III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan pada 28 Mei--28 Juni 2012,

dokumen-dokumen yang mirip
III. BAHAN DAN MATERI. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu pada Desember 2014 Januari 2015,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada1 Maret--12 April 2013 bertempat di Peternakan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan pada 1 Maret--5 April 2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bumirestu, Kecamatan Palas, Kabupaten

I. PENDAHULUAN. serta meningkatnya kesadaran akan gizi dan kesehatan masyarakat. Akan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelompok Tani Ternak Rahayu merupakan suatu kelompok peternak yang ada di

PERBANDINGAN FERTILITAS SERTA SUSUT, DAYA DAN BOBOT TETAS AYAM KAMPUNG PADA PENETASAN KOMBINASI

I. PENDAHULUAN. peternakan seperti telur dan daging dari tahun ke tahun semakin meningkat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hingga menetas, yang bertujuan untuk mendapatkan individu baru. Cara penetasan

I. PENDAHULUAN. Peningkatan populasi penduduk di Indonesia menyebabkan perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. species dari Anas plitirinchos yang telah mengalami penjinakan atau domestikasi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh Indeks Bentuk Telur terhadap Daya Tetas dan

Penyiapan Mesin Tetas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperbanyak jumlah daya tetas telur agar dapat diatur segala prosesnya serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi khusus sesuai dengan kapasitas produksi, kandang dan ruangan

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, permintaan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Penelitian Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik merupakan ternak jenis unggas air yang termasuk dalam kelas Aves, ordo

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April November 2016 di Desa

1. PENDAHULUAN. Salah satu produk peternakan yang memberikan sumbangan besar bagi. menghasilkan telur sepanjang tahun yaitu ayam arab.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dikenal dengan istilah susut tetas. Pengaruh perlakuan terhadap susut tetas

Pengaruh Umur Telur Tetas Itik Mojosari dengan Penetasan Kombinasi terhadap Fertilitas dan Daya Tetas

Pengaruh Umur dan Pengelapan Telur terhadap Fertilitas dan Daya Tetas

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Itik adalah salah satu jenis unggas air ( water fowls) yang termasuk dalam

Irawati Bachari, Iskandar Sembiring, dan Dedi Suranta Tarigan. Departemen Perternakan Fakultas Pertanian USU

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam arab (Gallus turcicus) adalah ayam kelas mediterain, hasil persilangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Itik lokal Indonesia dikenal sebagai keturunan itik Indian Runner yang banyak

PENGARUH UMUR TELUR TETAS PERSILANGAN ITIK TEGAL DAN MOJOSARI DENGAN PENETASAN KOMBINASI TERHADAP FERTILITAS DAN DAYA

BAB I PENDAHULUAN. efektif karena satu induk ayam kampung hanya mampu mengerami maksimal

1. Pendahuluan. 2. Kajian Pustaka RANCANG BANGUN ALAT PENETAS TELUR SEDERHANA MENGGUNAKAN SENSOR SUHU DAN PENGGERAK RAK OTOMATIS

PEMBIBITAN DAN PENETASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. arab dengan ayam buras. Ayam arab mulai dikenal oleh masyarakat kira-kira

BAB I PENDAHULUAN. khususnya akan kebutuhan daging unggas maupun telur yang kaya akan sumber

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan 20 ekor Itik Rambon Betina, 4 ekor Itik

II. TINJAUAN PUSTAKA. potensial di Indonesia. Ayam kampung dijumpai di semua propinsi dan di

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP FERTILITAS, SUSUT TETAS, DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM ARAB

I PENDAHULUAN. tidak dapat terbang tinggi, ukuran relatif kecil berkaki pendek.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan metode-metode mengajar lainnya. Metode ini lebih sesuai untuk mengajarkan

PENDAHULUAN. penyediaan daging itik secara kontinu. Kendala yang dihadapi adalah kurang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 1. Telur itik Pajajaran sebanyak 600 butir. Berasal dari itik berumur 25 35

BAB II LANDASAN TEORI

Penelitian ini telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-Maret di Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi, dan Laboratorium

PENDAHULUAN. semakin pesat termasuk itik lokal. Perkembangan ini ditandai dengan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah telur Itik Rambon dan

PENGARUH FREKUENSI PEMUTARAN DAN PEMBILASAN DENGAN LARUTAN DESINFEKTANTERHADAP DAYA TETAS, MORTALITAS DAN BOBOT TETAS AYAM ARAB

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya telur yang menetas dibagi dengan banyaknya telur yang fertil.

II. TINJAUN PUSTAKA. Kalkun (turkey) adalah jenis unggas darat yang berasal dari kalkun liar yang

PENGARUH SEX RATIO AYAM ARAB TERHADAP FERTILITAS, DAYA TETAS, DAN BOBOT TETAS

HASIL DAN PEMBAHASAN. Inseminasi Buatan pada Ayam Arab

BAB II DASAR TEORI. Sedangkan dalam penetasan telur itu sendiri selama ini dikenal ada dua cara, yakni: Cara alami Cara buatan

Temu Teknis Fungsionat non Penebti 2000 BAGIAN DAN PERLENGKAPAN MESIN TETAS Bagian-bagian dan perlengkapan yang ada pada mesin tetas sederhana dengan

Kata kunci: penetasan, telur itik Tegal, dan mesin tetas

BAB I PENDAHULUAN. unggas untuk mewujudkan beternak itik secara praktis. Dahulu saat teknologi

TATALAKSANA PENETASAN TELUR ITIK

Peluang Usaha Pengembangan Bebek Peking (telur, DOD/Day Old Duck dan pedaging) Oleh : Wawan Gunawan,A.Md (THL TBPP Kec.

PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan sumber protein. Di Indonesia terdapat bermacam-macam

I. PENDAHULUAN. Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk

Peningkatan jumlah penduduk diikuti dengan meningkatnya kebutuhan akan. bahan pangan yang tidak lepas dari konsumsi masyarakat sehari-hari.

EVALUASI TELUR TETAS ITIK CRp (CIHATEUP X RAMBON) YANG DIPELIHARA PADA KONDISI MINIM AIR SELAMA PROSES PENETASAN

PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN AYAM LOKAL TAHUN 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada 12 Maret--02 April 2014 bertempat di

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

PENGARUH BOBOT BADAN INDUK ITIK MAGELANG GENERASI KEDUA TERHADAP FERTILITAS, DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS DI SATUAN KERJA ITIK BANYUBIRU SKRIPSI.

PELUANG BISNIS PENETASAN TELUR ITIK

Sumber pemenuhan kebutuhan protein asal hewani yang cukup dikenal. masyarakat Indonesia selain ayam ialah itik. Usaha beternak itik dinilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari strain-strain hasil produk dari perusahaan pembibitan. Ayam ras

Gambar 1. Itik Alabio

[Pemanenan Ternak Unggas]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penetasan telur ada dua cara, yaitu melalui penetasan alami (induk ayam)

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN MESIN TETAS TELUR

TINJAUAN PUSTAKA. Itik adalah salah satu jenis ungags air ( water fawls) yang termasuk dalam

III. BAHAN DAN METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014, bertempat di Laboratorium

PERFORMA TELUR TETAS BURUNG PUYUH JEPANG PERBEDAAN BOBOT TELUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Break Even Point adalah titik pulang pokok dimana total revenue = total

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

PENGARUH BOBOT TELUR TERHADAP FERTILITAS, SUSUT TETAS, DAYA TETAS, DAN BOBOT TETAS TELUR KALKUN

I. PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan konsumsi protein hewani pun meningkat setiap

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

HASIL DAN PEMBAHASAN. Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan

OTOMATISASI MESIN TETAS UNTUK MEINGKATKAN PRODUKSI DOC (DAY OLD CHICK) AYAM LURIK DAN EFISIENSI USAHA

I PENDAHULUAN. lokal adalah salah satu unggas air yang telah lama di domestikasi, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler atau yang juga disebut ayam pedaging merupakan salah satu

Pengaruh Umur Induk dan Specific...Netty Siboro PENGARUH UMUR INDUK ITIK DAN SPESIFIC GRAVITY TERHADAP KARAKTERISTIK TETASAN

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS AYAM BALI DENGAN POLA SELEKSI PRODUKSI

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Rodalon

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa kasus hingga mengalami kebangkrutan. termometer. Dalam proses tersebut, seringkali operator melakukan kesalahan

PENGARUH PERBEDAAN BOBOT TELUR TERHADAP BOBOT TETAS DAN MORTALITAS AYAM KEDU JENGGER MERAH DAN JENGGER HITAM SKRIPSI. Oleh CHOIRUL USTADHA

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tujuan Pustaka Jufril, D., (2015), melakukan penelitian tentang implementasi mesin penetas telur otomatis adapun hasil

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ayam Lokal

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN MUTU BIBIT INDUK AYAM RAS UMUR SEHARI (DOC-PS)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Kualitas Eksterior Telur Tetas Ayam Arab

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini kemajuan teknologi di dunia elektronika dan

BAB III MATERI DAN METODE. 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 Januari 2017 di kandang

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya kebutuhan masyarakat akan daging ayam membuat proses

Hasil Tetas Puyuh Petelur Silangan Bulu Coklat dan Hitam...Sarah S.

TUGAS KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS Peluang Bisnis Ayam Ras

Transkripsi:

III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan pada 28 Mei--28 Juni 2012, bertempat di Kelompok Tani Ternak Rahayu, Desa Sidodadi, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran. B. Bahan dan Alat Penelitian 1. Bahan Penelitian a. Telur tetas ayam kampung maksimal umur 4 hari sebanyak 200 butir yang berasal dari Kelompok Tani Rahayu, Desa Sidodadi, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran yang dipeliahara secara semi intensif dengan sex ratio jantan dan betina 1:10. b. Bobot telur ayam kampung yang digunakan dalam penelitian berkisar 35--45 g, atau rata rata 41,70±6,67 g (perlakuan 7 hari) dan 8,43±7,67 g (perlakuan 10 hari) dengan masing masing perlakuan 100 butir. c. Delapan ekor entok yang akan digunakan untuk proses penetasan alami adalah umur 3--4 tahun dengan bobot entok mencapai 2--3 kg.

2. Alat Penelitian 1. Mesin tetas berkapasitas 1.000 butir dengan jumlah rak telur sebanyak 12 buah dan sumber pemanas menggunakan lampu pijar sebesar 5 watt sebanyak 10 buah. 2. Kawat kasa yang digunakan sebagai penyekat telur antar perlakuan. 3. Timbangan elektrik yang digunakan untuk menimbang bobot telur dan bobot day old chick (DOC) saat menetas dengan ketelitian 0,01 gram. 4. Candler untuk meneropong telur fertil dan infertil. 5. Termohygrometer untuk mengukur suhu dan kelembapan di dalam mesin tetas. 6. Glutacap untuk fumigasi pada mesin tetas. 7. Alat tulis untuk menulis data. C. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak Rahayu, Desa Sidodadi, Kecamatan Waylima, Kabupaten pesawaran. Perlakuan yang digunakan adalah pengeraman dengan entok selama 7 hari kemudian dilanjutkan ke dalam mesin tetas (P1) dan pengeraman dengan entok selama 10 hari kemudian dilanjutkan ke dalam mesin tetas (P2). Setiap perlakuan terdiri dari 20 satuan percobaan dan setiap satuan percobaan terdiri dari 5 butir telur, sehingga jumlah telur yang dibutuhkan sebanyak 200 butir. Peubah yang diamati adalah fertilitas, susut tetas, daya tetas, dan bobot tetas. Data yang diperoleh diuji dengan menggunakan uji t-student pada taraf 5%.

D. Pelaksanaan Penelitian Tahapan penetasan dengan cara kombinasi yaitu dengan menyiapkan telur tetas dan mesin tetas. Telur ayam yang akan ditetaskan dikumpulkan dan diseleksi berdasarkan bobot, bentuk, warna, dan kebersihannya. Telur yang dikehendaki adalah telur ayam kampung dengan bobot antara 35--45 g, berbentuk oval, dan warna kerabang telur kuning kecokelatan. Tahap selanjutnya adalah membuat sekat sekat untuk setiap perlakuan pada mesin tetas sebelum telur dipindahkan dari induk ke mesin tetas. Mesin tetas yang digunakan dicek kebersihan, temperatur dan kelembapannya. Selain itu, mesin tetas juga disterilkan dengan bahan antiseptik berupa Glutacap, setelah semuanya siap maka proses penetasan akan dimulai. Telur yang telah memenuhi kriteria, sebelum dimasukkan ke dalam mesin tetas, terlebih dahulu dieramkan pada entok yang sedang dalam masa mengeram selama 7 dan 10 hari. Induk entok yang digunakan dalam penetasan ini adalah induk yang memiliki bobot tubuh berkisar 2--3 kg, dan setiap ekor induk mengerami 25--30 butir telur. Setelah proses pengeraman pada induk entok selesai, telur dimasukkan ke dalam mesin tetas. Namun, sebelum telur dimasukkan ke dalam mesin tetas, terlebih dahulu dilakukan candling untuk melihat telur yang fertil dan infertil. Hanya telur fertil yang dimasukkan ke dalam mesin tetas. Candling dilakukan sekali lagi pada saat umur telur 18 hari, saat itu dilakukan juga penimbangan telur untuk mengetahui ada tidaknya penurunan berat telur selama di dalam mesin tetas.

Suhu di dalam mesin tetas sampai akhir proses penetasan diijaga untuk tetap stabil pada 37--38 o C. Pengukuran suhu dan kelembapan menggunakan thermohygrometer yang telah diletakkan di dalam mesin tetas. Pengaturan kelembapan yang ada di dalam mesin tetas menggunakan nampan berisi air yang telah diletakkan di bawah rak penetas. Apabila kelembapan kurang dan suhu terlalu tinggi maka perlu menambahkan air di dalam nampan dan sebaliknya. Selain suhu dan kelembapan juga dilakukan pengontrolan pada pemutaran telur. Pemutaran telur dilakukan 3 kali sehari pada pukul 06.00, 12.00, dan 18.00 WIB hingga hari ke-18 proses penetasan. Tindakan antisipasi pada saat listrik mati adalah dengan cara menggunakan sumber pemanas seperti lilin yang diletakkan pada sisi sisi rak telur sebanyak 4 buah yang digunakan sebagai sumber pemanas telur dengan bantuan seng yang telah diatur sedemikian rupa sehingga panas yang didapat merata pada telur. Setelah hari ke 21 telur menetas, doc ayam kampung tersebut didiamkan terlebih dahulu hingga bulu doc kering, kemudian dilakukan penimbangan untuk mendapatkan data bobot tetas.

E. Peubah yang diamati A. Fertilitas Fertilitas adalah persentase telur fertil dari sejumlah telur yang digunakan dalam suatu penetasan (Suprijatna, et al., 2005). Jumlah telur fertil Fertilitas = X 100% Jumlah telur yang ditetaskan B. Susut tetas Susut tetas adalah bobot telur yang hilang selama penetasan berlangsung sampai telur menetas (Tullet dan Burton, 1982). Bobot awal bobot akhir (candling ke-2 umur 17 hari) Susut telur = X 100% Bobot awal C. Daya tetas Daya tetas diartikan sebagai persentase telur yang menetas dari telur yang fertil (Suprijatna, et al., 2005). Jumlah telur yang menetas Daya tetas = X 100% Jumlah telur yang fertil D. Bobot tetas Bobot tetas DOC dihitung setelah anak ayam menetas 1 hari dengan bulu yang sudah kering (Jayasamudra dan Cahyono, 2005).