0 Ey Dimana: D = beban mati L = beban hidup Ex, Ey = beban gempa METODOLOGI 651

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 652 PERENCANAAN STRUKTUR Gambar 1. Diagram Alir Metode Perencanaan Analisis Struktur Gedung Terhadap Gempa Analisis struktur gedung tahan gempa, ditentukan berdasarkan konfigurasi struktur dan fungsi bangunan yang dikaitkan dengan tanah dasar dan peta zonasi gempa sesuai dengan SNI 03 1726 2012 untuk Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung. Analisis beban gempa menggunakan metode spektrum respons berdasarkan SNI 03 1726 2012. Data perencanaan: - Lokasi bangunan: Semarang - Kategori risiko: IV - Koefisien respons (R): 8 (SRPMK) Adapun langkah perencanaan beban gempa dengan metode respons spektrum adalah sebagai berikut (Pasal 6 SNI 03 1726 2012): 1. Menetukan nilai S S dan S 1 2. Menentukan kelas situs 3. Menentukan nilai S MS dan S M1 S MS = Fa S S S M1 = Fv S 1 4. Menentukan nilai S DS dan S D1 2 S DS S MS 3 652

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 653 2 S D1 S M 1 3 5. Menentukan Periode, T S D1 T0 0, 2 S DS S D1 TS S DS 6. Menentukan spektrum respons desain, Sa untuk T < To : T Sa S 0,4 0,6 DS T0 untuk T < To < Ts : Sa S DS untuk T > Ts : S D1 Sa T Dari hasil perhitungan spektrum analisis kemudian dibuat grafik spektrum respons percepatan desain seperti pada Gambar 2. Gambar 2. Respons Spektrum Desain Wilayah Semarang Kelas Situs Tanah Lunak (SE) Sesuai SNI 03 1726 2012 Periode Pendekatan Fundamental Nilai waktu fundamental struktur awal bangunan (Tc) yang didapatkan dari hasil analisis model struktur dibatasi tidak boleh melebihi hasil koefisien untuk batasan atas pada periode yang dihitung (Cu) dari Tabel 14 (SNI 03 1726 2012) dan periode fundamental pendekatan Tayang ditentukan dari persamaan 32 (SNI 03 1726 2012). Ta = Ct hnx = 0,0466 41,1 0,9 653

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 654 = 1,321 detik Dengan nilai S D1 = 0,56 g, maka didapat koefisien C u = 1,4 T maks = Cu Ta = 1,4 1,321 = 1,8494 detik Dari hasil analisis menggunakan program SAP2000 v12, didapatkan nilai waktu fundamental struktur awal (T c ) pada struktur gedung bertingkat tinggi sebagai berikut: Tx = 1,723 detik Ty = 1,674 detik Perhitungan Balok Induk Pada perencanaan balok induk, dimensi tinggi balok induk direncanakan dengan h = (1/10 1/15) L dan lebar balok induk diambil b = (1/2 2/3) h menurut (Vis dan Gideon, 1993). Tulangan Longitudinal Balok harus memikul beban gempa dengan perencanaan lentur momen ultimit (Mu) momen nominal (Mn) pada daerah tumpuan dan lapangan balok. Tulangan Transversal Kuat lentur maksimum (Mpr) pada daerah sendi plastis dihitung berdasarkan tulangan terpasang dengan tegangan tarik baja fs = 1,25 fy dan faktor reduksi 1,0 dan tidak boleh lebih kecil dari gaya geser berdasarkan analisis struktur. Gambar 3. Probable Moment Balok Menahan Gempa ke Kiri dan Kanan 654

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 655 Gaya geser rencana balok direncanakan berdasarkan kuat lentur maksimum balok (Mpr) yang terjadi pada daerah sendi plastis balok yaitu pada penampang kritis dengan jarak 2h dari tepi balok.gaya geser terfaktor pada muka tumpuan dihitung sebagai berikut: - Akibat Gempa ke Kiri Ve V V Ve kiri kanan gravitasi V gravitasi V gravitasi gempa Mpr_1 Mpr_3 Ln V gempa Mpr_1 Mpr_3 V gravitasi Ln - Akibat Gempa ke Kanan Ve V V Ve kanan kiri V gravitasi V gravitasi gravitasi V gravitasi gempa Mpr_2 Mpr_4 Ln V gempa Mpr_2 Mpr_4 Ln Perhitungan Kolom Gambar 4. Diagram Gaya Geser Akibat Beban Gravitasi dan Gempa Berdasarkan SNI 03 2847 2002 Pasal 23.4 dijelaskan bahwa untuk komponen komponen struktur pada perhitungan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) yang memikul gaya akibat beban gempa dan menerima beban aksial terfaktor yang lebih besar 655

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 656 dari 0,1A g f c, maka komponen elemen struktur tersebut harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut: 1. Gaya aksial tekan terfaktor yang bekerja pada kolom melebihi 0,1A g f c 2. Sisi terpendek Sisi terpendek kolom tidak kurang dari 300 mm. 3. Rasio b/h Perbandingan lebar terhadap tinggi kolom tidak boleh kurang dari 0,3. Perhitungan Kebutuhan Tulangan Longitudinal Kuat lentur minimum kolom dihitung dengan persyaratan kolom, sebagai berikut: 6 Mc Mg 5 Dimana Mc harus dicari dari gaya aksial terfaktor yang menghasilkan kuat lentur terendah, konsisten dengan arah gempa yang ditinjau. Dalam hal ini hanya kombinasi beban dengan beban gempa yang dipakai untuk memeriksa syarat kolom kuat balok lemah. Tulangan Transversal Kuat geser kolom SRPMK terjadi sendi sendi plastis terjadi pada ujung balok balok yang bertemu pada kolom tersebut. Pada perencanaan kolom, gaya geser didapat dengan menjumlahkan Mpr kolom atas dengan Mpr kolom bawah dibagi dengan tinggi bersih kolom. Gaya geser tidak perlu diambil lebih besar gaya geser rencana dari kuat hubungan balok kolom berdasarkan Mpr balok, dan tidak boleh lebih kecil dari gaya geser terfaktor hasil analisis struktur. Gambar 5. Gaya Geser Rencana Kolom SRPMK 656

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 657 Hubungan Balok Kolom Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Gaya gaya pada tulangan longitudinal balok di muka hubungan balok kolom harus ditentukan dengan menganggap bahwa tegangan pada tulangan tarik lentur adalah 1,25fy. Kuat hubungan balok kolom harus direncanakan menggunakan faktor reduksi kekuatan. Tulangan longitudinal balok yang berhenti pada suatu kolom harus diteruskan hingga mencapai sisi jauh dari inti kolom terkekang.bila tulangan longitudinal balok diteruskan hingga melewati hubungan balok kolom, dimensi kolom dalam arah paralel terhadap tulangan longitudinal balok tidak boleh kurang daripada 20 kali diameter tulangan longitudinal terbesar balok untuk beton berat normal. Syarat Pendetailan Tulangan Balok: Panjang ldh minimal diambil yang terbesar dari: - 8db - 150mm Jarak sengkang maksimum pada daerah 2h (Sb1): - 1/4d - 8 kali tulangan longitudinal terkecil balok - 24 kali tulangan geser - 300 mm Jarak sengkang maksimum di luar 2h (Sb2): - 1/4d - 600 mm Sambungan tulangan balok/lap splice diberikan sengkang dengan jarak maksimum: - h/4-100 mm Kolom: Jarak sengkang maksimum pada daerah Lo (Sc1): - 1/4 cross section dimensi kolom - 6 kali db kolom - Sx, 100 Sx 150 mm Jarak sengkang maksimum di luar Lo (Sc2): - 6 kali db kolom - 150 mm Panjang Lo diambil yang terbesar dari: - Tinggi elemen struktur di joint - 1/6 Ln kolom - 500 mm Sambungan tulangan/lap splice pada kolom, digunakan Class B Lap Splice jika semua tulangan disalurkan di lokasi yang sama. Class B lap Splice = 1,3 Ld, untuk baja tulangan D = 22 mm, Ld = 45 D. 657

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 658 Hubungan Balok Kolom: Jarak sengkang maksimum pada HBK (Sj): - Sj = Sc1 - Jika kolom terjepit balok yang berpenampang sama di keempat sisinya maka jarak Sj = 2 Sc1 Perhitungan Fondasi Gambar 6. Pendetailan Tulangan Dari hasil uji bor sampai kedalaman 50 m tidak ditemukan tanah keras, sehingga kapasitas daya dukung fondasi direncanakan dari gaya gesekan antara tiang pancang dengan tanah. Adapun perencanaan fondasi pada struktur gedung Rumah Sakit Islam Sultan Agung ini, tiang pancang menggunakan spesifikasi teknis sebagai berikut: 1. Diameter (D) = 600 cm 2. Panjang (H) = 1.200 cm 3. Luas = 2.827 cm 2 4. Keliling(O) = 188,5 cm 5. f c tiang pancang = K 500(42,5 MPa) 6. f c pile cap = K 300(24,9 MPa) 7. fy = 400 Mpa Dari perbandingan hasil perhitungan nilai daya dukung tanah berdasarkan kekuatan bahan dan nilai N SPT, diambil nilai daya dukung tanah terkecil. 658

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 659 Kontrol Beban Maksimum (Pmaks) Tiang Pancang Berikut merupakan perhitungan gaya Pmaks dan Pmin pada tiang fondasi dengan menggunakan formula di bawah ini: P M.x u M x.y y P < P 2 2 ijin n b. y a. x Kontrol Gaya Lateral Untuk tiang pancang dengan pembebanan lateral (misal akibat gempa), pada tahun 1965 Broms mengembangkan solusi sederhana berdasarkan dua asumsi, yaitu: a) Kegagalan geser untuk kasus tiang pancang pendek (short piles) b) Terjadi bending terhadap pancang untuk kasus tiang pancang panjang (long piles). Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui gaya lateral yang mampu ditahan oleh tiang pancang. Gambar 7. Grafik Broms Ultimate Lateral Resistance (Das, 2004) Dari perhitungan diatas didapat V=2,3672 ton < Ha=20,74 ton, maka gaya lateral yang terjadi masih dapat ditahan oleh tiap tiang pancang dan masih dalam batasan aman. Kontrol Geser Pons Perhitungan geser pons adalah untuk mengetahui apakah tebal pile cap cukup kuat untuk menahan beban terpusat yang terjadi. Tegangan geser pons pada pelat dapat terjadi di sekitar beban terpusat yaitu di sekitar reaksi tumpuan terpusat, ditentukan antara lain oleh tahanan tarik beton di bidang kritis yang akan berusaha lepas menembus pelat. Agar tidak terjadi geser pons harus dipenuhi persyaratan: Pe <ϕvc,dimana: 659

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 660 2 2 f'c bo d Vc 1 βc 6 1 Vc f' c bo d 3 4 f' c bo d Vc maks Persyaratan Simpangan Antar Lantai Berdasarkan SNI 03 1726 2012 Pasal 7.12.1 Syarat kinerja batas layan struktur gedung, dalam segala hal simpangan antartingkat yang dihitung dari simpangan struktur gedung pada kategori IV tidak boleh melampaui 0,015h sx (tinggi tingkat di bawah tingkat yang bersangkutan), yaitu: Δ 0,015 Δ i i h sx 0,015 4.500 67,5 mm Dari analisis output SAP2000 v.12 didapat simpangan terbesar yaitu: Δ xmaks= 9,05 mm Δ ymaks = 8,66 mm maks = 9,05 mm 67,5 mm KESIMPULAN 1. Perencanaan suatu struktur bangunan yang kuat, aman, dan ekonomis harus didasarkan pada peraturan peraturan perencanaan struktur yang berlaku. 2. Ketidakberaturan sistem struktur baik secara vertikal maupun horizontal perlu diberi perlakuan khusus yakni dengan memberi dilatasi agar memenuhi persyaratan bangunan tahan gempa serta menghindari terjadinya penurunan setempat. 3. Perencanaan struktur didesain meng-gunakan Sistem Rangka Gedung dengan menggunakan konfigurasi kerutuhan struktur Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). Di mana Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dirancang dengan menggunakan konsep Strong Column Weak Beam, di mana kolom dirancang sedemikian rupa agar struktur dapat berespons terhadap beban gempa dengan mengembangkan mekanisme sendi plastis pada balok baloknya dan pada dasar kolom 4. Konsep desain kapasitas yang direncanakan membuat struktur memiliki perilaku daktail, sehingga penampang balok dan kolom dalam menahan momen dan geser sesuai yang direncanakan. Selain itu memungkinkan untuk melakukan deformasi yang besar untuk mengakomodasi gaya gempa yang terjadi. SARAN Dalam merencanakan struktur gedung yang berada di wilayah yang terdapat intensitas gempa, sebaiknya menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dan konsep Desain Kapasitas, karena dengan menggunakan metode perencanaan ini diharapkan sendi plastis dapat terbentuk di balok, sehingga apabila terjadi gempa yang kuat, struktur masih bisa berdiri (tidak terjadi keruntuhan) dan kemungkinan jatuhnya korban jiwa masih bisa dihindari. 660

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 661 Sebaiknya dalam perencanaan struktur gedung, tinjauan gempa dengan konfigurasi Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus pedoman yang dgunakan berdasarkan SNI 03 1726 2012, karena pada aturan gempa yang terbaru ini memiliki faktor respon gempa dan kombinasi pembebanan yang lebih besar dari pedoman SNI 03 1726 2002. DAFTAR PUSTAKA Badan Standarisasi Nasional, 2012, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung.SNI 1726 2012, Bandung: BSN. Badan Standarisasi Nasional, 2002, Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung.SNI 1726 2002, Bandung: BSN. Badan Standardisasi Nasional, 2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung.SNI 03 2847 2002, Bandung: BSN. Departemen Pekerjaan Umum, 1983, Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung, Bandung: Yayasan Penyelidikan Masalah Bangunan Gedung. Dewobroto, Wiryanto., 2007, Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000, Elex Media Komputindo Jakarta. W.C. Vis, Gideon Kusuma, 1993, Dasar Dasar Perencanaan Beton Bertulang, Erlangga, Jakarta. W.C. Vis, Gideon Kusuma, 1993, Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang, Erlangga, Jakarta. Sunggono, Ir., 1995, Buku Teknik Sipil, Nova Bandung. Bowles, E, Joseph. 1997. Analisis dan Desain Pondasi, Penerbit Erlangga, Jakarta. Braja M. Das, 1985, Mekanika Tanah, Erlangga, Jakarta. Udiyanto. Ir., 2000, Menghitung Beton Bertulang, Divisi Penerbitan BPPS Teknik Sipil Universitas Diponegoro, Semarang. Indarto, Himawan., 2010, Materi Kuliah SAP 2000, Semarang:. Nuroji, 2011, Materi Kuliah Struktur Beton Bertulang 2, Semarang:. 661