BAB III PERKEMBANGAN SENI. terkait dengan karakteristik-karakteristik tertentu dari tempat penerimaan wahyu al-

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

BAB II SENI SEBAGAI MEDIA DAKWAH. dalam rangka menyelamatkan seluruh alam, termasuk di dalamnya manusia

BAB VI KESIMPULAN. kesenian yang khas. Konsep akan yang indah (beauty) itu sendiri seiring waktu

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

RACIKAN KESATUAN TRANSENDENTAL ALA IBN ARABI, RUMI, DAN AL-JILI

BAB II TINJAUAN UMUM

Estetika Desain. Oleh: Wisnu Adisukma. Seni ternyata tidak selalu identik dengan keindahan. Argumen

DAFTAR PUSTAKA. Al Banna, G. (2006). Pluralisme Agama. Jakarta: Mata air.. (2006). Doktrin Pluralisme dalam Al Quran. Jakarta: Menara.

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN

BAB IV KETUHANAN SEYYED HOSSEIN NASR PERSPEKTIF FILSAFAT PERENIAL

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB 4 PENUTUP. yang terus berkembang hingga saat ini. Sejak kemunculan pertamanya di India

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lagu dikenali hampir seluruh umat manusia. Bahkan,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dunia yang begitu luas ini dihuni oleh berbagai macam makhluk Tuhan, baik

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan

BAB V PENUTUP. kalangan masyarakat, bahwa perempuan sebagai anggota masyarakat masih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. dari luapan emosional. Karya sastra tidak menyuguhkan ilmu pengetahuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

BAB I PENDAHULUAN. anonim bersama kreativitas masyarakat yang mendukungnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. pengarang ingin menyampaikan nilai-nilai hidup kepada pembaca, karena pada

BAB V PENUTUP. merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah KH. Abdurrahan Wahid (Gus

BAB VI PENUTUP. Allah dalam juz amma dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Menurut pemikiran Hamka dan M. Quraish Shihab dalam kitabnya

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Islam, dijelaskan bahwa estetika Islam selalu bersifat teosentris dan dibatasi oleh

Spiritualitas Islam Dalam Pandangan Muhammadiyah. Farah Meidita Firdaus

BAB I PENDAHULUAN. dengan ilustrasi gambar. Penggunaan gambar dalam komik berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya sastra. Sastra tidak hanya sekedar bidang ilmu atau bentuk

BAB II KH. A. MUSTHOFA AL-BISRI: SENI DAN TASAWUF

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, bahwa sastra merupakan cerminan. nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan, baik dari segi penyajian, maupun kesempatan waktu dalam

BAB I PENDAHULUAN. Secara filosofis, ibadah dalam Islam tidak semata-mata bertujuan

Bahan ajar handout Komunikasi Politik (pertemuan 3 dan 4 ) KOMUNIKASI POLITIK 1 Oleh: Kamaruddin Hasan 2

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam

12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS FILSAFAT ILMU

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan

BAB I PUSAT KEBUDAYAAN ISLAM DI SURAKARTA

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

M PENGARUH MEDIA VIDEO DOKUMENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBUAT TOPENG DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Popy Rusmawaty, 2014 Studi Pengembangan Pendidikan Karakter Berbasis Agama Islam Dalam Pembelajaran PKN

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang

PUSAT KEBUDAYAAN ISLAM DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Negara kita terdiri dari bermacam-macam suku bangsa yang terbentang

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Untuk lebih memahami pengertian dari judul diatas tersebut maka perlu diuraikan satu persatu terlebih dahulu

BAB I PENDAHULUAN. Sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. (Q.S. Al- A raf/7: 26). 2

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan negara berkembang lainnya, yaitu terdiri dari banyak. suku, adat, kebiasaan, dan budaya yang sangat beragam.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sumardjo (2001:1) seni adalah bagian dari kehidupan manusia dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan, karena dapat memberi kesadaran kepada pembaca tentang

Potret Sisikmelik Kabupaten Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh individu maupun masyarakat secara luas. teknologi telah melahirkan manusia-manusia yang kurang beradab.

Gagasan tentang Tuhan yang dibentuk oleh sekelompok manusia pada satu generasi bisa saja menjadi tidak bermakna bagi generasi lain.

BAB I PENDAHULUAN. hadis Nabi yang paling populer menyatakan bahwa ulama adalah pewaris para

BAB I PENDAHULUAN. sumbolon berarti tanda untuk mengartikan sesuatu) 1. Sebuah simbol adalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena kurangnya minat dan motivasi belajar bahasa Jawa. lingkungan sekolah maupun luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

Menguak Nilai Seni Tradisi Sebagai Inspirasi Penciptaan Seni Pertunjukan Pada Era Global

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diri dan lingkungan sekitarnya. Cara pandang individu dalam memandang dirinya

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cerdas, sehat, disiplin, dan betanggung jawab, berketrampilan serta. menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi misi dan visi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab 10 Eksplorasi Aksara dan Kaligrafi pada karya seni

MUSIK & MISTERINYA. Bambang Sugiharto

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

TONTONAN, TATANAN, DAN TUNTUNAN ASPEK PENTING DALAM AKSIOLOGI WAYANG

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan

GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SURAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR POST-MODERN

FUNGSI SENI. Ayat Suryatna. dipublikasikan pada Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol.1 No.3 Agustus Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. emosi negatif. Pentingya individu mengelola emosi dalam kehidupan karena

Transkripsi:

BAB III PERKEMBANGAN SENI A. Islam dan Seni Menurut Seyyed Hossein Nasr, seni Islam merupakan hasil dari pengejawantahan Keesaan pada bidang keanekaragaman. Artinya seni Islam sangat terkait dengan karakteristik-karakteristik tertentu dari tempat penerimaan wahyu al- Qur an yang dalam hal ini adalah masyarakat Arab. Jika demikian, bisa jadi seni Islam adalah seni yang terungkap melalui ekspresi budaya lokal yang senada dengan tujuan Islam.Sementara itu, bila kita merujuk pada akar makna Islam yang berarti menyelamatkan ataupun menyerahkan diri, maka bisa jadi yang namanya seni Islam adalah ungkapan ekspresi jiwa setiap manusia yang termanifestasikan dalam segala macam bentuknya, baik seni ruang maupun seni suara yang dapat membimbing manusia kejalan atau pada nilai-nilai ajaran Islam. 25 Di sisi lain, dalam Ensiklopedi Indonesia disebutkan bahwa seni adalah penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa manusia, dilahirkan dengan perantaraan alat komunikasi kedalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indra pendengaran (seni suara), penglihatan (seni lukis dan ruang), atau dilahirkan dengan perantaraan gerak (seni tari dan drama). 26 25. Leaman, Oliver, Estetika Islam: Menafsir Seni dan Keindahan, terj. Irfan Abubakar, (Bandung: Mizan, 2005),208-210 26.Abdurahman, al-baghdadi, Seni Dalam Pandangan Islam: Seni Vocal, Musik Dan Tari, (Jakarta: Gema Insani Press, 1991).23 31

B. Sepenggal Pentakrifan Seni Islam Bukan permasalahan yang mudah untuk mendifinisikan apa sebenarnya seni Islam tersebut. Apakah seni yang dalam pengungkapannya memakai bahasa Arab sebagai mana orang awan melihat yang dapat kita katakan sebagai seni Islam. Ataukah seni yang mendapatkan legitimasi dari ajaran Islam, ataukah seni yang dalam operasionalisasinya bernuansa atau bernafaskan nilai-nilai yang termaktum dalam sumber ajaran agama Islam. Barangkali kita tidak akan pernah sepakat tentang pentakrifan seni Islam ini. 27 Namun demikian, jika merujuk pada pandangan para ahli, mungkin kita dapat membangun persepsi yang setidaknya sama tentang apa sebenarnya seni Islam tersebut. Sementara itu, bila kita merujuk pada akar makna Islam yang berarti menyelamatkan ataupun menyerahkan diri, maka bisa jadi yang namanya seni Islam adalah ungkapan ekspresi jiwa setiap manusia yang termanifestasikan dalam segala macam bentuknya, baik seni ruang maupun seni suara yang dapat membimbing manusia kejalan atau pada nilai-nilai ajaran Islam. Dari difinisi yang kedua ini bisa jadi seni Islam adalah ekspresi jiwa kaum muslim yang terungkap melalui bantuan alat instrumental baik berupa suara maupun ruang. Hal ini juga bisa kita lihat dalam catatan sejarah bahwa dalam perkembangannya baik seni suara maupun ruang termanifestasikan. 28 27 Ali Maksum, Tasawuf Sebagai Pembebasan Manusia Modern Telaah Signifikansi Konsep Tradisionalisme Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003),124 28 Seyyed Hossein Nasr, Islam Antara Cita dan Fakta terj. Abdurrahman Wahid dan Hasyim Wahid, (Yogyakarta: Pustaka, 2001),91 32

Dengan definisi demikian, maka setiap perkembangan seni baik pada masa lampau maupun masa kini bisa dikatakan seni Islam asalkan memenuhi kerangka dasar dari difinisi-difinisi di atas. Dengan kata lain, seni bisa kita kategorikan seni Islam bukan terletak pada dimana dan kapan seni tersebut termanifestasikan, melainkan pada esensi dari ajaran-ajaran Islam yang terejahwantah dalam karya seni tersebut. 29 C. Karekteristik Seni Islam Serta Manifestasinya Dalam al-qur an Ungkapan artistik dalam ajaran Islam yang termanifestasikan dalam seni ruang dan yang lainnya, membawa kita pada pemahaman bahwa seni Islam memiliki karekteristik yang membedakan dengan seni yang lainnya. Karekteristik-karakteristik tersebut adalah sebagai berikut: 30 Pertama seni Islam bercirikan abstrak dan mujarat. Ciri ini didasari atas munculnya penafsiran seni Figural yang berangkat dari pemahaman bahwa alam ini adalah ilusi yang dinafikan. Namun bagi seni Islam, alam adalah kreasi seni Tuhan yang dapat dirasa dan di raba. Kedua seni Islam bercirikan Struktur Modular. Artinya dalam karya seni Islam senantiasa di bangun dari atau bentuk-bentuk yang lebih kecil yang pada akhirnya bergabung menjadi bentuk yang lebih komplek. 29 Harun Nasution dan Azyumardi Azra, Islam Dewasa Ini dalam Perkembangan Modern Dalam Islam, (Jakarta Yayasan Obor Indonesia, 1985),48. 30 Zainal Arifin Thoha, Eksotisme seni Budaya Islam Khasanah Peradaban dari serambi Pesantren, (Yogyakarta Buku laela, 2002),49 33

Ketiga seni Islam bercirikan gabungan berurutan. Artinya dalam berbagai bentuknya baik yang berkenaan dengan seni suara, ruang dan gerak, seni Islam senantiasa terbangun dari komponen kecil yang bergabung secara berurutan. Gabungan berurutan yang lebih besar tesebut dalam kenyataannya tidak menafikan keberadaan komponen yang lebih kecil. Justru gabungan-gabungan tersebut di sambung dengan komponen yang lebih besar yang membentuk gabungan yang lebih kompleks. Contoh dari ciri ini dapat kita lihat dalam al-qur an. Keempat seni Islam bercirikan perulangan. Artinya dalam berbagai coraknya, karya seni Islam mengandung model perulangan yang tinggi, baik perulangan motif, struktur modularnya maupun kombinasi berurutannya. Manifestasi dari ciri ini juga dapat kita lihat dalam al-qur an. Artinya betapa tidak bisa kita pungkiri bahwa dalam Qur an kita temukan model-model pengulangan. Dari sisi seni Islam ini merupakan karya maha agung yang menakjubkan, sebab membuat perulangan yang dibarengi dengan perulangan keseragaman makna dan bunyi adalah hal yang sangat luar biasa sulitnya. Kelima seni Islam bercirikan dinamis. Artinya dalam karya-karya seni Islam senatiasa melalui lingkungan masa. Menurut Boas bahwa setiap seni yang ada pada dasarnya sama, yaitu meliputi lingkungan masa dan ruang. Seni yang meliputi lingkungan masa adalah seni sastra dan seni musik. Sedangkan seni yang meliputi lingkungan ruang adalah seni tampak atau bina (arsitektur). 31 31 Seyyed Hossein Nasr, Intelegensi dan Spiritualitas Agama-Agama, ter. Suharsono dkk, (Jakarta: Inisiasi Press, 2004), 271-272 34

Adapun tari dan drama adalah menggabungkan seni masa dan seni ruang. Keenam seni Islam memiliki kerumitan. Jika kita menilik lebih lanjut terhadap karyakarya seni Islam, maka kerumitan dalam komponen-komponennya adalah dapat kita ketemukan. Baik dalam seni kaligrafi maupun seni ruang. Manifestasi dari kerumitan ini juga dapat kita ungkap dalam al-qur an. Artinya pemakaian gaya bahasa yang terdapat dalam al-qur an dari sisi seni Islam merupakan manifestasi dari gaya bahasa tingkat tinggi yang membangun sebuah keindahan sastra. F. Pesan Spiritual Dalam Seni Islam Seni Islam mempunyai landasan pengetahuan yang di ilhami oleh nilai-nilai spiritual, yang dalam pandangan para tokoh tradisional seni Islam di sebut dengan hikmah dan keraifan. Salah satu pesan spiritual yang di sampaikan dalam seni Islam adalah kelugasannya dalam menyampaikan esensi Islam yang jauh lebih mudah dicerna oleh pemikiran manusia dari pada penjelasan yang bersifat ilmiah. Sebaris kaligrafi tradisional justru lebih mampu menjelaskan karakter pesan Islam dibandingkan dengan ungkapan ilmiah para modernis dan aktifis. 32 Orang akan merasa tenang ketika duduk di atas karpet tradisional, memandang sebaris kaligrafi,mendengarkan syair klasik dan tilawah al-qur an. Betapa ini adalah semacam ketenangan psikologis yang mampu disampaikan oleh berbagai seni dalam Islam. 32 Seyyed Hossein Nasr, Intelegensi dan Spiritualitas Agama-Agama, ter. Suharsono dkk, (Jakarta: Inisiasi Press, 2004), 271-272 35

Seni Islam juga dapat berfungsi sebagai wahana kotemplasi pada manusia di saat ia disibukkan dengan aktifitas hariannya. Adalah sifat manusia manakala ia disibukkan dalam aktifitas duniawi, baik berkaitan dengan ekonomi, politik maupun yang lainnya cenderung untuk melupakan Tuhan. 33 Seni Islam adalah sarana yang mampu menembus ruang-ruang kesibukan manusia dalam segala bentuknya yang membimbing kearah kesadaran akan keberadaan Tuhan. Hal yang demikian inilah, bagi penulis yang dikatakan sebagai pesan spiritual yang tersampaikan dalam karya seni Islam. Walaupun demikian, tidak bisa kita pungkiri juga, bahwa kita sering kali terjebak pada hal-hal formal (terikat pada bentuk). Dengan kata lain, seyogyanya melalui karya seni Islam, baik seni ruang maupun suara, pesan spiritual yang seharusnya terbaca oleh setiap individu, justru hanya berhenti pada keindahan bentuk dari seni Islam tersebut. 34 Hal yang demikian itu, bagi penulis tidak ubahnya sebagai pola keberagamaan kita. Artinya, realitas-empiris yang terdapat disekitar kita tersebut tidaklah mereduksi pemahaman bahwa seni Islam mampu menyampaikan pesan spiritual terhadap setiap individu. 33 Zainal Arifin Thoha, Eksotisme seni Budaya Islam Khasanah Peradaban dari serambi Pesantren, (Yogyakarta Buku laela, 2002),49 34.Abdurahman, al-baghdadi, Seni Dalam Pandangan Islam: Seni Vocal, Musik Dan Tari, (Jakarta: Gema Insani Press, 1991).23 36