RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN:

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAMPINGAN KAWASAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS HORTIKULTURA DI KABUPATEN BANTAENG

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

KAJIAN POLA PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN

Abstrak

RESPON PETANI TERHADAP BEBERAPA JAGUNG HIBRIDA VARIETAS BIMA MELALUI PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK

TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI PTT PADI DAN PENDAMPINGAN SL-PTT DI KALIMANTAN TENGAH

PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan ABSTRAK PENDAHULUAN

LAPORAN AKHIR PENDAMPINGAN SLPTT PADI DAN JAGUNG KABUPATEN ENREKANG. Ir. Syamsu Bahar, MSi, dkk

LAPORAN HASIL JUDUL KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN GOWA. Andi Ella, dkk

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

SOSIALISASI REKOMENDASI TEKNOLOGI PTT BERDASARKAN KALENDER TANAM TERPADU MT II TAHUN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU

Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi

PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN BULUKUMBA

MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU

LAPORAN AKHIR PENDAMPINGAN SL-PTT PADI SAWAH DI KABUPATEN LIMAPULUH KOTA DAN KOTA PAYAKUMBUH IRMANSYAH RUSLI NURHAYATI ERMIDIAS

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

POTENSI PENGEMBANGAN PADI SAWAH VARIETAS UNGGUL BARU DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Dampak Minat Petani terhadap Komponen PTT Padi Sawah di Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) PENDAMPINGAN PTT PADI DI PROVINSI BENGKULU

JUDUL KEGIATAN: KAJIAN MODEL PTT DALAM BUDIDAYA JAGUNG LOKAL DAN POTENSI PENGEMBANGAN JAGUNG QPM SEBAGAI SUMBER PANGAN ALTERNATIF

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija

EFEKTIVITAS PENYEBARAN INOVASI T PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG MELALUI DEMONSTRASI TEKNOLOGI DI KABUPATEN LUWU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

PENDAHULUAN Latar Belakang

LAPORAN TAHUN 2011 PENDAMPINGAN KEGIATAN SL-PTT PADI DI KABUPATEN TANA TORAJA. Ir. Daniel Pasambe, dkk I. PENDAHULUAN

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

Balai Pengkjian Tenknologi Pertanian (BPTP) Jambi Alamat

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

LAPORAN AKHIR PENGELOLAAN RUMAH KACA DI BPTP BENGKULU

Pedoman Umum. PTT Jagung

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu HP:

Abstrak. Kata kunci : inovasi, padi sawah, peningkatan, produktivitas. Pendahuluan

Apa yang dimaksud dengan PHSL?

PENDAMPINGAN SL-PTT PADI, JAGUNG DAN KACANG TANAH DI KABUPATEN BULUKUMBA. Andi Darmawidah, dkk

Kajian Kinerja dan Dampak Program Strategis Departemen Pertanian

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH MELALUI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT) DI PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN KEDELAI PADA LAHAN SAWAH SEMI INTENSIF DI PROVINSI JAMBI

Pendampingan SL-PTT PENGANTAR

PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

PELUANG DAN MASALAH PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN KERING DENGAN PTT JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia

KERAGAAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DENGAN SISTEM TANAM DI LAHAN KERING

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

KAJIAN SISTEM TANAM JAGUNG UMUR GENJAH MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI

Oleh: Teti Tresnaningsih 1, Dedi Herdiansah S 2, Tito Hardiyanto 3 1,2,3 Fakultas Pertanian Universitas Galuh ABSTRAK

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN Nomor : 6/HK.310/C/1/2013

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

TEMU INFORMASI TEKNOLOGI LAHAN KERING MENDUKUNG INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN DISEMINASI

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya mata pencaharian penduduk Indonesia bergerak pada sektor

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RDHP) DEMFARM

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

PENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH MELALUI PENERAPAN KOMPONEN TEKNOLOGI PTT DI SULAWESI TENGGARA

SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 2 1 MENINGKATKAN HASIL GABAH. Oleh : Drh. Saiful Helmy

KERAGAAN PRODUKSI PADI MELALUI DEMPLOT VARIETAS UNGGUL BARU DAN IMPLEMENTASI KOMPONEN PTT DI KABUPATEN PURBALINGGA ABSTRAK

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) TA 2015

LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI KABUPATEN TAKALAR TA Ir. Wanti Dewayani, dkk. 1. Pendahuluan

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

Formulir PuPS versi 1.1

PEDOMAN PELAKSANAAN Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi, Jagung, Kedelai dan Kacang Tanah Tahun 2010

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

I. Pendahuluan. II. Permasalahan

Efisiensi Penggunaan Pupuk dan Lahan dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas Padi Sawah

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

TEKNOLOGI SALIBU.

HUBUNGAN PERANAN WANITA TANI DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT)

Prima Tani Kota Palu (APBN) Tuesday, 27 May :32 - Last Updated Tuesday, 27 October :40

KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 13 PADA BERBAGAI AGROEKOLOGI LAHAN SAWAH IRIGASI

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP TAHUN 2015)

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI PADI MELALUI PENDEKATAN PTT DI LAHAN LEBAK KABUPATEN OGAN ILIR SUMATERA SELATAN

Kata kunci: jagung komposit, produktivitas, lahan kering, pangan

Oleh Tim Inovasi Pertanian Bioindustri Spesifik Lokasi. Disampaikan Pada Seminar Proposal Kegiatan 2018 Kusu, 25,26, dan 29 Januari 2018

Transkripsi:

1 RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN: PENDAMPINGAN PROGRAM SLPTT PADI DAN JAGUNG DI KABUPATEN BANTAENG LATAR BELAKANG Baso Aliem Lologau, dkk Luas wilayah Kabupaten Bantaeng sekitar 395,83 km 2, dan jumlah penduduknya 170.057 jiwa dengan rincian Laki-laki sebanyak 82.605 jiwa dan perempuan 87.452 jiwa. Kabupaten ini mempunyai delapan kecamatan yang terbagi atas 46 desa dan 21 kelurahan. Pada bagian utara daerah ini terdapat dataran tinggi pegunungan Lompobattang yang merupakan kawasan pengembangan komoditas hortikultura dataran tinggi, sedangkan di bagian selatan membujur dari barat ke timur terdapat dataran rendah yang meliputi pesisir pantai dan persawahan. Sebagian besar penduduk Kabupaten Bantaeng adalah petani, maka Pemerintah Kabupaten Bantaeng mengembangkan komoditas-komoditas pertanian terutama padi, jagung, kedele, tanaman sayuran dataran tinggi, dan ternak sapi. Luas lahan yang diperuntukkan tanaman padi adalah 7.253 ha, dan lahan untuk pertanaman jagung seluas 15.410 ha. Namun demikian luas panen padi dan jagung mencapai dua kali dari luas lahannya masing-masing adalah 13.023 ha dan 36.178 ha. Hal ini terjadi karena hampir semua pola pertanamannya sudah mencapai IP 200 padi dan IP 200 jagung, dengan tingkat produktivitas masing-masing adalah 5,27 t/ha dan 5,16 t/ha (Anonim, 2006; 2010). Produktivitas tanaman padi dan jagung tersebut diatas masih berpeluang untuk ditingkatkan dengan cara pergantian varietas berdaya hasil tinggi baik inbrida maupun hibrida yang didukung dengan penerapan teknologi spesifik lokasi dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (Suyamto, 2009). Namun demikian belum semua rekomendasi paket teknologi dapat diadopsi dan diterapkan oleh petani. Hal ini disebabkan antara lain adalah diseminasi inovasi teknologi belum efektif dilaksanakan, informasi teknologi

2 belum sampai ke petani atau teknologi yang ada tidak sesuai dengan kondisi setempat. Lambatnya adopsi teknologi oleh petani disebabkan adanya keterbatasan dalam penerapan teknologi tersebut, kondisi sosial ekonomi dan pengetahuan petani serta kebijaksanaan pemerintah dan keterbatasan dalam tindakan operasional yang diterapkan (Made Oka et.al., 1994). Selain itu proses pemasyarakatan pemahaman teknologi di tingkat penyuluh memerlukan waktu yang lama yaitu sekitar dua tahun untuk mencapai 50% penyuluh dan 6 tahun untuk diketahui manfaatnya oleh 80% penyuluh (Nugraha 2006). Untuk mempercepat transfer teknologi kepada petani, maka Kementerian Pertanian menginisiasi Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) padi, jagung, dan kedelai. SLPTT merupakan metode diseminasi teknologi pertanian yang melibatkan petani secara partsipatif aktif dan didampingi oleh pemandu. Dalam pelaksanaan SLPTT padi dan jagung masih terdapat beberapa masalah antara lain adalah penerapan paket teknologi budidaya yang dilaksanakan belum sesuai spesifik lokasi, varietas yang digunakan hanya berdasarkan keinginan/kebiasaan petani, Petani sudah merasa puas atas produksi yang dihasilkan melalui SLPTT padahal produksi tersebut masih bisa ditingkatkan karena masih ada komponen teknologi yang belum diterapkan, kemampuan keuangan petani yang tidak sama, sehingga penerapan teknologinya bervariasi antara petani, jumlah kelompok tani relatif banyak sedangkan petugas pembina/pendamping relatif terbatas (Direktur Budidaya Serealia, 2009). Berdasarkan masalah tersebut diatas, maka dilakukan pendampingan pelaksanaan SLPTT yang terfokus pada pendampingan dan penyebar luasan inovasi teknologi melalui penerapan teknologi pada denfarm, demplot/diplay varietas unggul baru padi dan jagung dan melakukan pelatihan-pelatihan inovasi teknologi pertanian. DASAR PERTIMBANGAN Inovasi teknologi pertanian yang dihasilkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Universitas dan Lembaga-lembaga penelitian lainnya telah banyak tersedia, tetapi belum sepenuhnya dapat diadopsi oleh petani. Lambatnya adopsi inovasi teknologi pertanian tersebut disebabkan adanya

3 keterbatasan dalam penerapan teknologi tersebut, kondisi sosial ekonomi dan pengetahuan petani serta kebijaksanaan pemerintah dan keterbatasan dalam tindakan operasional yang diterapkan (Made Oka et.al., 1994). Salah satu upaya untuk mendorong peningkatan adopsi inovasi teknologi adalah penyebar luasan inovasi teknologi melalui pendekatan SLPTT. Pemasyarakatan inovasi Pengelolaan Tanaman dan Sumber daya secara Terpadu dilakukan dalam bentuk Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT). Implementasinya melalui pendekatan holistik yang bersifat partisipatif dan disesuaikan dengan kondisi spesifik lokasi sehingga tidak semua paket teknologi sesuai untuk diterapkan oleh semua petani dan untuk semua lokasi. SLPTT dilaksanakan secara partsipatif oleh seluruh anggota kelompok tani sehingga penyuluh dan peneliti bertugas sebagai pendamping pelaksanaan, fasilitator, dan menjadi nara sumber dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi oleh petani. Pelaksanaan SLPTT diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani melalui penerapan inovasi teknologi yang cocok untuk kondisi setempat yang dapat meningkatkan hasil gabah dan mutu beras serta menjaga kelestarian lingkungan. Lologau et.al., 2008 melaporkan pendampingan penerapan teknologi PTT di Kabupaten Barru tahun 2008 menunjukkan adanya peningkatan produktivitas 1,1 t/ha gabah kering panen (GKP) dan meningkatkan pendapatan petani 35,6%. Selanjutnya Pramono, et. al. (2005) dan Anonim (2006) mengemukakan bahwa pendekatan model PTT pada padi sawah dengan menerapkan komponen-komponen teknologi budidaya sinergis mampu meningkatkan produktivitas usahatani berupa peningkatan hasil panen GKG yang rata-rata lebih tinggi 1 t/ha dibandingkan pola petani, serta dapat meningkatkan keuntungan usahatani berkisar antara 25 58%. Selain meningkatkan hasil, model PTT juga hemat dalam penggunaan benih, pupuk, dan air irigasi. PERKIRAAN KELUARAN Kaluaran Jangka Panjang: a. Percepatan capaian keberhasilan dan keberlanjutan Program SLPTT.

4 b. Digunakannya minimal 90 % inovasi teknologi pertanian hasil Litbang Pertanian dalam implementasi SLPTT. c. Umpan balik dari pelaku utama dan pelaku usaha Program SLPTT khususnya dari setiap BPTP terkait sebagai bahan untuk saran/usulan Program SLPTT. Keluaran Tahun 2011: a. Diperolehnya 1-2 varietas unggul baru padi yang teradaptasi dengan kondisi agroekositem sawah di Kabupaten Bantaeng. b. Meningkatkan produktivitas padi dan jagung masing-masing diatas 5,0 t/ha dan 5,5 t/ha. c. Diterapkannya minimal 1-4 komponen teknologi PTT padi dan jagung oleh petani peserta SLPTT. HIPOTESA Hipotesa pada Kegiatan Pendampingan Program Strategis Kementerian Pertanian di Kabupaten Bantaeng adalah sebagai beriikut: a. Varietas unggul baru padi dan jagung dapat beradaptasi di lahan pengembangan padi dan jagung. b. Pendampingan SLPTT dapat meningkatkan adopsi teknologi oleh petani. c. Pedampingan SLPTT meningkatkan produktivitas padi dan jagung. METODOLOGI a. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan pendampingan SLPTT padi dan jagung akan dilaksanakan di Kabupaten Bantaeng mulai bulan Januari sampai Desember 2011. Penetapan lokasi demplot SLPTT padi dan jagung berdampingan atau berada disekitar Laboratorium Lapangan SLPTT padi dan jagung. b. Cakupan Kegiatan

5 Jumlah SLPTT di Kabupaten Bantaeng adalah 250 unit SLPTT padi dan 105 unit SLPTT jagung, sedangkan jumlah SLPTT yang akan didampingi masingmasing 30% yaitu 75 unit SLPTT padi dan 31 unit SLPTT jagung. Metode pendampingan yang akan dilakukan pada pendampingan SLPTT adalah: Sebagai nara sumber inovasi teknologi untuk petani peserta SLPTT Penyebar luasan materi penyuluhan/diseminasi kepada BPP/kelompok tani. Melakukan demplot varietas unggul padi dengan luas masing-masing demplot 0,25 ha dan 1 unit demfarm padi yang luasnya 3,5-5,0 ha. Melakukan demplot varietas ungul baru jagung dengan luas masingmasing 0,15 ha, dan 1 unit demplot inovasi teknologi PTT yang luasnya 0,25-1 ha. Pelaksanaan pendampingan disesuaikan dengan jadwal kegiatan dan kebutuhan inovasi teknologi dari kelompok tani peserta SLPTT yang akan didampingi. c. Pendekatan pelaksanaan Semua kegiatan pendampingan dilakukan secara partisipatif petani, sedangkan peneliti dan penyuluh hanya bertugas sebagai fasilitator. Kegiatankegiatan demplot dan denfarm komoditas dilaksanakan di lahan petani. Model pendampingan SLPTT yang akan dilakukan pada kegiatan ini adalah: menjadi nara sumber inovasi teknologi, penyebar luasan materi penyuluhan/diseminasi, introduksi inovasi teknologi pada demfarm, melakukan display varietas unggul baru padi dan jagung, dan melakukan pelatihan. d. Implementasi Teknologi Inovasi teknologi yang didampingi pada SLPTT sesuai dengan inovasi teknologi yang dimuat dalam Pedoman Umum PTT Padi Sawah (Anonim, 2009) dan Pedoman Umum PTT Jagung (Anonim, 2009) Komponen Teknologi PTT Padi yang akan disosialisasikan untuk diterapkan oleh petani peserta SLPTT padi adalah: a. Teknologi dasar: 1. Varietas unggul baru, inbrida atau hibrida.

6 2. Benih bermutu dan berlabel. 3. Pemberian bahan organik melalui pengembalian jerami ke sawah atau dalam bentuk kompos. 4. Pengaturan populasi tanaman secara optimum. 5. Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah. 6. Pengendalian OPT (organisme pengganggu tanaman) dengan pendekatan PHT (Pengendalian Hama Terpadu). b. Teknologi Pilihan: 1. Pengolahan tanah sesuai musim dan pola tanam. 2. Penggunaan bibit muda (< 21 hari). 3. Tanam bibit 1 3 batang per rumpun. 4. Pengairan secara efektif dan efisien. 5. Penyiangan dengan landak atau gasrok. 6. Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok. Komponen teknologi PTT Jagung yang akan disosialisasikan untuk diterapkan pada SLPTT jagung adalah: a. Teknologi Dasar: 1. Varietas unggul baru, hibrida atau komposit. 2. Benih bermutu dan berlabel. 3. Populasi 66.000-75.000 tanaman/ha. 4. Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah. b. Teknologi Pilihan: 1. Penyiapan lahan. 2. Pemberian pupuk organik. 3. Pembuatan saluran drainase pada lahan kering, atau saluran irigasi pada lahan sawah. 4. Pembumbunan. 5. Pengendalian gulma secara mekanis atau dengan herbisida kontak. 6. Pengendalian hama dan penyakit. 7. Panen tepat waktu, pengeringan segera.

7 Paket teknologi yang akan diintroduksi pada demplot dan denfarm tanaman padi adalah: 1. Varietas unggul baru: untuk demplot VUB menggunakan Inpari 7, 10, dan 13, sedangkan pada denfarm menggunakan varietas Inpari 7, 8, 10 dan 13. 2. Penggunaan bibit muda <21 hari. 3. Sistem tanam jajar legowo 2:1 dengan jarak tanam 25 cm x 12,5 cm. 4. Pemupukan berdasarkan PUPS dan BWD. 5. Pengendalian OPT dengan PHT. Pada demplot jagung akan menggunakan paket teknologi sebagai berikut: 1. Olah tanah sempurna. 2. Varietas unggul baru yang digunakan adalah Bima 3. 3. Populasi 66.000-75.000 tanaman/ha (jarak tanam 80 cm x 25 cm). 4. Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah. Dosis pupuk yang digunakan adalah 400 kg Urea, 200 kg SP-36, 100 kg KCl, dan 50 kg ZA, dan apabila pupuk tunggal tidak tersedia maka digunakan 400 kg Phonska dan 300 kg Urea per hektar. 5. Pembuatan saluran drainase pada lahan kering. 6. Pengendalian OPT dengan PHT. e. Pelatihan Salah satu cara untuk mentransfer teknologi kepada pengguna dalam pendampingan SLPTT adalah kegiatan pelatihan. Pelatihan akan mengikutkan 100 peserta yang berasal dari unsur petani, penyuluh, dan Dinas Pertanian dan Peternakan. Materi pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan petani, dan permasalahan yang ada di lapangan. f. Jenis data yang diamati Parameter yang diamati adalah efektivitas SLPTT, efektivitas demplot padi dan jagung, dukungan perbenihan padi dan jagung, perkembangan produktivitas

8 padi dan jagung, kinerja koordinasi pendampingan, respon petani terhadap pelaksanaan pendampingan SLPTT. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan statistik deskriptif. g. Pelaporan Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengukuran parameter pengamatan pada kegiatan pendampingan SLPTT maka disusun laporan hasil kegiatan sebagai bukti pertanggung jawaban pelaksanaan kegiatan dan bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan dalam penerapan inovasi teknologi. ALOKASI ANGGARAN No Mata Anggaran Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) 1. Belanja Bahan: - ATK, computer supplies SLPTT 1 paket 2.400.000 2.400.000 - Fotokopi, jilid, dokumentasi dll 1 paket 1.600.000 1.600.000 - Bahan Demplot 1 paket 19.500.000 19.500.000 - Bahan Pelatihan 1 paket 3.000.000 3.000.000 Jumlah 26.500.000 2. Belanja Operasional lainnya - Pelatihan 2 Paket 9.000.000 18.000.000 Jumlah 18.000.000 3. Belanja Perjalanan: - Pelaksanaan demplot, pendampingan SLPTT padi dan jagung, dan pelatihan 110 OH 350.000 38.500.000 Jumlah 38.500.000 Total 83.000.000

9 RENCANA OPERASIONAL Jadwal Palang Rencana Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan Program Strategis Kementerian Pertanian di Kabupaten Bantaeng adalah sebagai berikut: No. Uraian Kegiatan 1. Persiapan 2. Koordinasi dan sosialisasi/ penentuan CPCL demplot dan pendampingan 3. Hunting lokasi/koordinasi PPL setempat dan kelompok tani 4. Pelaksanaan pendampingan SLPTT padi dan jagung 5. Pelaksanaan demplot/denfarm padi, 6. Pengamatan parameter pada setiap kegiatan 7. Pelatihan 8. Analisis data 9. Seminar dan pembuatan laporan Bulan Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 ORGANISASI PELAKSANA Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan No. 117/OT.140/1.10.21/02/2011, tanggal 1 Pebruari 2011, tentang Pembentukan Koordinator Kabupaten dan Pelaksana Kegiatan Pendampingan Program Strategis Kementerian Pertanian pada BPTP Sulawesi Selatan, maka pelaksana kegiatan pendampingan di Kabupaten Bantaeng adalah: Penanggung No Jawab,dan Anggota Pelaksana 1. Ir. Baso Aliem Lologau, M.Si Pendidikan Akhir Bidang Keahlian Jenjang Fungsional Alokasi Waktu (%) 30 S2 Entomologi Peneliti Madya 2. Ir. Armiati, MP S2 Sosek Peneliti Muda 30 Pertanian 3. Ir. Ruchjaniningsih, S2 Pemuliaan Peneliti Muda 30 MP tanaman 5. Supardi SLTA Teknisi - 50 6. Sadorra SLTA Teknisi - 50

10 DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2006. Profil dan Potensi Bantaeng Butta Toa. http://bantaeng.co.id. Anonim. 2006a. Sistem Produksi Padi Hemat Input. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor. Vol.28, No.2. 2006. Anonim. 2009. Pedoman Umum PTT Jagung. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian. Anonim. 2009a. Pedoman Umum PTT Padi Sawah. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian. Anonim. 2010. Kebijakan Pembangunan Pertanian Kabupaen Bantaeng. Dinas Pertanian Dan Peternakan Kabupaten Bantaeng. Direktur Budidaya Serealia. 2009. Dukungan Pendampingan yang Diharapkan dari Peneliti pada SLPTT Padi dan Jagung Tahun 2009. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian. Lologau, B.A., W. Halil, S. Bahar, dan B. Bachtiar. 2008. Program Rintisan Dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian Pada Agroekosistem Lahan Sawah Semi Intensif Di Kelurahan Sepee, Kabupaten Barru. Laporan Kegiatan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Made Oka A., I. Manwan, S. Saenong, M.N. Noor dan Y. Makmun. 1994. PenelitianPengembangan: Prosedur Pelaksanaan dan Evaluasi Hasil Penelitian. Disampaikan pada Pelatihan Peningkatan Manajemen Suberdaya Manusia di BLPP Wonocatur, Yogyakarta. Nugraha, U.S. 2006. Perkembangan Implementasi Prima Tani 2005-2006 dan Rencana Evaluasi 2007. Makalah disampaikan pada Apresiasi Manajemen dan Konsep Prima Tani untuk Manajer Laboratorium Agribisnis. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pramono, J., Basuki, S., dan Widarto. 2005. Upaya Peningkatan Produktivitas Padi Sawah Melalui Pendekatan Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu. Agrosains 7(1): 1-6, 2005 Suyamto. 2009. Pelaksanaan Pendampingan/Pengawalan Teknologi Tanaman Pangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian.