BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurfitri Amelia Rahman, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kelainan berupa kecacatan bentuk dan atau fungsi tubuh. Salah

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendeteksi secara dini disfungsi tumbuh kembang anak. satunya adalah cerebral palsy. Cerebral palsy menggambarkan

BINA GERAK DISAMPAIKAN DALAM DIKLAT PENDIDIKAN LATIHAN PROFESI GURU 2009 OLEH: NIA SUTISNA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berbagai macam vitamin, gizi maupun suplemen dikonsumsi oleh

I. KONSEP DASAR GERAK 1. PENGERTIAN GERAK MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Nera Insan Nurfadillah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. khusus karena anak tersebut menandakan adanya kelainan khusus. Mereka

UKDW BAB Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

BAB I PENDAHULUAN. mudah bosan, sulit memecahkan suatu masalah dan mengikuti pelajaran

I. PENDAHULUAN. merupakan harta yang tak ternilai harganya. Pada usia dini di mana anak berada

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dari dalam kandungan maupun sejak dilahirkan ke bumi. Kemampuan yang

MATERI AJAR. Ansambel berasal dari kata Ensemble (Perancis) yang berarti bersama-sama. Musik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan saraf tepi. Perkembangan dari susunan sistem saraf anak dimulai dari. berkebutuhan khusus termasuk autis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Gambar 4.1 Perkembangan Fisik Manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak dapat dengan mudah diamati. Tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat non progresif yang terjadi pada proses tumbuh kembang. CP

PENGARUH SENAM IRAMA TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK ANAK USIA 5 TAHUN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan dampak dengan terjadinya peningkatan jumlah anak yang. mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia anak adalah dunia bermain, di mana masa ini secara naluriah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Millatulhaq, 2014

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. bagi seorang anak bermain sambil belajar adalah suatu kegiatan di mana

BAB I PENDAHULUAN. dan melakukan berbagai kegiatan fisik lainnya. Bermain dapat membebaskan

BAB I PENDAHULUAN. segala potensinya. Oleh sebab itu pendidikan harus diterima olah setiap warga negara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena itu mereka termasuk kedalam anak berkebutuhan khusus (Miller, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, motorik, kognitif, sosial emosi serta perkembangan bahasa.

2015 PENGARUH LATIHAN ANGKLUNG TERHADAP PENGETAHUAN TANGGA NADA DIATONIS ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SPLB-C YPLB CIPAGANTI KOTA BANDUNG

Perilaku gerak dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: (1) kontrol gerak, (2) pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

appropriateness). Orang dewasa tidak perlu melakukan bantuan terhadap

Contoh Alat Musik Ritmis dan Melodis

BAB I PENDAHULUAN. l.1 Latar Belakang. Golden age atau masa keemasan anak adalah masa paling penting pada

DETEKSI DINI KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK

Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui Menjahit Untuk Anak Usia Dini *

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan suatu anugerah yang Tuhan berikan untuk orangtua.

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala

II. Deskripsi Kondisi Anak

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jaringan intraseluler. Sedangkan yang dimaksud dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan hendaknya di bangun dengan empat pilar, yaitu : learning to know,

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),

BAB I PENDAHULUAN. hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 alinea ke empat

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

KEGIATAN MENEMPEL BULU AYAM PADA KELOMPOK BERMAIN BUNGA MULIA SLUMBUNG DESA SLUMBUNG KECAMATAN NGADILUWIH KABUPATEN KEDIRI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kelangsungan hidup sebuah bangsa ditentukan oleh generasi penerusnya.

yang lebih rumit akan lebih mudah dilakukan oleh anak.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak berkebutuhan khusus merupakan anak luar biasa yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. menetap selama hidup, tetapi perubahan gejala bisa terjadi sebagai akibat. dalam kelompok CP (Hinchcliffe, 2007).

BAHAN KULIAH PERKEMBANGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KE 5 PPS-PLB. Dr.Mumpuniarti, M Pd

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala perubahan yang terjadi pada anak yang meliputi seluruh perubahan, baik

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang indah bagi seseorang yang sudah berkeluarga. Jika anak dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Noviana Martiana, 2013

CIRI-CIRI ANAK PRA SEKOLAH

Al-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rosenbaum dkk, palsi serebral adalah gangguan permanen gerakan

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING GAMBAR PADA KELOMPOK B TK PERINTIS MONGKRONG WONOSEGORO

BAB I PENDAHULUAN. Kita tidak dapat memungkiri bahwa pendidikan anak usia dini (TK) perlu mendapat perhatian yang sangat serius dari semua pihak baik,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan anak yang sehat dan normal biasanya dilihat dari bagaimana perkembangan motorik anak tersebut. Terkadang perkembangan motorik dijadikan sebagai acuan, anak yang sehat adalah anak yang perkembangan motoriknya tidak terganggu. Orang tua seringkali terlihat cemas jika anaknya belum dapat berjalan saat usia 1,5-2 tahun. Pada usia ini, orang tua mulai sadar bahwa anaknya memiliki keterlambatan perkembangan. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan memukul, duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya. Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Beberapa aktivitas yang termasuk kedalam motorik halus di antaranya kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal. Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otaklah yang memegang kendali setiap gerakan yang dilakukan anak. Semakin matangnya perkembangan sistem syaraf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak. Motorik manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode prenatal (dalam kandungan). Perkembangan motorik anak akan lebih teroptimalkan jika lingkungan tempat tumbuh kembang anak mendukung mereka untuk bergerak bebas. Kegiatan di luar ruangan bisa menjadi pilihan yang terbaik karena dapat menstimulasi perkembangan otot. Kegiatan di dalam ruangan pun dapat 1

2 dimanfaatkan dengan cara memaksimalkan ruangan agar tersedia ruang gerak yang bebas bagi anak untuk berlari, melompat dan menggerakan seluruh tubuhnya dengan cara-cara yang tidak terbatas. Stimulasi-stimulasi tersebut akan membantu pengoptimalan motorik, kekuatan fisik, koordinasi motorik, keseimbangan dan stamina. Ada sebagian orang yang memiliki hambatan dalam sistem motoriknya, baik itu dalam motorik kasar maupun motorik halus. Anak cerebral palsy merupakan bagian dari anak-anak berkebutuhan khusus yang hambatan utamanya terletak pada fungsi motorik. Menurut asal katanya cerebral palsy terdiri dari dua kata yaitu cerebral yang berarti otak dan palsy yang berarti lumpuh, maka cerebral palsy adalah kelumpuhan otak. Anak-anak ini memiliki gangguan otot dan saraf yang diakibatkan oleh kerusakan pada otak pusat motorik. Kerusakan otak terjadi pada masa prenatal, natal maupun postnatal. Terdapat beberapa tipe dalam cerebral palsy, salah satunya adalah tipe spastik. Cerebral palsy tipe ini merupakan prevalensi terbesar dari cerebral palsy. Cerebral palsy tipe spastik adalah anak-anak yang memiliki kekakuan atau kekejangan yang terjadi pada sebagian ataupun keseluruhan dari anggota badan. Kekakuan otot ini mengakibatkan kesulitan bagi anak dalam menggerakkan dan melakukan aktivitas. Kekakuan akan menjadi sangat hebat jika emosi anak tidak stabil, misalnya ketika anak menangis, marah, ataupun mengamuk. Permasalahan yang ditemui di lapangan pada anak cerebral palsy tipe spastik adalah hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri yang disebabkan oleh motorik yang terhambat. Kekakuan yang dialami oleh anak-anak ini mengakibatkan anak kesulitan menggerakan anggota geraknya secara leluasa dan terkoordinasi. Pendidikan bagi anak cerebral palsy spastik memiliki dua tujuan, yaitu tujuan rehabilitasi dan tujuan pendidikan. Tujuan rehabilitasi ini berhubungan dengan peningkatan kemampuan anak untuk mengatasi kecacatannya. Agar pendidikan yang diberikan kepada anak cerebral palsy spastik lebih bermakna sudah selayaknya segala bentuk upaya untuk meningkatkan

3 kemampuan motorik dapat diintegrasikan dalam pembelajaran yang menyenangkan. Terdapat beberapa latihan untuk meningkatkan kemampuan motorik seperti terapi okupasi, fisioterapi, dan olahraga adaptif, tetapi latihanlatihan ini hanya dapat dilakukan di tempat-tempat terapi atau di sekolahsekolah yang besar dan dilakukan oleh terapis-terapis yang sudah berpengalaman. Penggunaan alat-alat latihan seperti paralel bar, foot placement, wall bar, papan titian dan lain-lain lain sangat membantu anak dalam meningkatkan kemampuan motorik, namun terkadang alat-alat ini belum berfungsi secara optimal dikarenakan kurang membuat anak termotivasi untuk melakukan latihan. Terdapat beberapa alternatif alat yang dapat meningkatkan motivasi anak untuk berlatih salah satunya dengan menggunakan media musik. Musik adalah salah satu sarana hiburan yang umumnya sangat disukai oleh semua kalangan masyarakat dari zaman dahulu sampai zaman sekarang. Jika kita membicarakan musik tentunya tidak akan pernah terlepas dari instrumen musik atau alat musik. Menurut fungsinya alat musik dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu ritmis, harmonis dan melodis. Munawar (senturi09.wordpress.com, 2012) mengungkapkan bahwa alat musik ritmis yaitu alat musik yang berfungsi untuk mengatur jalannya irama musik atau mengatur lagu. Alat musik ritmis, yaitu alat musik yang dalam permainannya memberikan irama (ritme) tertentu dalam suatu pergelaran. Contoh : ketipung, konga, bongo, bass, drum set, kendang dan lain-lain. (www.phyruhize.com, 2012). Alat musik ritmis merupakan alat musik yang tidak mempunyai nada atau nada yang dihasilkan bukanlah nada tetap sehingga mudah dimainkan oleh setiap orang. Alat musik ritmis yang digunakan dalam meningkatkan motorik ini adalah alat musik drum. Alat musik drum memiliki banyak manfaat. Alat musik ini menjadi populer untuk anak-anak zaman sekarang. Kebanyakan bagi anak-anak khususnya anak laki-laki, memainkan alat musik ini memiliki kebanggaan tersendiri. Selain digunakan untuk mengiringi lagu dalam sebuah band, drum ini juga memiliki manfaat lain yang berhubungan dengan meningkatkan

4 motorik anak cerebral palsy spastik. Teknik dalam memainkan drum membuat anak-anak ini berlatih untuk menggerakkan tangan dan kakinya dengan kekuatan memukul yang sesuai dan ketukan irama yang tepat sehingga timbul irama yang harmonis. Seperti yang telah dijelaskan di atas, alat musik drum memiliki kelebihan dalam membantu anak untuk meningkatkan kemampuan motoriknya. Berangkat dari pemaparan di atas maka peneliti mencoba mengadakan penelitian berkenaan dengan pengaruh permainan alat musik drum untuk meningkatkan kemampuan motorik anak cerebral palsy tipe spastik B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut: 1. Keterbatasan motorik yang dimiliki oleh anak cerebral palsy spastik mengakibatkan anak mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan seharihari. 2. Strategi yang selama ini dilakukan dalam meningkatkan kemampuan motorik seperti latihan fisik, terapi okupasi, fisioterapi dan olahraga adaptif hanya terdapat di lembaga terapi atau sekolah besar dan dilakukan oleh terapis yang profesional. Sehingga anak kesulitan dalam mendapatkan pelayanan tersebut. 3. Sarana prasarana seperti alat-alat olahraga, alat-alat musik dan ruang latihan yang ada di sekolah belum dimanfaatkan dalam peningkatan kemampuan motorik anak-anak cerebral palsy spastik. Banyak alat yang dapat menunjang peningkatan kemampuan motorik anak seperti papan titian, foot placement, wall bar, paralel bar, dan lain-lain, namun dalam pelaksanaannya alat tersebut kurang menarik motivasi anak untuk melakukan latihan peningkatan kemampuan motorik. Diperlukan pemilihan alat/media lain yang mampu meningkatkan motivasi anak untuk melatih kemampuan motoriknya, salah satunya dengan menggunakan alat musik yang anak sukai.

5 C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukan di atas, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan motorik. Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini hanya pada pengaruh permainan alat musik drum untuk meningkatkan kemampuan motorik aspek ketepatan dan ketahanan. D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah Bagaimana pengaruh permainan alat musik drum dalam meningkatkan kemampuan motorik anak cerebral palsy tipe spastik? E. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana kemampuan motorik pada anak cerebral palsy tipe spastik dalam aspek ketepatan dan ketahanan sebelum diberikan permainan alat musik drum? 2. Bagaimana kemampuan motorik pada anak cerebral palsy tipe spastik dalam aspek ketepatan dan ketahanan setelah diberikan permainan alat musik drum? F. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi dan gambaran yang jelas mengenai sejauh mana pengaruh permainan alat musik drum dalam meningkatkan kemampuan motorik aspek ketepatan dan ketahanan pada anak cerebral palsy tipe spastik. b. Tujuan Khusus Sedangkan tujuan khusus diadakannya penelitian ini adalah untuk:

6 1) Mengetahui kemampuan motorik dalam aspek ketepatan dan ketahanan pada anak cerebral palsy spastik sebelum diberikan permainan alat musik drum. 2) Mengetahui kemampuan motorik dalam aspek ketepatan dan ketahanan pada anak cerebral palsy spastik setelah diberikan permainan alat musik drum. 3) Mengetahui pengaruh permainan alat musik drum terhadap peningkatan kemampuan motorik dalam aspek ketepatan dan ketahanan pada anak cerebral palsy spastik. 2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian dalam tataran teoritis adalah hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terhadap metode peningkatan kemampuan motorik dalam aspek ketepatan dan ketahanan bagi anak yang mengalami gangguan kekakuan pada anggota gerak yang dalam hal ini anak cerebral palsy spastik. Sedangkan dalam tataran praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang besar salah satunya yaitu dapat membantu meningkatkan kemampuan motorik dalam aspek ketepatan dan ketahanan pada anak cerebral palsy tipe spastik melalui permainan alat musik drum, sehingga dapat hidup lebih mandiri dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya. Secara empiris di lapangan temuan penelitian ini dapat menjadi masukan bagi sekolah terutama bagi guru dalam meningkatkan kemampuan motorik aspek ketepatan dan ketahanan anak cerebral palsy spastik, sehingga diharapkan anak-anak ini memiliki kemampuan dalam mengontrol gerakannya.