BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hasil analisa deskriptif kualitatif ketujuh aspek yang diteliti terhadap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kebijakan dan target untuk mendukung pengembangan dan penyebaran teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di D.I. Yogyakarta pada

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

III. METODE PENELITIAN

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

VII. RENCANA KEUANGAN

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI. yang siap beroperasi termasuk untuk start up dan modal kerja. Suatu pabrik yang

A. Kerangka Pemikiran

BAB IX INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI. yang siap beroperasi termasuk untuk start up dan modal kerja. Suatu pabrik yang

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

BAB I PENDAHULUAN. Studi kelayakan pengembangan pabrik lampu neon electronic (Ne) Sukoharjo Solo. Disusun oleh : NIM. I

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

VIII. ANALISIS FINANSIAL

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

IV METODOLOGI PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

Gambar 9 Sistem penunjang keputusan pengembangan klaster agroindustri aren.

BAB. IX INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI. keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik

CONTOH PERHITUNGAN. (Hasil ini didapat dari hasil perhitungan dan survey) Untuk tahun ke-1 sebesar 45 %. (Sumber PT. Dharmapala Usaha Sukses)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Agribisnis menurut Arsyad dalam Firdaus (2008:7) adalah suatu kesatuan

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

III KERANGKA PEMIKIRAN

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

IV. METODE PENELITIAN

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

VIII. ANALISIS FINANSIAL

DAFTAR ISI. BAB III LANDASAN TEORI Pengertian Investasi Evaluasi Proyek... 9

Studi Kelayakan HOTEL BERBINTANG di PROVINSI KEPULAUAN RIAU, Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms) Nama Perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB VI ANALISA EKONOMI

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR


ANALISA PEMBUKAAN CABANG BARU PADA CV. BU DENA CATERING. Nama : Mamih Mayangsari Npm : Kelas : 3EA24

BAB VI ANALISIS EKONOMI

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI HOTEL: STUDI KASUS HOTEL X DI YOGYAKARTA

PERHITUNGAN HARGA SEWA DAN SEWA-BELI RUMAH SUSUN SEDERHANA SERTA DAYA BELI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DI DKI JAKARTA

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

III. METODE PENELITIAN

PRARANCANGAN PABRIK ACRYLAMIDE DARI ACRYLONITRILE MELALUI PROSES HIDROLISIS KAPASITAS TON/TAHUN BAB VI ANALISA EKONOMI

STUDI KELAYAKAN USAHA PADA PEMBUKAAN CABANG BARU TOKO BANGUNAN SINAR MULIA 2. Rendy Niechual

BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Gambar 5.2 Skema Pembiayaan Rumah Susun Studi dengan Menggunakan Pola Swasta

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL

BAB I PENDAHULUAN. telah dibuka maka investasi harus terus dilanjutkan sampai kebun selesai

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi

EVALUASI EKONOMI. Evalusi ekonomi dalam perancangan pabrik meliputi : Modal yang ditanam Biaya produksi Analisis ekonomi

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun BAB VI ANALISIS EKONOMI

III. METODE PENELITIAN

BAB VI ANALISA EKONOMI

BAB IX INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

EVALUASI INVESTASI PADA PT. IMAN SERTA SEMINAR PENULISAN ILMIAH

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan. Menggambar alat. Memilih bahan yang akan digunakan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil análisis dan pembahasan terhadap kelayakan investasi PT. ABC

BAB VI ANALISA EKONOMI

ANALISIS KELAYAKAN PERLUASAN USAHA PEMASOK IKAN HIAS AIR TAWAR Budi Fish Farm Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Oleh: DWIASIH AGUSTIKA A

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

BAB I PENDAHULUAN. ini tentu akan meningkatkan resiko dari industri pertambangan.

TINJAUAN KELAYAKAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN NET PRESENT VALUE METHOD DAN INTERNAL RATE OF RETURN METHOD

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA RUMAH KOST WISMA YULIA. Irma Yulia Dewi

BAB VI ANALISA EKONOMI

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Prarancangan Pabrik Vinyl Chloride monomer Dengan Proses Pirolisis Ethylene Dichloride Kapasitas Ton/ Tahun BAB VI ANALISA EKONOMI

BAB VI ANALISA EKONOMI

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB XI PENGELOLAAN KEGIATAN

TUGAS PERANCANGAN PABRIK METHANOL DARI GAS ALAM DENGAN PROSES LURGI KAPASITAS TON PER TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. produksi daging ayam dinilai masih kurang. Berkenaan dengan hal itu, maka

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

1.1 Latar Belakang Penelitian. menjadi bagian yang tak terpisahkan dari arsitektur. Ketergantungan bangunan

ANALISIS FINANSIAL PADA INVESTASI JALAN TOL CIKAMPEK-PADALARANG

PRARANCANGAN PABRIK DIMETIL ETER PROSES DEHIDRASI METANOL DENGAN KATALIS ALUMINA KAPASITAS TON PER TAHUN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif

A Modal investasi Jumlah (Rp) 1 Tanah Bangunan Peralatan Produksi Biaya Praoperasi*

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN NECIS LAUNDRY

Prarancangan Pabrik Sikloheksana dengan Proses Hidrogenasi Benzena Kapasitas Ton/Tahun BAB VI ANALISA EKONOMI

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran... 75

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.I Kesimpulan Hasil analisa deskriptif kualitatif ketujuh aspek yang diteliti terhadap industri manufaktur fotovoltaik di China dapat disimpulkan bahwa China sangat maju dalam industri fotovoltaik. Dalam aspek hukum dan kebijakan, China merancang sejumlah kebijakan di berbagai sektor untuk mengembangkan potensi pasar dalam negeri dan mendukung tumbuhnya industri lokal, seperti kebijakan penyebaran pemanfaatan fotovoltaik, kebijakan pendanaan baik berupa subsidi feed-in tariff (FIT), pembebasan/pengurangan pajak, bantuan investasi awal, dan kebijakan pemerintah daerah dalam mendukung kebijakan pusat. Dalam aspek pasar dan pemasaran menunjukkan bahwa China mendapatkan keuntungan dari pasar Eropa, sehingga industri fotovoltaik (PV) China berkembang pesat sejak 2004 dan menjadi negara dengan produsen PV terbesar di dunia. Dari aspek teknis diketahui bahwa seluruh pabrik terkait rantai produksi fotovoltaik telah dimiliki China. Mulai dari pabrik polysilicon, pabrik ingot dan wafer, pabrik sel surya, dan pabrik panel surya. Aspek keuangan industri manufaktur fotovoltaik di China menunjukkan bahwa harga panel surya di China menurun sebanyak 87% dalam enam tahun terakhir, sehingga turut berpengaruh terhadap penurunan harga panel surya dunia. Kebijakan pengembangan dan pemanfaatan fotovoltaik dipengaruhi oleh perintah top-down yang sangat kuat, menyebabkan aspek 178

179 manajamen dan organisasi di China sangat terkendali sehingga target target dapat tercapai tepat waktu. Dari aspek ekonomi sosial, pertumbuhan industri fotovoltaik yang pesat praktis menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat. Dan dalam aspek dampak lingkungan, dukungan terhadap pengembangan pemanfaatan fotovoltaik dan industrinya menunjukkan komitmen China untuk mengurangi intensitas karbon sebesar 40% sampai 45% pada tahun 2020. Sementara di Indonesia, aspek hukum dan kebijakan mengenai energi terbarukan masih merupakan bagian dari kebijakan energi nasional dan beberapa produk hukum baru berupa peraturan menteri terkait fasilitas pajak dan skema feed-in tariff untuk pembangkit listrik tenaga fotovoltaik. Beberapa produk hukum ini dipandang belum cukup memadai untuk pengembangan industri manufaktur fotovoltaik di Indonesia. Aspek pasar dan pemasaran di Indonesia menunjukkan bahwa target instalasi kumulatif BP-PEN 2005 2025 pada tahun 2013 tidak tercapai sehingga menunjukan bahwa potensi pasar di Indonesia cukup besar untuk dapat memenuhi target target tersebut. Dalam aspek teknis, industri fotovoltaik Indonesia baru mampu melakukan pada tahap hilir, yaitu memproduksi panel surya dan mengintegrasikannya menjadi PLTS serta hanya terdapat enam industri PV di Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Pabrikan Modul Surya Indonesia (APAMSI). Dalam aspek keuangan diketahui bahwa harga panel surya buatan dalam negeri belum dapat bersaing dengan harga panel surya impor. Aspek manajemen dan organisasi menunjukkan proses penyusunan kebijakan energi nasional melibatkan berbagai instansi terkait di bidang keenergian dari Pemerintah, pemerintah daerah, Badan Usaha Milik

180 Negara (BUMN), perguruan tinggi, asosiasi perusahaan dan jasa keenergian, perwakilan negara sahabat dan organisasi energi internasional. Dalam aspek ekonomi sosial menunjukkan bahwa industri manufaktur fotovoltaik di Indonesia tidak mengalami pertumbuhan yang signifikan karena pemerintah tidak memberikan pasar yang jelas. Dan dalam aspek dampak lingkungan, Indonesia juga telah berkomitmen dalam menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 26% pada tahun 2020 dari tingkat Business as Usual (BAU). Dari hasil analisis teknologi menggunakan metode grid analisis, didapatkan bahwa industri fotovoltaik yang layak di Indonesia untuk saat ini adalah pabrik panel surya jenis crystalline. Hasil analisis potensi pasar berdasarkan KEN 2010 2050 menunjukkan bahwa untuk memenuhi 50% kekurangan pasar di 2020, maka dirancang pabrik panel surya dengan kapasitas 300 MWp per tahun. Dalam analisis finansial dengan metode Return Of Investment (ROI), Pay Out Time (POT), Break Even Point (BEP), Shut Down Point (SDP), Net Present Value (NPV), dan Internal Rate of Return (IRR) menunjukkan nilai ROI diatas 40%, POT yang cepat, NPV positif, IRR diatas bunga bank dan BEP serta SDP yang layak secara finansial. Hasil analisis sensitivitas terhadap tiga parameter yakni harga jual, bunga bank dan kapasitas produksi/volume penjualan menunjukkan bahwa parameter kelayakan finansial sangat sensitif terhadap kapasitas produksi/volume penjualan. Oleh karena itu diperlukan skema pengembangan pasar untuk meningkatkan permintaan panel surya dalam negeri. Keberadaan pabrik panel surya berskala besar dapat memunculkan efek berantai yang cukup signifikan dan meningkatkan perekonomian negara. Pada

181 akhirnya, peningkatan kegiatan perekonomian dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan negara. V.2 Saran Ketidakpastian akan potensi pasar domestik dan ketidakstabilan iklim kebijakan yang kuat menyebabkan investor kurang tertarik untuk berinvestasi di bisnis fotovoltaik. Beberapa rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan peluang pasar domestik dan meningkatkan daya tarik untuk investor diantaranya adalah membuat kebijakan khusus energi terbarukan, pengembangan segmen pasar yang telah ada, kebijakan solar roof, building attached PV (BAPV), dan building installed PV (BIPV), serta kebijakan untuk mendukung industri fotovoltaik baik berupa pembebasan pajak impor, pengurangan persentase setoran pajak, pembebasan bunga pinjaman, maupun bantuan modal awal. Beberapa saran untuk penelitian selanjutnya adalah : 1. Perlu dilakukannya penelitian mengenai potensi pasar panel surya dalam negeri secara lebih detail, seperti : a. potensi pasar untuk listrik pedesaan b. potensi pasar solar roof untuk perumahan berdasarkan izin mendirikan bangunan (IMB) c. potensi pasar building attached PV dan building installed PV d. potensi pemasangan solar farm

182 2. Perlu dilakukan lebih intensif penelitian mengenai kebijakan apa saja yang perlu diterapkan untuk mendukung tumbuhnya pasar fotovoltaik domestik dan industri dalam negeri yang lebih mandiri