BAB I PENDAHULUAN. mediator atau jembatan penghubung dari pihak organisasi dengan publiknya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. eksternal yang bertujuan untuk membina hubungan harmonis. Humas dalam. mengenai perusahaan dan segala kegiatannya kepada khalayak.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses komunikasi terus berkembang seiring berjalannya kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Everything You Should Know About PUBLIC RELATIONS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. program-program perusahaan. Dengan adanya Public Relations perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang terkemuka dan profesional (World Class Airport Company) untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi dan bisnis yang sangat pesat telah mengubah laju

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Inggris dan mulai sangat populer hingga dekade ke 20. Definisi Humas menurut Denny Griswold dalam buku Dasar- Dasar Public

BAB I PENDAHULUAN. PT. Kereta Api Indonesia (persero) Daerah Operasi 1 Jakarta atau

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. sama lain, untuk menciptakan rasa saling pengertian diantara keduanya.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, mereka adalah komunitas, konsumen, pemerintah dan pers.

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya akan berbeda dalam bentuk strukturalisasi manajemen dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai tantangan dan perubahan yang luar biasa cepat di era globalisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. H. Frazier Moore. Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, Hal 85

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hubungan masyarakat (Humas) merupakan penunjang tercapainya tujuan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tantangan tersendiri untuk selalu diperhatikan. Layaknya hukum

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta pada unit CPM (Corporate

PENDAHULUAN. bukan hanya kualitas produk dan sebagainya, namun diperlukan pula image

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. kawasan Barat Indonesia sejak tahun 1984.

BAB I PENDAHULUAN. Strategi komunikasi tidak hanya diartikan secara harafiah dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. tentang suatu tindakan yang konsekuen dan sistematis mengenai hal-hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dan informasi yang sentral. Usaha dalam bidang. serta guna memperoleh kualitas yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Sektor 9. Jl. Jend. Sudirman Blok B9/1-05. Tangerang Selatan. 1

BAB I PENDAHULUAN. tersebar di seluruh tanah air. Seperti halnya perusahaan lain, PT Novell pun juga

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

BAB II PROFIL JAKARTA AIR TRAFFIC SERVICE CENTER (JATSC) AIRNAV INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam era persaingan yang semakin ketat, perusahaan perlu melakukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, karena segala aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam setiap kegiatan organisasi yang diselenggarakan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Pengembangan Usaha. di kawasan barat indonesia sejak tahun 1984.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperhatikan kebutuhan dan kepentingan customer. Hal ini bisa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Public Relations (PR) menurut Frank Jefkins merupakan semua bentuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan yang berdiri pasti pernah mengalami krisis, entah itu krisis

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus acuan bertindak bagi para staf atau professional Public Relations (PR)

BAB 1 PENDAHULUAN. (berkomunikasi) sudah dianggap sebagai suatu kepentingan bagi public relations. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang terbaik untuk para customer-nya. Kemampuan perusahaan untuk melihat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, tanpa didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Angkasa Pura II. Sumber: Gambaran Umum PT Angkasa Pura II (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. publik eksternalnya adalah mereka yang berada di luar bagian dari organisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. pemeliharaan dan peningkatan citra (termasuk reputasi) menjadi sangat krusial

SUMMARY TUGAS AKHIR STRATEGI PUBLIC RELATIONS RRI SEMARANG UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SIARAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan di sekitarnya baik di dalam maupun di luar perusahaan. Peran

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, tetapi harus berhubungan dengan pihak dari luar instansi pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. tujuan perusahaan tersebut dapat mempengaruhi tingkah laku pada. tingkat pekerjaan perseorangan yaitu karyawan.

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations sangat berkembang saat ini dalam suatu perusahaan atau organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Magang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sekitar bandara juga memenuhi kebutuhan masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran komunikasi Public Relations adalah Publik Eksternal,

BAB I PENDAHULUAN. masuknya budaya asing di Indonesia membuat masyarakat melupakan

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya yang timbul dari lubuk hati. (Effendy, 2011 :11)

BAB I LATAR BELAKANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

BAB I PENDAHULUAN. Pesan adalah inti dari komunikasi yang dijalankan oleh Public Relations

a. Menerapkan secara praktis prinsip-prinsip dan praktek-praktek akuntansi yang sehat dalam perusahaannya, ekonomis dan praktis dapat dilaksanakan.

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Kalimantan Timur khususnya Kota Balikpapan yang dikenal

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini media bukan hanya cetak dan elektronik tetapi muncul sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat saat

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting keberadaaannya, secara umum Public Relations adalah semua

# Namun peranan PR tidak hanya sebatas menjalin hubungan baik dengan publiknya, baik publik internal maupun publik eksternal. PR juga memiliki tugas u

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kognisi adalah Pengetahuan manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media cetak dan elektronik dewasa ini sangat berkembang di dunia

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d

BAB IV DESKRIPSI LEMBAGA

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai strategi yang jitu dalam mempertahankan eksistensinya. Strategistrategi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan mengenai fungsi dan peran public relations dalam kegiatan employee

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pekerjaannya. Lingkungan kerja ialah lingkungan yang terdapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. tentang kebijaksanaan dan kepemimpinan yang akan menanamkan kepercayaan public

ETIKA PROFESI. Manfaat Etika dan Etiket dalam Profesi Humas. Triasiholan A.D.S.Nababan. Modul ke: 05Fakultas KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi serta komunikasi sangatlah penting dalam kehidupan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi dan praktik Public Relation (PR) perkembangannya memang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pemerintahan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM)

BAB I PENDAHULUAN. suatu profesi yang dinamakan Public Relations atau yang dialihbahasakan

BAB I PENDAHULUAN. Tiap jenis perusahaan menghasilkan sesuatu yang menarik konsumen untuk. dalam perusahaan yang dapat merusak kepercayaan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian dari perekonomian nasional mempunyai andil yang besar dalam

PARADIGMA BARU HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendapatkan profit tetapi untuk untuk memaksimalkan nilai

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya fokus dari segala bentuk relasi adalah komunikasi. Tanpa komunikasi yang efektif, kita tidak dapat mencapai sasaran dan tujuan kita. Begitu pula dengan dunia organisasi yang selalu berkaitan dengan masyarakat luas. Dibutuhkan tenaga yang ahli dan berpotensi sebagai mediator atau jembatan penghubung dari pihak organisasi dengan publiknya. Komunikasi merupakan kemampuan dasar ilmiah yang telah dimiliki manusia sejak lahir. Manusia tidak akan lepas dari unsur komunikasi, baik itu secara verbal ataupun nonverbal. Kemampuan ini terjadi juga karena didukung oleh adanya rasa kebutuhan akan memperoleh informasi serta menyampaikan suatu informasi kepada orang lain dengan maksud dan tujuan tertentu. Meski terkesan sederhana, namun kenyataanya manusia tidak menyadari bahwa banyak sekali masalah atau kasus yang terjadi karena adanya kesalah pengertian akan makna pesan dalam proses komunikasi. Jadi, komunikasi merupakan aktvitas manusia sehari-hari sesama jenis maupun lawan jenis, sesama rekan kerja atau atasan, dan sebagainya, namun komunikasi juga membutuhkan keterampilan khusus agar dapat melahirkan kesuksesan. 1

2 Perlu diketahui, pada dasarnya komunikasi merupakan kemampuan atau kompetensi paling dasar yang harus dimiliki oleh Praktisi Public Relations untuk membangun sebuah perusahaan menjadi lebih produktif dan efektif dalam mencapai tujuan organisasinya. Karena, fungsi utama Public Relations adalah mengkomunikasikan segala bentuk pesan dari organisasi kepada para stakeholdersnya. Public relations terdiri dari semua jenis komunikasi yang dilakukan oleh sebuah organisasi dengan semua pihak yang terkait. Namun, kesalah pengertian terhadap arti Public Relations saat ini sudah sangat memprihatinkan. Sehingga untuk memperoleh definisi yang jelas saja, orangorang harus mencarinya ke berbagai sumber informasi. Dengan kata lain PR adalah salah satu alat manajemen. Dimana perusahaan dapat mengevaluasi sikap publik dan mengidentifikasi kebijakan dan prosedur yang menjadi minat atau perhatian publik. Namun permasalahannya tak banyak organisasi atau perusahaan yang benar-benar memanfaatkan PR secara efektif, karena belum seragamnya persepsi tentang posisi, fungsi dan peran PR dalam perusahaan. Manajemen perusahaan yang ada PR nya cenderung melihat PR sebagai lembaga reaktif belaka. Artinya PR baru dirasakan kepentingannya kalau ada masalah dengan masyarakat, sehingga PR difungsikan sebagai sekedar sebagai lembaga siaran pers belaka. PR belum sepenuhnya dipandang sebagai keharusan dalam fungsi manejemen, melainkan sebagai pelengkap semata-mata.

3 Hal ini disebabkan karena sering kali biaya untuk penanganan krisis (crisis planning) dianggap sebagai pengeluaran (cost) dan tidak dianggap sebagai investasi. Belum lagi penempatan PR dalam posisi yang kurang atau tidak punya akses langsung pada pimpinan perusahaan. Persoalan yang lain kekurang sadaran bahwa dalam hal membina hubungan baik dengan publik bukanlah tanggung jawab PR semata, melainkan tanggung jawab semua individu anggota perusahaan. Untuk itu perlu diadakan perubahan secara mendasar dalam kinerja manajemen perusahaan berkaitan dengan Program PR sehingga PR dapat menjalankan fungsinya secara maksimal. Bidang Public Relations memiliki audince yang luas serta memiliki latar belakang yang heterogen sehingga harus pandai membangun serta mempertahankan hubungan baik dengan mereka melalui komunikasi. Komunikasi menjadi tolak ukur terpenting dalam menentukan efektif atau tidaknya kinerja atau Program Public Relation dalam sebuah organisasi. Dengan kata lain, Public Relations berfungsi menumbuhkan hubungan baik antara segenap komponen pada suatu lembaga dalam rangka memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi, kesaling percayaaan dan partisipasi. Public Relations merupakan fungsi manajemen yang melakukan komunikasi untuk menimbullkan pemahaman dan penerimaan dari publik, inilah yang menghubungkan konsep Public Relations dengan Ilmu

4 Komunikasi. Sebab, aktivitas bidang Profesi Public Relations tidak akan pernah lepas dari kegiatan komunikasi. Artinya kegiatan Public Relations pada hakikatnya adalah kegiatan komunikasi. Namun tetap berbeda dengan jenis kegiatan komunikasi lainnya, karena kegiatan komunikasi Public Relations memiliki ciri-ciri tertentu, yang disebabkan karena fungsi, sifat organisasi tempat PR tersebut berada, sifat manusia-manusia yang terlibat, terutama publik yang menjadi sasaran, serta faktor-faktor lainnya yang bersifat khas. Masalahnya sekarang ini adalah, Stakeholders Public Relations semakin meluas dan tak terbendung sehingga terkadang sulit untuk mengklasifikasikannya. Begitu pula seiring dengan perkembangan teknologi informasi lingkungan bisnis yang berubah begitu cepat juga dapat memungkinkan Public Relations berorganisasi yang cenderung berbeda dengan dimasa lampau. Adanya arus globalisasi yang kuat mengharuskan Public Relations mengubah bentuk organisasi menjadi lebih fleksibel dan opened, ramping dan tanggap terhadap perubahan lingkungan sekitar. Artinya, Public Relations harus lebih creative agar bisa menunjukkan eksistensi nama Perusahaan tempatnya bernaung di mata publik. Disinilah mengapa banyak oranisasi-organisasi tanpa manajemen Public Relations akan menjadi kacau bahkan bisa gulung tikar karena tidak bisa menerpa perubahan di era globalisasi seperti sekarang ini. Hal ini terbukti jelas dalam situasi normal seperti adanya terpaaan crisis management, bencana alam, Issue yang sifatnya menglobal, serta sebagainya

5 pada sebuah organisasi karena mereka tidak siap dan sangat membutuhkan Public Relations untuk membenahi keadaan tersebut agar menjadi lebih terkendali. Namun masalahnya, tidaklah mudah menjadi Public Relations yang bisa Go-Public seperti itu. Butuh pengalaman, wawasan, ilmu pengetahuan yang mendalam di bidang Public Relations, serta dedikasi yang tinggi untuk memperolehnya. Public Relations harus memiliki Program kerja yang jelas karena menyadari Publiknya begitu luas. Dimana Public Relations diharapkan dapat menjadi mata dan telinga serta tangan kanan Top manajemen dalam suatu Perusahaan. Selain itu, Program yang dibuat Oleh Public Relations diharapkan dapat menumbuhkan sinergi sekaligus meningkatkan atau membina hubungan yang baik dengan publiknya. Program-program yang direncanakan dan dijalankan Public Relations sangatlah dibutuhkan oleh perusahaan untuk membangun hubungan dengan publik-publik yang berkepentingan dengan perusahaan atau dapat membangun eksistensi perusahaan, baik itu Publik Internal ataupun publik eksternal. Dengan itu, perusahaan dapat mengevaluasi sikap publik dan mengidentifikasi kebijakan dan prosedur yang menjadi minat atau perhatian publik. Kemudian perusahaan dapat melaksanakan program aksi untuk memperoleh pemahaman dan penerimaan publik di masa krisis, program PR dapat menjelaskan, mempertahankan, mempromosikan, atau

6 mengungkapkan kebijakan perusahaan kepada khalayak sasaran spesifik, sehingga khalayak ini akan memahami sepenuhnya apa yang dikatakan oleh perusahaan. Namun, dalam penelitian ilmiah seringkali yang diteliti adalah bagaimana program Public Relations dalam hubungan community, employee, ataupun media pers. Disini penulis berusaha meneliti fenomena sosial mengenai Public Relations yang jarang sekali disinggung oleh para peneliti, yaitu Hubungan Public Relations dengan Organisasi Internasional. Pada kenyataannya, Public Relations juga memiliki khalayak lain yang perlu diperhitungkan sebagai pembuktian eksistensi diri bagi profesi atau perusahaan yang diwakilinya di mata dunia. Public Relations harus membuka jaringan lebih luas agar jika suatu saat membutuhkan kerja sama yang cakupannya juga luas, Public Relations siap menghadapinya. Sebagian Public Relations memilih untuk ikut serta dalam Organisasi Internasional, sayangnya hal ini jarang disinggung beberapa peneliti. PT ANGKASA PURA II Tangerang sebagai obyek penelitian telah menggunakan Public Relations sejak tanggal 2 Januari 1994. perusahaan ini memiliki image sebagai salah satu perusahaan yang memiliki kualitas dan kuantitas terbaik di Indonesia. 1 PT ( persero ) Angkasa Pura II adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang pengelolaan kebandar udaraan dan pelayanan lalu lintas udara. Perusahaan tersebut didirikan pada tanggal 13 1 www.kompas.com

7 Agustus 1984. saat ini PT Angkasa Pura II sudah mengelola dua belas Bandar Udara di kawasan barat Indonesia. Diantara keduabelas bandar udara, Bandara Soekarno- Hatta dikelola oleh kantor pusat dan kantor cabang utama Angkasa Pura II. Aktivitas Angkasa Pura II mencangkup pelayanan Jasa Penerbangan yang melengkapi fasilitas keselamatan penumpang dan kelancaran dengan teknologi mutakhir serta Pelayanan Jasa Penunjang Bandar Udara (Non Aeronautika) yang melengkapi fasilitas keselamatan dan keamanan berstandar Internasional, untuk memberikan rasa nyaman dan aman bagi pengguna jasa bandara. 2 Perusahaan ini menunjukkan eksistensinya bukan hanya di Indonesia, namun juga dimata dunia. Artinya, PT Angkasa Pura telah mendapat pengakuan positif dari Publik Eksternal mengenai jam terbangnya khususnya dimata Organisasi Internasional. Selain itu, PT Angkasa Pura II (Persero) sudah sering mendapat penghargaan dalam berbagai kategori Program PR, seperti Program Good Corporate Governance (GCG), Program CSR yang memang sudah dilakukan secara rutin, dan juga Program employee relations yang bertujuan untuk membina hubungan baik dengan karyawan serta memberikan sinergi positif untuk menciptakan sense of belonging karyawan terhadap perusahaan. Itulah yang menjadi alasan penulis mengapa memilih PT Angkasa Pura II sebagai obyek penelitian. 2 Company Profile Angkasa Pura II, Angkasa Pura II In Brief (Jakarta, 2007), h.2

8 Namun dalam hal untuk menunjukkan eksistensinya di dunia internasional, PT Angkasa Pura II menganggotakan diri menjadi salah satu member dari Organisasi Airport Council International (ACI). Dimana ACI adalah suatu organisasi yang dipayungi oleh induk organisasi internasional lebih besar yaitu ICAO yang merupakan organisasi Penerbangan Sipil Internasional. Yaitu, organisasi yang membuat regulasi dunia penerbangan seluruh dunia. Sedangkan ACI adalah organisasi yang mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan airport atau kebandarudaraan. ACI adalah anggota dari International Industri Kelompok Kerja (IIWG), yang menyatukan tiga segmen utama industri penerbangan di dunia - yaitu bandara, maskapai penerbangan dan produsen. Kelompok ini tripartit (ACI, IATA dan ICCAIA) adalah dipercayakan dengan menangani masalah umum yang terkait dengan pengembangan, desain dan kompatibilitas pesawat dan bandara. Organisasi Airport Council International (ACI) adalah organisasi tempat berkumpulnya beberapa perusahaan pengelola kebandarudaraan di dunia dan terbentuk sejak tahun 1991 sebagai organisasi non-profit. ACI menyajikan posisi kolektif keanggotaannya, yang dibentuk melalui komite, disahkan oleh Dewan Pengurus ACI Dunia dan mencerminkan kepentingan bersama masyarakat bandara. ACI terdiri dari lima wilayah geografis - Afrika, Asia-Pasifik, Eropa, Amerika Latin / Karibia, dan Amerika Utara. Kantor Pusat terletak di Jenewa, Swiss dan ACI Biro ICAO di Montreal, Kanada, sedangkan Kantor Pusat ACI se-asia Pasifik adalah di Hongkong.

9 Organisasi Airport Concil International (ACI) adalah satu-satunya organisasi yang menjadi wadah berkumpulnya seluruh perwakilan dari perusahaan pengelola kebadarudaraan di beberapa bagian dunia. Sehingga sebuah perusahaan pengelola kebandarudaraan dapat dikatakan eksis jika sudah terdaftar dalam keanggotaan Organisasi ACI. Hal itulah pula yang membuat penulis memilih ACI sebagai alasan penelitian dibanding organisasi lainnya. Dalam sebuah kegiatan Public Relations, program sangatlah berguna untuk mengetahui opini publik terhadap perusahaan atau bisa juga menjadi suatu kegiatan yang berguna untuk membina hubungan baik dengan publik organisasi. Pada penelitian ini, publik organisasi yang dimaksud adalah termasuk dalam kelompok publik eksternal. Tidak dapat dipungkiri bahwa publik eksternal sebuah organisasi atau perusahaan sangatlah luas dan heterogen, sehingga terkadang banyak program-program khusus yang dirancang sesuai dengan target yang dituju. Oleh sebab itulah PT Angkasa Pura II membuat suatu program bernama Airport Service Coordination. Dimana program ini direalisasikan dengan bentuk Special event, Seminar, ataupun Loka Karya dengan mengundang manajemen Organisasi ACI yang berasal dari belahan dunia. Mengapa harus dibuat Program Khusus untuk organiasi ACI, alasannya adalah karena Organisasi Airport Council International salah satunya yang termasuk kedalam publik eksternal yang penting dan tidak dapat dianggap remeh keberadaannya.

10 Jika didalam dunia Public Relations terdapat istilah Stakeholder Rangking, maka ACI bisa dikatakan termasuk kedalam hal penting yang wajib diperhitungkan. Di PT Angkasa Pura II urutan Stakeholder Rangking diawali dengan Media, Customer, karyawan, pemegang saham, Organisasi Internasional, dan komunitas. Namun tuntuk posisi dalam Stakholde r Rangking bukan berarti niai Penting yang berada di urutan terakhir tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan urutan pertama. Artinya porsinya akan sama karena yang dinilai adalah konteksnya, bukan urutan atau posisinya dalam Stakeholder Rangking. Contohnya, PT Angkasa Pura II ingin mencapai misi To be a World Class Airport. Dalam Misi ini PT Angkasa Pura II ingin menciptakan bandara-bandara yang dikelolanya berkelas dunia. Nah, dalam konteks seperti inilah sudah jelas bahwa Public Relations tentunya akan lebih concern kepada Organisasi ACI (Airport Coucil International). Karena ACI memiliki expert yang menyediakan training bagi para Sumber Daya Manusia yang nantinya akan bekerja di bidang Airport. ACI juga memiliki wewenang untuk mengeluarkan kebijakan atau ketentuanketentuan yang wajib dipatuhi dan diikuti oleh seluruh Perusahaan pengelola Airport di dunia. Artinya, keberadaan ACI menjadi sangat penting dalam konteks ini. Begitu pula dengan Stakeholder lainnya seperti Media, Karyawan, Customer, dan lain-lain. Tentunya nilai atau suatu porsi dikategorikan penting semua itu tergantung dalam konteks apa yang sedang dibicarakan. Jadi jika disesuaikan dengan konteksnya, siapapun

11 Stakeholdernya bisa saja menempati posisi di urutan pertama dalam Stakeholder Rangking. Begitu pula Program yang dijalankan Public Relations biasanya lebih kepada Program Employee Relations, Community Relations, atau Customer Relations. Namun tidak cukup itu saja bagi PT Angkasa Pura II (Persero), ada publik lain yang harus dibina juga hubungannnya serta dibuat program terkait tanpa mengenyampingkan tujuan organisasinya. Karena PT Angkasa Pura II (Persero) adalah perusahaan yang menangani kebandarudaran bertaraf internasional. Sehingga perusahaan harus memikirkan bagaimana caranya untuk mencapai itu semua, tentunya dengan memenuhi syarat dalam kualitas serta kuantitas Bandara yang PT Angkasa Pura II miliki. Jika sudah tercapai misi tersebut, tentunya citra PT Angkasa Pura II yang terbentuk dimata Internasional juga pastinya positif, ini juga yang merupakan menjadi salah satu alasan mengapa PT AP II mengeksistensikan dirinya didunia organisasi internasional, sehingga sifatnya bukannya hanya Narsisme semata. Untuk mendapatkan pengakuan dari dunia internasional, suatu perusahaan harus melewati berbagai proses yang tidaklah mudah. Dalam hal ini Public Relations PT Angkasa Pura II berupaya keras bagaimana agar organisasi tempatnya bernaung bisa mengeksistensikan diri dan menjalin hubungan yang baik dengan koleganya di dunia Internasional. Program apa saja yang akan dijalankan juga harus dipikirkan untuk membina hubungan agar tetap harmonis dan tentunya akan memberikan efek yang positif bagi

12 Perusahaan, dengan menjadi salah satu anggota dalam sebuah Organisasi Internasional tersebut. Dalam kesempatan kali ini penulis akan meneliti mengenai Program ASC yang berlangsung pada tanggal 24 26 Mei 2011 di Bogor, Program ASC kali ini diberi nama Airport Traffic Service (ATS). Acara ini merupakan salah satu bentuk realisasi dari Program ASC yang sering diadakan oleh PT Angkasa Pura II untuk Organisasi ACI. Dalam acara ini, PT AP II mengundang Manajemen dari ACI yang berada di Australia. Pada dasarnya ATS dibuat untuk menjalin kembali komunikasi pihak AP II dengan ACI, selain itu ATS juga dibuat berdasarkan kebutuhan AP II untuk melakukan perubahan terhadap Bandara-bandara yang dikelolanya dalam waktu dekat ini demi mencapai pengakuan sebagai Bandara kelas dunia. Segala rencana sudah dirancang dari mulai Design Plann hingga perizinan dari pemerintah. Namun nyatanya, masih banyak ditemukan opini dari berbagai pihak bahwa Bandara yang dikelola PT AP II belum bisa dikatakan layak sebagai Bandara kelas dunia jika dinilai dari berbagai segi. Padahal PT AP II sudah melakukan berbagai upaya seperti peningkatan pendidikan agar kualitas SDM yang dimiliki semakin profesional hingga melakukan upaya Netralisir kawasan Bandara dari mulai pedagang asongan, Taksi gelap, hingga calo. Berarti jika hal ini dibiarkan terus menerus, bisa jadi Misi To be A World Class Airport tidak akan tercapai. Apakah yang ada dibalik ini semua, dan bagaimana menangani kemacetan kualitas pelayanan publik

13 inilah yang menjadi dasar diadakannya kegiatan bertema Airport Traffic Service (ATS) tadi dengan mengundang orang-orang ACI yang tentunya akan memberikan input kepada PT AP II. Dari uraian diatas, itulah yang menyebabkan penulis mengangkat judul PROGRAM PUBLIC RELATIONS PT ANGKASA PURA II (PERSERO), TANGERANG DALAM MEMBINA HUBUNGAN BAIK DENGAN ORGANISASI AIRPORT COUNCIL INTERNATIONAL (ACI) sebagai judul penelitiannya untuk mengetahui bagaimana sikap yang dilakukan oleh PR PT Angkasa Pura II dalam pelaksanaan sebuah Program PR yang penting seperti ini. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang peneliti kemukakan diatas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana Program Public Relations dalam membina Hubungan Baik dengan Organisasi Airport Council International (ACI). 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Yang menjadi tujuan Penulis dalam melakukan Penelitian ini, yaitu : 1. Secara umum, untuk mengetahui Program Public Relations PT Angkasa Pura II (Persero).

14 2. Secara Khusus untuk mengetahui dan menggambarkan Program Public Relations dalam membina Hubungan Baik dengan Organisasi Airpot Council International (ACI). 1.3.2. Manfaat Penelitian 1.3.2.1.Manfaat Akademis Dapat menjadi masukan atau sumbangan pemikiran di bidang Ilmu Public Relations yang menyangkut Program Public Relations dalam Membina Hubungan Baik dengan Public Eksternal, khususnya Organisasi Internasional dan pada Ilmu Komunikasi pada Umumnya. 1.3.2.2.Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan yang berguna bagi Perusahaan PT Angkasa Pura II, Tangerang sehingga Program tersebut dapat benar-benar Membina Hubungan yang Baik antara Organisasi Internasional dan menjadi bahan acuan guna memelihara dan mempertahankan Program yang sudah baik, ataupun memperbaiki kemungkinan kekurangan yang ada.