BAB I PENDAHULUAN. kemampuan diri murid secara optimal. Pendidikan adalah proses merubah. pengajaran dan pelatihan (Suryani, 2012: 8).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

POLA HUBUNGAN GURU DAN MURID DALAM INTERAKSI EDUKATIF MENURUT AL-QUR AN (Telaah Q.S. al-kahfi/18: dalam Tafsir Al-Marāgī)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. membudayakan manusia. Melalui pendidikan segala potensi sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar dapat. mengerti dan untuk dapat memecahkan suatu masalah.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan primer manusia sebagai makhluk sosial bahkan pada situasi tertentu,

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah akan senantiasa meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ataupun kesuksesan. Keberhasilan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan :

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. guna meraih bekal-bekal keilmuan untuk keberlangsungan hidupnya. Islam

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai kunci ilmu pengetahuan adalah mata pelajaran bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran agama Islam, umat Islam diperintahkan untuk semangat

MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan sudah dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. menghayati kandungan isinya. Buta aksara membaca al-qur an ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

AL QUR AN SEBAGAI PEDOMAN BAGI MANUSIA

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SURAT LUQMAN AYAT (Kajian Tafsir Al Misbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Fi Zhilalil Qur an)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar untuk menciptakan masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Dalam Q.S ar-ra d/13: 11 Allah Swt. berfirman: kemunduran menuju kemajuan. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah

BAB I PENDAHULUAN. formal dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan diri siswa secara terencana,

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB 1 PENDAHULUAN. dan berpendidikan. Sebagaimana firman Allah Q.S al-mujadalah: 11 yang. beriman dan berilmu. 1

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. dengan metode penelitian analisis deskriptif kualitatif dan mengolah data

PESAN PENDIDIKAN ANAK YANG TERKANDUNG DALAM QUR AN SURAT AL-BAQARAH AYAT 233

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS SISWA SMA MUHAMMADIYAH BANTUL SKRIPSI

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

AYAT AL-QUR AN TENTANG PERINTAH MENJAGA LINGKUNGAN DISUSUN OLEH: FUAD, M.Pd.I

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga berkembang di bidang ilmu yang lain, seperti Kimia, Fisika, saat ini dengan penerapan konsep matematika tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. samawi lain yang datang sebelumnya. Allah Swt. mewahyukan al-quran kepada

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Pendidikan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Oleh: Dwi Kurniati NPM :

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam hal menanamkan akhlāqul karīmah kepada anak didik.

IPTEK, DAN SENI DALAM ISLAM 1. Konsep Ipteks Dalam Islam a. Pengetahuan dan ilmu pengetahuan Pengetahuan : segala sesuatu yang diketahui manusia

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

TAFSIR SURAT AL- AADIYAAT

ISBN:

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di berbagai negara. Dengan bantuan dari berbagai media, pengetahuan

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

Iman Kepada KITAB-KITAB

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan.

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 1992), hlm Sriyono, Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA, (Jakarta: Rineka

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan. Kesempurnaan, kemuliaan, serta kebahagiaan tidak mungkin

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima 1. Informasi adalah

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

ISLAM IS THE BEST CHOICE

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya. Allah swt berfirman dalam Q.S. al-hujuraat ayat

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehariannya. Dalam al-qur an dan al-hadist telah menjelaskan bahwa Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANGTUA DENGAN SIKAP BIRRUL WALIDAIN REMAJA DI DUSUN WONOREJO BANYUWANGI BANDONGAN MAGELANG

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar,

Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah

BAB I PENDAHULUAN. ujian-nya. Kebahagiaan dan kesedihan merupakan salah satu bentuk ujian

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI DI PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mengaktualisasikan kemampuan diri murid secara optimal. Pendidikan adalah proses merubah perilaku dan sikap murid dalam usaha mendewasakan murid melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Suryani, 2012: 8). Proses pendidikan berlangsung bukan tanpa alasan maupun tujuan, akan tetapi dalam proses pendidikan memiliki tujuan untuk membimbing dan mengarahkan perkembangan murid supaya murid dapat mengalami perubahan perilaku yang terarah dan terbimbing, karena inilah bagian dari tujuan pendidikan. Salah satu cara untuk mewujudkan tujuan pendidikan itu adalah dengan membangun situasi dan interaksi edukatif antara guru dan murid (Surakhmad, 1986: 14-15). Pendidikan itu pada dasarnya merupakan interaksi edukatif yang di dalam prosesnya tentu ada hubungan antara guru dan murid. Hubungan guru dengan murid merupakan faktor yang sangat menentukan di dalam proses belajar mengajar. Sebaik apapun bahan pelajaran yang diberikan dan sesempurnanya metode yang digunakan, akan tetapi jika hubungan guru dan murid tidak harmonis, maka akan menimbulkan hasil yang tidak diinginkan (Sardiman, 2004: 147). Guna mencapai hasil yang baik, maka dalam interaksi edukatif sangat dibutuhkan sebuah pola hubungan yang baik antara guru dan murid.

2 Dimana guru memiliki kesadaran bahwa setiap orang itu memiliki karakter dan kemampuan yang berbeda-beda. Guru menyayangi muridnya selayaknya menyayangi anaknya. Begitupun dengan murid sepatutnya menghormati gurunya sebagaimana dia menghormati orang tuanya. Guru harus bertanya dan mengungkap keadaan siswa, begitupun sebaliknya murid mengajukan berbagai persoalan-persoalan yang sedang dihadapi, guru harus respect dan perhatian dalam menjalin interaksi edukatif. Guru juga harus bersikap demokratis dan terbuka, harus ada kaktifan dari para murid, guru bersikap ramah, sebaliknya murid harus bersikap sopan, saling hormat menghormati antara guru dan murid, guru harus lebih bersifat manusiawi, rasio guru dan murid yang lebih proporsiaonal, baik guru maupun murid harus saling mengetahui latar belakangnya (Sardiman, 2004: 148). Al-Qur an mengajarkan untuk menunjukkan sikap lemah lembut dan kasih sayang dengan tulus dan tidak membeda-bedakan setiap individu. Al-Qur an mengajarkan pula untuk lebih mengutamakan kepetingan orang lain daripada kepentingan dirinya sendiri. Kasih sayang seorang kepada orang lain lebih besar dariada kasih sayang kepada dirinya sendiri. Hal ini termuat dalam firman Allah Q.S. Al-Ḥasyr/59: 9: Dan orang-orang (Ansar) yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (Muhajirin), atas dirinya sendiri, sekalipun mereka juga

3 memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang orang yang beruntung (Depag RI, 2005: 546). Al-Qur an juga memberi penegasan bahwa berhati lembut dan berkata santun merupakan kunci kesuksesan, karena perkataan yang lembut itu mampu melunakkan hati yang keras. Hal ini dapat dilihat pada firman Allah Q.S. Ṭāhā/20: 43-44: Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, karena dia benar-benar telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudahmudahan dia sadar atau takut (Depag RI, 2005: 314). Permasalahan yang terjadi dalam interaksi edukatif adalah kurang terjalin hubungan yang harmonis. Hal ini disebabkan dari kedangkalan pemahaman guru terhadap karakteristik anak didik sebagai individu sehingga gagal menciptakan interaksi edukatif yang kondusif (Djamarah, 2000: 53). Hambatan lainnya adalah terkadang masih ada sikap otoriter dari guru, sifat tertutup dari guru, siswa yang pasif, sistem pndidikan, tidak saling hormat menghormati, tidak mengetahui keadaan dan latar belakang guru sendiri maupun para muridnya (Sardiman, 2004: 148). Berdasarkan dari permasalahan tersebut, maka maasalah ini penting untuk diangkat sebagai bahan penelitian. Penelitian ini menggunakan Al-Qur an sebagai sumber utama untuk memecahkan permasalahan yang terjadi pada pola hubungan guru dan murid dalam interaksi edukatif, karena al-qur an adalah sebagai pedoman hidup manusia. Al-Qur an memiliki keistimewaan-keistimewaan dari segala

4 aspek diantaranya adalah aspek pendidikan yang salah satunya berkenaan dengan pola hubungan guru dan murid dalam interaksi edukatif. Pada penelitian ini peneliti hanya membatasi satu surat saja dalam al-qur an, yaitu Q.S. al-kahfi/18: 60-82. Landasan peneliti hanya memilih Q.S. al-kahfi/18: 60-82 adalah dalam Q.S. al-kahfi/18: 60-82 berisi tentang kisah perjalanan menuntut ilmu Nabi Musa yang beguru kepada Nabi Khidhir. Sebagaimana firman Allah: ف و ج د ا ع ب د ا م ن ع ب اد ن آ ات ي نىه ر ح ة م ن ع ند ن ا و ع ل م نىه م ن ل د ن ا ع ل م ا ٥٦ ق ال ل ه م وس ى ه ل أ ت ب ع ك ع لى أ ن ت ع ل م ن م ا ع ل م ت ر ش د ا ٥٥ Lalu mereka berdua bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan rahmat kepadanya dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan ilmu kepadanya dari sisi Kami. Musa berkata kepadanya, Bolehkah aku mengikutimu agar engkau mengajarkan kepadaku (ilmu yang benar) yang telah diajarkan kepadamu (untuk menjadi) petunjuk? (Q.S. al-kahfi/18: 65-66) (Depag RI, 2005: 301). Tafsir al-marāgī menjelaskan bahwasanya Musa mengikuti Khidhir dan menutut ilmu kepada Khidhir. Selama perjalanan mencari keberadaan Khidhir, akhirnya Musa menemukan Khidhir dan Musa berkata kepada Khidhir, bolehkah aku mengikuti kamu supaya kamu mengajarkan aku sesuatu dari apa yang telah diajarkan Allah kepadamu untuk saya jadikan pedoman dalam urusanku ini, yaitu ilmu yang bermanfaat dan amal shaleh? (al-marāgī, 1974: 178).

5 Perjalanan menuntut ilmu Nabi Musa dan Nabi Khidhir ini mengandung interaksi edukatif. Tentunya di dalam interaksi edukatif Nabi Musa dan Nabi Khidhir ada pola hubungan guru dan murid dalam interaksi edukatif. Dari sinilah alasan peneliti untuk meneliti Q.S. al- Kahfi/18: 60-82 sebagai sumber penelitian. Untuk mengungkap kandungan Q.S. al-kahfi/18: 60-82 tidak bisa difahami secara tekstual, oleh karena itu perlu ada upanya untuk menjelaskan dan menguraikan kandungan yang ada di dalamnya. Cara untuk menjelaskan dan memahami ayat al-qur an adalah dengan menggunakan tafsir. Tafsir merupakan usaha menguraikan dan menjelaskan kandungan al-qur an berupa makna, rahasia-rahasia dan hukum-hukum (Suryadilaga et al, 2010: 12). Penelitian ini akan mengkaji dan menelaah surat al-kahfi/18: 60-82 perspektif Al-Marāgī dalam kitab tafsirnya, yaitu Tafsir al-marāgī untuk mengetahui pola hubungan guru dan murid dalam interaksi edukatif. Alasan peneliti menggunakan Tafsir al-marāgī adalah karena Al-Marāgī merupakan mufassir kontemporer yang mempunyai pemikiran dan wawasan ke depan dengan tetap memegang teguh prinsip-prinsip Islam (Melasari, 2016: 4). Selain itu Tafsir al-marāgī merupakan kitab Tafsir yang banyak digunkan di lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia. Berdasarkan akumulasi argumen dan penjelasan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji tentang pola hubungan guu dan murid dalam interaksi edukatif menurut Al-Qr an surat al-kahfi/18: 60-82

6 dalam Tafsir al-marāgī. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan penulis maupun pembaca dapat memahami dan mengaplikasikan konsep al-qur an mengenai pola hubungan guru dan murid dalam interaksi edukatif ketika mengajar. B. Rumusan Masalah Berangkat dari latar belakang masalah diatas, agar permasalahan lebih fokus, permasalahan dirumuskan menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini dengan pertanyaan bagaimana pola hubungan guru dan murid dalam interaksi edukatif yang terkandung dalam Q.S. al-kahfi/18: 60-82 menurut Tafsir al-marāgī?. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis pesan mengenai pola hubungan guru dan murid dalam interaksi edukatif yang terkandung pada Q.S. al-kahfi/18: 60-82 dari Tafsir al-marāgī. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam menambah kajian intelektual khususnya di bidang pendidikan. 2. Kajian ini akan bermanfaat bagi kalangan akademisi maupun masyarakat luas pada umumnya yang tertarik dengan tema interaksi edukatif.

7 E. Sistematika Pembahasan Penulisan penelitian ini disusun dengan menggunakan uraian yang sistematis untuk memudahkan pengkajian dan pemahaman terhadap persoalan yang ada. Adapun sistematika penulisan penelitian ini sebagai berikut: Bab pertama, adalah Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Pembahasan. Bab kedua, adalah Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori. Bab ketiga, adalah Metode Penelitian Bab keempat, adalah Pembahasan. Pertama, Sejarah Singkat al- Marāgī. Kedua, Gambaran Umum Kitab Tafsir al-marāgī. Ketiga, Tafsir Q.S. al-kahfi/18: 60-82 Menurut al-marāgī dan Analisis pola hubungan guru dan murid dalam interaksi edukatif yang terkandung dalam Q.S. al- Kahfi/18: 60-82 menurut Penafsiran al-marāgī. Bab kelima, adalah Penutup yang terdiri dari Kesimpulan, Rekomedasi dan Kata Penutup.