III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Xaverius 2 Bandarlampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4

III. METODE PENELITIAN. pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Kelas VIII di SMP

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.

A. Populasi dan Sampel

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Bandar Lampung yang terletak di Jl.

III. METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

III. METODE PENELITIAN. yang terdiri dari 7 kelas yaitu kelas VIIIA - VIIIG. Pengambilan sampel dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di SMP

METODE PENELITIAN. terdiri dari 6 kelas jurusan manajemen (Akuntansi, Pemasaran dan Perkantoran).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung. Populasi yang

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Mitra Bakti

III. METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Anak Ratu Aji, Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013 yang

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 2

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri I Ketapang. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri I Ketapang yang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Matlaul Anwar Padangcermin.

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung. Kelas X di SMK Muhammadiyah 2 Bandar Lampung terdiri

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Pringsewu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 31 Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung yang berlokasi di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 28 Bandar Lampung.

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Jurusan Bangunan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Mathla ul Anwar Gisting. Populasi dalam

METODE PENELITIAN. sebanyak 145 siswa yang terdistribusi ke dalam lima kelas (VIII A VIII E).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP IT Nurul Iman Pesawaran yang terletak di di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester

III. METODE PENELITIAN. Pringsewu yang terdiri dari enam kelas, yaitu VIII-1 sampai VIII-6 dengan ratarata

III. METODE PENELITIAN. SMPN 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari enam kelas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang terletak di

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Metro

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 23

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Al-Hikmah

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 03 Februari 2014 sampai dengan 7 Juli 2014

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bandarlampung Kota Bandar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP TMI Roudlotul Qur an Metro yang terletak di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bangunrejo. Populasi yang diteliti

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap SMP

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII MTs Al-Hikmah Bandar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 20 Bandarlampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Ajaran 2013/2014 sebanyak 317 siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 13 Bandarlampung yang beralamat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 25 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 17 Bandarlampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 25 Bandarlampung yang terletak di Jl.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen semu (quasi experiment). Kelompok

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI Jurusan Bangunan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Darul Huffaz Pesawaran yang terletak di jalan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Terbanggi Besar. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Gajah Mada

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pekalongan. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 1 Terusan Nunyai yang terletak

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Tunas Mekar Indonesia yang terletak di Jalan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SMP Negeri 7 Kotabumi. Populasi yang diambil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar.

III. METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 12 Bandarlampung

METODE PENELITIAN. Bandar Lampung. Kelas VIII di SMP Negeri 24 Bandar Lampung terdiri dari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Trimurjo yang terletak di Jalan Raya

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri

III. METODOLOGI PENELITIAN. siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Natar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 22 Bandarlampung semester genap

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil SMP

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 25 Bandar Lampung semester genap

III. METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2012/2013 Kelas VIII semester

III. METODE PENELITIAN. 3 kelas yaitu VIII-A, VIII-B, VIII-C,. Sedangkan sampel dalam penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Terbanggi Besar yang terletak di desa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Perintis 1

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Gadingrejo yang terletak di Jalan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Sugiyono (2012:3) menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah

III. METODE PENELITIAN. Lampung tahun ajaran 2011/2012 yang tersebar dalam sepuluh kelas yang berjumlah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh siswa kelas X IPA semester genap pada tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari empat kelas yakni X IPA-1, X IPA-2, X IPA-3 dan X IPA-4. Dari populasi yang terdiri dari empat kelas diambil dua kelas, yaitu sebagai kelas kontrol dan sebagai kelas eksperimen. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik random sampling karena berdasarkan wawancara dengan beberapa guru matematika MAN 1 Bandar Lampung, setiap kelas di sekolah tersebut memiliki rata-rata kemampuan matematis hampir sama dan tidak ada kelas unggulan. Setelah dipilih sampel secara acak terhadap kelas X IPA, maka terpilihlah kelas X IPA-1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X IPA-2 sebagai kelas kontrol. B. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment) menggunakan desain the pretest-postest control group design. Penelitian ini melibatkan dua kelompok yang terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen yang disebut kelas eksperimen adalah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TTW sedangkan

25 pada kelompok kontrol yang disebut kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Desain penelitian pretest-posttest control group design dimodifikasi dari Furchan (1982: 356) adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 The Pretest-Postest Control Group Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest A Y 1 X Y 2 B Y 1 K Y 2 Keterangan : A : kelas eksperimen B : kelas kontrol X : perlakuan pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TTW K : perlakuan pada kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional Y 1 : tes awal (pretest) sebelum diberikan perlakuan : tes akhir (posttest) setelah diberikan perlakuan Y 2 C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tahap-tahap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan Penelitian Tahap-tahap persiapan penelitian ini adalah : a. Mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam pembelajaran matematika di MAN 1 Bandar Lampung. b. Pemilihan populasi penelitian yang dapat mewakili kondisi kemampuan komunikasi matematis siswa MAN 1 Bandar Lampung, yaitu seluruh siswa kelas X IPA MAN 1 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014. c. Menyusun proposal penelitian. d. Membuat perangkat pembelajaran untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol e. Membuat instrumen yang akan digunakan dalam penelitian.

26 f. Mengonsultasikan perangkat pembelajaran dan instrumen dengan dosen pembimbing. g. Melakukan ujicoba instrumen penelitian. h. Merevisi instrumen penelitian jika diperlukan. 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian Tahap-tahap pelaksanaan penelitian ini adalah : a. Melaksanakan pretest pada kelas kontrol dan eksperimen. b. Memberikan perlakuan pada kelas kontrol dan eksperimen. Untuk kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TTW. Sedangkan, untuk kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. c. Mengadakan posttest pada kelas kontrol dan eksperimen. 3. Tahap Analisis Data Tahap-tahap analisis data penelitian ini adalah : a. Mengumpulkan data kuantitatif. b. Menganalisis data hasil penelitian. c. Menyusun hasil penelitian. d. Menyimpulkan hasil penelitian. D. Data Penelitian Data dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif kemampuan komunikasi matematis siswa. Data pada penelitian ini diperoleh melalui tes yang dilakukan pada awal pembelajaran (pretest) dan akhir pembelajaran (posttest) baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol.

27 E. Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini dikumpulkan menggunakan tes. Tes diberikan sebelum pembelajaran (pretest) dan sesudah pembelajaran (posttest) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes yang diberikan bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TTW pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. F. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat tes. Bentuk tes dalam penelitian ini berbentuk esai. Tes yang diberikan pada kelas pretest dan posttest sama. Sebelum penyusunan tes kemampuan komunikasi matematis, terlebih dahulu dibuat kisi-kisi soal tes kemampuan komunikasi matematis. Setiap soal memiliki satu atau lebih indikator kemampuan komunikasi matematis. Penyusunan perangkat tes dilakukan dengan indikator sebagai berikut: 1. Kompetensi dasar dan indikator yang akan diukur sesuai dengan materi dan tujuan kurikulum yang berlaku pada populasi. 2. Pedoman penyekoran tes kemampuan komunikasi matematis siswa yang dimodifikasi dari Puspaningtyas (2012) dapat dilihat pada tabel 3.2.

28 Tabel 3.2 Pedoman Penyekoran Kemampuan Komunikasi Matematis Skor 0 1 2 3 Menggambar (Drawing) Ekspresi Matematika (Mathematical Expression) Menulis (Written Texts) Tidak ada jawaban, kalaupun ada hanya memperlihatkan tidak memahami konsep sehingga informasi yang diberikan tidak memiliki arti. Hanya sedikit dari gambar, Hanya sedikit dari Hanya sedikit dari tabel, atau diagram yang pendekatan matematika penjelasan yang benar yang benar benar Membuat gambar, diagram, atau tabel namun kurang lengkap dan benar Membuat gambar, diagram, atau tabel secara lengkap dan benar Membuat pendekatan matematika dengan benar, namun salah dalam mendapatkan solusi Membuat pendekatan matematika dengan benar, kemudian melakukan perhitungan atau mendapatkan solusi secara lengkap dan benar Penjelasan secara matematis masuk akal namun hanya sebagian yang lengkap dan benar Penjelasan secara matematis tidak tersusun secara logis atau terdapat sedikit kesalahan bahasa 4 - - Skor Maksimal Penjelasan secara matematis masuk akal dan jelas serta tersusun secara sistematis 3 3 4 Tes yang digunakan dalam penelitian ini harus valid, reliabel, memiliki tingkat kesukaran dan daya pembeda yang baik, sehingga tes tersebut perlu dilakukan analisis sebagai berikut: 1. Uji Validitas Isi Penentuan validitas isi instrumen yang digunakan, dilakukan dengan cara soal tes dikonsultasikan dengan dosen pembimbing terlebih dahulu kemudian dikonsultasikan kepada guru mitra atau guru mata pelajaran matematika kelas X IPA MAN 1 Bandar Lampung. Dengan anggapan bahwa guru mata pelajaran matematika kelas X IPA MAN 1 Bandar Lampung sekaligus sebagai guru mitra

29 telah mengetahui dengan benar kurikulum tingkat SMA, maka validitas instrumen tes ini didasarkan atas penilaian guru mata pelajaran matematika. Tes yang dikategorikan valid adalah yang telah dinyatakan sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang diukur berdasarkan penilaian guru mitra. Penilaian ini terhadap kesesuaian isi tes dengan isi kisi-kisi tes yang diukur dan kesesuaian bahasa yang digunakan dalam tes dengan kemampuan bahasa siswa dilakukan dengan menggunakan daftar cek list oleh guru mitra. Hasil penilaian terhadap tes untuk mengambil data penelitian telah memenuhi validitas isi setelah melalui satu kali revisi untuk soal no.3 tentang subbab identitas trigonometri. Berdasarkan penilaian guru mitra, soal yang digunakan telah dinyatakan valid (Lampiran B.6) 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas instrumen diukur berdasarkan koefisien reliabilitas. Suatu tes dikatakan reliabel jika hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tes tersebut berulang kali terhadap subjek yang sama senantiasa menunjukan hasil yang tetap sama atau sifatnya stabil. Instrumen yang digunakan adalah tes tertulis yang berbentuk uraian sehingga untuk menentukan koefisien reliabilitas instrumen digunakan rumus Alpha. Rumus Alpha dalam Arikunto (2011: 109) adalah sebagai berikut: r 2 n i 2 n 1 t 11 1 Keterangan : r 11 : reliabilitas yang dicari n : banyaknya item : jumlah varians skor tiap-tiap item 2 i 2 t : varians total

30 Arikunto (2011: 75) berpendapat bahwa interpretasi mengenai besarnya koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut: Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,00 sampai dengan 0,200 : sangat tinggi : tinggi : cukup : rendah : sangat rendah Data yang digunakan dalam menganalisis reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran tes adalah data hasil uji coba tes pada kelas XI IPA 1 MAN 1 Bandar Lampung. Setelah menghitung reliabilitas instrumen tes, diperoleh bahwa nilai r 11= 0,755 dengan rata-rata skor adalah 18,96. Berdasarkan pendapat Arikunto di atas, nilai r memenuhi kriteria tinggi karena koefisien reliabiltasnya adalah 11 0,755. Oleh karena itu instrumen tes kemampuan komunikasi matematis tersebut sudah layak digunakan untuk mengumpulkan data. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.1. 3. Daya Pembeda Untuk menghitung daya pembeda, terlebih dahulu diurutkan dari siswa yang memperoleh nilai tertinggi sampai siswa yang memperoleh nilai terendah. Kemudian diambil 20% siswa yang memperoleh nilai tertinggi (disebut kelompok atas) dan 20% siswa yang memperoleh nilai terendah (disebut kelompok bawah). Sudijono (2008: 389-390) mengungkapkan menghitung daya pembeda ditentukan dengan rumus: D = P A - P B ; dimana P A = dan P B =

31 Keterangan: D : indeks diskriminasi satu butir soal P A : proporsi kelompok atas yang dapat menjawab dengan betul butir soal yang diolah P B : proporsi kelompok bawah yang dapat menjawab dengan betul butir soal yang diolah B A : banyaknya kelompok atas yang dapat menjawab dengan betul butir soal yang diolah B B : banyaknya kelompok bawah yang dapat menjawab dengan betul butir soal yang diolah J A : jumlah kelompok atas J B : jumlah kelompok bawah Interpretasi daya pembeda butir soal adalah sebagai berikut: Tabel 3.3. Interpretasi Daya Pembeda Skor Interpretasi Buruk Sekali Buruk Sedang Baik Sangat baik Setelah menghitung daya pembeda butir soal, diperoleh hasil bahwa soal nomor 1 memiliki indeks daya pembeda 0,31; soal nomor 2 memiliki indeks daya pembeda 0,78; soal nomor 3 memiliki indeks daya pembeda 0,50; soal nomor 4a memiliki indeks daya pembeda 0,74; soal nomor 4b memiliki indeks daya pembeda 0,69; soal nomor 4c memiliki indeks daya pembeda 0,69. Berdasarkan interpretasi daya pembeda soal, soal no. 1, 3, 4b dan 4c termasuk ke dalam soal yang mempunyai daya pembeda baik dan soal no. 2 dan 4a termasuk kedalam soal yang mempunyai daya pembeda sangat baik. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.2.

32 4. Tingkat Kesukaran Formulasi tingkat kesukaran butir soal menurut Sudijono (2008: 372) adalah: Keterangan: TK : tingkat kesukaran suatu butir soal J T : jumlah skor yang diperoleh siswa pada butir soal yang diperoleh I T : jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada suatu butir soal. Interpretasi tingkat kesukaran butir soal adalah sebagai berikut: Tabel 3.4. Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal Nilai Interpretasi Sangat sukar Sukar Sedang Mudah Sangat mudah Setelah menghitung tingkat kesukaran soal diperoleh hasil bahwa soal nomor 1 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,74 sehingga termasuk kategori soal yang mudah, soal nomor 2 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,59 sehingga termasuk soal dengan tingkat kesukaran sedang, soal nomor 3 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,29 sehingga termasuk soal dengan kategori sukar, soal nomor 4a memiliki nilai tingkat kesukaran 0,37 sehingga termasuk soal dengan tingkat kesukaran sedang, soal nomor 4b memiliki nilai tingkat kesukaran 0,31 sehingga termasuk soal dengan kategori sedang dan soal nomor 4c memiliki nilai tingkat kesukaran 0,31 sehingga termasuk soal yang sedang. Dari semua soal tersebut, terdapat 1 soal termasuk kategori mudah, 4 soal termasuk kategori sedang dan 1 soal termasuk kategori sukar. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.2.

33 Tabel 3.5. Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba Kemampuan Komunikasi Matematis No. Soal Validitas Reliabilitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran 1 Valid 0.31 (baik) 0.74 (mudah) 2 Valid 0.78 (sangat baik) 0.59 (sedang) 0.755 3 Valid 0.50 (baik) 0.29 (sukar) (Reliabilitas 4a Valid 0.74 (sangat baik) 0.37 (sedang) tinggi) 4b Valid 0.69 (baik) 0.31 (sedang) 4c Valid 0.69 (baik) 0.31 (sedang) Dari tabel rekapitulasi hasil tes uji coba di atas, terlihat bahwa semua soal memenuhi untuk dapat digunakan dalam pengambilan data tes kemampuan komu- nikasi matematis siswa. G. Teknik Analisis Data Data yang telah diperoleh dari penelitian yaitu nilai pretest dan posttest kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TTW dan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Menurut Hake (1999) untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan komunikasi maka dilakukan perhitungan rumus gain ternormalisasi (g) yaitu: Interpretasi gain adalah sebagai berikut: Tabel 3.6. Interpretasi Indeks Gain Indeks gain (g) Kriteria g > 0,7 Tinggi 0,3 < g 0,7 Sedang g 0,3 Rendah

34 Hasil perhitungan data indeks gain kemampuan komunikasi matematis siswa selengkapnya disajikan pada Lampiran C.5 dan C.6. Sebelum dilakukan uji hipotesis, maka perlu dilakukan uji normalitas dan homogenitas varians terlebih dahulu. 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah data skor gain berdistribusi normal atau tidak. Uji ini menggunakan uji Chi-Kuadrat menurut Sudjana (2005: 273). a. Hipotesis : data skor gain berdistribusi normal : data skor gain berdistribusi tidak normal b. Statistik uji x 2 hitung k i 1 O E 2 i E i i Keterangan: = harga Chi-kuadrat = frekuensi observasi = frekuensi harapan = banyaknya kelas interval c. Keputusan uji Terima H 0 jika nilai Chi Kuadrat hitung lebih kecil atau sama dengan dari harga Chi Kuadrat tabel ( ( )( )) dengan taraf signifikansi 0,05. Dengan demikian data skor gain dinyatakan berdistribusi normal, dan tolak H 0 jika sebaliknya.

35 Tabel 3.7 menunjukkan rekapitulasi perhitungannya. Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran C.7 dan C.8. Tabel 3.7 Rekapitulasi Uji Normalitas Data Indeks Skor Gain Kelas Keputusan Uji Keterangan Eksperimen 8,23 9,49 H 0 diterima Normal Kontrol 4,77 9,49 H 0 diterima Normal Berdasarkan Tabel 3.7 dapat diketahui bahwa data gain pada kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki pada taraf signifikansi = 5%, yang berarti H 0 diterima, yaitu data gain pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Varians Jika data skor gain berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah kemampuan komunikasi matematis siswa yang diperoleh memiliki varians yang sama atau tidak. Uji homogenitas menurut Sudjana (2005: 249-250). a. Hipotesis : (kedua kelompok homogen ditinjau dari variansnya) : (kedua kelompok tidak homogen ditinjau dari variansnya) b. Statistika uji

36 c. Keputusan uji Tolak hipotesis jika ( ) dengan dan dengan taraf signifikan 0,05 dan terima hipotesis jika ( ) dengan dan dengan taraf signifikan 0,05. Tabel 3.8 berikut menunjukkan rekapitulasi perhitungan uji homogenitas data kemampuan komunikasi matematis siswa. Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran C.9. Tabel 3.8. Rekapitulasi Uji Homogenitas Data Skor Gain Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Varians F hitung F tabel Keputusan Uji Keterangan Eksperimen 0,03 Kontrol 0,02 1,50 1,71 Ho diterima Homogen Berdasarkan Tabel 3.8, dapat diketahui bahwa < pada taraf nyata = 5% yang berarti H 0 diterima. Dengan demikian populasi memiliki varians yang homogen. 3. Uji Hipotesis Setelah melakukan uji normalitas dan uji kesamaan dua varians, diperoleh bahwa data indeks gain dari kedua sampel berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Analisis berikutnya adalah menguji hipotesis yakni uji kesamaan dua rata-rata, yaitu uji t dengan rumus sebagai berikut. ( ) ( )

37 Keterangan: = rata-rata skor gain kemampuan komunikasi matematis dari kelas eksperimen = rata-rata skor gain kemampuan komunikasi matematis dari kelas kontrol n1 = banyaknya subyek kelas eksperimen n2 = banyaknya subyek kelas kontrol = varians kelompok eksperimen = varians kelompok kontrol = varians gabungan Pasangan hipotesis yang diuji adalah: Ho: μ 1 μ 2, (peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TTW sama dengan peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa menggu-nakan pembelajaran konvensional) H 1 : μ 1 μ 2, (peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TTW lebih tinggi daripada peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa menggunakan pembelajaran konvensional) Sesuai dengan kriteria pengujian terima H 0 jika dengan derajat kebebasan dk = (n 1 + n 2 2), peluang ( ) dan taraf signifikan. Untuk nilai t lainnya H 0 ditolak (Sudjana, 2005: 239).