Analisa Pengaruh Variasi Diameter Receiver Dan Intensitas Cahaya Terhadap Efisiensi Termal Model Kolektor Surya Tipe Linear Parabolic Concentrating

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA PENGARUH VARIASI DIAMETER RECEIVER DAN INTENSITAS CAHAYA TERHADAP EFISIENSI TERMAL MODEL KOLEKTOR SURYA TIPE LINEAR PARABOLIC CONCENTRATING

ANALISA PERFORMA KOLEKTOR SURYA TIPE PARABOLIC TROUGH SEBAGAI PENGGANTI SUMBER PEMANAS PADA GENERATOR SISTEM PENDINGIN DIFUSI ABSORBSI

Analisa Performa Kolektor Surya Tipe Parabolic Trough Sebagai Pengganti Sumber Pemanas Pada Generator Sistem Pendingin Difusi Absorpsi

Radiasi ekstraterestrial pada bidang horizontal untuk periode 1 jam

Pengaruh Sudut Kemiringan Kolektor Surya Pelat Datar terhadap Efisiensi Termal dengan Penambahan Eksternal Annular Fin pada Pipa

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins Pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

Performansi Kolektor Surya Tubular Terkonsentrasi Dengan Pipa Penyerap Dibentuk Anulus Dengan Variasi Posisi Pipa Penyerap

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

BAB IV PERHITUNGAN SOLAR COLLECTOR TYPE PARABOLIC TROUGH

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN PADA EFISIENSI TERMAL SOLAR WATER HEATER DENGAN PENAMBAHAN FINNED TUBE

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: ( Print) B-575

STUDI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI KOLEKTOR SURYA ABSORBER GELOMBANG TIPE-V

Analisa Performa Kolektor Surya Pelat Datar Bersirip dengan Aliran di Atas Pelat Penyerap

Performansi Kolektor Surya Pemanas Air dengan Penambahan External Helical Fins pada Pipa dengan Variasi Sudut Kemiringan Kolektor

Studi Eksperimen Variasi Beban Pendinginan pada Evaporator Mesin Pendingin Difusi Absorpsi R22-DMF

RANCANG BANGUN PEMANAS AIR TENAGA SURYA ABSORBER GELOMBANG TIPE SINUSOIDAL DENGAN PENAMBAHAN HONEYCOMB OLEH : YANUAR RIZAL EKA SB

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN

Analisis Performa Kolektor Surya Pelat Bersirip Dengan Variasi Luasan Permukaan Sirip

PENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA

PERANCANGAN TANGKI PEMANAS AIR TENAGA SURYA KAPASITAS 60 LITER DAN INSULASI TERMALNYA

SISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN. Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan

OPTIMALISASI PENYERAPAN RADIASI MATAHARI PADA SOLAR WATER HEATER MENGGUNAKAN VARIASI SUDUT KEMIRINGAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

Pengaruh Tebal Plat Dan Jarak Antar Pipa Terhadap Performansi Kolektor Surya Plat Datar

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 3, (2013) ISSN: ( Print) B-399

Karakteristik Perpindahan Panas dan Pressure Drop pada Alat Penukar Kalor tipe Pipa Ganda dengan aliran searah

Peningkatan Efisiensi Absorbsi Radiasi Matahari pada Solar Water Heater dengan Pelapisan Warna Hitam

collectors water heater menggunakan

BAB IV PERHITUNGAN OPTIMASI SOLAR COLECTOR TYPE PARABOLIC TROUGH Perhitungan Akibat Gerakan Semu Harian Matahari

SUDUT PASANG SOLAR WATER HEATER DALAM OPTIMALISASI PENYERAPAN RADIASI MATAHARI DI DAERAH CILEGON

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XI (SNTTM XI) & Thermofluid IV Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Oktober 2012

Preparasi pengukuran suhu kolektor surya dan fluida kerja dengan Datapaq Easytrack2 System

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan manusia akan energi semakin meningkat setiap tahun seiring dengan

TUGAS AKHIR. Perbandingan Temperatur Pada PTC Dengan Kamera Infrared antara Fluida Air dan Minyak Kelapa Sawit

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Energi Matahari

Lingga Ruhmanto Asmoro NRP Dosen Pembimbing: Dedy Zulhidayat Noor, ST. MT. Ph.D NIP

Pengaruh Jarak Kaca Ke Plat Terhadap Panas Yang Diterima Suatu Kolektor Surya Plat Datar

PENGARUH LAJU ALIRAN FLUIDA TERHADAP EFISIENSI TERMAL PADA KOLEKTOR PANAS MATAHARI JENIS PLAT DATAR

PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK MEMANASKAN AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR PARABOLA MEMAKAI CERMIN SEBAGAI REFLEKTOR

Perancangan Solar Thermal Collector tipe Parabolic Trough

Pengaruh variasi jenis pasir sebagai media penyimpan panas terhadap performansi kolektor suya tubular dengan pipa penyerap disusun secara seri

Analisa Efisiensi Prototype Solar Collector Jenis Parabolic Trough dengan Menggunakan Cover Glass Tube pada Pipa Absorber

Perbandingan Konfigurasi Pipa Paralel dan Unjuk Kerja Kolektor Surya Plat Datar

Studi Variasi Flowrate Refrigerant Pada Sistem Organic Rankine Cycle Dengan Fluida Kerja R-123

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

PENGARUH BENTUK PLAT ARBSORBER PADA SOLAR WATER HEATER TERHADAP EFISIENSI KOLEKTOR. Galuh Renggani Wilis ST.,MT. ABSTRAK

Studi Eksperimen Pengaruh Sudut Blade Tipe Single Row Distributor pada Swirling Fluidized Bed Coal Dryer terhadap Karakteristik Pengeringan Batubara

RANCANG BANGUN KONVERSI ENERGI SURYA MENJADI ENERGI LISTRIK DENGAN MODEL ELEVATED SOLAR TOWER

Rancang Bangun Kolekor Surya Tipe Parabolic Trough untuk Menguapkan Air Laut berbahan Stainless dan Tembaga dengan Luas Tangkapan Cahaya 1 M 2

PENGARUH BENTUK DAN OPTIMASI LUASAN PERMUKAAN PELAT PENYERAP TERHADAP EFISIENSI SOLAR WATER HEATER ABSTRAK

Analisa Pengaruh Konfigurasi Pipa Pemanas Air Surya Terhadap Efisiensi

ANALISA KARAKTERISTIK ALAT PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNG PARABOLA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

POTENSI PENGGUNAAN KOMPOR ENERGI SURYA UNTUK KEBUTUHAN RUMAH TANGGA

Laporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: ( Print) B-581

PENGUJIAN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR UNTUK PEMANAS AIR LAUT DENGAN MEMBANDINGKAN PERFORMANSI KACA SATU DENGAN KACA BERLAPIS KETEBALAN 5MM SKRIPSI

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: B-169

PENGARUH JUMLAH PIPA TERHADAP LAJU PELEPASAN KALOR PADA KOLEKTOR SURYA ABSORBER BATU GRANIT

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: ( Print) B-587

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) B13

ANALISA PERFORMASI KOLEKTOR SURYA TERKONSENTRASI DENGAN VARIASI JUMLAH PIPA ABSORBER BERBENTUK SPIRAL

Analisa Kinerja Alat Destilasi Penghasil Air Tawar dengan Sistem Evaporasi Uap Tenaga Surya. Oleh: Dewi Jumineti

Studi Eksperimental Sistem Pengering Tenaga Surya Menggunakan Tipe Greenhouse dengan Kotak Kaca

PENGARUH KECEPATAN ANGIN DAN WARNA PELAT KOLEKTOR SURYA BERLUBANG TERHADAP EFISIENSI DI DALAM SEBUAH WIND TUNNEL

Gambar 1.1 Grafik Produksi Minyak Bumi Indonesia Tahun dan Prediksi Untuk Tahun

BAB III METODE PENELITIAN

KINERJA PIPA KALOR DENGAN STRUKTUR SUMBU FIBER CARBON dan STAINLESS STEEL MESH 100 dengan FLUIDA KERJA AIR

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc

Perancangan Termal Heat Recovery Steam Generator Sistem Tekanan Dua Tingkat Dengan Variasi Beban Gas Turbin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR

Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Temperatur udara masuk kolektor (T in ). T in = 30 O C. 2. Temperatur udara keluar kolektor (T out ). T out = 70 O C.

Optimasi periode data berdasarkan time constant pada pengujian unjuk kerja termal kolektor surya pelat datar Amrizal1,a*, Amrul1,b

Bab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Pemanas air surya pelat datar

Studi Eksperimen Perbandingan Pengaruh Variasi Tekanan Inlet Turbin dan Variasi Pembebanan Terhadap Karakteristik Turbin Pada Organic Rankine Cycle

pada Jurusan B-41 digunakan penelitian heater Sehingga banyak ε eff fectiveness[3]. Cascade A. Sistem laju panas yang Keterangan : memasuki kompresor.

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang

UNJUK KERJA PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN HEAT PIPE PADA DUCTING DENGAN VARIASI LAJU ALIRAN MASSA UDARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jenis Energi Unit Total Exist

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan kebutuhan pokok bagi kegiatan sehari-hari,

RANCANG BANGUN KOLEKTOR PANAS MATAHARI JENIS PALUNG PARABOLA DENGAN SISTEM PELACAKAN MATAHARI MENGGUNAKAN SENSOR LDR

Studi Eksperimen Pengaruh Sudut Blade Tipe Single Row Distributor pada Swirling Fluidized Bed Coal Dryer terhadap Karakteristik Pengeringan Batubara

Analisis performansi kolektor surya terkonsentrasi menggunakan receiver berbentuk silinder

PENGHITUNGAN EFISIENSI KOLEKTOR SURYA PADA PENGERING SURYA TIPE AKTIF TIDAK LANGSUNG PADA LABORATORIUM SURYA ITB

PENGARUH PELAT PENYERAP GANDA MODEL GELOMBANG DENGAN PENAMBAHAN REFLECTOR TERHADAP KINERJA SOLAR WATER HEATER SEDERHANA Ismail N.

Kata kunci : solar air heater,fin, baffle, kecepatan udara, Qusefull, efisiensi

Volume 1. Nomor 2 Edisi Juli 2011 ISSN : X

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Premium, Pertamax, Pertamax Plus Dan Spiritus Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah

Kaji Eksperimental Pengaruh Kecepatan Udara Masuk terhadap Distribusi Temperatur pada Lorong Udara Model dengan Panjang Lorong Udara Tetap

Pengaruh Tebal Isolasi Termal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger

Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler

PERPINDAHAN PANAS PIPA KALOR SUDUT KEMIRINGAN

Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin (SNTTM) VIII

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) 1-5 1 Analisa Pengaruh Variasi Diameter Receiver Dan Intensitas Cahaya Terhadap Efisiensi Termal Model Kolektor Surya Tipe Linear Parabolic Concentrating Hendra N Y Tamba dan Ary Bachtiar K.P. Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 6111 E-mail: arybach@me.its.ac.id Matahari sebagai sumber energi kalor terbesar menjadi salah satu alternatif sumber panas melimpah, untuk memanfaatkannya dibutuhkan suatu kolektor yang mampu mengumpulkan panas dari radiasi matahari sehingga dapat dimanfaatkan lebih jauh. Supaya energi matahari dapat digunakan dengan seefisien mungkin tentu harus diketahui faktor - faktor yang berpengaruh terhadap efisiensi dari kolektor surya. Pada pengujian kolektor surya dilakukan dengan menggunakan beberapa variasi yang berpengaruh terhadap kolektor surya. Dimana variasi yang digunakan adalah diameter receiver dan intensitas cahaya yang akan diberikan. Ukuran diameter receiver yang digunakan antara lain 3/8, ½, dan, sedangkan variasi intensitas cahaya diatur dengan memvariasikan tegangan yang diberikan terhadap lampu sorot, tegangan yang digunakan antara lain 8, 16 dan 24 Volt. Kemudian data yang akan di ambil antara lain debit fluida kerja, temperature fluida kerja masuk dan keluar kolektor, temperature udara ambient, temperature pipa receiver bagian inlet dan outlet, serta kecepatan angin dan intensitas radiasi. Dan nantinya akan didapatkan efisiensi kolektor, panas berguna dan heat loss. ketersediaan energi radiasi matahari, temperatur udara sekitar, karakteristik kebutuhan energi, dan karakteristik kalor sistem kolektor surya tersebut. Matahari sebagai sumber energi kalor terbesar, menjadi salah satu alternatif sumber panas melimpah. Untuk memanfaatkanya dibutuhkan suatu kolektor yang mampu mengumpulkan panas tersebut sehingga dapat dimanfaatkan lebih jauh. Pada awal abad dua puluh kolektorkolektor sinar matahari telah digunakan untuk memanaskan air. Dengan kemungkinan akan semakin mahalnya harga bahan bakar fosil, energi matahari menjadi pusat perhatian sebagai sumber energi yang dapat diperbaharui. Tujuan utama dari kolektor surya adalah mengumpulkan energi dari radiasi matahari dan mengubahnya menjadi energi panas yang bermanfaat. Kemampuan kerja kolektor surya bergantung pada banyak faktor, antara lain ketersediaan energi radiasi matahari, temperatur udara sekitar, karakteristik kebutuhan energi, dan karakteristik kalor sistem kolektor surya tersebut. Kata Kunci kolektor surya, diameter receiver, intensitas cahaya, efisiensi, panas berguna, heat loss I. PENDAHULUAN atahari sebagai sumber energi kalor terbesar, menjadi Msalah satu alternatif sumber panas melimpah. Untuk memanfaatkanya dibutuhkan suatu kolektor yang mampu mengumpulkan panas tersebut sehingga dapat dimanfaatkan lebih jauh. Pada awal abad dua puluh kolektorkolektor sinar matahari telah digunakan untuk memanaskan air. Dengan kemungkinan akan semakin mahalnya harga bahan bakar fosil, energi matahari menjadi pusat perhatian sebagai sumber energi yang dapat diperbaharui. Tujuan utama dari kolektor surya adalah mengumpulkan energi dari radiasi matahari dan mengubahnya menjadi energi panas yang bermanfaat. Kemampuan kerja kolektor surya bergantung pada banyak faktor, antara lain II. URAIAN PENELITIAN A. Solar Collector Collector linear parabolic concentrating adalah jenis kolektor memfokuskan energi matahari yang diterimanya pada luasan yang lebih kecil untuk mendapatkan temperatur kerja yang lebih tinggi. Kolektor parabolic linear parabolic concentrating (LPC) memiliki reflektor yang memantulkan radiasi matahari dan receiver yang akan menerima pantulannya. Perbandingan antara luasan reflektor dengan luasan receiver adalah rasio konsentrasi. Memperbesar rasio konsentrasi akan meningkatkan temperatur di mana energi kalor dihantarkan, namun hal ini harus diikuti dengan peningkatan keakuratan kualitas optis dan penempatan sistem optis.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) 1-5 2 Sistem optis linier pada kolektor linear parabolic concentrating akan memfokuskan radiasi langsung (beam) ke receiver jika matahari berada tepat di tengah bidang reflektor. Bisa dikatakan konfigurasi dari kolektor linear parabolic concentrating hanya efektif untuk radiasi langsung, namun tidak untuk radiasi difusi atau radiasi terpantul dari tanah. antara lain lembaran stainless steel dengan ukuran 1m x 2m sebagai reflektor dan pipa dengan bahan tembaga sebagai receiver. Berikut skematik gambar kolektor surya. Gambar 1. Parabolic Concentrator B. Perhitungan Solar Collector Tipe Linear Parabolic (2) a. Sudut Rim 1 8( f / a) 1 a φr = tan sin 2 = 16( f / a) 1 2r b. Jari jari Mirror 2 f r = 1 + cosφ c. Diameter Receiver a.sin,267 D = 2 r.sin,267 = sinφr d. Koefisien Losses UL = hw + hr + Ucond e. Radiasi Terserap per satuan luas Aperture (S) S = Ib. ρ.( γτα ) n. K γτα f. Quseful Teoritis Ar Qu = FR Aa S UL ( Tfi Ta ) Aa Quseful Actual Qu = mc. P Tf out T f in g. Heat Loss (1) Qloss = U L. Ar.( Tr Ta) h. Analisa Efisiensi Qu η = A. I c T C. Studi Penelitian solar collector Pada penelitian Afri Argiawan (3) dalam tugas akhirnya pada tahun 211 yang berjudul Rancang Bangun Kolektor Surya Tipe Linear Parabolic Concentrating Sebagai Sumber Panas Generator Pada Refrigerasi Absorpsi yang melakukan penalitian perencanaan kolektor surya tipe linear concentrating collector. Sistem dibuat dengan material Local Gambar 2 Dimensi Reflektor Kolektor Surya Desain Afri Argiawan III. METODOLOGI A. Skema Penelitian Kolektor Surya Tipe Linear Parabolic Concentrating Gambar 3 Skema Eksperimen Kolektor Surya Pada pengujian ini akan dilakukan 3 tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pengambilan data, dan tahap akhir. Pertama tahapan persiapan dengan memastikan peralatan yang dipakai dalam kondisi baik, yaitu pompa, pyranometer, thermocouple, digital thermometer, voltage regulator dan rangkaian rangkaian listrik yang dibutuhkan. Memastikan peralatan sudah terpasang pada tempatnya dan diameter pipa kemudian putar voltage regulator pada 8 V, hidupkan pompa air dan atur debit yang mengalir 115,2 L/jam, tunggu hingga steady. Lalu ambil data yang dibutuhkan meliputi Temperatur fluida in, Temperatur Fluida out, Tambient, T receiver pada titik 1, T receiver pada titik 2, Intensitas dari lampu dan debit fluida. Setelah itu secara bertahap mengambil data berikutnya dengan variasi tegangan 16 volt dan 24 volt, kemudian

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) 1-5 3 lakukan lagi langkah kerja yang sama untuk masing masing pipa dengan diameter ½ dan. IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada grafik ini akan dibahas pengaruh intensitas dan diameter pipa terhadap temperatur air keluar kolektor. yang terjadi tidak terlalu signifikan terlihat dari trend line yang cenderung konstan. Hal ini dapat terjadi dikarenakan pengaruh udara sekitar sangat kecil bahkan mendekati. diameter pipa terhadap kalor berguna (Q u ). T fluida out( C) 1 8 6 4 2 T fo fungsi intensitas radiasi 2 4 Qu teo ( Watt) 6 5 4 3 2 1 Q u,teo fungsi intensitas radiasi 2 4 Gambar 6 Quteo fungsi intensitas radiasi Gambar 4 Temperatur fluida out fungsi intensitas Dari grafik di atas tampak bahwa temperatur air keluar pipa receiver dengan berbagai variasi diameter ukuran pipa mengalami peningkatan seiring bertambahnya intensitas lampu yang diberikan hingga mencapai titik maksimumnya dan kemudian akan mengalami penurunan. Temperatur air keluaran kolektor tertinggi terjadi pada intensitas lampu 13,719 watt/m 2 dengan diameter pipa didapatkan temperature out sebesar 39 C diameter piapa terhadap koefisien kehilangan panas kolektor. UL ( W/m 2.C ) 1 8 6 4 2 U L fungsi intensitas radiasi 1 2 3 4 Gambar 5 Koefisien losses kolektor fungsi intensitas radiasi Dari grafik terlihat bahwa nilai koefisien kehilangan panas (U L ) pada kolektor cenderung naik kemudian turun kembali pada masing-masing diameter pipa. Tetapi perubahan Qu Akt (Watt) 1 8 6 4 2 Q u,act fungsi intensitas radiasi 1 2 3 4 Gambar 7 Quact fungsi intensitas radiasi 3/8 Inch Berdasarkan dari persamaan QQ uu,tttttt = FF RR AA aa SS AA rr UU AA LL (TT ffff TT aa ),energi kalor berguna adalah fungsi dari aa temperatur air masuk, temperatur udara sekitar, koefisien kehilangan panas kolektor, intensitas radiasi matahari dan faktor pelepasan kalor (heat removal factor). Energi berguna ini akan meningkat seiring meningkatnya intensitas radiasi matahari. Selain itu energi berguna akan mengalami kenaikan seiring penurunan koefisien kehilangan panas kolektor, dan akan semakin besar jika tidak ada selisih temperatur antara air masuk receiver dengan udara sekitar. Besarnya Quseful teoritis berbeda dengan besarnya Quseful aktual. Quseful teoritis lebih besar dari pada Quseful aktual karena pada perhitungan Quseful secara teoritis tidak memperhitungkan besarnya temperatur air keluaran receiver. Selain itu berbagai properties yang digunakan diperoleh dari tabel dan berbagai literatur, sehingga yang terjadi adalah keadaan material kolektor yang dibuat tidak sama dengan pengujian yang digunakan pada literatur tersebut. Pada

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) 1-5 4 perhitungan secara aktual dengan persamaan QQ uu,aaaaaaaaaaaa = mm. CC pp. TT ffff TT ffff, hanya membutuhkan temperatur air masuk dan keluar saja. Di samping itu juga terdapat kemungkinan adanya kesalahan pada pengaturan posisi kolektor terhadap arah datangnya cahaya lampu yang menyebabkan pemantulan oleh reflektor menuju receiver tidak maksimum. Quseful aktual terbesar ada pada pipa dengan diameter dan intensitas cahaya pada 13,718 watt/m 2 dan terendah pada pipa dengan diameter dengan intensitas cahaya 13,719 watt/m 2. diameter pipa terhadap efisiensi kolektor. Efisiensi (%) 75 7 65 6 55 5 η teo fungsi intensitas radiasi 2 4 Gambar 8 ηteo fungsi intensitas radiasi tipe diameter pipa. Besarnya efisiensi aktual mempunyai nilai yang lebih kecil dari pada efisiensi teoritis. Hal ini dikarenakan banyak properties properties yang kemungkinan tidak sesuai dengan kondisi actual. Pada grafik berikut ini akan dibahas pengaruh intensitas dan diameter pipa terhadap heat loss Q Loss (Watt) 2 15 1 5 Q loss fungsi intensitas radiasi 2 4 Intensita s Radiasi (W/m 2 ) 3/8 Inch 1/2 Inch 5/8 Inch Gambar 1 Grafik Efisiensi Siklus Fungsi Beban Generator Dari grafik di atas terlihat bahwa semakin meningkatnya intensitas yang diberikan maka heat loss yang terjadi juga akan semakin meningkat, hal ini dapat dijelaskan berdasarkan rumusan Qloss dimana seiring meningkatnya Temperatur receiver maka Koefisien loses yang terjadi juga akan semakin meningkat. Efisiensi (%) 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 η act fungsi intensitas radiasi 2 4 Gambar 9 ηact fungsi intensitas radiasi Efisiensi yang diartikan sebagai rasio antara energi yang berguna dengan energi yang masuk ke kolektor surya. Efisiensi juga merupakan fungsi dari intensitas surya, maka efisiensi akan meningkat seiring dengan meningkatnya intensitas surya. Pada grafik efisiensi aktual kolektor (η act ) nampak bahwa kenaikan terjadi pada intensitas 366,131 Watt/m 2 pada tiap V. KESIMPULAN/RINGKASAN Setelah melakukan pengujian dan pengambilan data pada solar collector linear parabolic dengan variasi intensitas cahaya dan diameter receiver, maka diperoleh, untuk hasil temperatur maksimum fluida out adalah sebesar 39 C dengan pipa dan intensitas lampu 13,719 watt/m 2. Energi dari sinar lampu yang dapat dimanfaatkan kolektor (useful energy) rata-rata sebesar 835,6 watt pada pipa dengan diameter dan intensitas sebesar 13,718 watt/m 2. Efisiensi aktual rata-rata kolektor surya ini didapatkan sebesar 27,33%. DAFTAR PUSTAKA [1] Incropera, F. P. & Dewitt, D. P., 1996, Fundamentals of Heat and Mass Transfer, Fifth Edition, John Wiley and Sons inc, New York. [2] Duffie, J. A. & Beckman, W. A., 1991, Solar Engineering of Thermal Processes, Second Edition, John Willey and Sons inc, New York. [3] Argiawan, A., 211, Rancang Bangun Kolektor Surya Tipe Linear Parabolic Concentrating Sebagai Sumber

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) 1-5 5 Panas Generator Pada Refrigerasi Absorpsi, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS, Surabaya, Indonesia.