PENGGUNAAN TEMPE SORGHUM DALAM RANSUM DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

BAB III MATERI DAN METODE. 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 Januari 2017 di kandang

MATERI DAN METODE. Materi

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

Ade Trisna*), Nuraini**)

PEMAKAIAN ONGGOK FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM BURAS PERIODE PERTUMBUHAN

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

MATERI DAN METODE. Materi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

BAB III MATERI DAN METODE. Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 dikandang

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

PengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler. Oleh

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

PEMANFAATAN TEPUNG OLAHAN BIJI ALPUKAT SEBAGAI SUBTITUSI JAGUNG TERHADAP KECERNAAN PROTEIN KASAR, SERAT KASAR DAN LAJU DIGESTA PADA AYAM BROILER

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan April Juni 2016.

PENGGUNAAN TEPUNG LIMBAH PENGALENGAN IKAN DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA BROILER. Arnold Baye*, F. N. Sompie**, Betty Bagau**, Mursye Regar**

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas

BAB III MATERI DAN METODE. Laut (Gracilaria verrucosa) terhadapproduksi Karkas Puyuh (Cotunix cotunix

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh PenambahanProbiotik Rhizopus oryzae

Perbandingan Performans Dua Strain Broiler Yang Mengonsumsi Air Kunyit

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

I. Mangisah, Tristiarti, W. Murningsih, M.H. Nasoetion, E.S. Jayanti, dan Y. Astuti Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

MATERI DAN METODE. Materi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

BAB III MATERI DAN METODE. November 2015 di Kandang Ayam Fakultas Peternakan dan Pertanian,

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencapai 60%-80% dari biaya produksi (Rasyaf, 2003). Tinggi rendahnya

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

MATERI. Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea

PENGARUH PENAMBAHAN CAMPURAN HERBAL DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN PROTEIN KASAR DAN RETENSI NITROGEN PADA AYAM BROILER SKRIPSI ANDIKA LISTIYANTI

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

PEMANFAATAN TEPUNG LIMBAH ROTI DALAM RANSUM AYAM BROILER DAN IMPLIKASINYA TERHADAP EFISIENSI RANSUM SERTA

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

Perbandingan Performans Dua Strain Broiler yang Mengonsumsi Air Kunyit

Mairizal 1. Intisari. Kata Kunci : Fermentasi, Kulit Ari Biji Kedelai, Aspergillus Niger, Ayam Pedaging.

Nelwida 1. Intisari. Kata Kunci : Broiler, Retensi, Biji Alpukat, Jagung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada 20 Desember Januari 2015 di kandang

MATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

BAB III MATERI DAN METODE. ransum terhadap profil kolesterol darah ayam broiler dilaksanakan pada bulan

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

MATERI DAN METODE. Materi

PENGARUH PENAMBAHAN JERUK NIPIS

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

Penampilan Kelinci Persilangan Lepas Sapih yang Mendapat Ransum dengan Beberapa Tingkat Penggunaan Ampas Teh

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kadar Kolesterol, Trigliserida, HDL dan LDL

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha peternakan ayam saat ini cukup berkembang pesat. Peredaran daging ayam cukup besar di pasaran sehingga menyebabkan

MATERI DAN METODE. Materi

PEMANFAATAN LIMBAH PRODUKSI MIE SEBAGAI ALTERNATIF PAKAN TERNAK

MATERI DAN METODE. Materi

Pengaruh Pemeraman Ransum dengan Sari Daun Pepaya terhadap Kecernaan Lemak dan Energi Metabolis Ayam Broiler

PENGARUH PENAMBAHAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian

,Vol. 32, No. 1 Maret 2014

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

MATERI DAN METODE P1U4 P1U1 P1U2 P1U3 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4. Gambar 1. Kambing Peranaka n Etawah yang Diguna ka n dalam Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. luas. Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ayam broiler adalah pakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2015 di

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

MANFAAT DEDAK PADI YANG DIFERMENTASI OLEH KHAMIR SACCHAROMYCES CEREVISIAE DALAM RANSUM ITIK BALI JANTAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

Ali, S., D. Sunarti dan L.D. Mahfudz* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN BEBAS PILIH (Free choice feeding) TERHADAP PERFORMANS PRODUKSI TELUR BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

Transkripsi:

PENGGUNAAN TEMPE SORGHUM DALAM RANSUM DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER (The Using of Tempe Sorghum in Ration and The effect of Production Presentation Broiler Chicken) I. Estiningdriati; U. Atmomarsono, L Jauhari dan A.L Nuary Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi nilai nutrisi tempe sorghum dan pengaruh penggunaannya dalam ransum ayam. Materi yang digunakan 160 ekor ayam broiler strain Arbor Acress umur 14 hari dengan bobot badan 331 + 48,4 g, bahan pakan penyusun ransum meliputi : Jagung, Dedak halus, Bungkil kedelai, Bungkil kelapa, Tepung ikan, Premix dan Tempe sorghum. Ransum disusun iso protein ( PK = 20 %) dan iso energi.( ME = 3200 Kkal/kg). Penelitian dilakukan dalam pola rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Ransum perlakuan T0 = Ransum kontrol tanpa menggunakan Tempe sorghum ; T1 = Ransum menggunakan 10 % Tempe sorghum ; T2 = Ransum menggunakan 15 % Tempe sorghum dan T3 = Ransum menggunakan 20 % Tempe sorghum. Parameter yang diamati adalah : konsumsi ransum, konsumsi protein, konsumsi energi, pertambahan bobot badan (PBBH) dan Feed convertion ration (FCR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tempe sorghum mengandung protein kasar 19,40 %. lemak 2,40 % ; serat kasar 2,42 %, BETN 73,13 % dan abu 2,64 %. Penggunaan tempe sorghum dalam ransum mampu menurunkan penggunaan Jagung, Bungkil kedelai dan Bungkil kelapa, sehingga harga ransum menjadi lebih murah. Penggunaan Tempe sorghum sampai 20 % tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter yang diukur. Rata-rata konsumsi ransum ( g/ek/hari) untuk perlakuan T0, T1, T2 dan T3 masing-masing : 130,57 ; 130,07 ; 132,92 dan 130,98. Konsumsi proteinnya : 26,71 ; 26,16 ; 26,92 dan 26,78 g/ek/hari. PBBH (g/ek/hari) yang dicapai T0 = 47,06 ; T1 = 47,68 ; T2 = 47,01 dan T3 = 47,79. FCR masing - masing perlakuan adalah T0 = 2,77 ; T1 = 2,72 ; T2 = 2,84 dan T3 = 2,69. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan Tempe sorghum sampai taraf 20 % menghasilkan ransum yang harganya lebih murah dan memberikan penampilan produksi yang sama dengan ransum kontrol. Kata kunci : Tempe Sorghum, ransum, ayam broiler, penampilan produksi ABSTRACT This research has a purpose to evaluated nutrition Tempe Sorghum and the effect of the using it in chicken ration. The material which used is 14 days old 160 strain Arbor Acres broiler chicken with body weight 331 + 48,4 g, the feed material to form a ration consist of : Corn, rice bran, soybean meal, coconut meal, fish meal, premix and Tempe sorghum.ration is formed by isoprotein (CP = 20%) and isoenergy (ME = 3200 Kkal/kg). Research stars in complete random plan with 4 treatments and 5 repeating. Ration treatment T0 = Control ration without using 682 Penggunaan Tempe Sorghum terhadap Penampilan Produksi Ayam Broiler

Tempe sorghum ; T1 = Ration using 10 % Tempe sorghum ; T2 = Ration using 15 % Tempe sorghum and T3 = Ration using 20 % Tempe sorghum. The parameter that we have measured is : Consumption ration ; consumption protein ; consumption energy; body weight gain and feed conversion ration (FCR). Research shows that Tempe sorghum of crude protein 19,40 % ; crude fat 2,40 %; crude fiber 2,42 %; nitrogen free ekstract 73,13 % and ash 2,64 %.The using Tempe sorghum in ration able to decreasing the using of Corn, soybean meal and coconut meal, so from here ration price will be cheaper. The Using Tempe sorghum until 20 % has not got a real effect to all parameter that measured. Rate of ration comsumption (g/head/day) for treatment T0, T1; T2; T3 each of them : 130,57 ; 130,07; 130,92 and 130,98. Consumption protein : 26,71 ; 26,16 ; 26,92 and 26, 78 (g/head/day). Body weight gain (g/head/day) that research T0 = 47,06 ; T1 =47,68; T2 =47,01 and T3 = 47,79. FCR for each treatment is T0 = 2,77; T1 = 2,72 ; T2 = 2,84 and T3 = 2,69. The conclusion of this research is using of Tempe sorghum until 20 % creates ration which has a cheaper price and gives the same production appearance with control ration. Key word : Tempe Sorghum ; ration ; broiler chicken, production appearance PENDAHULUAN Daging ayam broiler sampai saat ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar sebagai penyedia protein hewani bagi masyarakat Indonesia. Hal ini tercermin dari peningkatan populasi ayam broiler, yang pada tahun 2006 sebesar 797.527.400 ekor dan pada tahun 2007 populasinya menjadi 920.851.100 ekor (BPS, 2008). Kondisi ini membuktikan bahwa usaha peternakan ayam broiler dapat berkembang dengan baik ditengah situasi krisis global yang sedang berlangsung. Ransum memegang peranan penting dalam keberhasilan usaha peternakan ayam broiler, karena biaya yang dikeluarkan untuk ransum bisa mencapai 70 % dari total biaya produksi (Daghir, 1997). Di Dalam ransum ayam broiler, penggunaan jagung sebagai sumber energi paling dominan, yaitu lebih dari 50 %. Sebagai komoditas import, harga jagung sangat rentan terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah dan harga bahan baku Internasional, sehingga akan mempersempit peluang peternak untuk mendapatkan ransum yang murah. Mencari alternatif pengganti jagung yang berbasis pada sumber daya pakan lokal merupakan salah satu solusi yang perlu dilakukan. Biji Sorghum merupakan pilihan yang dapat diambil, karena selain harganya lebih murah dari jagung, Tanaman sorghum cocok berkembang di Indonesia, produksi sorghum menurut BPS (1998) mencapai 6089 ton dari luas panen 3344 ha/tahun. Yang lebih penting lagi adalah kandungan nutriennya setara dengan Jagung. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan biji sorghum dalam ransum ayam broiler adalah adanya kandungan tannin yang dapat menghambat enzim pencernaan sehingga dapat menurunkan utilitas nutriennya. Upaya untuk mengeliminir kandungan tannin dalam biji sorghum telah dilakukan oleh Estiningdriati et al (2003) dan Utama at al. (2007) melalui proses fermentasi menjadi Tempe sorghum. Sorghum yang difermentasi dengan ragi tempe dan diperkaya dengan mineral, dapat menurunkan kadar tanin dari 2,46 % menjadi 1,46 % dan menghasilkan protein Tempe sorghum berkisar antara 17,52 20,84 %. Peningkatan protein Tempe sorghum ini diikuti dengan peningkatan komponnen asamasam amino yang sebagian merupakan kontribusi dari massa Rhizopus Sp. Nilai Cerna protein Tempe sorghum tergolong tinggi, yaitu mencapai 81,23 %. Peningkatan kualitas Tempe sorghum ini Pemberdayaan Peternakan Berbasis Sumber Daya Lokal untuk Ketahanan Pangan Nasional Berkelanjutan 683

Tabel 1. Susunan dan Kandungan Nutrien Ransum Perlakuan Bahan Pakan Perlakuan T0 T1 T2 T3 Jagung Giling 47 43 39 35 Dedak Halus 16 15 15 15 B.Kedelai 19 15.75 14.75 14 B.Kelapa 9.75 8 8 7.75 Tepung Ikan 8 8 8 8 Tempe Sorghum 0 10 15 20 Premix 0.25 0.25 0.25 0.25 Jumlah 100 100 100 100 Komposisi Nutrien Protein (%) 20.46 20.11 20.25 20.45 Lemak (%) 3.69 3.57 3.53 3.5 Serat Kasar (%) 6.48 6.06 6.02 5.97 Energi Metabolis (Kkal/kg) 3142.98 3180.8 3184.43 3186.94 perlu ditindak lanjuti dengan mengimplementasikannya dalam ransum ayam broiler. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan tempe sorghum dalam ransum terhadap penampilan produski ayam broiler. Materi MATERI DAN METODE Materi penelitian adalah ayam broiler strain Arbor Acress produksi Charoen Pokphand umur 14 hari sebagnyak 160 ekor dengan bobot rata-rata 331 + 48,4 g. Bahan pakan yang digunakan adalah Jagung, dedak padi, Bungkil Kelapa, Bungkil Kedelai, Tepung Ikan, Premix dan Tempe Sorghum. Metode Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (Steel dan Torrie, 1991) dengan 4 perlakuan, masing-masing perlakuan diulang 5 kali dan masing-masing unit percobaan terdiri dari 8 ekor ayam broiler. Perlakuan yang diberikan merupakan 4 taraf penggun aan tempe sorghum dalam ransum. Penelitian berlangsung dalam dua tahap. Pertama adalah pembuatan tempe sorghum, dimulai dengan menin mbang 5,4 kg biji sorghum putih yang dudah digiling kasar ; membuat larutan mineral yang terdiri dari 202,5 kg (NH4)2SO4 + 40,5 g NaH2PO4 + 13,5 g H2SO4. 7 H2O + 4,05 g KCl + 2.03 g Feso4 7H2O + 1,35 g CaCl + 3,345 liter Aquades. Sorghum dan laruten mineral dicampur sampai homogen kemudian dikukus delama 1 jam. Setelah suhu mencapai 50 0 Celcius, substrat sorghum dicampur dengan larutan urea ( 108 g dalam 150 ml aquades).selanjutnya diinokulasi dengan ragi tempe sebanyak 0,4 % BK. Substrat Sorghum masukkan dalam kantong plastik yang permukaannya telah diberi lubang kecil kecil dan inkubasi pada suhu kamar selama 2 hari. Setelah itu tempe sorghum dipanen, dikeringkan dan digiling serta dianalisis kandungan nutriennya. Tempe sorghum disiapkan untuk menyususn ransum sesuai dengan perlakuan yang ditetapkan. Ransum disusun berdasarkan iso protein dan iso 684 Penggunaan Tempe Sorghum terhadap Penampilan Produksi Ayam Broiler

Tabel 2. Penurunan (-) Penggunaan bahan bahan pakan pada Ransum Perlakuan Perlakuan Penurunan Penggunaan Bahan Pakan dalam 100 kg Ransum Jagung Dedak B. Kedelai B. Kelapa ----------------------------- % ---------------------------- T0 (Tanpa Tempe Sorghum) 47 16 19 9.75 T1 (10% Tempe Sorghum) (-) 4,00 (-) 1,00 (-) 3,25 (-) 1,75 T2 (15% Tempe Sorghum) (-) 8,00 (-) 1,00 (-) 4,25 (-) 1,75 T3 (20% Tempe Sorghum) (-) 12,00 (-) 1,00 (-) 5,00 (-) 2,00 energi. Susunan dan kandungan nutrien ransum disajikan pada Tabel 1. Tahap kedua adalah pemberian ransum perlakuan yaitu :To : Ransum kontrol tanpa menggunakan tempe sorghum ; T1 : Ransum menggunakan 10 % Tempe sorghum T2 : Ransum menggunakan 15 % tempe Sorghum; T3 : Ransum menggunakan 20 % tempe sorghum. Pemberian ransum perlakuan dan air minum secara ad libitum. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah konsumsi ransum, konsumsi protein, konsumsi energi ; pertambahan bobot badan dan Feed conversion ratio(fcr). Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan prosedur analisis ragam untuk mengetahui pengaruh pemberian perlakuan pada ransum, yang dilanjutkan dengan uji wilayah ganda Duncan apabila ada pengaruh perlakuan. HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi Nutrisi Tempe Sorghum dan Penggunaannya dalam Ransum Kandungan nutrien Tempe sorghum yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Protein kasar 19,40 % ; Lemak 2,40 % ; Serat Kasar 2,42 % ; BETN 73,14 % dan Abu 2,64 %. Menurut Estiningdriati dkk (2003) dan Utama dkk (2007) kandungan protein kasar tempe sorghum berkisar antara 17.54 20,84% Biji Sorghum menurut Hartadi et al. (1986) mengandung protein kasar 11,63 %. Adanya peningkatan protein pada Tempe sorghum disebabkan oleh berkembangnya kapang Rhizopus sp selama proses fermentasi yang memberikan kontribusi asam-asam amino pada tempe sorghum (Estiningdriati dkk (2003). Dalam proses pertumbuhan, ayam membutuhkan protein untuk sintesis daging, Dengan penggunaan tempe sorghum dalam ransum akan memberikan pasokan asam-asam amino dalam tubuh ternak sebagai bahan baku utama sintesis protein daging. Formula ransum perlakuan pada tabel 1, menunjukkan penggunaan Tempe sorghum berpengaruh pada penurunan penggunaan bahan pakan Jagung. Bungkil Kedelai dan Bungkil kelapa dan Dedak halus Penurunan penggunaan bahan bahan pakan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Penggunaan Tempe sorghum sebanyak 10 %, 15 % dan 20 % dalam ransum akan mengurangi pengunaan: Jagung sebesar 4-12 kg ; Dedak sebesar 1 kg ; Bungkil Kedelai sebesar 3,25 5,00 kg dan Bungkil kelapa sebesar 1,75 2,00 kg. Bahan pakan Jagung, Bungkil kedelai dan Bungkil kelapa merupakan komoditas import dan harganya lebih mahal dari Tempe sorghum, sehingga dengan memanfaatkan Tempe sorghum dalam ransum akan diperoleh harga ransum yang lebih murah. Semakin tinggi penggunaan Tempe dalam ransum (T3/20%) maka harga ransum tersebut semakin murah Pemberdayaan Peternakan Berbasis Sumber Daya Lokal untuk Ketahanan Pangan Nasional Berkelanjutan 685

Pengaruh Penggunaan Tempe Sorghum dalam Ransum Terhadap Parameter yang Diamati Data rata-rata konsumsi ransum, konsumsi protein, konsumsi energi, pertambahan bobot badan dan feed convertion ration hasil penelitian disajikan pada tabel 3. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa penggunaan Tempe sorghum dalam ransum tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter yang diamati. Ransum perlakuan T0,T1. T2 dan T3 disusun berdasarkan iso protein dan iso energi. Pada Unggas, konsumsi dipengaruhi oleh kandungan energi metabolisme ransum (Wahyu, 1997)., sehingga pada tingkat energi metabolisme ransum yang sama pada ransum perlakuan (3.142,98 3.186,94 Kkal/kg) akan memberikan konsumsi yang sama yaitu 130,07 132,94 g/ekor /hari. Konsumsi ransum ini sedikit lebih tinggi dari hasil penelitian Estiningdriati (1997) pada tingkat energi metabolisme yang sama dalam ransum komersial, yaitu sebesar 119,11 g/ek/hari. Hal ini disebabkan oleh strain ayam yang digunakan adalah berbeda. Wahyu (1997) menyatakan bahwa konsumsi ransum pada ayam tipe medium berkisar antara 120-150 g/ ek/hari) Rata-rata konsumsi protein berkisar antara 26,16 26,92 g/ekor/hari.. Konsumsi protein yang sama pada semua perlakuan disebabkan kandungan protein rasum perlakuan (20,11 20,46%).dan konsumsi ransum yang sama. Protein dalam tubuh akan digunakan untuk pertumbuhan ternak, utamanya untuk sintesis protein daging. Jumlah protein ransum yang dapat dimanfaatkan oleh ternak dipengaruhi oleh nilai kecernaan dari bahan pakan penyusun ransum tersebut. Nilai kecernaan protein Tempe sorghum menurut Utama et al. (2007) tergolong tinggi yaitu 81,23 %, dengan penggunaan tempe sorghum yang semakin meningkat dari 10 % sampai 20 % akan memberikan kontribusi yang positif bagi pertumbuhan ternak. Hal ini tercermin dari penampilan produksi yang dihasilkan dilihat dari pertambahan bobot badan yang dicapai sama dengan ransum kontrol, nanum demikian perlakuan penggunaan Tempe sorghum sebesar 20 % dalam ransum T3 memberikan pertambahan bobot badan yang paling tinggi yaitu 47, 79 g/ek/hari, sedangkan pertambahan bobot badan yang dicapai oleh ransum kontrol hanya sebesar 47,01 g/ek/hari. Penampilan produksi yang sama pada semua perlakuan, mencerminkan pemanfaatan nutrien (energi dan protein) dalam ransum perlakuan seimbang. Energi yang dikonsumsi untuk semua perlakuan sama ( 410,28 423,15 kkal)/ek/hari), akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok dan pertumbuhan. ternak.. Feed conversion ration (FCR) merupakan salah satu indikator yang dapat memberikan gambaran tentang tingkat effisiensi penggunaan ransum. Semakin rendah nilai FCR, menurut Anggorodi (1985) maka semakin tinggi tingkat effisiensi penggunaan ransumnya. Penggunaan Tempe sorghum sampai 20 % dalam ransum menghasilkan FCR yang tidak berbeda nyata dengan ransum kontrol ( T0 = 2,77 ; T1 = 2,72; T2 = 2,84 dan T3 = 2,69). Hal ini menunjukkan bahwa ternak mampu memanfaatkan nutrien yang ada dalam Tempe sorghum. Semakin banyak Tempe sorghum yang digunakan dalam ransum (T3/20%) semakin tinggi tingkat effisien penggunaan ransumnya. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan tempe sorghum sampai taraf 20 % dalam ransum ayam broiler dapat menghasilkan ransum yang lebih murah dan memberikan penampilan produksi yang sama dengan ransum kontrol. 686 Penggunaan Tempe Sorghum terhadap Penampilan Produksi Ayam Broiler

SARAN Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan meningkatkan taraf penggunaan Tempe sorghum dalam ransum ayam broiler untuk mengetahui batasan penggunaannya yang dapat memberikan kontribusi positif bagi penampilan produksi ternak ayam broiler. DAFTAR PUSTAKA Anggorodi, R., 1985. Kemajuan Muthahir dalam Ilma Makanan Ternak Unggas. Penerbit Universitas Indonesia. Badan Pusat Statistik. 1998. Buletin Ringkas BPS Agustus 1998. BPS Jakarta. Indosesia. Badan Pusat Statistik,. 2008. Statistik Indonesia Tahun 2008. BPS. Jakarta. Indonesia. Daghir, N. J. 1998. Poultry Production in Hot Climate. 2 nd Univesity Press, Cambridge. UK. Estiningdriati, I., 1997. Penggunaan Biomassa : Onggok, Limbah Pengalengan Nenas.danLimbah Asam Sitrat dalam Ransum dan Pengaruhnya terhadap Penampilan Produksi Ayam Broiler. Thesis. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Estiningdriati, I., I, Mangisah dan Sunarso., 2003. Optimasi Proses Biokonversi Biji Sorghum dengan Ragi Tempe untuk Bahan Pakan Unggas. Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis, Special Edition, Oktober : 330 335. Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo dan A.D. Tillman. 1986. Tabel Komposisi untuk Indonesia. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Utama, C, S., I. Estiningdriati, VD, Yunianto dan W. Murningsih. 2007. Pengaruh Penambahan Aras Mineral pada Fermentasi Sorghum dengan Ragi Tempe terhadap Kecernaan Nutrien pada Ayam Petelur.Animal Productio. Jurnal Produksi Ternak Volume 9 No 1, Januari : 14-17. Wahyu, J. 1997. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan ke 4. Penerbit Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Pemberdayaan Peternakan Berbasis Sumber Daya Lokal untuk Ketahanan Pangan Nasional Berkelanjutan 687