BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perlu kiranya pendidikan dasar mendapat perhatian yang khusus dan sungguhsungguh

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan gerak insani (human movement)

BAB I PENDHULUAN. Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai

Pendapat lain diutarakan oleh Rosdiani (2013, hlm. 72)yang menyatakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Gymnastics. Sedangkan Imam Hidayat dalam Hendra Agusta (2009: 9), mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan suatu pelajaran yang identik dengan. kegiatan jasmani dimanadi dalam pelaksanaannya banyak menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada pencapaian

MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BALING-BALING MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN 2 CIBOGO WALED

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional. Salah satu diantaranya adalah

I. PENDAHULUAN. Melalui penjas yang diarahkan dengan baik, anak-anak akan mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATKAN KEMAMPUAN SENAM GULING DEPAN DENGAN PEMBELAJARAN BERVARIASI PADA SISWAKELAS 4 SDN KREBET 3MASARANSRAGEN TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani adalah olahraga yang sangat penting keberadaannya

I. PENDAHULUAN. Proses hidup manusia adalah proses berkembang, manusia akan terus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. jasmani di mana di dalam pelaksanaannya banyak menggunakan fisik atau

I. PENDAHULUAN. warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sekolah merupakan salah satu wadah yang berfungsi untuk mengembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. aspek kepribadian dan kehidupannya. Hal ini sesuai dengan isi Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan bahkan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul betul

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kondisi dan karakter siswa. Dengan melihat secara langsung, anak

I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan jaman. Sehubungan dengan hal itu peningkatan kualitas. agar kualitas manusia yang diharapkan dapat terwujud.

I. PENDAHULUAN. fisik, intelektual, emosional, sosial dan moral-spiritual. Pendidikan jasmani

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. secara sistematis dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gymnastics yang artinya: untuk menerangkan bermacam-macam gerak. yang dilakukan oleh atlet-atlet yang telanjang.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

I. PENDAHULUAN. hidup bangsa dan negara. Pada Negara-negara yang masih berkembang,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani sebagai bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang

IMPLEMENTASI AKTIVITAS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA KETERAMPILAN GULING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam uasaha pencapaian tujuan pembelajaran perlu diciptakan adanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Zulia Rachim, 2013

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting bagi manusia untuk menunjang dalam

I. PENDAHULUAN. gerak. Penguasaan kemampuan gerak dasar akan mendasari keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong. perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, agar menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan. Pembekalan pengalaman belajar diarahkan untuk membina, sekaligus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi belakangan ini sangat

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu gerakan senam lantai yang diajarkan pada tingkat sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang,

5. Berkaitan dengan keterampilan seperti kelentukan, daya tahan otot, daya tahan kardiorespiratori, keseimbangan, koordinasi, dan persepsi kinestetik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk membekali siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani adalah olahraga yang sangat penting keberadaannya dalam

BAB I PENDAHULUAN. nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat

Jurnal Kejaora, Volume 1 Nomor 2 November 2016, ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha para pendidik yang menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dilakukan guru sebagai pengajar. Mengajar merupakan suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak positif dalam aspek kehidupan manusia. indonesia perlu memiliki warga yang bermutu atau berkualitas tinggi.

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada. pendidik berupaya meningkatkan profesionalisme dan kualitas mengajarnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. sengaja dan berencana, disusun secara sistematis dengan tujuan

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia selalu membawa anggota tubuhnya kesetiap tempat untukbergerak sambil berinteraksi dengan lingkungannya. Proses perpindahan tubuh ini sering disebut dengan aktivitas fisik. Sesuai dengan hak asasi manusia (HAM), setiap orang memiliki hak kebebasan untuk beraktivitas secara fisik. Atas dasar itu, setiap orangmemiliki hak terhadap aktivitas jasmani untuk pengembangan pribadi seutuhnya Oleh karena itu, aktivitas jasmani difasilitasi oleh institusi pendidikan melalui pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga dari mulai taman kanak-kanak, pendidikan sekolah dasar, menengah, hingga perguruan tinggi Pendidikan jasmani juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan yang di dalamnya ada proses pembelajaran. Pendidikan jasmani mengajak siswa untuk dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan keinginannya. Akan tetapi kenyataan di lapangan mengakibatkan pendidikan jasmani menjadi suatu pelajaran yang menjenuhkan, monoton, membosankan, dan melelahkan serta tidak relevan dengan konsep pendidikan jasmani.itu sendiri. Sebagai contoh, ketika seorang guru pendidikan jasmani memberikan pembelajaran guling depan, guru pendidikan jasmani harus memberikan pembelajaran dengan gerakan orientasi terlebih dahulu sebelum memulai pembelajaran inti. Sebelum melakukan gerakan guling depan, guru pendidikan jasmani memberikan gerakan yang menjurus ke gerakan guling depan seperti berguling ke samping dengan posisi tubuh melingkar, dan gerakan menungging, sehingga anak merasa tugas geraknya tidak terlalu sulit, tetapi tetap menantang dan menyenangkan. Abdul Gafur (1983:6) dalam Abdullah dan Manadji (1994:5) memaparkan bahwa Pendidikan Jasmani adalah: 1

2 Suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan pendidikan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan untuk meningkatkan kesegaran jasmani, penguasaan keterampilan gerak dan kerja organ tubuh, yaitu peredaran darah, jantung dan sistem pernafasan serta mengembangkan aspek kognitif (pengetahuan), dan mengembangkan aspek apektif (sikap). Melalui Pendidikan Jasmani yang diarahkan dengan baik, anak akan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial dan menyumbang pada kesehatan fisik, dan mental. Hal ini merupakan suatu realita yang menjadi tantangan bagi para guru sekolah dasar untuk dapat menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif bagi anak usia sekolah dasar (SD). Guru pendidikan jasmani sekolah dasar harus mengetahui dan memahami karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak sekolah dasar itu sendiri. Kemudian guru pendidikan jasmani pun harus mengetahui dan memahami strategi pembelajaran yang tepat untuk anak sekolah dasar. Hal tersebut merupakan nilai lebih, sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar.melalui program pendidikan jasmani yang teratur, terencana, dan terbimbing diharapkan dapat tercapai tujuan yang meliputi pertumbuhan dan perkembangan aspek jasmani, intelektual, emosional, sosial, dan moral yang optimal. Ruang lingkup pengajaran Pendidikan Jasmani yang diajarkan di Sekolah Dasar, mulai dari kelas I sampai VI, pada setiap semesternya ditekankan pada upaya untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, emosional, mental, dan sosial. Jenis-jenis kegiatan yang diajarkan di Sekolah Dasar salah satunya adalah pembelajaran senam. Senam adalah aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Melakukan senam dengan cara yang benar

3 dan teratur dalam waktu yang cukup, akan merasakan adanya perubahan, misalnya pada daya tahan ototnya, kekuatannya, kelentukannya, keseimbangannya, dan juga kesiapannya untuk melakukan gerak. Namun, kenyataan di lapangan, pembelajaran senam merupakan pembelajaran yang kurang diminati oleh peserta didik. Permainan olahraga seperti sepak bola, bola voli, bola basket, dan bulu tangkis selalu menjadi primadona bagi peserta didik. Melihat kenyataan ini, sudah seharusnya guru pendidikan jasmani dapat menciptakan pembelajaran senam yang menarik, menantang, namun mudah dan menyenangkan. Berdasarkan hasil observasi di SDN Karapyak I Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang pada saat pembelajaran guling depan, peneliti mendapatkan beberapa permasalahan. Adapun permasalahannya diantaranya sebagai berikut; 1) Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan guling depan, meskipun dalam proses pembelajarannya guru telah mendemonstrasikan gerakan guling depan. 2) Kurangnya rasa percaya diri dalam melakukan gerakan guling depan. Hal ini disebabkan karena siswa sangat jarang dalam melakukan gerakan guling depan, sehingga pada saat melakukan gerakan guling depan siswa cenderung tidak memiliki keyakinan untuk dapat melakukan gerakan guling depan. Contohnya ada beberapa murid yang belum apa-apa sudah merasa tidak mampu. Ini dikarenakan kurangnya rasa percaya diri dan besarnya rasa rendah diri. 3) Beberapa siswa merasa takut untuk melakukan gerakan guling depan. Hal ini dikarenakan siswa takut akan jatuh. Menjaga atau menolong tepat pada saatnya, akan menekan rasa takut tersebut. Untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar guling depan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, penulis mencoba menggunakan media bantu sederhana sebagai acuan untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar guling depan bagi siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani. Dengan menggunakan media bantu sederhana, siswa bisa lebih termotivasi dan terbantu dalam melakukan gerakan guling depan. Selain itu, media bantu

4 sederhana diharapkan dapat merangsang kemampuan berpikir siswa, dan untuk meningkatkan keberanian siswa dalam melakukan gerakan guling depan, sehingga media bantu tersebut akan berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Media bantu sederhana yang digunakan adalah media yang ditinjau dari cara penggunaannya yang tidak sulit. Dalam pelaksanaan pembelajaran guling depan, penulis menggunakan tiga media bantu sederhana, seperti ban dalam sepeda, spon, dan bola karet. Ban dalam sepeda digunakan pada posisi awal melakukan gerakan guling depan, fungsinya adalah untuk membantu tubuh tetap melingkar bulat ketika melakukan gulingan. Sementara spon, fungsinya untuk membantu dagu tetap menempel pada dada. Sedangkan bola karet, fungsinya supaya posisi kaki tetap rapat ketika melakukan gerakan guling depan. Berdasarkan hasil observasi di SDN Karapyak I tentang pembelajaran guling depan, maka didapatkan hasil data awal siswa kelas IV dalam melakukan gerakan guling depan, yaitu sebagai berikut: Tabel 1.1 Hasil Tes Awal Kemampuan Guling Depan Aspek yang Dinilai No Nama Siswa Sikap Awal Pelaksanaan Sikap Akhir Ket 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 T BT 1 Marita 6 50 2 Isna 6 50 3 Nurul 7 58 4 Fitria 6 50 5 Ninis 7 58 6 Ina 8 66 7 Rena 6 50 8 Alisya 9 75 9 Delia 8 66 10 Rifa 6 50 11 Sri 5 42 12 Haiva 6 50 13 Hafid 8 66 14 Tisna Sutisna 6 50 15 Dzikry 7 58 16 Yogi 9 75 17 R zamaludin 3 25 18 R zaelani 8 66 19 M fahrudin 7 58 20 Fahmi 6 50 21 Muklas 8 66 22 Fadil 9 75 23 Dani 8 66 24 Ilham 8 66 25 Ahmad 8 66 26 Dadi 7 58 27 Mahbub 9 75 Jumlah 4 23 Presentase % 14,80 85,20 Skor Nilai

5 Keterangan : T BT = Tuntas = BelumTuntas Skor Ideal = 12 Nilai KKM = 70 Skor yang diperoleh Nilai= X 100% Skor Ideal Jikasiswamendapatnilai 70 dikatakantuntas. Jikasiswamendapatnilai 70 dikatakantidaktuntas. Berdasarkan hasil tes guling depan pada tabel 1.1, bisa dilihat bahwa hanya 4 siswa atau 14,80 yang lulus dari 27 siswa. Ditinjau dari permasalahan tersebut, peneliti memberikan tindakan untuk pembelajaran guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar guling depan. Salah satu bentuk pembelajarannya adalah melakukan guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana. Dari paparan di atas, maka penulis mengambil judul Meningkatkan Gerak Dasar Guling Depan Dengan Menggunakan Media Bantu Sederhana Di Kelas IV SDN Karapyak I Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang. B. Rumusan dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, yang mengacu pada judul Meningkatkan gerak dasar guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana, penulis merumuskan masalah secara umum dari permasalahan yang timbul dalam pembelajaran guling depan, penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut; a. Bagaimana perencanaan pembelajaran gerak dasar guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana di kelas IV? b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran gerak dasar guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana di kelas IV?

6 c. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana di kelas IV? d. Bagaimana peningkatan hasil belajar gerak dasar guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana di kelas IV? 2. Pemecahan Masalah Adapun upaya untuk memecahkan permasalahan yang dirumuskan di atas perlu dilaksanakan bentuk pembelajaran yang dapat menyelesaikan permasalahan tersebut melalui Penelitian Tindakan Kelas. Dalam penelitian ini, masalah yang timbul berkaitan dengan hasil belajar siswa tentang gerak dasar guling depan. Mengacu dari akar permasalahan tersebut, maka peneliti berkeyakinan bahwa untuk mengatasi permasalahan tersebut, sangat tepat apabila menggunakan media bantu sederhana. Tahapan penerapan pembelajaran guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana adalah sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan Dalam tahap perencanaan ini, peneliti terlebih dahulu menyusun persiapanpersiapan yang akan dilaksanakan dalam penelitian. Persiapan disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik. Materi yang akan disampaikan berkaitan dengan pembelajaran senam lantai, yaitu guling depan. Dimana dalam pelaksanaan pembelajaran ini peneliti akan menggunakan media bantu sederhana yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran guling depan. b. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan ini, peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media bantu sederhana seperti ban dalam sepeda, spon, dan bola karet. Dimana tujuan penggunaan media bantu sederhana ini untuk mempermudah siswa melakukan gerakan guling depan c. Aktivitas Siswa Pembelajaran guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana memberikan nuansa yang berbeda pada aktivitas siswa dilapangan. Minat siswa terhadap pembelajaran menjadi lebih tinggi. Dengan adanya media bantu

7 sederhana, siswa menjadi lebih tertarik untuk memecahkan keingintahuan mereka terhadap media bantu sederhana yang ada disekitarnya. Sehingga aktivitas siswa terhadap pembelajaran guling depan jauh lebih baik. d. Hasil belajar siswa Peran media bantu sederhana memberikan hasil yang positif, terutama pada peningkatan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran guling depan. Adapun hasil yang ingin dicapai dalam pembelajaran guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana adalah sebagai berikut: 1) Daya ingat siswa lebih tahan lama terhadap pembelajaran guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana. Sehingga kemampuan siswa dalam melakukan guling depan menjadi lebih baik. 2) Apa yang disampaikan guru melalui media bantu sederhana dapat dicerna/dimengerti siswa dengan baik. C. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui perencanaan yang dilakukan sebelum memulai proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar, khususnya pembelajaran gerak dasar guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana. 2. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana. 3. Mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana. 4. Mengetahui peningkatan hasil pembelajaran gerak dasar guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dalam penelitian, yaitu :

8 1. Bagi Siswa a. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan siswa tidak lagi mengalami kesulitan dalam melakukan guling depan. b. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan siswa dapat memiliki kemampuan gerak dasar guling depan yang baik dalam pembelajaran pendidikan jasmani, sebagai pengaruh dari media bantu sederhana. c. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan rasa takut siswa dalam melakukan guling depan dapat berkurang. d. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan siswa bisa lebih termotivasi dalam melaksanakan pembelajaran guling depan pada saat mengikuti mata pelajaran pendidikan jasmani. e. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan rasa percaya diri siswa dapat meningkat dalam pembelajaran pendidikan jasmani. 2. Bagi Guru a. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan guru pendidikan jasmani bisa lebih kreatif dalam menciptakan media pembelajaran untuk berjalannya proses kegiatan belajar mengajar. b. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan guru pendidikan jasmani bisa lebih memahami akan pentingnya media bantu sederhana pada pembelajaran pendidikan jasmani, khususnya pada pembelajaran guling depan. 3. Bagi Sekolah a. Dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam peningkatan hasil belajar siswa, khususnya dalam pembelajaran guling depan. b. Dapat dijadikan bahan evaluasi tentang keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar. 4. Bagi Lembaga a. Dapat dijadikan sebagai acuan untuk dapat memberikan suntikan motivasi untuk menciptakan tenaga pengajar yang berkualitas di masa yang akan datang.

9 b. Dapat diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya dalam pembelajaran guling depan. 5. Bagi Peneliti a. Pribadi 1) Dapat memperoleh data dan informasi yang transparan tentang permasalahan-permasalahan di dalam proses kegiatan belajar mengajar pada siswa kelas IV dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani. 2) Dapat memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman dalam menyusun karya ilmiah. 3) Dapat memberikan pengetahuan baru tentang karakteristikkarakteristik siswa kelas IV dalam mengikuti proses pembelajaran pendiidikan jasmani. b. Peneliti lain 1) Dapat dijadikan sebagai sumber atau referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian selanjutnya. 2) Dapat memperoleh pengetahuan baru tentang pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pada pembelajaran guling depan. E. Batasan Istilah Untuk menghindari salah penafsiran terhadap pokok permasalahn yang diteliti ini, berikut ini akan dijelaskan beberapa istilah-istilah yang perlu diketahui kejelasannya. Yaitu sebagai berikut : Gerak Dasar adalah aksi atau proses perubahan letak gerak atau posisi ditinjau dari suatu titik tertentu sebagai pedomannya. (Katharine F.Wells dan Kathryn Luttgens, 1976) Guling Depan adalah menggelundungkan diri ke depan. Badan menggelundung mulai dari pundak, punggung, panggul, kembali ke sikap asal yaitu jongkok. Prinsip gerakan ini ialah badan harus bulat (Uhamisastra, 2010:118).

10 Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak. (Gafur, 1983:6). Senam adalah suatu latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis. (Hidayat, 1995). Senam Lantai adalah senam yang gerakannya berputar di matras tanpa menggunakan perkakas atau alat, artinya suatu gerakan yang dilakukan dalam ruang atau arena untuk menjaga keamanan dan keselamatan bagi anggota tubuh. (Sukiyo dalam Imam (1992:12)). Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. (Sadiman,2002:6). Media Bantu Sederhana adalah media yang bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit. (Syaiful, 2002)